Kamis, 31 Maret 2016

Joni, Joni please don’t Cry?

Pernah mendengar lagu:
Joni, Joni please don't Cry?
https://youtu.be/I0fle64w2IU. 
Barangkali kita menyangka Joni disini adalah seorang pria.

Joni adalah seorang wanita,
ia lahir tgl. 15 Oktober 1949.
>> Ia merupakan seorang penyiar radio,
>> penyanyi,
>> pelukis,
>> penulis lebih dari 40 buku
>> pendiri yayasan "Joni & friends" yg banyak membantu para kaum cacat untuk kembali semangat & bangkit menjadi manusia yg utuh yg bisa berkontribusi bagi banyak orang.

Joni lahir di Baltimore,
Maryland, Amerika,
>> ia tumbuh sebagai seorang gadis remaja yg luar biasa.
>> Ia menikmati masa remajanya dengan menaiki kuda,
>> mendaki gunung,
>> bermain tennis
>> berenang.

Tgl. 30 July 1967.
Ia terjun di Cheasepeake Bay untuk berenang.
>> Namun ia tdk menduga airnya saat itu sdg dangkal.
>> Ia menghantam dasar pantai yg terdiri dari batu2 keras.
>> Ia menderita patah tulang punggung yg menyebabkan kelumpuhan total dari bahu kebawah.

Selama 2 th di rehabilitasi,
>> ia sangat marah,
>> depresi
>> mau bunuh diri.

Pada akhirnya ia menemukan jalan terang Tuhan
>> dengan belajar melukis menggunakan giginya.
>> Ia pun mulai menjual lukisannya.
>> Dan singkat cerita ia menjadi orang yang sangat terkenal.

Ia mengucapkan kalimat yg sgt dahsyat:
>> "Always remember: You can't live on yesterday's grace." Joni E Tada.
>> Artinya kita tdk akan dapat hidup dengan mengandalkan Anugrah Tuhan yg kemarin.
>> Karena itu sdh lewat.
>> Kita patut bersyukur bahwa hari ini pun Anugrah Tuhan datang pada kita.

Sebab itu… dengan Anugrah yg diberikan pada hari ini mari kita berkarya yg sebaik-baiknya.
>> Sebab kita tdk tahu apakah esok hari Anugrah seperti hari ini akan datang kembali.

Berikut adalah doa Joni yg sangat terkenal, biarlah doa ini menjadi doa kita di hari ini:
>> "God, I don't have the will;
may I borrow Your will.
>> God, I don't have strength;
may I borrow Your strength.
>> God, I don't have resources;
may I borrow Your resources.
>> And grace upon grace upon grace comes to me, and here I am."

>> "Tuhan, saya tdk punya tujuan; bolehkah saya meminjam tujuanMu.
>> Tuhan, saya tdk ada kekuatan; bolehkah saya meminjam kekuatanMu.
>> Tuhan, saya tdk punya sumber daya; bolehkah saya meminjam sumber dayaMu.
>> Dan dari satu anugrah ke satu anugrah yg datang pada saya, dan inilah saya."

Selamat bertugas dan berkarya hari ini.
Tuhan selalu memberikan kekuatan, bimbingan serta perlindungan.




Dikirim dari perangkat Samsung saya

Menunggu Allah? Jangan Takut, Jangan Resah, Jangan Lemah

Menunggu Allah? Jangan Takut, Jangan Resah, Jangan Lemah

01 April 2016

Bacaan Hari Ini:
Mazmur 103:2
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
------------------------------------------------
Ketika mimpi kita tertunda,
itu menyebabkan kita lupa banyak hal.
>> Kita cenderung lupa dengan impian kita.
>> Kita lupa dengan apa yang telah dilakukan Allah dalam hidup kita dan juga kebaikan-Nya pada kita di masa lalu.
>> Kita cenderung lupa bahwa Tuhan selalu menyertai kita.
>> Kita lupa dengan kuasa Allah.

Ini kesalahan keempat yang dilakukan bangsa Israel di padang gurun:
>> "Tidak ingat besarnya kasih setia-Mu,
* tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau.
* Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya.
>> Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya;
(Mazmur 106:7b-8, 13).

Sulit dipercaya, betapa pendeknya ingatan mereka!
>> Di Mesir, Allah telah mengirimkan 10 tulah kepada orang Mesir guna menyelamatkan umat-Nya,
>> namun hanya beberapa hari kemudian orang-orang Israel ini lupa dengan pertolongan Allah itu ketika berdiri di hamparan Laut Merah.
Kata mereka, "Kita semua akan mati!"

Mereka lupa dengan apa yang sudah Allah lakukan untuk mereka.
>> Namun Allah tetap membuat satu mujizat dan membelah Laut itu.
>> Mereka pun berjalan ke seberang
>> tapi segera setelah itu lupa dengan apa yang baru saja terjadi dan menangis, "Kita akan mati kehausan!"
>> Allah pun secara ajaib menyediakan air.

Tapi lagi-lagi, bangsa Israel lupa dan mengeluh, "Kita akan mati karena kita tak punya makanan!"
>> Mereka selalu lupa.

Tapi kita tak boleh terlalu cepat menilai mereka sebab kita pun melakukan hal yang sama persis.

Ketika penundaan datang dalam hidup kita,
>> kita mulai bertindak seakan-akan Tuhan tidak pernah berbuat apa-apa bagi kita.

Sudahkah Tuhan melakukan banyak hal untuk Anda di masa lalu?

Tentu saja.

Dan Anda bisa mengandalkan-Nya untuk Ia melakukannya lagi besok dan di hari berikutnya dan berikutnya lagi.

Supaya tidak lupa,

Anda perlu mengingat-ingat janji-janji Allah. Ada lebih dari 7.000 janji Allah di dalam Alkitab.

Setiap kali Anda punya masalah,
>> temukan satu janji, seperti tertulis dalam (2 Timotius 2:13)
* Jika kita tidak setia,
* Dia tetap setia,
* karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

Janji-janji-Nya selalu lebih besar dari masalah yang sedang Anda hadapi!

Allah mungkin tidak memenuhi janji-Nya atas hidup Anda karena
>> Ia tengah menunggu Anda.
>> Dia tengah menunggu Anda belajar untuk
* tidak takut,
* tidak khawatir,
* tidak lemah,
* dan tidak lupa.

Dia ingin Anda belajar akan hal itu sebelum Ia membebaskan Anda.

Allah dapat melakukan banyak perkara dengan seketika, namun Ia bekerja untuk rencana yang lebih besar.
>> Penundaan-penundaan yang muncul dalam hidup Anda tidak akan merusak tujuan Allah.
>> Penundaan-penundaan ini justru mewujudkan tujuan Allah untuk hidup Anda.

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
(Mazmur 103:2).

Renungkan hal ini:

Apa yang telah Tuhan lakukan bagi Anda yang membuktikan kesetiaan-Nya?

Bagaimana Tuhan telah memperbaiki Anda melalui impian Anda yang tertunda?

Sikap apa yang perlu Anda ubah saat berada di ruang tunggu Tuhan?
_______________________________
Allah dapat melakukan banyak perkara dengan seketika, namun Ia bekerja untuk rencana yang lebih besar.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)




Dikirim dari perangkat Samsung saya

Rabu, 30 Maret 2016

ULAR


๐ŸULAR ๐Ÿ


Seekor ular memasuki gudang tempat kerja seorang tukang kayu di malam hari. Kebiasaan si tukang kayu adalah membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan & tidak merapihkannya.

Nah ketika ular itu masuk kesana, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.

Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya utk mengalahkan musuhnya. Ia pun lalu membelit dengan kuat gergaji itu.

Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah, akhirnya ia pun mati binasa. Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tsb di sebelah gergaji kesayangannya.

*

Sahabat...
Kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka lebih parah sebenarnya adalah diri kita sendiri.

Banyaknya perkataan yang terucap & tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.

Tidak ada musuh yang tidak dapat di taklukkan oleh cinta kasih.

Tidak ada permusuhan yang tidak dapat dimaafkan oleh ketulusan.

Tidak ada kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh ketekunan.

Tidak ada batu keras yang tidak dapat di pecahkan oleh kesabaran.

Semua itu haruslah berasal dari diri kita.

Dendam, benci, curiga/pikiran negative apapun itu, sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, yg bisa terus menerus muncul dalam pikiran kita, menusuk & membakar batin kita sendiri.

Latihlah setiap saat utk memaafkan, mampu dengan cepat melepaskan & membuang sampah pengotor batin dan pikiran kita.

๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน

Dikirim dari perangkat Samsung saya

Berdoalah: Tuhan, Tolong Aku Untuk Bersabar dan Tak Menyerah

Berdoalah: Tuhan, Tolong Aku Untuk Bersabar dan Tak Menyerah

31 Maret 2016

Bacaan Hari Ini:
Galatia 6:9 "
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
>> karena apabila sudah datang waktunya,
>> kita akan menuai,
>> jika kita tidak menjadi lemah."
---------------------------------------------
Ketika Anda mengalami penundaan-penundaan dalam hidup,
>> jangan merasa putus asa.
>> Jangan hilang harapan.
>> Jangan menyerah!

Bangsa Israel tidak seperti itu dan itu membuat mereka tak bisa memasuki Tanah Perjanjian.

(Bilangan 14:2-4)
"Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun;
>> dan segenap umat itu berkata kepada mereka:
* "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
* Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan?
* Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
* Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."

>> Mereka menyerah mengejar impian mereka.

>> Mereka telah dibebaskan setelah 400 tahun perbudakan tapi kemudian malah ingin kembali ke Mesir karena harus menunggu.

Sama seperti bangsa Israel,
>> beberapa orang lebih senang tinggal dalam perbudakan ketimbang menghadapi rasa takut akan kebebasan.
>> Mereka tak mau dipaksa untuk mengatasi masalah sampai mereka menyelesaikannya.
>> Mereka ingin menyerah.
>> Mereka malah memilih kehidupan yang biasa-biasa saja.

Jangan memilih kehidupan yang tanpa berkat terbaik dari Tuhan untuk Anda.
>> Jika itu, berarti Anda,
* harus melewati terowongan konflik,
* lewati terowongan itu.
* Di tengah-tengah terowongan itu akan gelap dan Anda akan ingin berlari kembali ke ujung cahaya.
* Tetapi Anda harus tetap berjalan hingga Anda keluar di sisi lain cahaya tersebut.

>> Ketimbang berkecil hati,
>> tetaplah gigih dan berdoa.

(Galantia 6:9)
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, >> karena apabila sudah datang waktunya,
>> kita akan menuai,
>> jika kita tidak menjadi lemah."

Inilah hukum tabur tuai:

Akan selalu ada masa penundaan antara >> menabur
>> dan menuai.
* Anda menanam di satu musim,
* dan Anda akan menuai di musim yang lain.

Tuhan ingin melihat apakah Anda akan terus
>> menggemburkan,
>> menanam,
>> dan menabur.

Bila Dia melihat konsistensi dalam hidup Anda,
>> maka masa panen akan datang.

Masa panen tidak akan datang segera,
>> karena itu tak akan membuktikan apa-apa jika Ia melakukannya seketika itu juga - tak akan ada pertumbuhan karakter atau merentangakan iman Anda.

Yesus berkata dalam Lukas 18:1
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus
>> selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."

Inilah dua pilihan yang Anda punya dalam kehidupan:
>> Berdoa terus-menerus,
>> atau hilang harapan.

Anda pasti akan melakukan salah satunya.

Bila Anda berdoa tanpa henti,
>> Anda tak akan patah semangat.

Jika Anda tidak melakukannya,
>> Anda akan hilang harapan.

Anda akan berkecil hati oleh masalah yang tengah Anda hadapi-
>> apakah itu di tempat kerja
>> atau di sekolah
>> atau di keluarga Anda.

Anda harus terus berdoa!

Apa yang Anda doakan selama fase penundaan hidup Anda?

Berdoalah,
>> "Tolong aku untuk bertahan dan tak menyerah."
* Allah akan mendengar Anda,
* dan Ia akan menolong Anda.
* Anda tak sendiri,
* jadi jangan berkecil hati meskipun Anda ditunda.

Renungkan hal ini:

Pelajaran apa yang sudah Anda petik dalam masa penundaan Anda?

Bagaimana Anda bisa mengaplikasikannya pelajaran itu dalam pengejaran mimpi Anda?

Apa artinya berdoa tak jemu-jemu atau "selalu berdoa?"

Bagaimana itu mungkin?

Bagaimana Tuhan telah menunjukkan pada Anda di masa lalu bahwa Ia setia?

Ingatkan diri Anda akan pengalaman itu ketika Anda mulai meragukan kesetiaan-Nya dalam masa penantian Anda.
_______________________________
Selama masa penundaan
>> teruslah berdoa!

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)


Dikirim dari perangkat Samsung saya

JAUHKAN ANAKMU DARI KEMUDAHAN


Coba baca deh artikel lumayan panjang

JAUHKAN ANAKMU DARI KEMUDAHAN
(Rhenald Khasali)

Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya.
Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu "ada main" dengan dosen-dosennya. "Karena mereka tak sepintar aku," ujarnya.
Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit.
Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan.
Hadiah orangtua
Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, "Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan".
Ya, tantangan. Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan "membuka pintu", jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya.
Kesulitan belajar mereka biasanya kita atasi dengan mendatangkan guru-guru les, atau bahkan menyuap sekolah dan guru-gurunya. Bahkan, tak sedikit pejabat mengambil alih tanggung jawab anak-anaknya ketika menghadapi proses hukum karena kelalaian mereka di jalan raya.
Kesalahan mereka membuat kita resah. Masalah mereka adalah masalah kita, bukan milik mereka.
Termasuk di dalamnya adalah rasa bangga orangtua yang berlebihan ketika anak-anaknya mengalami kemudahan dalam belajar dibandingkan rekan-rekannya di sekolah.
Berkebalikan dengan pujian yang dibangga-banggakan, Dweck malah menganjurkan orangtua untuk mengucapkan kalimat seperti ini: "Maafkan Ibu telah membuat segala sesuatu terlalu gampang untukmu, Nak. Soal ini kurang menarik. Bagaimana kalau kita coba yang lebih menantang?"

Jadi, dari kecil, saran Dweck, anak-anak harus dibiasakan dibesarkan dalam alam yang menantang, bukan asal gampang atau digampangkan. Pujian boleh untuk menyemangati, bukan membuatnya selalu mudah.

Saya teringat masa-masa muda dan kanak-kanak saya yang hampir setiap saat menghadapi kesulitan dan tantangan. Kata reporter sebuah majalah, saya ini termasuk "bengal". Namun ibu saya bilang, saya kreatif. Kakak-kakak saya bilang saya bandel. Namun, otak saya bilang "selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan".

Begitu memasuki dunia dewasa, seorang anak akan melihat dunia yang jauh berbeda dengan masa kanak-kanak. Dunia orang dewasa, sejatinya, banyak keanehannya, tipu-tipunya. Hal gampang bisa dibuat menjadi sulit. Namun, otak saya selalu ingin membalikkannya.
Demikianlah, hal-hal sepele sering dibuat orang menjadi masalah besar.

Banyak ilmuwan pintar, tetapi reaktif dan cepat tersinggung. Demikian pula kalau orang sudah senang, apa pun yang kita inginkan selalu bisa diberikan.
Panggung Orang Dewasa

Dunia orang dewasa itu adalah sebuah panggung besar dengan unfair treatment yang menyakitkan bagi mereka yang dibesarkan dalam kemudahan dan alam yang protektif.
Kemudahan-kemudahan yang didapat pada usia muda akan hilang begitu seseorang tamat SMU.
Di dunia kerja, keadaan yang lebih menyakitkan akan mungkin lebih banyak lagi ditemui.
Fakta-fakta akan sangat mudah Anda temui bahwa tak semua orang, yang secara akademis hebat, mampu menjadi pejabat atau CEO. Jawabannya hanya satu: hidup seperti ini sungguh menantang.
Tantangan-tantangan itu tak boleh membuat seseorang cepat menyerah atau secara defensif menyatakan para pemenang itu "bodoh", tidak logis, tidak mengerti, dan lain sebagainya.
Berkata bahwa hanya kitalah orang yang pintar, yang paling mengerti, hanya akan menunjukkan ketidakberdayaan belaka. Dan pernyataan ini hanya keluar dari orang pintar yang miskin perspektif, dan kurang menghadapi ujian yang sesungguhnya.
Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan banyak orang-orang pintar menjadi tampak bodoh karena ia memang bodoh mengelola kesulitan. Ia hanya pandai berkelit atau ngoceh-ngoceh di belakang panggung, bersungut-sungut karena kini tak ada lagi orang dewasa yang mengambil alih kesulitan yang ia hadapi.
Di Universitas Indonesia, saya membentuk mahasiswa-mahasiswa saya agar berani menghadapi tantangan dengan cara satu orang pergi ke satu negara tanpa ditemani satu orang pun agar berani menghadapi kesulitan, kesasar, ketinggalan pesawat, atau kehabisan uang.

Namun lagi-lagi orangtua sering mengintervensi mereka dengan mencarikan travel agent, memberikan paket tur, uang jajan dalam jumlah besar, menitipkan perjalanan pada teman di luar negeri, menyediakan penginapan yang aman, dan lain sebagainya. Padahal, anak-anak itu hanya butuh satu kesempatan: bagaimana menghadapi kesulitan dengan caranya sendiri.

Hidup yang indah adalah hidup dalam alam sebenarnya, yaitu alam yang penuh tantangan.
Dan inilah esensi perekonomian abad ke-21: bergejolak, ketidakpastian, dan membuat manusia menghadapi ambiguitas. Namun dalam kondisi seperti itulah sesungguhnya manusia berpikir. Dan ketika kita berpikir, tampaklah pintu-pintu baru terbuka, saat pintu-pintu hafalan kita tertutup.
Jadi inilah yang mengakibatkan banyak sekali orang pintar sulit dalam menghadapi kesulitan.
Maka dari itu, pesan Carol Dweck, dari apa yang saya renungi, sebenarnya sederhana saja: orangtua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan [truncated by WhatsApp]

Dikirim dari perangkat Samsung saya

Selasa, 29 Maret 2016

CHANGE THE WAY YOU PRAY

CHANGE THE WAY YOU PRAY


>> "Our Father in heaven,

>> hallowed be your name.

>> Your kingdom come,

>> your will be done, on earth as it is in heaven."

(Matthew 6:9-10)


Kita harus mengingat Doa Bapa Kami,


>> "Bapa kami yang di Surga,

>> dikuduskanlah nama-Mu,

>> datanglah kerajaan-Mu,

>> jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga."

(Matius 6:9-10)

Kalimat pendahuluan Doa Bapa Kami di atas adalah kalimat yang sudah dihafalkan banyak orang dari generasi ke generasi.


Kita bahkan sering mengucapkannya di dalam doa-doa kita.


Kuatirnya,

kalimat ini lama-lama kehilangan maknanya karena kita seolah-olah seperti sebuah mesin mekanis yang harus mengucapkan Doa Bapa Kami tanpa mengetahui lagi apa makna sesungguhnya dari kalimat ini.

Ingat,

Yesus mengucapkan sebuah kalimat pendahuluan sebelum mengajarkan Doa Bapa Kami,

"Berdoalah seperti ini."

Jadi apa maksud Yesus?


Ubahlah cara anda berdoa,

dan berdoalah untuk Tuhan,

untuk memuliakan Dia saja.

I know for myself - and I know I'm not alone - that so much of my prayer has nothing to do with the glory of God. Regrettably, in much of our prayer, we're actually asking God to endorse our pursuit of self-focused little glories. But we phrase it in a way to make it sound not so selfish:

>> Saya tahu diri saya sendiri –

>> saya tahu saya tidak sendirian –

>> bahwa banyak sekali doa-doa yang saya naikkan tidak ada hubungannya dengan kemuliaan Allah.


Sangat disesalkan,

bahwa di dalam banyak doa pribadi kita,

>> kita hanya berdoa bagi kemuliaan diri kita,

>> fokusnya adalah demi kepentingan kita pribadi.


Tetapi kita menyebutkan doa-doa kita dengan cara yang seolah-olah kita tidak egois:

  • Tuhan berikan aku hikmat di dalam pekerjaan (sehingga aku dapat lebih banyak uang dan kuasa)

  • Tuhan, angkatlah masalah-masalah finansialku (sehingga saya memiliki lebih banyak uang untuk bisa menikmati banyak hal di dunia ini dan aku gembira)

  • Tuhan berkati anak saya agar lebih menghormati orangtua (sehingga waktu saya bersama keluarga bisa lebih damai dan semua urusan saya bisa diselesaikan dengan baik)

  • Tuhan bekerjalah di dalam hati pasangan saya (sehingga saya bisa memiliki pernikahan sesuai dengan mimpi saya.

  • Tuhan, berikan aku relasi yang lebih baik dengan sesama (sehingga anjingnya tidak berjalan-jalan dan menginjak-injak rumput halaman depan rumah saya)

  • Tuhan tolong sembuhkan tubuh saya (sehingga saya bisa melakukan berbagai kegiatan yang saya sukai)

Kita harus mengubah cara kita berdoa.


Hal pertama yang harusnya kita lakukan adalah agar kita berdoa untuk memuliakan Allah, agar kita semakin mencintai-Nya lebih dari apapun juga.


Kalau begitu, apakah Allah tidak terkesan egois dan narsis?

>> Saya pikir Allah itu

  • baik hati,

  • tidak egois,

  • mengasihi dunia ini dengan amat mendalam.


Ini adalah pertanyaan yang baik, dan sangat bernilai jawaban-jawabannya.


Pertama,

>> jangan mengevaluasi karakter Allah dari perspektif kita sebagai manusia.

  • Allah bukan manusia

  • dan tidak bisa dihakimi dengan standard yang sama dari perspektif manusia.

>> Karena manusia terobsesi untuk memuliakan diri sendiri,

  • dipenuhi dengan kesombongan

  • dan kebanggaan diri.

>> Allah tidak demikian.

  • Allah berbeda sekali.

  • Allah itu tidak apple to apple dengan manusia di dunia ini

  • tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Allah di seluruh jagad raya ini.

Kedua,

>> jika Allah harus menyangkal kemuliaan-Nya maka Dia akan berhenti menjadi Allah.

>> Untuk menjadi Allah maka Dia harus di atas dan melampaui semua ciptaan-Nya.

>> Keinginan untuk menundukkan diri di bawah yang lain akan membuat-Nya tidak lagi menjadi Allah atas segala sesuatu.


Ketiga,

>> ketekunan Allah untuk diri-Nya sendiri adalah harapan dari alam semesta ini.


>> Jika Allah akan melupakan kemuliaan-Nya (dan tujuan-tujuan-Nya yang mulia),

  • maka semua janji-Nya tidak akan ada nilai apa-apa,

  • dan tidak akan ada harapan keselamatan bagi orang percaya.


Terakhir,

>> dengan meminta kita berdoa untuk memuliakan Allah saja,

  • Yesus membebaskan kita dari kecanduan kita akan memuliakan diri sendiri

  • Komitmen Allah untuk memegang teguh kemuliaan-Nya adalah hal yang paling baik yang Allah bisa lakukan bagi kita.

  • Inilah yang menebus kita dari diri kita sendiri dan menghancurkan belenggu di dalam hidup ini yang membuat kita berpikir dengan salah bahwa kita akan mendapatkan hidup tetapi sesungguhnya yang ada hanya kekosongan dan akhirnya kematian.

Kiranya renungan ini mengubahkan cara kita berdoa.

REFLECTION QUESTIONS:


>> Berapa banyak doamu didominasi oleh pergumulanmu mengejar kemuliaan diri…?


>> Coba ingat lagi apa saja hal-hal yang kamu doakan akhir-akhir ini…?

>> Bagaimana caranya kita bisa berdoa untuk memuliakan Allah saat

ini....?

______________________________Coba mulai dengan menyampaikan 3 pokok doa yang spesifik saat ini.



Dikirim dari perangkat Samsung saya

Dalam Penundaan, Percayalah Pada Waktu Tuhan

Dalam Penundaan, Percayalah Pada Waktu Tuhan

30 Maret 2016

Bacaan Hari Ini:
Mazmur 37:7-8
Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;
>> jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
>> Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
----------------------------------------------
Ketika Anda mengejar mimpi Allah atas hidup Anda,

>> Anda pasti akan mengalami penundaan-penundaan.

Dia memakai periode menunggu ini untuk mempersiapkan dan menguji Anda sehingga >> Anda dapat menghadapi apa pun yang akan muncul di fase berikutnya dalam iman Anda.

Sebagian besar kita cenderung khawatir ketika ada perkara yang tertunda.
>> Kita menjadi stres.
>> Kita mengeluh.
>> Kita menjadi tegang.

Bangsa Israel, ketika Allah menunda perjalanan mereka dari Mesir ke Tanah Perjanjian, menunjukkan reaksi yang sama: Maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa (Bilangan 21:4b-5a).

Keluhan dan keresahan bangsa Israel merupakan dosa yang menahan mereka sampai di Tanah Perjanjian.
>> Apa pun yang Allah lakukan buat mereka, mereka mencari-cari sesuatu yang bisa dikeluhkan.
>> Mereka tak punya air, maka Allah menyediakan air.
>> Kemudian mereka tidak punya makanan, tapi ketika Allah memberi makanan, mereka juga mengeluhkannya.

Sangat mudah untuk mengeluh ketika kita dipaksa untuk menunggu, bukan?

Kita tidak keberatan menunggu jika kita bisa mengeluhkannya.

Amsal 19:2 mengatakan,
"Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.

>> Tergesa-gesa membuat kita frustasi, tapi Tuhan tidak.
>> Tuhan tidak pernah tergesa-gesa!
>> Alkitab mengatakan bahwa bagi Tuhan, satu hari itu bagaikan seribu tahun dan seribu tahun bagaikan satu hari.
>> Dia lebih besar dari waktu.

Salah satu hal yang paling sia-sia untuk kita lakukan ialah mendesak Tuhan untuk bekerja lebih cepat.

Saat kita mencoba untuk mengambil alih masalah ke dalam tangan kita sendiri dan berusaha ikut campur dengan pekerjaan-Nya,
>> kita pasti akan mendapat masalah.

Ketika Anda mendapatkan mimpi dari Tuhan
>> dan mengambil keputusan untuk mengejarnya
>> tapi kemudian Ia mengharuskan Anda untuk menunggu,
>> yang sering terjadi ialah Anda mencoba mencari cara untuk mewujudkan impian yang dari-Nya itu dengan cara Anda sendiri.

Namun Alkitab mengatakan untuk percaya kepada waktu Tuhan:
>> Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;
>> jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya,
>> karena orang yang melakukan tipu daya.
>> Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan
(Mazmur 37:7-8).

Beristirahat ialah tindakan iman.
>> Itu berarti Anda sedang menunggu Tuhan.

Ketika Yesus dan para murid berada di perahu yang sedang terjebak dalam badai besar,
>> Yesus terus tidur tak menghiraukan semua keributan itu, sementara para murid panik.
>> Mereka pun membangunkan-Nya untuk bertanya, "Mengapa Engkau tidur?!"
>> Ia menjawab, "Apakah menurutmu Allah akan membiarkan perahu ini tenggelam sementara Aku ada di dalamnya?"
>> Dengan tidur di tengah-tengah badai, Yesus ingin menyampaikan bahwa kita bisa percaya pada Tuhan, bahkan di tengah-tengah badai masalah.

Ketika kita terjebak di dalam masalah, biasanya kita memikirkannya semalaman dan mengkhawatirkannya.
>> Reaksi ini menunjukkan jika kita tidak hidup dalam iman.
>> Kita tidak bisa tidur sebab kita tidak benar-benar mempercayakan Tuhan untuk mengatasinya.

Ingatlah kata-Nya,

"Jangan khawatir. Ingatlah bahwa Aku selalu menyertaimu, dan percayalah pada waktu-Ku."

Khawatir hanya akan membuat Anda sengsara.
>> Jadi berhentilah khawatir dan mulai mempercayakan Tuhan untuk bekerja di dalam Anda dan melalui Anda selama berada di masa penantian dalam perjalanan menuju impian Anda tersebut.

Renungkan hal ini:

Mengapa beristirahat begitu sering membuat kita merasa bersalah?

Menurut Anda apa yang sedang Tuhan coba ajarkan ketika Anda mengalami penundaan?

Apa yang telah Anda pelajari tentang diri Anda dan tentang Tuhan mengenai penundaan yang terancang ini?

Apa satu hal yang dapat Anda ubah dengan jadwal kegiatan atau ekspektasi Anda supaya Anda tak tergoda untuk memburu-burui Tuhan dalam fase iman Anda ini?
__________________________________
Jangan khawatir ketika masalah datang, Ia memberi pertolongan pada waktu yang tepat

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)Dalam Penundaan, Percayalah Pada Waktu Tuhan


30 Maret 2016

Bacaan Hari Ini:
Mazmur 37:7-8
Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;
>> jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
>> Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
----------------------------------------------
Ketika Anda mengejar mimpi Allah atas hidup Anda,

>> Anda pasti akan mengalami penundaan-penundaan.

Dia memakai periode menunggu ini untuk mempersiapkan dan menguji Anda sehingga >> Anda dapat menghadapi apa pun yang akan muncul di fase berikutnya dalam iman Anda.

Sebagian besar kita cenderung khawatir ketika ada perkara yang tertunda.
>> Kita menjadi stres.
>> Kita mengeluh.
>> Kita menjadi tegang.

Bangsa Israel, ketika Allah menunda perjalanan mereka dari Mesir ke Tanah Perjanjian, menunjukkan reaksi yang sama: Maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa (Bilangan 21:4b-5a).

Keluhan dan keresahan bangsa Israel merupakan dosa yang menahan mereka sampai di Tanah Perjanjian.
>> Apa pun yang Allah lakukan buat mereka, mereka mencari-cari sesuatu yang bisa dikeluhkan.
>> Mereka tak punya air, maka Allah menyediakan air.
>> Kemudian mereka tidak punya makanan, tapi ketika Allah memberi makanan, mereka juga mengeluhkannya.

Sangat mudah untuk mengeluh ketika kita dipaksa untuk menunggu, bukan?

Kita tidak keberatan menunggu jika kita bisa mengeluhkannya.

Amsal 19:2 mengatakan,
"Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.

>> Tergesa-gesa membuat kita frustasi, tapi Tuhan tidak.
>> Tuhan tidak pernah tergesa-gesa!
>> Alkitab mengatakan bahwa bagi Tuhan, satu hari itu bagaikan seribu tahun dan seribu tahun bagaikan satu hari.
>> Dia lebih besar dari waktu.

Salah satu hal yang paling sia-sia untuk kita lakukan ialah mendesak Tuhan untuk bekerja lebih cepat.

Saat kita mencoba untuk mengambil alih masalah ke dalam tangan kita sendiri dan berusaha ikut campur dengan pekerjaan-Nya,
>> kita pasti akan mendapat masalah.

Ketika Anda mendapatkan mimpi dari Tuhan
>> dan mengambil keputusan untuk mengejarnya
>> tapi kemudian Ia mengharuskan Anda untuk menunggu,
>> yang sering terjadi ialah Anda mencoba mencari cara untuk mewujudkan impian yang dari-Nya itu dengan cara Anda sendiri.

Namun Alkitab mengatakan untuk percaya kepada waktu Tuhan:
>> Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;
>> jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya,
>> karena orang yang melakukan tipu daya.
>> Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan
(Mazmur 37:7-8).

Beristirahat ialah tindakan iman.
>> Itu berarti Anda sedang menunggu Tuhan.

Ketika Yesus dan para murid berada di perahu yang sedang terjebak dalam badai besar,
>> Yesus terus tidur tak menghiraukan semua keributan itu, sementara para murid panik.
>> Mereka pun membangunkan-Nya untuk bertanya, "Mengapa Engkau tidur?!"
>> Ia menjawab, "Apakah menurutmu Allah akan membiarkan perahu ini tenggelam sementara Aku ada di dalamnya?"
>> Dengan tidur di tengah-tengah badai, Yesus ingin menyampaikan bahwa kita bisa percaya pada Tuhan, bahkan di tengah-tengah badai masalah.

Ketika kita terjebak di dalam masalah, biasanya kita memikirkannya semalaman dan mengkhawatirkannya.
>> Reaksi ini menunjukkan jika kita tidak hidup dalam iman.
>> Kita tidak bisa tidur sebab kita tidak benar-benar mempercayakan Tuhan untuk mengatasinya.

Ingatlah kata-Nya,

"Jangan khawatir. Ingatlah bahwa Aku selalu menyertaimu, dan percayalah pada waktu-Ku."

Khawatir hanya akan membuat Anda sengsara.
>> Jadi berhentilah khawatir dan mulai mempercayakan Tuhan untuk bekerja di dalam Anda dan melalui Anda selama berada di masa penantian dalam perjalanan menuju impian Anda tersebut.

Renungkan hal ini:

Mengapa beristirahat begitu sering membuat kita merasa bersalah?

Menurut Anda apa yang sedang Tuhan coba ajarkan ketika Anda mengalami penundaan?

Apa yang telah Anda pelajari tentang diri Anda dan tentang Tuhan mengenai penundaan yang terancang ini?

Apa satu hal yang dapat Anda ubah dengan jadwal kegiatan atau ekspektasi Anda supaya Anda tak tergoda untuk memburu-burui Tuhan dalam fase iman Anda ini?
__________________________________
Jangan khawatir ketika masalah datang, Ia memberi pertolongan pada waktu yang tepat

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)



Dikirim dari perangkat Samsung saya

"Roti Panggang Gosong"

Kisah Inspiratif - dari sebuah kisah:

"Roti Panggang Gosong"

   "Ketika saya masih kecil, Ibu suka membuat sarapan dan makan malam. Suatu malam, setelah ibu bekerja keras sepanjang hari, ibu menghidangkan sebuah piring berisi telur, saus dan roti panggang yang gosong di depan meja ayah.     
Saat itu saya menunggu apa reaksi dari orang-orang di situ....Akan tetapi, yang dilakukan ayah adalah mengambil roti panggang itu, tersenyum pada ibu, dan menanyakan kegiatan saya di sekolah.

Saya tidak ingat apa yang dikatakan ayah malam itu, tetapi saya melihatnya mengoleskan mentega dan selai pada roti panggang itu dan menikmati setiap gigitannya!

   Ketika saya beranjak dari meja makan malam itu, saya mendengar ibu meminta maaf pada ayah karena roti panggang yang gosong itu. Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan.."Sayang, jangan khawatir...aku suka roti panggang yang gosong."

   Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ucapan selamat tidur pada ayah. Saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai roti panggang gosong. Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata, "nak, ibumu sudah bekerja keras sepanjang hari ini dan dia benar-benar lelah. Jadi sepotong roti panggang yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun!" 
Tahu kah kamu apa yang menyakiti hati seseorang?..."kata kata kasar..."

Lalu ayah melanjutkan, "kamu tahu, hidup itu penuh dengan hal-hal dan orang-orang yang tidak sempurna. Ayah juga bukan orang yang terbaik dalam segala hal, kadang lupa ulang tahun ibumu, ulang tahun pernikahan, dan lain-lain sama seperti orang lainnya. Yang ayah pelajari adalah menerima kesalahan orang lain dan memilih untuk merayakan perbedaan. Ini adalah kunci terpenting untuk mewujudkan hubungan yang sehat dan harmonis.

Hidup itu terlalu pendek untuk diisi dengan penyesalan dan kebencian...

Cintai mereka yang memperlakukanmu dengan baik dan sayangi yang lainnya.."

Enjoy life now. ๐ŸŒžYang indah hanya sฮตmฮตntara
๐ŸŒžYang abadi


Dikirim dari perangkat Samsung saya

Senin, 28 Maret 2016

"SAUDARA VS PERSAUDARAAN."


"SAUDARA VS PERSAUDARAAN."

Jika ada yang bertanya, adakah kaitan antara saudara dan kebahagiaan, jawabannya mungkin akan mengagetkan Anda: TIDAK ADA KAITANNYA.

# Saudara tidak akan membuat kita bahagia. Yang membuat kita bahagia adalah persaudaraan:

# Saudara adalah orang-orang yang terhubung dengan kita karena PERTALIAN DARAH, berdimensi fisik.

Sementara persaudaraan adalah orang-orang yang terhubung dengan kita karena pertalian hati, berdimensi SPIRITUAL.

Kisah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia, antara Qabil dan Habil, dilakukan oleh saudara atas saudaranya sendiri.

Begitu pula dalam kisah konspirasi saudara-saudara Nabi Yusuf untuk melenyapkannya.

Jika dalam kasus Qabil dan Habil berlaku kejahatan oleh saudara one-on-one,

Dalam kisah Nabi Yusuf yang terjadi adalah persekongkolan jahat oleh sesama saudara.

Kisah-kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa saudara yang bertali secara darah (fisik) bisa menjadi musuh saat tidak ada pertalian hati (spiritual).

Ada 4 tipe manusia dalam konteks saudara dan persaudaraan:
1. Saudara yang menunjukkan persaudaraan. Inilah SURGA.
2. Bukan saudara namun menunjukkan persaudaraan. Ini adalah KEBAHAGIAAN.
3. Bukan saudara dan tidak menunjukkan persaudaraan. Ini disebut KETIDAKBAHAGIAAN.
4. Saudara tapi tidak menunjukkan persaudaraan. Inilah NERAKA.

Jika ada orang yang bukan saudara dan dia tidak menunjukkan persaudaraan kepada kita, kita bisa dengan mudah menghindarinya. Kita bisa memilih komunitas lain tanpa harus bertemu dengannya.
Namun akan lebih berat bagi kita jika yang tidak menunjukkan persaudaraan itu adalah saudara kita sendiri. Disinilah kita perlu memaknai setiap kondisi yang kita hadapi agar tidak mengalihkan kita dari kebahagiaan.
Kepada mereka yang tidak menunjukkan persaudaraan, kita bisa memaknainya sebagai cara Tuhan untuk menjadikan diri kita agar menjadi manusia yang lebih baik. Hilangnya rasa persaudaraan dari saudara kita tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk merayakan setiap momentum dalam hidup kita.
๐Ÿ‘Œantas apa yang dibutuhkan untuk memunculkan rasa persaudaraan khususnya antara sesama saudara? Kata kuncinya adalah CONNECTEDNESS, rasa terhubung satu sama lain, rasa bahwa kita adalah satu tubuh.
Di saat ada bagian dari tubuh kita yang sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya. Demikian pula sebaliknya, saat bagian tubuh yang sakit itu pulih, seluruh tubuh merasakan kesegaran. WA Group adalah salah satu upaya untuk  menyatukan hati.

Ada 2 (dua) ciri connectedness:
๐Ÿพ Kita merasa senang jika saudara kita mendapatkan kebaikan, dan
> kita merasa sedih saat saudara kita mendapatkan keburukan. Inilah yang dianalogikan sebagai satu tubuh.

๐Ÿ‘‹Kita selalu berhubungan dengan saudara kita meski kita sedang tidak membutuhkannya.

Semoga dapat  menginspirasi...

Dikirim dari perangkat Samsung saya

Kadang Tuhan Merancang Untuk Menunda Impian Anda

Kadang Tuhan Merancang Untuk Menunda Impian Anda

29 Maret 2016

Bacaan Hari Ini:
Ulangan 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud
>> merendahkan hatimu
>> dan mencobai engkau
>> untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
----------------------------------------------
Impian tidak akan pernah bisa langsung terwujud.

>> Selalu ada masa tunggu.

>> Abraham punya impian untuk menjadi bapa dari bangsa yang besar, dan ia menunggu 90 tahun bahkan sebelum ia mendapatkan seorang putra.

>> Nuh punya impian untuk membangun sebuah bahtera, tapi itu memerlukan masa penundaan selama 120 tahun.

>> Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir namun kemudian berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun sebelum akhirnya sampai di Tanah Perjanjian, yang sebenarnya hanya butuh waktu sekitar dua minggu saja untuk berjalan dari Mesir ke Israel.

Sama seperti orang Israel, terkadang rencana kita tertunda sebab Tuhan telah merancangnya seperti itu.
>> Dia menggunakan penundaan-penundaan untuk mempersiapkan kita.
>> Setiap mimpi memiliki kesulitannya masing-masing.
>> Dan Tuhan menggunakan penundaan itu untuk membuat kita siap menghadapinya.
>> Dia tahu bahwa bangsa Israel belum siap berperang merebut Kanaan, mereka tidak akan mampu menghadapinya, sebab itulah Ia tahu Ia butuh waktu untuk mempersiapkan mereka menghadapi apa yang akan menghadang mereka.
>> Tuhan juga menggunakan penundaan untuk menguji kita.

Alkitab mengatakan dalam Ulangan 8: 2, "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud
>> merendahkan hatimu
>> dan mencobai engkau
>> untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu,
๐Ÿ‘‰ yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Jadi ketika impian Anda tertunda, bagaimana Anda harus meresponnya?

Jangan takut!

Takut adalah kesalahan pertama yang dibuat bangsa Israel.

Ulangan 1:28 mengatakan,
Ke manakah pula kita maju?
>> Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan:
* Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita,
* kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit,
* lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana.

Bangsa Israel punya iman yang cukup untuk pergi keluar dari Mesir,
* tetapi mereka tidak punya cukup iman untuk sampai ke Tanah Perjanjian.
* Mereka takut.

Masalahnya yang muncul dengan rasa takut ialah itu menahan Anda dalam ketidakpastian.
>> Ketakutaan memperpanjang penundaan.

Banyak dari impian Anda tak pernah terwujud bukan karena Allah,
>> tetapi karena Anda sendiri,
>> karena Anda tidak mau melangkah dengan iman.

Penawar dari rasa takut yaitu fokus pada kehadiran Allah.
>> Sadarilah bahwa Allah sedang menyertai Anda.

Ketika Anda takut mengejar mimpi yang telah diberikan pada Anda,
>> Anda hanya perlu fokus pada kehadiran-Nya.

Dia mengatakan, "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, (Yesaya 41:10a).

Dia beserta Anda sekarang,
dari dulu hingga selamanya.

Saat ini,
>> mungkin beberapa dari Anda tengah berada dalam fase penundaan.
>> Anda sudah lama mendoakan sesuatu,
>> namun itu belum terwujud.
>> Anda mungkin mulai berpikir jika Allah telah melupakan Anda.

Allah tidak melupakan Anda!
>> Ini adalah penundaan yang dirancang oleh-Nya.
>> Dia tahu apa yang akan Anda lalui.

Sebab itulah,
>> Dia ingin terlebih dulu membangun karakter Anda
>> dan ingin Anda belajar untuk percaya kepada-Nya.

Renungkan Hal ini
☆ Bagaimana ujian Tuhan atas iman Anda ini telah menghasilkan pertumbuhan rohani dalam hidup Anda?

☆ Apakah Anda takut akan ke arah mana Ia memimpin Anda atau apa yang mungkin Ia minta Anda lakukan?

☆ Bagaimana Anda bisa memperlihatkan kepada Tuhan bahwa Anda mempercayakan Dia untuk hari ini dan masa depan?
_______________________________
Anda bisa mengandalkan Dia untuk membantu Anda. Jangan takut!

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)




Dikirim dari perangkat Samsung saya

Mobil Jaguar Tergores Batu

Pengusaha ini Mengenang Seorang Anak Kecil Lewat Goresan di Mobil Jaguar Mewahnya

Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap.

Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu.

Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu.

Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.

"Buk….!" Aah…, ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu.
Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.

"Cittt…." ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan.

Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele.

Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati.

Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa.

Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.

"Apa yang telah kau lakukan!? Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!"

Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu.

"Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya.

"Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu.

Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf.

"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.

"Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun.

"Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti…."

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi.

"Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku.

Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.." Kini, ia mulai terisak.

Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu.

"Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda?

Tolonglah, kakakku terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya."

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam.

Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang sedang mengerang kesakitan.

Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah.
Segera dia berjalan menuju lelaki tersebut, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya.

Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.

"Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak."

Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Dtelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores itu oleh lemparan batu tersebut, sambil merenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya.

Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya.

Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu.
Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini.

Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat: "Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

Kita sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan.

Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan.

Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada
masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?

Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat hati nurani kita.

Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya.

Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.

Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita
mau dan bisa berhenti sejenak.

Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya,atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.

Have a Great Day-

God Bless๐Ÿ˜‡


Dikirim dari perangkat Samsung saya

Diputusin Pacar

>> Dulu..dulu.. Duluuuuuu bangetttttt.. !!!!!!!
* Gue pernah, diputusin pacar, via sms..
* Sakit ! Marah ! Mual ! Perih ! Kembung ! Mencret² !
* Gue balesin...
* Gue ketik kata-kata keji ke dia,
* Dua lembar..!
* Gue kirim... Gagal...
* Kirim lagi... Gagal lagi...
* Gue ngotot..!!! Kirim lagi...
* Eeeh... gagal lagi...!!!
* Cek*111#... Aaargh sempak betmen...
* Pulsa Rp. 43.
* Gue ke konter, Isi pulsa.
* Ketik sms.
* Kata² keji lagi...
* Kali ini 3 lembar... Biar puas..!!!
* Gue pencet tombol kirim.
* Tiba-tiba, hape mati...
* Batree lowbet..!
* Gue pulang... Nyari cas-casan.
* Cas-casannya ilang.
* Terpaksa balik ke konter beli cas- casan.
* Pulang lagi...
* Sampai di rumah merapat ke colokan listrik.
* Siap-siap ngecas... cuuuzzz...
* Tiba-tiba listriknya mati...
* Banting hape ke dinding.
* Hape mental,
* Dinding ambrol...
* Gue diusir...
>> Di jalanan sepi, gue sendiri, sunyi, sengsara..!!!
* Hidup gue, hancur, udah gak penting.
* Pengen mati.
* Bunuh diri.
* Terjun dari jembatan.
* Jembatannya terlalu tinggi...
* Gue gak berani...
* Coba silet nadi.
* Silet ga punya...
* Beli baygon,
* baygonnya kadaluarsa, takut keracunan.
>> Kebetulan di jalan, ketemu polisi.
* Gue deketin, pengen pinjem pistolnya, buat nembak diri.
* Gue tanya. "Bawa pistol gak" ?
* Dia diem. Cuek!
* Gue langsung raba-raba tubuhnya, nyari pistol, tapi ga ada...
* Ya udah, gue tinggalin aja... polisi tidur itu...
>> Lalu gue, berdiri diam, di tengah jalan. Sambil berharap Apriani lewat, dengan xenia mautnya.
* Nabrak gue... Braaaaakkkkk...!!!!
* Lalu selesai, semua masalah...
>> Tapi sia2... Yang lewat justru bus AKAP, ngebut !
* Ya udah gak apa apa, rotan gak ada akar pun jadi, ga ada xenia, bus juga boleh...
* Gue pasrah...
* Berharap ditabrak brutal...
* Bus makin dekat, 5 meter lagi, tapi bego, bus malah belok kanan, milih nabrak pohon akasia, ketimbang gue... sialan...,
* Gak fair !!!
* Gue dongkol... ...
* Gue labrak si sopir:
"Nabrak orang yang lagi diem aja ga kena ! ...
* Punya mata ga sih !
* Dasar sopir goblok!!!!!
>> Gue pergi... Ke kantor gubernur.
Nyari tiang bendera.
* Ambil talinya. Gue mau bunuh diri, dengan cara lain.
* Klasik tapi spektakuler: gantung diri, pake tali tambang..!!!
>> Di pohon jambu air, depan rumah pacar, pacar yang mutusin gue !!!
* Biar hantu gue gentayangan, disana !!!
* Gue segera ke sana. Bawa tali tambang.
* Gue pandangi si pohon jambu air.
* Hati ini haru......
* Inilah akhir hidup gue. 9
>> Di pohon ini, seorang cowok cakep, tewas karena kasus asmara !!!!
* Gue udah siap-siap manjat,
mau pasang tali, tapi sebelumnya gw telfon mantan gw dulu pake hp pinjaman temen gue.
* Hpnya bb onix 2, barang mulus, charger, dosbuk lengkap ,
* Harga menyesuaikan
* Minat??? hub.0822******


Dikirim dari perangkat Samsung saya