Minggu, 28 Juli 2024

Kemarahan Menghasilkan Kemarahan, Kebijaksanaan Menghasilkan Kesabaran

29 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 19:11 "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."
---------------------
Orang yang terluka menyakiti orang lain.

Ketika seseorang menyakiti Anda, itu karena mereka pernah tersakiti. Orang yang tidak baik tidak merasakan kebaikan. Orang yang tidak mengasihi merasa tidak dikasihi.

Ketika seseorang bertindak kasar, kepahitan, jahat, sarkastik, kejam, atau arogan, sesungguhnya mereka sedang berteriak lewat tingkah laku mereka, "Aku sedang terluka! Aku butuh dosis besar cinta! Aku tidak nyaman!"

Orang yang merasa aman dan merasa dikasihi tidak bertingkah laku demikian. Orang yang merasa sangat dikasihi dan percaya diri punya banyak kemurahan hati dan ramah terhadap orang lain.

Lalu, bagaimana seharusnya Anda bereaksi ketika seseorang menyakiti Anda? Bagi kebanyakan orang, respons spontan mereka yaitu dengan kemarahan.

Berikut ini adalah anggapan yang dipercaya oleh kebanyakan orang: Anda hanya memiliki sedikit amarah dalam hidup Anda. Ketika "ember" amarah itu penuh, Anda perlu menuangkannya—untuk mengekspresikan amarah Anda. Ketika ember itu kosong, barulah amarah Anda lepas.

Apabila Anda percaya itu, maka Anda akan bergumul dengan kemarahan sepanjang hidup Anda. Pada kenyataannya, Anda bukan hanya memiliki satu ember amarah, Anda memiliki satu pabrik amarah! Pabrik itu dapat terus memproduksi amarah, lagi dan lagi. Ketika Anda meluapkan amarah Anda, maka semakin banyak amarah yang tercipta. Malah, semakin banyak amarah yang Anda keluarkan, semakin banyak pula amarah yang dihasilkan.

Penelitian demi penelitian memperlihatkan bahwa kecaman hanya menciptakan lebih banyak kecaman. Ledakan amarah menyebabkan lebih banyak amarah, dan kemudian itu menjadi sebuah pola kebiasaan.

Oleh karena itu, janganlah dengan mudahnya mengeluarkan amarah Anda sebab ember kemarahan itu akan terus terisi. Tapi sebaliknya, jadilah sabar dan berikanlah pengampunan.

Amsal 19:11 mengatakan, "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."

Jika tujuan Anda adalah untuk membalas, itu artinya Anda tidak lebih baik dari lawan Anda. Agar dapat merespons dengan bijak, maklumilah kesalahan orang lain. Cernalah kata-kata mereka, dan lihatlah rasa sakit mereka di baliknya. Berikanlah mereka kasih dan kesabaran.

Renungkan hal ini:

- Kapan Anda pernah melihat ledakan "pabrik amarah" dalam hidup Anda atau orang lain? Apa akibatnya?

- Pikirkan satu momen ketika Anda memilih untuk merespons dengan bijak dan sabar, alih-alih dengan emosi. Apa yang terjadi?

- Kapan seseorang pernah memilih untuk sabar ketimbang marah kepada Anda? Bagaimana itu membawa pengaruh bagi Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 46-48; Kisah Para Rasul 28:17-31
___________
Ketika seseorang menyakiti Anda, maka Anda punya pilihan. Anda bisa menanggapinya dengan kemarahan yang pada akhirnya akan menciptakan lebih banyak kemarahan, atau Anda dapat menanggapinya dengan hikmat dan kasih serta mengabaikan kesalahan, dan membalas kejahatan dengan kebaikan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Anger Yields Anger, Wisdom Yields Patience
By Rick Warren

"A person's wisdom yields patience; it is to one's glory to overlook an offense." Proverbs 19:11 (NIV)
----------------
Hurt people hurt people.

When someone hurts you, it's because they've been hurt. Unkind people don't feel kindness themselves. Unloving people feel unloved.

When someone is rude, bitter, unkind, sarcastic, mean-spirited, or arrogant, they are shouting with all of their behaviors, "I am in pain! I need massive doses of love! I do not feel secure!"

Secure, loved people don't act that way. The person who feels deeply loved and deeply secure is generous and gracious to other people.

So how should you respond when someone hurts you? For many people, the knee-jerk response is anger.

Here's a widely held belief: You have only a set amount of anger in your life. When that "bucket" of anger is full, you need to pour it out—to express your anger. Then, when the bucket is empty, it will be cathartic.

If you believe that, you'll struggle with anger for your entire life. The truth is, you don't have just a bucket of anger. You have an entire anger factory! That factory can keep on producing and producing and producing. When you get rid of the anger you have, you'll get more. In fact, the more anger you throw out, the more it produces.

Study after study has shown that aggression only creates more aggression. Angry outbursts lead to more anger, and soon anger becomes your habitual pattern.

So you can't just pour your anger out; that anger bucket will just refill. Instead, you need to let it go.

Proverbs 19:11 says, "A person's wisdom yields patience; it is to one's glory to overlook an offense" (NIV).

When your goal is to just get even, you're no better than your opponent. To respond wisely instead, overlook offenses. Look past a person's words to their pain. Offer love and patience.

The American poet Edwin Markham wrote this short poem: "He drew a circle that shut me out—heretic, rebel, a thing to flout. But Love and I had the wit to win: We drew a circle that took him in!"

When someone hurts you, you have a choice. You can respond in anger, which will only create more anger. Or you can respond wisely in love, overlooking offenses and overcoming evil with good.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar