Senin, 28 Maret 2016

Kadang Tuhan Merancang Untuk Menunda Impian Anda

Kadang Tuhan Merancang Untuk Menunda Impian Anda

29 Maret 2016

Bacaan Hari Ini:
Ulangan 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud
>> merendahkan hatimu
>> dan mencobai engkau
>> untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
----------------------------------------------
Impian tidak akan pernah bisa langsung terwujud.

>> Selalu ada masa tunggu.

>> Abraham punya impian untuk menjadi bapa dari bangsa yang besar, dan ia menunggu 90 tahun bahkan sebelum ia mendapatkan seorang putra.

>> Nuh punya impian untuk membangun sebuah bahtera, tapi itu memerlukan masa penundaan selama 120 tahun.

>> Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir namun kemudian berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun sebelum akhirnya sampai di Tanah Perjanjian, yang sebenarnya hanya butuh waktu sekitar dua minggu saja untuk berjalan dari Mesir ke Israel.

Sama seperti orang Israel, terkadang rencana kita tertunda sebab Tuhan telah merancangnya seperti itu.
>> Dia menggunakan penundaan-penundaan untuk mempersiapkan kita.
>> Setiap mimpi memiliki kesulitannya masing-masing.
>> Dan Tuhan menggunakan penundaan itu untuk membuat kita siap menghadapinya.
>> Dia tahu bahwa bangsa Israel belum siap berperang merebut Kanaan, mereka tidak akan mampu menghadapinya, sebab itulah Ia tahu Ia butuh waktu untuk mempersiapkan mereka menghadapi apa yang akan menghadang mereka.
>> Tuhan juga menggunakan penundaan untuk menguji kita.

Alkitab mengatakan dalam Ulangan 8: 2, "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud
>> merendahkan hatimu
>> dan mencobai engkau
>> untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu,
👉 yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Jadi ketika impian Anda tertunda, bagaimana Anda harus meresponnya?

Jangan takut!

Takut adalah kesalahan pertama yang dibuat bangsa Israel.

Ulangan 1:28 mengatakan,
Ke manakah pula kita maju?
>> Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan:
* Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita,
* kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit,
* lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana.

Bangsa Israel punya iman yang cukup untuk pergi keluar dari Mesir,
* tetapi mereka tidak punya cukup iman untuk sampai ke Tanah Perjanjian.
* Mereka takut.

Masalahnya yang muncul dengan rasa takut ialah itu menahan Anda dalam ketidakpastian.
>> Ketakutaan memperpanjang penundaan.

Banyak dari impian Anda tak pernah terwujud bukan karena Allah,
>> tetapi karena Anda sendiri,
>> karena Anda tidak mau melangkah dengan iman.

Penawar dari rasa takut yaitu fokus pada kehadiran Allah.
>> Sadarilah bahwa Allah sedang menyertai Anda.

Ketika Anda takut mengejar mimpi yang telah diberikan pada Anda,
>> Anda hanya perlu fokus pada kehadiran-Nya.

Dia mengatakan, "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, (Yesaya 41:10a).

Dia beserta Anda sekarang,
dari dulu hingga selamanya.

Saat ini,
>> mungkin beberapa dari Anda tengah berada dalam fase penundaan.
>> Anda sudah lama mendoakan sesuatu,
>> namun itu belum terwujud.
>> Anda mungkin mulai berpikir jika Allah telah melupakan Anda.

Allah tidak melupakan Anda!
>> Ini adalah penundaan yang dirancang oleh-Nya.
>> Dia tahu apa yang akan Anda lalui.

Sebab itulah,
>> Dia ingin terlebih dulu membangun karakter Anda
>> dan ingin Anda belajar untuk percaya kepada-Nya.

Renungkan Hal ini
☆ Bagaimana ujian Tuhan atas iman Anda ini telah menghasilkan pertumbuhan rohani dalam hidup Anda?

☆ Apakah Anda takut akan ke arah mana Ia memimpin Anda atau apa yang mungkin Ia minta Anda lakukan?

☆ Bagaimana Anda bisa memperlihatkan kepada Tuhan bahwa Anda mempercayakan Dia untuk hari ini dan masa depan?
_______________________________
Anda bisa mengandalkan Dia untuk membantu Anda. Jangan takut!

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)




Dikirim dari perangkat Samsung saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar