Selasa, 29 Maret 2016

CHANGE THE WAY YOU PRAY

CHANGE THE WAY YOU PRAY


>> "Our Father in heaven,

>> hallowed be your name.

>> Your kingdom come,

>> your will be done, on earth as it is in heaven."

(Matthew 6:9-10)


Kita harus mengingat Doa Bapa Kami,


>> "Bapa kami yang di Surga,

>> dikuduskanlah nama-Mu,

>> datanglah kerajaan-Mu,

>> jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga."

(Matius 6:9-10)

Kalimat pendahuluan Doa Bapa Kami di atas adalah kalimat yang sudah dihafalkan banyak orang dari generasi ke generasi.


Kita bahkan sering mengucapkannya di dalam doa-doa kita.


Kuatirnya,

kalimat ini lama-lama kehilangan maknanya karena kita seolah-olah seperti sebuah mesin mekanis yang harus mengucapkan Doa Bapa Kami tanpa mengetahui lagi apa makna sesungguhnya dari kalimat ini.

Ingat,

Yesus mengucapkan sebuah kalimat pendahuluan sebelum mengajarkan Doa Bapa Kami,

"Berdoalah seperti ini."

Jadi apa maksud Yesus?


Ubahlah cara anda berdoa,

dan berdoalah untuk Tuhan,

untuk memuliakan Dia saja.

I know for myself - and I know I'm not alone - that so much of my prayer has nothing to do with the glory of God. Regrettably, in much of our prayer, we're actually asking God to endorse our pursuit of self-focused little glories. But we phrase it in a way to make it sound not so selfish:

>> Saya tahu diri saya sendiri –

>> saya tahu saya tidak sendirian –

>> bahwa banyak sekali doa-doa yang saya naikkan tidak ada hubungannya dengan kemuliaan Allah.


Sangat disesalkan,

bahwa di dalam banyak doa pribadi kita,

>> kita hanya berdoa bagi kemuliaan diri kita,

>> fokusnya adalah demi kepentingan kita pribadi.


Tetapi kita menyebutkan doa-doa kita dengan cara yang seolah-olah kita tidak egois:

  • Tuhan berikan aku hikmat di dalam pekerjaan (sehingga aku dapat lebih banyak uang dan kuasa)

  • Tuhan, angkatlah masalah-masalah finansialku (sehingga saya memiliki lebih banyak uang untuk bisa menikmati banyak hal di dunia ini dan aku gembira)

  • Tuhan berkati anak saya agar lebih menghormati orangtua (sehingga waktu saya bersama keluarga bisa lebih damai dan semua urusan saya bisa diselesaikan dengan baik)

  • Tuhan bekerjalah di dalam hati pasangan saya (sehingga saya bisa memiliki pernikahan sesuai dengan mimpi saya.

  • Tuhan, berikan aku relasi yang lebih baik dengan sesama (sehingga anjingnya tidak berjalan-jalan dan menginjak-injak rumput halaman depan rumah saya)

  • Tuhan tolong sembuhkan tubuh saya (sehingga saya bisa melakukan berbagai kegiatan yang saya sukai)

Kita harus mengubah cara kita berdoa.


Hal pertama yang harusnya kita lakukan adalah agar kita berdoa untuk memuliakan Allah, agar kita semakin mencintai-Nya lebih dari apapun juga.


Kalau begitu, apakah Allah tidak terkesan egois dan narsis?

>> Saya pikir Allah itu

  • baik hati,

  • tidak egois,

  • mengasihi dunia ini dengan amat mendalam.


Ini adalah pertanyaan yang baik, dan sangat bernilai jawaban-jawabannya.


Pertama,

>> jangan mengevaluasi karakter Allah dari perspektif kita sebagai manusia.

  • Allah bukan manusia

  • dan tidak bisa dihakimi dengan standard yang sama dari perspektif manusia.

>> Karena manusia terobsesi untuk memuliakan diri sendiri,

  • dipenuhi dengan kesombongan

  • dan kebanggaan diri.

>> Allah tidak demikian.

  • Allah berbeda sekali.

  • Allah itu tidak apple to apple dengan manusia di dunia ini

  • tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Allah di seluruh jagad raya ini.

Kedua,

>> jika Allah harus menyangkal kemuliaan-Nya maka Dia akan berhenti menjadi Allah.

>> Untuk menjadi Allah maka Dia harus di atas dan melampaui semua ciptaan-Nya.

>> Keinginan untuk menundukkan diri di bawah yang lain akan membuat-Nya tidak lagi menjadi Allah atas segala sesuatu.


Ketiga,

>> ketekunan Allah untuk diri-Nya sendiri adalah harapan dari alam semesta ini.


>> Jika Allah akan melupakan kemuliaan-Nya (dan tujuan-tujuan-Nya yang mulia),

  • maka semua janji-Nya tidak akan ada nilai apa-apa,

  • dan tidak akan ada harapan keselamatan bagi orang percaya.


Terakhir,

>> dengan meminta kita berdoa untuk memuliakan Allah saja,

  • Yesus membebaskan kita dari kecanduan kita akan memuliakan diri sendiri

  • Komitmen Allah untuk memegang teguh kemuliaan-Nya adalah hal yang paling baik yang Allah bisa lakukan bagi kita.

  • Inilah yang menebus kita dari diri kita sendiri dan menghancurkan belenggu di dalam hidup ini yang membuat kita berpikir dengan salah bahwa kita akan mendapatkan hidup tetapi sesungguhnya yang ada hanya kekosongan dan akhirnya kematian.

Kiranya renungan ini mengubahkan cara kita berdoa.

REFLECTION QUESTIONS:


>> Berapa banyak doamu didominasi oleh pergumulanmu mengejar kemuliaan diri…?


>> Coba ingat lagi apa saja hal-hal yang kamu doakan akhir-akhir ini…?

>> Bagaimana caranya kita bisa berdoa untuk memuliakan Allah saat

ini....?

______________________________Coba mulai dengan menyampaikan 3 pokok doa yang spesifik saat ini.



Dikirim dari perangkat Samsung saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar