Rabu, 31 Juli 2024

Hidup Damai dengan Manusia dan Tuhan

01 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
1 Timotius 2: 5 "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"
-----------------
Ketika Anda berkonflik, fokuslah pada rekonsiliasi, bukan pada resolusi.

Ada satu perbedaan besar antara kedua kata tersebut. Rekonsiliasi berarti membangun kembali hubungan. Resolusi berarti menyelesaikan masalah.

Akan tetapi, pada kebanyakan kasus, resolusi tidak akan terjadi karena ada beberapa hal yang tidak akan pernah bisa Anda sepakati.

Bisakah Anda memiliki hubungan yang penuh kasih tanpa harus sepakat dengan segala hal? Tentu saja bisa. Tapi itu memerlukan hikmat. Jika Anda berhikmat, Anda belajar untuk tidak sependapat tanpa harus menjadi orang yang menyebalkan; Anda belajar untuk berjalan bergandengan tangan tanpa harus saling berhadap-hadapan.

Salah satu hal luar biasa yang bisa Anda lakukan dengan hidup Anda ialah dengan menjadi pembangun jembatan, bukan menjadi pembangun tembok. Anda semakin serupa dengan Yesus Kristus ketika bersedia berdamai dengan orang lain. Itulah tepatnya tujuan Yesus datang ke dunia! Allah Bapa mengutus Yesus ke Bumi untuk mendamaikan umat manusia dengan Allah.

Yesus adalah pendamai yang luar biasa. Alkitab berkata, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus" (1 Timotius 2: 5).

Namun, Anda tidak bisa berdamai dengan orang lain sebelum Anda berdamai dengan Tuhan. Apabila Anda mendapati diri Anda terus menerus berkonflik dengan orang lain, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah berdamai dengan Tuhan. Anda dapat berdamai dengan Tuhan dengan bertobat dari dosa-dosa Anda, dan mendedikasikan hidup Anda untuk melayani Dia.

Renungkan hal ini:

- Apakah ada hubungan Anda yang retak karena Anda gagal menyelesaikan masalah dengan orang lain? Langkah apa yang bisa Anda lakukan untuk menuju rekonsiliasi?

- Bagaimana selama ini Anda meneladani seorang Kristen yang menjadikan dirinya sebagai jembatan, bukan sebagai tembok pembatas?

- Apakah saat ini Anda hidup damai dengan Tuhan? Jika tidak, apa yang tengah menghalangi Anda untuk berdamai dengan-Nya hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 54-56; Roma 3
________
Alkitab menyebut Yesus sebagai Raja Damai. Berdamai dengan Tuhan akan memimpin Anda untuk berdamai dengan diri sendiri, dan pada akhirnya memampukan Anda untuk berdamai dengan orang lain.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Peace with People Follows Peace with God
By Rick Warren

"There is one God and one mediator between God and mankind, the man Christ Jesus." 1 Timothy 2:5 (NIV)
----------------
When you have conflict, focus on reconciliation, not resolution.

There's a big difference between those two words. Reconciliation means re-establishing the relationship. Resolution means resolving every issue.

In most cases, resolution isn't going to happen—there are some things you'll just never agree on.

Can you have a loving relationship without agreeing on everything? Absolutely. But it takes wisdom. When you're wise, you learn to disagree without being disagreeable; you learn to walk hand in hand without having to see eye to eye.

One of the greatest things you can do with your life is to be a bridge builder, not a wall builder. You are most like Jesus Christ when you are reconciling people. That's exactly what Jesus came to do! God sent Jesus to earth to reconcile humanity with God.

Jesus is the great reconciler. The Bible says, "There is one God and one mediator between God and mankind, the man Christ Jesus" (1 Timothy 2:5 NIV).

But you cannot make peace with other people until you make peace with God. If you find yourself in constant conflict, ask yourself whether you've made peace with God. You can make peace with God by repenting of your sins and dedicating your life to serving him (see the prayer below).

The Bible calls Jesus the Prince of Peace. Peace with God leads to peace with yourself, which leads to peace with others.


Selasa, 30 Juli 2024

Perbaiki Masalahnya, Jangan Menyalahkan

31 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Kolose 3: 8 "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu."
-----------------------
Anda hanya punya sejumlah energi untuk mengatasi masalah emosional. Saat Anda mencoba menyelesaikan konflik, Anda dapat menggunakan energi tersebut untuk menyalahkan, atau memperbaiki masalah. Anda harus memilih salah satunya sebab Anda tidak punya cukup energi untuk melakukan keduanya. Di situlah, Anda perlu bertanya pada diri sendiri mana yang lebih penting — menyalahkan orang lain atau menyelesaikan konflik.

Berbicara soal menyelesaikan masalah, Anda harus mengambil keputusan bahwa Anda akan mengkonfrontasi dengan sopan. Di dalam pernikahan atau keluarga Anda, tetapkan aturan dasar tentang kata-kata yang tidak boleh Anda gunakan— kata-kata yang berpotensi menjadi senjata pemusnah massal.

Selama Perang Dingin, ketika Uni Soviet dan Amerika Serikat saling menyerang, Amerika Serikat memiliki ribuan rudal antarbenua — senjata pemusnah massal — yang dibidikkan ke Rusia. Amerika Serikat dapat meluluhlantakkan seluruh Uni Soviet. Tapi di satu sisi, Uni Soviet juga memiliki ribuan rudal antarbenua yang diarahkan kepada Amerika Serikat.

Akan tetapi, kendati berada di titik terburuk dan paling tegang sekali pun, kedua belah pihak nyatanya masih punya cukup akal sehat untuk tidak menggunakan senjata-senjata tersebut. Itu disebut strategi MAD; jika salah satu pihak memutuskan untuk menggunakan senjata tersebut, maka hasilnya adalah "Kehancuran Bersama (Mutually Assured Destruction)." Maka, negara-negara tersebut berkata, "Jika Anda menggunakan milik Anda, kami akan menggunakan milik kami. Kita akan saling memusnahkan, jadi tidak akan ada satu pun yang menang." Maka, meskipun kedua negara tersebut saling berlawanan, pada akhirnya mereka setuju untuk tidak menggunakan senjata pemusnah tersebut.

Sering kali hubungan kita juga memiliki senjata pemusnah massal. Ketika Anda menggunakan senjata tersebut, Anda sedang menyalahkan — bukan memperbaiki permasalahan. Dalam pernikahan, misalnya, senjata tersebut itu adalah kata-kata ancaman untuk bercerai, atau menjelek-jelekkan orang tua satu sama lain. Percayalah, betapa pun kesalnya Anda, kata-kata itu terlarang untuk diucapkan. Kata-kata tersebut sudah pasti akan sama-sama menghancurkan— karena kata-kata tersebut menghancurkan kepercayaan satu sama lain.

Alkitab sangat spesifik berbicara tentang batas-batas dalam hubungan. Kolose 3: 8 mengatakan, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Itulah senjata pemusnah massal. Semuanya itu dipakai untuk saling menyalahkan. Dan ketika Anda melakukannya, itu artinya Anda sedang menghakimi– tetapi sesungguhnya hanya Allahlah yang berhak menghakimi.

Sebaliknya, buanglah senjata penghancur Anda, dan gunakan energi Anda buat hal-hal yang penting. Perbaiki masalahannya.

Renungkan hal ini:

- Apa "senjata pemusnah massal" dalam hubungan Anda?

- Langkah mudah apa yang bisa Anda ambil untuk berhenti menyalahkan orang lain agar Anda dapat memperbaiki masalah yang ada?

- Mengapa penting untuk menetapkan batasan-batasan untuk saling "mengkonfrontasi dengan sopan" dalam sebuah hubungan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 51-53; Roma 2
__________
Pilihlah untuk memperbaiki masalah, bukan fokus untuk menyalahkan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Fix the Problem, Not the Blame
By Rick Warren

"Now you must also rid yourselves of all such things as these: anger, rage, malice, slander, and filthy language from your lips." Colossians 3:8 (NIV)
-------------------
You only have a certain amount of emotional energy. When you're trying to resolve conflict, you can use that energy either to fix the blame or to fix the problem. You don't have enough energy to do both. So you need to ask yourself what's more important—to blame the other person or to resolve the conflict.

Choose to fix the problem, not the blame.

When it comes to solving problems, you should decide ahead of time that you're going to fight fair. Within your marriage or family, set ground rules for words you'll never use—words that serve as weapons of mass destruction.

During the Cold War, the Soviet Union had thousands of intercontinental missiles—weapons of mass destruction—aimed at the United States. And the United States had thousands of intercontinental missiles aimed at the Soviet Union too.

But even at the worst, most tension-filled points during the Cold War, both sides still had enough sanity not to use those weapons. It's been called the MAD strategy; if either side decided to use the weapons, the result would be a "Mutually Assured Destruction." In effect, the countries were saying, "If you use yours, we're going to use ours. We'll destroy each other, and there won't be any countries left." So even when we were on opposite sides of an issue, we could at least agree not to use those weapons.

Relationships often have weapons of mass destruction too. When you use those weapons, you fix blame—but you never fix problems. In marriages, for example, those weapons include things like threatening divorce or bringing up each other's parents. Those are words of mutually assured destruction—they destroy a relationship by tearing down trust.

You have to agree, no matter how upset you are, those words are off limits.

The Bible is very specific about what's out of bounds in a relationship. Colossians 3:8 says, "Now you must also rid yourselves of all such things as these: anger, rage, malice, slander, and filthy language from your lips" (NIV).

Those are weapons of mass destruction. They're used to fix blame. And when you fix blame, you're judging—and only God has the right to judge.

Instead, set aside destructive weapons and use your energy for what matters. Fix the problem.


Senin, 29 Juli 2024

Orang yang Pemberani Berani Menyelesaikan Konflik

30 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
2 Timotius 1:7 "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."
--------------------
Mengapa Tuhan ingin kita hidup damai dengan semua orang? Karena konflik yang belum terselesaikan menimbulkan tiga dampak buruk dalam hidup Anda.

Pertama, itu menghalangi persekutuan Anda dengan Tuhan. Jika Anda mengalami konflik dengan orang lain, Anda tak bisa hidup berdampingan dengan Tuhan. Ketika fokus Anda teralihkan, ketika Anda berkonflik dengan orang lain, Anda tak dapat memiliki hubungan yang damai dengan Tuhan. Alkitab mengatakan, "Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta," (1 Yohanes 4: 20a).

Kedua, konflik yang belum terselesaikan menghalangi doa-doa Anda. Berkali-kali Alkitab mengatakan jika ada konflik dan dosa serta ketidakharmonisan dalam hidup Anda, maka doa Anda akan terhadang.

Ketiga, konflik yang belum terselesaikan menghalangi kebahagiaan Anda. Anda tak bisa menjadi bahagia dan berkonflik pada saat bersamaan. Saat konflik muncul di depan pintu Anda, kebahagiaan keluar dari pintu belakang.

Bagaimana caranya menyingkirkan konflik dalam hidup Anda? Titik awal penyelesaian konflik ialah dengan mengambil inisiatif. Jangan menunggu orang lain datang kepada Anda; datangilah orang itu dan jadilah pembawa damai.

Jangan abaikan konflik. Jangan menyangkal konflik. Jangan mengubur konflik seolah-olah itu tidak pernah ada.

Pernahkah Anda mendengar ungkapan, "Waktu menyembuhkan segalanya"? Itu hanya omong kosong. Waktu tidak menyembuhkan apapun!" Malah sebenarnya waktu hanya memperburuk keadaan. Ibaratnya Anda punya luka menganga tapi tidak berusaha menyembuhkannya, lama kelamaan itu akan membusuk. Kemarahan akan berubah menjadi dendam, dan kebencian akan berubah menjadi kepahitan.

Hanya orang-orang yang pemberani yang mau menyelesaikan konflik. Mungkin hal yang paling berani yang bisa Anda lakukan yaitu menghadapi masalah yang sudah lama Anda abaikan, di dalam pernikahan, dengan anak-anak Anda, dengan karyawan Anda atau bos Anda, atau siapa pun itu.

Lalu, dari mana Anda menemukan keberanian untuk menghadapinya? Di dalam Tuhan.

Alkitab mengatakan dalam 2 Timotius 1:17, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." Itu artinya jika Anda membiarkan Roh Kudus memenuhi hidup Anda, maka Anda akan dipenuhi dengan kekuatan, kasih, dan disiplin diri. Dan kasih Tuhan mengatasi rasa takut.

Renungkan hal ini:

- Apakah ada masalah di dalam hubungan-hubungan Anda dengan orang lain yang Anda anggap tidak ada? Uang? Kepercayaan? Mertua? Anak-anak? Komunikasi? Moral? Etos kerja?

- Apa yang akan Anda lakukan hari ini untuk mengambil inisiatif guna memecahkan konflik-konflik tersebut?

- Apa artinya mengizinkan Roh Kudus memenuhi hidup Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 49-50; Roma 1
___________
Konflik tidak akan terpecahkan dengan sendirinya. Anda harus menyelesaikannya dengan tekad penuh.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Courageous People Resolve Conflict
By Rick Warren

"God has not given us a spirit of fear and timidity, but of power, love, and self-discipline." 2 Timothy 1:7 (NLT)
--------------
God wants you to live at peace with everyone. Why? Because unresolved conflict has three devastating effects in life.

First, it blocks your fellowship with God. When you're out of harmony with others, you can't be in harmony with God. When you're distracted by conflict with other people, you can't have a clear connection with God. The Bible says, "If someone says, 'I love God,' but hates a fellow believer, that person is a liar" (1 John 4:20 NLT).

Second, unresolved conflict hinders your prayers. Over and over again the Bible says that when your life is characterized by conflict, sin, and disharmony, your prayers are blocked. "It's your sins that have cut you off from God. Because of your sins, he has turned away and will not listen anymore" (Isaiah 59:2 NLT).

Third, unresolved conflict hinders your happiness. You can't be happy and in conflict at the same time. When conflict comes in through the front door, happiness goes out the back door.

Once conflict enters a relationship, it won't go away on its own. You can't make it disappear by ignoring, denying, or sweeping conflict under the rug.

Have you heard the expression, "Time heals everything"? That's simply not true. Time heals nothing! If time healed everything, you wouldn't ever need to see the doctor. When you've got an open wound and you don't deal with it, it festers. Conflict is the same way. Anger turns to resentment, and resentment turns to bitterness.

So, to get rid of conflict, you need to intentionally deal with it. Don't wait for the other person to come to you. Go to the person you're in conflict with. Take the initiative and be the peacemaker.

Only courageous people resolve conflict. Maybe the most courageous thing you can do is to face an issue that you've been ignoring for a long time—whether it's in your marriage, with your kids, with your employees or your boss, or whoever.

Where do you find the courage to face and resolve conflict? You get it from God.

The Bible says in 2 Timothy 1:7, "God has not given us a spirit of fear and timidity, but of power, love, and self-discipline" (NLT). Let God's Spirit fill your life, and you'll find yourself filled with power, love, and self-discipline. God's love will overcome fear and give you the courage to resolve conflict and bring healing to your relationships.


Minggu, 28 Juli 2024

Kemarahan Menghasilkan Kemarahan, Kebijaksanaan Menghasilkan Kesabaran

29 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 19:11 "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."
---------------------
Orang yang terluka menyakiti orang lain.

Ketika seseorang menyakiti Anda, itu karena mereka pernah tersakiti. Orang yang tidak baik tidak merasakan kebaikan. Orang yang tidak mengasihi merasa tidak dikasihi.

Ketika seseorang bertindak kasar, kepahitan, jahat, sarkastik, kejam, atau arogan, sesungguhnya mereka sedang berteriak lewat tingkah laku mereka, "Aku sedang terluka! Aku butuh dosis besar cinta! Aku tidak nyaman!"

Orang yang merasa aman dan merasa dikasihi tidak bertingkah laku demikian. Orang yang merasa sangat dikasihi dan percaya diri punya banyak kemurahan hati dan ramah terhadap orang lain.

Lalu, bagaimana seharusnya Anda bereaksi ketika seseorang menyakiti Anda? Bagi kebanyakan orang, respons spontan mereka yaitu dengan kemarahan.

Berikut ini adalah anggapan yang dipercaya oleh kebanyakan orang: Anda hanya memiliki sedikit amarah dalam hidup Anda. Ketika "ember" amarah itu penuh, Anda perlu menuangkannya—untuk mengekspresikan amarah Anda. Ketika ember itu kosong, barulah amarah Anda lepas.

Apabila Anda percaya itu, maka Anda akan bergumul dengan kemarahan sepanjang hidup Anda. Pada kenyataannya, Anda bukan hanya memiliki satu ember amarah, Anda memiliki satu pabrik amarah! Pabrik itu dapat terus memproduksi amarah, lagi dan lagi. Ketika Anda meluapkan amarah Anda, maka semakin banyak amarah yang tercipta. Malah, semakin banyak amarah yang Anda keluarkan, semakin banyak pula amarah yang dihasilkan.

Penelitian demi penelitian memperlihatkan bahwa kecaman hanya menciptakan lebih banyak kecaman. Ledakan amarah menyebabkan lebih banyak amarah, dan kemudian itu menjadi sebuah pola kebiasaan.

Oleh karena itu, janganlah dengan mudahnya mengeluarkan amarah Anda sebab ember kemarahan itu akan terus terisi. Tapi sebaliknya, jadilah sabar dan berikanlah pengampunan.

Amsal 19:11 mengatakan, "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."

Jika tujuan Anda adalah untuk membalas, itu artinya Anda tidak lebih baik dari lawan Anda. Agar dapat merespons dengan bijak, maklumilah kesalahan orang lain. Cernalah kata-kata mereka, dan lihatlah rasa sakit mereka di baliknya. Berikanlah mereka kasih dan kesabaran.

Renungkan hal ini:

- Kapan Anda pernah melihat ledakan "pabrik amarah" dalam hidup Anda atau orang lain? Apa akibatnya?

- Pikirkan satu momen ketika Anda memilih untuk merespons dengan bijak dan sabar, alih-alih dengan emosi. Apa yang terjadi?

- Kapan seseorang pernah memilih untuk sabar ketimbang marah kepada Anda? Bagaimana itu membawa pengaruh bagi Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 46-48; Kisah Para Rasul 28:17-31
___________
Ketika seseorang menyakiti Anda, maka Anda punya pilihan. Anda bisa menanggapinya dengan kemarahan yang pada akhirnya akan menciptakan lebih banyak kemarahan, atau Anda dapat menanggapinya dengan hikmat dan kasih serta mengabaikan kesalahan, dan membalas kejahatan dengan kebaikan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Anger Yields Anger, Wisdom Yields Patience
By Rick Warren

"A person's wisdom yields patience; it is to one's glory to overlook an offense." Proverbs 19:11 (NIV)
----------------
Hurt people hurt people.

When someone hurts you, it's because they've been hurt. Unkind people don't feel kindness themselves. Unloving people feel unloved.

When someone is rude, bitter, unkind, sarcastic, mean-spirited, or arrogant, they are shouting with all of their behaviors, "I am in pain! I need massive doses of love! I do not feel secure!"

Secure, loved people don't act that way. The person who feels deeply loved and deeply secure is generous and gracious to other people.

So how should you respond when someone hurts you? For many people, the knee-jerk response is anger.

Here's a widely held belief: You have only a set amount of anger in your life. When that "bucket" of anger is full, you need to pour it out—to express your anger. Then, when the bucket is empty, it will be cathartic.

If you believe that, you'll struggle with anger for your entire life. The truth is, you don't have just a bucket of anger. You have an entire anger factory! That factory can keep on producing and producing and producing. When you get rid of the anger you have, you'll get more. In fact, the more anger you throw out, the more it produces.

Study after study has shown that aggression only creates more aggression. Angry outbursts lead to more anger, and soon anger becomes your habitual pattern.

So you can't just pour your anger out; that anger bucket will just refill. Instead, you need to let it go.

Proverbs 19:11 says, "A person's wisdom yields patience; it is to one's glory to overlook an offense" (NIV).

When your goal is to just get even, you're no better than your opponent. To respond wisely instead, overlook offenses. Look past a person's words to their pain. Offer love and patience.

The American poet Edwin Markham wrote this short poem: "He drew a circle that shut me out—heretic, rebel, a thing to flout. But Love and I had the wit to win: We drew a circle that took him in!"

When someone hurts you, you have a choice. You can respond in anger, which will only create more anger. Or you can respond wisely in love, overlooking offenses and overcoming evil with good.


Sabtu, 27 Juli 2024

Harga yang harus Dibayar dari Kemarahan

28 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 14:29 "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."
------------------
Ketika seseorang sedang marah pada Anda, sangatlah mudah untuk Anda terpancing untuk membalasnya dengan kemarahan. Sebelum itu terjadi, pikirkanlah akibat yang akan Anda tanggung. Pikirkanlah harga yang harus dibayar akibat dari kemarahan Anda.

Alkitab sangat spesifik berbicara tentang amarah yang tak terkendali. Amsal 29:22 mengatakan, "Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya." Dalam Amsal 15:18, dikatakan, "Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan." Dan Amsal 14:29 mengatakan, "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."

Apabila Anda membiarkan amarah menguasai Anda, maka akan ada akibatnya. Anda akan terlibat masalah. Anda akan menambah dosa. Anda akan menimbulkan pertengkaran. Anda akan membuat kesalahan.

Ketika Anda marah, artinya Anda siap untuk kehilangan. Anda mungkin akan kehilangan rasa hormat seseorang, rasa cinta keluarga Anda, kesehatan Anda, atau bahkan pekerjaan Anda.

Mungkin Anda adalah orang yang cenderung menggunakan amarah Anda untuk memotivasi orang lain untuk berbuat benar. Tapi, jangan lakukan itu! Anda mungkin akan melihat hasil jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, kemarahan akan selalu menciptakan lebih banyak kemarahan, lebih banyak sikap apatis, dan lebih banyak keterasingan.

Berapa banyak anak-anak yang tersisihkan dari orang tua mereka oleh karena amarah orang tua mereka yang tak terkendali? Berapa banyak orang yang tersisihkan dari pacar, suami, istri, atau teman karena salah satu dari mereka tak bisa mengendalikan amarahnya? Kemarahan menghancurkan hubungan lebih cepat dari apa pun.

Jika Anda telah paham bahwa selalu ada akibat dari membalas kemarahan dengan kemarahan, kecil kemungkinan buat Anda untuk marah saat seseorang mencoba memancing amarah Anda.

Jadi sebelum Anda membalas, tanyakan diri Anda, "Apakah saya benar-benar ingin melakukan ini? Apakah saya ingin membuat kesalahan? Apakah saya ingin menambah lebih banyak dosa? Apakah saya ingin mencetuskan pertengkaran? Apakah saya ingin bertindak bodoh?"

Amsal 14:29 mengatakan, "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."

Renungkan hal ini:

- Metode apa yang selama ini Anda gunakan untuk tetap tenang saat seseorang marah kepada Anda atau menyerang Anda?

- Apa akibat dari kemarahan Anda yang tak terkontrol dalam hubungan Anda dengan orang lain?

- Beberapa orang memilih untuk memimpin dengan amarah dan intimidasi. Apa cara yang lebih baik untuk memimpin orang lain?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 43-45; Kisah Para Rasul 28:1-16
____________
Kemarahan selalu datang beserta segala konsekuensinya. Maka, sebelum Anda membalas, pikirkan kerugiannya. Kemudian, carilah cara bijak untuk mengendalikan amarah Anda

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
The Cost of Anger
By Rick Warren

"People with understanding control their anger; a hot temper shows great foolishness." Proverbs 14:29 (NLT)
--------------------
When someone is angry with you, it's easy to show anger in return. But before you allow yourself to get mad back, calculate what you're going to lose. Calculate the cost of anger.

The Bible is extremely specific about uncontrolled anger. Proverbs 29:22 says, "An angry person causes trouble; a person with a quick temper sins a lot" (NCV). In Proverbs 15:18, you read, "Hot tempers cause arguments" (GNT). And Proverbs 14:29 says, "A hot temper shows great foolishness" (NLT).

When you let anger take control, there is a cost. You're going to get in trouble. You're going to sin. You're going to cause arguments. You're going to make mistakes.

When you lose your temper, you always lose. You may lose someone's respect, the love of your family, your health, or even your job.

Maybe you're someone who uses anger to motivate people to do the right thing. Don't do it! You may get the short-term payoff. But in the long run, anger always produces more anger, more apathy, and more alienation.

How many kids have become alienated from a parent because of out-of-control anger? How many people have been alienated from a boyfriend, a girlfriend, a husband, a wife, or a friend because somebody lost their cool? Anger destroys relationships faster than anything else.

If you realize there's always a price for returning anger for anger, you're less likely to get angry when somebody's pushing your buttons.

So before you retaliate, ask yourself, "Do I really want to do this? Do I want to make mistakes? Do I want to sin more? Do I want to cause arguments? Do I want to act foolish?"

Proverbs 14:29 says, "People with understanding control their anger; a hot temper shows great foolishness" (NLT).

Anger always comes with a price tag. Before you retaliate, calculate the cost. Then choose the wise path of controlling your anger.


Jumat, 26 Juli 2024

Orang Bijak Memilih untuk Berbelas Kasih

27 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 17: 9 "Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran."
------------------
Alkitab mengatakan "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik" (Yakobus 3:17). Dengan kata lain — meski ketika orang lain membuat kesalahan, berdosa, terpeleset, dan gagal — adalah bijak apabila kita menunjukkan belas kasih kita.
Tuhan adalah pribadi yang paling bijaksana dan paling pemurah di alam semesta ini. Segala sesuatu yang Anda punya dalam hidup — bahkan tarikan napas Anda berikutnya — adalah anugerah dari-Nya. Jika kita mendapatkan apa yang pantas kita dapatkan, kita tidak akan ada di dunia ini. Sebaliknya, Tuhan memberikan apa pun yang kita butuhkan, bukan apa yang pantas kita terima. Dia penuh dengan belas kasih.

Sama halnya, orang bijak memberi orang lain apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang pantas mereka dapatkan. Orang bijak tidak menggarisbawahi kesalahan orang lain; sebaliknya, orang bijak penuh belas kasih. Mereka mencoba memaklumi orang lain—sebab mereka tahu Tuhan juga selalu mengampuni mereka.

Ketika Anda menilai orang lain, Anda bodoh. Tetapi ketika Anda penuh belas kasih, Anda mencerminkan sifat Tuhan.

Amsal 17: 9 mengatakan, "Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib."

Contoh yang paling pas adalah Mike, staf gereja kami yang sudah melayani bertahun-tahun. Saya bertemu dengannya pada hari dia dan istrinya, Sally, merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-50. Saat Sally hendak pulang setelah mengantarkan suaminya ke gereja, saya menghampirinya di mobil untuk memberi ucapan selamat. Saya bertanya padanya, "Apa rahasia 50 tahun pernikahan Anda?" Jawabnya, "Pak pendeta, saya tidak pernah mencoba untuk mengubah suami saya."

Setelah Sally pergi, saya menghampiri Mike dan bertanya, "Mike, apa rahasia 50 tahun pernikahanmu?" Dia berkata, "Saya tidak pernah mencoba untuk mengubah istri saya."
Di sepanjang 50 tahun pernikahan mereka, Sally dan Mike tentu telah melihat bagaimana mereka gagal dan terjatuh. Tetapi, alih-alih saling menghakimi, mereka memilih, seperti yang dikatakan Amsal 17: 9, untuk menutupi pelanggaran, mengejar kasih. Dengan bijak, mereka memilih untuk menunjukkan belas kasih lagi dan lagi.

Menjalani kehidupan dengan bijak dan penuh belas kasih akan mendatangkan manfaat yang kekal buat Anda.

Renungkan hal ini:

- Kapan seseorang pernah menunjukkan belas kasihnya kepada Anda, ketimbang memberi Anda apa yang pantas Anda dapatkan? Apa efeknya buat hidup Anda?

- Di mana Anda biasanya melihat bukti belas kasih Tuhan dalam hidup Anda?

- Dalam hubungan dengan siapkah, Anda pernah bersikap menghakimi, bukannya berbelas kasih? Apa salah satu cara praktis untuk memberikan belas kasih Anda kepada orang tersebut hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 40-42; Kisah Para Rasul 27
___________
Hari ini, esok, dan di masa depan, pilihlah untuk memberikan belas kasih Anda kepada orang-orang di sekitar Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Wise People Choose Mercy
By Rick Warren

"Love forgets mistakes; nagging about them parts the best of friends." Proverbs 17:9 (TLB)
--------------------
The Bible says wisdom "is full of mercy and the fruit of good deeds" (James 3:17 NLT). In other words—even when people mess up, sin, fumble, and fail—it's wise to show grace.

God is both the wisest and most merciful being in the universe. Everything you have in life—even your next breath—is a gift from him. If we got what we deserved, we wouldn't be alive. Yet God gives us exactly what we need, not what we deserve. He's full of mercy.

In the same way, wise people give others what they need, not what they deserve. Wise people don't emphasize other's mistakes; instead, wise people are merciful. They cut people slack—because they know God cuts them slack all the time.

When you judge, you're being foolish. But when you're merciful, you're reflecting God.

Proverbs 17:9 says, "Love forgets mistakes; nagging about them parts the best of friends" (TLB).

I saw a beautiful example of this in Mike, a man who had been on the Saddleback facilities staff for many years. I ran into him on the day he and his wife, Sally, celebrated their 50th wedding anniversary. Sally was getting ready to drive off, so I walked over to her car to congratulate her. I asked her, "What is the secret of a 50-year marriage?" She looked at me and said, "Pastor, I never tried to change him."

After she drove off, I walked over to Mike and said, "Mike, what's the secret to 50 years of marriage?" He said, "I never tried to change her."

Through 50 years of marriage, Sally and Mike surely had seen each other fumble and fail many times. But, instead of foolishly judging, they chose, as Proverbs 17:9 says, to forget each other's mistakes. They wisely showed mercy over and over again.

Today, tomorrow, and the next day, choose to show mercy to the people around you. Living a wise life that's full of mercy will pay great dividends for you in the long run.


Kamis, 25 Juli 2024

Orang Bijak Memerhatikan Perasaan Orang Lain

26 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Yakobus 3:17 "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."
------------------
Tahukah Anda dua kesalahan terbesar yang dilakukan orang dalam sebuah hubungan? Pertama, mereka merespons perkataan seseorang tanpa memikirkan perasaan orang tersebut. Kedua, mereka mengabaikan perasaan seseorang karena mereka tidak merasakan demikian.

Penangkal dari keduanya sama: Berempati.

Mari kita pelajari dua kesalahan ini dan apa yang sebaiknya dilakukan.

Kesalahan # 1: Merespons tanpa mencoba untuk memahami.

Orang sering kali terlalu fokus pada kata-kata yang diucapkan orang lain dan kurang memerhatikan perasaan di balik kata-kata tersebut. Ketika mereka marah, mereka biasanya mengatakan kata-kata yang sebenarnya tidak bermaksud mereka ucapkan. Mereka melebih-lebihkan dan menggunakan kata-kata yang sebenarnya tak ingin mereka gunakan. Alih-alih fokus mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, cobalah memahami perasaan yang tersirat di balik kata-kata tersebut. Orang-orang tidak selalu mengatakan apa yang mereka maksud— tetapi mereka selalu merasakan apa yang mereka rasakan.

Jika Anda bijak dalam menjalin suatu hubungan, Anda akan memerhatikan perasaan orang lain. Jangan hanya berfokus pada apa yang anak, pasangan, tetangga, atau atasan Anda katakan — kata-kata yang bisa memicu kemarahan Anda. Sebaliknya, perhatikan apa yang mungkin dirasakan oleh mereka. Orang-orang yang kasar atau kejam sesungguhnya sedang berteriak pada dunia, "Aku sakit!" Orang-orang yang terluka hatinya cenderung akan menyakiti orang lain. Dan sebenarnya, merekalah yang paling memerlukan kebaikan hati Anda.

Kesalahan # 2: Mengabaikan perasaan apa pun yang Anda tidak rasakan.

Ketika Anda tidak merasakan emosi yang sama yang dirasakan oleh orang lain, maka Anda biasanya akan mengabaikan perasaan mereka. Biarkan saya bertanya hal ini kepada Anda: Bisakah satu orang menjadi cuek, sementara yang lainnya menjadi perhatian meski berada di satu ruangan yang sama, di waktu yang sama? Tentu saja. Jadi, mengapa kita mencoba memperdebatkan apa yang orang lain rasakan?

Ketika Anda mengabaikan perasaan seseorang, sejatinya Anda tengah meremehkan orang tersebut. Seseorang mungkin berkata pada Anda, "Saya merasa bodoh." Jangan coba menghentikannya dengan berkata, "Kamu tidak bodoh." Sebaliknya, tanyalah, "Mengapa kamu merasa seperti itu? Apa yang membuatmu berkata seperti itu? " Anda perlu melihat makna dibalik kata-kata itu dan mencari tahu masalah yang sebenarnya.

Perasaan tidak serta merta benar atau salah. Perasaan sudah ada di diri kita masing-masing. Kita semua tak perlu memberi pembelaan atas apa yang kita rasakan. Begitu pula, orang lain hanya ingin Anda berkata, "Aku mendengarkanmu."

Alkitab berkata, "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik" (Yakobus 3:17).

Dengan hikmat surga, Anda akan mampu berhenti mengabaikan dan meremehkan perasaan orang lain. Biarkanlah teman Anda merasa lelah, janganlah mencoba untuk membujuknya agar ia mengabaikan rasa itu. Biarkanlah pasangan Anda merasa sedih dan jangan mencoba untuk membujuknya. Orang bijak memikirkan perasaan orang lain.

Renungkan hal ini:

- Apa akibat yang Anda lihat pada orang lain ketika Anda menunjukkan kebaikan kepada mereka saat mereka terluka?

- Kebiasaan apa saja yang perlu Anda ubah atau mulai lakukan untuk menjadi lebih mengerti perasaan orang lain, bukan hanya fokus pada kata-kata mereka?

- Seberapa pentingkah mendengarkan dalam memahami perasaan orang?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 37-39; Kisah Para Rasul 26
_____________
Milikilah hati yang penuh kasih Allah untuk dapat menempatkan diri dalam posisi orang lain

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Wise People Consider Other People's Feelings
By Rick Warren

"The wisdom that comes from heaven is first of all pure; then peace-loving, considerate, submissive, full of mercy and good fruit, impartial and sincere." James 3:17 (NIV)
-------------------
Do you know two of the biggest mistakes people make in relationships? One, they react to what someone says without considering how that person feels. Two, they invalidate someone's feelings because they don't feel that way themselves.

The antidote for both of these is the same: Simply be considerate.

Let's take a closer look at each of these mistakes and what you can do instead.

Mistake #1: Reacting without trying to understand.

People often pay too much attention to someone's words and not enough attention to the emotions behind the words. When a person is angry, they often say things they don't mean. They exaggerate and use words they didn't intend to use. Instead of just listening to the words, look for the emotions behind the words. People don't always say what they mean—but they always feel what they feel.

If you're wise in relationships, you'll be considerate of feelings. Don't just focus on what your kid, spouse, neighbor, or boss says—words that may trigger your anger. Instead, be mindful of what those people may be feeling. When people are rude and unkind, they are screaming to the world, "I'm in pain!" Hurting people always hurt people. And it's actually the unkind people who need your kindness the most.

Mistake #2: Invalidating any feelings that you don't feel yourself.

When you don't feel the same emotion someone else feels, you may dismiss their feelings altogether. Can one person be cold and another be warm while being in the same room at the same time? Yes. So why try to argue people out of what they feel?

When you dismiss someone's feelings, you minimize the other person. Someone may say to you, "I feel stupid." Don't dismiss it by saying, "You're not stupid." Instead, ask, "Why do you feel that way? What makes you say that?" You need to look beyond the words and get to the real issue.

Feelings are neither right nor wrong. They're just there. No one has to defend their feelings. They just need you to say, "I hear you."

The Bible says, "The wisdom that comes from heaven is first of all pure; then peace-loving, considerate, submissive, full of mercy and good fruit, impartial and sincere" (James 3:17 NIV).

With heaven's wisdom, you can stop ignoring and invalidating other people's feelings. You can let your friend feel tired and not try to talk her out of it. You can let your spouse feel sad and not try to talk him out of it. Wise people are considerate of other people's feelings.


Rabu, 24 Juli 2024

Bagaimana Menjadi Bijak dalam Hubungan

25 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 20: 3 "Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak."
------------------
Orang bijak adalah pembawa damai, bukan pembuat onar. Orang bijak tidak menyimpan dendam. Mereka tidak mencari keributan. Dan mereka tidak memusuhi orang lain.
Kenyataannya, ketika Anda mengenal seseorang untuk waktu yang lama, Anda akan tahu apa saja yang membuat orang itu kesal. Kemudian Anda akan menyimpan informasi tersebut di alam bawah sadar Anda sebagai alat yang bisa Anda pakai saat Anda bertengkar dengan orang itu. Saat orang itu mengucapkan sesuatu yang menyakiti, menyinggung, atau menghina Anda, biasanya Anda akan mengeluarkan informasi tersebut dan menggunakannya untuk melawan orang itu. Anda mencoba memancing emosi orang itu. Dan memang, cara ini selalu ampuh!

Tapi tahukah Anda apa kata Alkitab tentang perilaku ini? Bodoh! Itu tak akan membantu menyelesaikan masalah atau memperbaiki hubungan Anda. Itu justru akan merusak hubungan Anda. Itu sungguh sebuah tindakan yang tidak bijak.

Amsal 20: 3 mengatakan, "Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.

Kita semua menggunakan cara-cara kontraproduktif dalam menjalin hubungan. Cara-cara itu menyakitkan, berbahaya, dan itu tak akan memberikan apa yang Anda mau. Tetapi saat kita kurang berhikmat, biasanya kita menggunakannya juga.

Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Membandingkan. Jangan pernah membanding-bandingkan istri Anda, suami Anda, anak-anak Anda, atasan Anda, atau siapa pun itu— karena setiap orang itu unik. Membandingkan hanya akan memicu amarah.

2. Mengutuk. Dalam suatu hubungan, ketika Anda mulai membuat orang lain merasa bersalah, maka Anda malah akan mendapatkan kebalikannya. Cara itu tak akan berhasil. Itu bodoh.

3. Bertengkar. William James, seorang psikolog terkenal, berkata, "Hikmat adalah seni untuk mengetahui apa yang harus kita abaikan." Ada beberapa hal yang tidak layak mendapatkan perhatian Anda. Yang hanya perlu Anda lakukan ialah mengabaikannya saja.

Alkitab berkata dalam Amsal 14:29, "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."

Pernahkah Anda mengucapkan atau melakukan sesuatu yang dilandasi amarah? Tentu kita semua pernah! Saat Anda marah, kecerdasan Anda seolah Anda buang ke tong sampah. Anda mengatakan dan melakukan hal-hal bodoh yang justru merugikan diri sendiri.

Pernahkah Anda berpikir hanya ada satu huruf berbeda antara kata "anger" (amarah) dan "danger" (bahaya)? Waktu Anda marah, Anda berada di wilayah berbahaya. Anda siap untuk menyakiti orang lain — dan diri Anda sendiri — dengan amarah Anda sendiri.

Namun, kabar baiknya adalah Anda bisa memilih untuk tidak membiarkan kemarahan Anda mengontrol Anda. Anda bisa memilih untuk menjadi pembawa damai, bukan pembuat onar.

Renungkan hal ini:

- Cara-cara kontraproduktif apa yang selama ini Anda gunakan dalam hubungan Anda dengan orang lain? Bagaimana hal itu pernah menjadi bumerang buat Anda?

- Bagaimana kemarahan Anda sendiri pernah melukai Anda atau orang-orang di sekitar Anda?

- Kapan Anda pernah memilih untuk tidak berargumen, dan mengendalikan amarah Anda? Bagaimana hasilnya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 35-36; Kisah Para Rasul 25
___________
Ikuti nasihat bijak Amsal: Kendalikan amarah dan jauhi perselisiha. Maka, Anda dan orang-orang yang berhubungan dengan Anda akan menjalani hubungan yang sehat.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
How to Be Wise in Relationships
By Rick Warren

"Any fool can start arguments; the honorable thing is to stay out of them." Proverbs 20:3 (GNT)
------------------
Wise people are peacemakers, not troublemakers. Wise people don't carry a chip on their shoulder. They're not always looking for a fight. And they don't intentionally antagonize other people.

The fact is, if you're around someone for any length of time, you'll figure out what irritates them. Then you may file that information in the back of your mind as a tool to use when you get into an argument. When the person says something that hurts, offends, or slights you in any way, you may pull out the information you filed away and use it against them. You push the hot button. And it works every time!

You know what the Bible calls this kind of behavior? Stupid! It doesn't get you any closer to resolution or help your relationship. In fact, it hurts the relationship. It's not wise.

Proverbs 20:3 says, "Any fool can start arguments; the honorable thing is to stay out of them" (GNT).

We all use counterproductive strategies in relationships. They're hurtful, they're harmful, and they don't get you what you want. But when we lack wisdom, we use them anyway.

Here are just a few of these counterproductive strategies:

Comparing—Never compare your wife, your husband, your kids, your boss, or anyone else—because each person is unique. Comparing antagonizes anger.

Condemning—When you start laying on the guilt in a relationship, you get the opposite of what you expect. It doesn't work, and it's foolish.

Contradicting—William James, a pioneer in the field of psychology, said, "Wisdom is the art of knowing what to overlook." Some things just aren't worth your attention; you simply need to overlook them.

The Bible says in Proverbs 14:29, "A wise man controls his temper. He knows that anger causes mistakes" (TLB). Have you ever said or done anything out of anger? We all have! When you get angry, your intelligence goes out the window. You say and do foolish things that are self-defeating.

Have you ever thought about the fact that there is only one letter difference between "anger" and "danger"? When you get angry, you are in dangerous territory. You are about to hurt others—and yourself—with your anger.

The good news is that you don't have to let your anger get the best of you. You can choose to be a peacemaker, not a troublemaker. Follow the wise advice of Proverbs: Control your temper and stay out of arguments. You—and the people who have a relationship with you—will be glad you did.


Selasa, 23 Juli 2024

Allah adalah Bapa yang Dekat

24 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Kisah Para Rasul 17:27 "Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing."
-------------------------
Dalam Kisah Para Rasul 17, Paulus menyampaikan khotbah kepada orang-orang di Athena. Dia mengatakan sesuatu seperti ini, "Tuhan tidak tinggal di kuil atau di sebuah rumah yang kecil. Dia merasa terkurung bila tinggal di tempat seperti itu. Sebaliknya, Dia memilih untuk tinggal di seluruh dunia. Allah ada di mana-mana." Mengapa? Seperti yang dikatakan dalam Kisah Para Rasul 17:27, "Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing." Allah itu dekat, selalu ada, dan dapat dihubungi.

Banyak anak-anak saat ini tumbuh dengan ketidakhadiran sosok ayah. Ayah-ayah ini tidak pernah ada di rumah, selalu pergi, tidak pernah ada di momen-momen penting dalam hidup mereka. Bahkan ketika mereka di rumah, mereka sebenarnya tidak ada. Mereka tidak terkoneksi dengan anak-anak mereka—sibuk dengan ponsel, menonton televisi, atau bekerja. Mereka mungkin ada di sana secara raga, tetapi tidak secara jiwa dan emosional.

Itulah mengapa penting untuk kita mengingat tiga fakta menggembirakan tentang Tuhan:

1. Tuhan tidak pernah terlalu sibuk buat Anda.

Mazmur 145:18 mengatakan, "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." Dia tidak pernah terlalu sibuk untuk berbicara dengan Anda. Ketika Anda ingin berdoa, Tuhan ada di sana, siap untuk mendengarkan. Tuhan tidak kesulitan dalam memproses permohonan doa setiap manusia secara bersamaan karena Dialah Tuhan. Dia selalu dekat. Dia tidak pernah berkata, "Hubungi Aku lagi nanti."

2. Tuhan senang memenuhi kebutuhan Anda.

Dia tidak terganggu dengan permintaan Anda. Alkitab mengajarkan, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Matius 7:11). Bahkan orang tua yang tidak sempurna sekali pun dengan senang hati memberikan hadiah yang baik untuk anak-anak mereka. Apalagi Tuhan! Dia sempurna, dan Dia memberikan hadiah yang jauh lebih indah. Terlebih lagi, Dia gemar memberikan apa yang Anda butuhkan.

3. Dia turut merasakan kepedihan Anda.

"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya" (Mazmur 34:18). Ketika Anda terluka, Tuhan juga merasa terluka. Ketika Anda berduka, Tuhan juga berduka. Ketika Anda patah hati, hancur, dan berpikir tidak ada lagi harapan, Tuhan mengerti apa yang Anda rasakan. Anda tidak pernah lebih dekat dengan Tuhan dibanding pada saat Anda menderita. Ketahuilah, Dia selalu ada di sana. Dia peduli dengan Anda.

Renungkan hal ini:

- Apa yang berubah dari Anda setelah mengetahui kebenaran bahwa Tuhan selalu dekat, di mana pun Anda berada?

- Apakah ada kebutuhan yang belum Anda doakan karena Anda menganggap permintaan Anda terlalu remeh di mata Tuhan? Jika Anda siap, bawalah permintaan itu kepada-Nya hari ini.

- Apa hal yang membuat Anda terluka atau berduka hari ini? Mintalah Tuhan untuk membantu Anda untuk merasakan kehadiran-Nya dalam kesakitan Anda.

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 33-34; Kisah Para Rasul 24
_____________
Tuhan ingin memenuhi segala yang Anda butuhkan. Dia peduli, konsisten, dan dekat. Sungguh sebuah kabar baik.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
God Is a Close Father
By Rick Warren

"God did this so that they would seek him and perhaps reach out for him and find him, though he is not far from any one of us." Acts 17:27 (NIV)
--------------------
In Acts 17, Paul gave a sermon to the people in Athens. He said something like, "God doesn't live in a temple or a little house. He would be confined. He has chosen to live all around the world. God is everywhere." Why? As Acts 17:27 says, "God did this so that they would seek him and perhaps reach out for him and find him, though he is not far from any one of us" (NIV). God is close, available, and accessible.

A lot of kids today grow up with absentee fathers. These dads are never home, always gone, never there for the important dates. Even when they are home, they really aren't there. They're detached—scrolling their phones, watching television, or working. They may be physically there, but they're not mentally and emotionally at home.

That's why it's important to remember three encouraging facts about the closeness of God:

1.  God is never too busy for you.

Psalm 145:18 says, "The LORD is near to all who call on him" (NIV). He's never too busy to talk to you. When you want to pray, God is right there, ready to listen. God has no problem processing everyone's prayer request at the same time because he's God. He's always near. He never says, "Call back later." 

2.  God loves to meet your needs.

He's not annoyed by your requests. The Bible teaches, "If you . . . know how to give good gifts to your children, how much more will your Father in heaven give good gifts to those who ask him!" (Matthew 7:11 NIV). Even imperfect parents here on earth like to give their children good gifts. God is perfect, so he's even better at giving gifts. In fact, he loves to meet your needs.

3.  He is sympathetic to your hurts.

"The LORD is close to the brokenhearted; he rescues those whose spirits are crushed" (Psalm 34:18 NLT). When you hurt, God hurts. When you grieve, God grieves. When you are brokenhearted, crushed, and think you can't even get out of bed in the morning, God feels for you. You are never closer to God than when you are in pain. He is there. And he cares.

God wants to meet your needs because he's caring, consistent, and close.  That is such good news.


Senin, 22 Juli 2024

Gugus tugas "super" Tiongkok mendekati daratan AS,

AS (Korea Selatan, Jepang) tiba-tiba terhenti: 
 Ini adalah "langkah besar" yang bahkan belum pernah dilakukan oleh negara bekas Uni Soviet.  Gugus tugas "super" Tiongkok mendekati daratan AS, mengejutkan dunia! 
 Latihan militer Amerika di Laut Kuning, yang dikatakan sebagai latihan terbesar dalam sejarah, diadakan sesuai jadwal di depan pintu Tiongkok.  Tindakan AS adalah mengintimidasi Tiongkok dengan mengancam pusat politik dan ekonomi penting Tiongkok! 
 Jaraknya hanya 24 mil laut, sungguh terlalu berbahaya!  Hal ini pula yang membuat banyak masyarakat Tiongkok mencium "rasa" perang yang sungguh membuat masyarakat Tiongkok khawatir! 
 Saat orang Amerika mengira Tiongkok akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mempertahankan ibu kota, mereka tidak menyangka bahwa Tiongkok tidak akan jatuh ke dalam perangkap sama sekali! 
 Tiongkok bersikeras, "Kamu lawan milikmu, aku lawan milikku!"
 Menjelang latihan militer AS di Laut Kuning, Tiongkok sebenarnya membentuk gugus tugas terbesar dan terkuat dalam sejarah di Pasifik Barat, termasuk kapal induk Shandong dan 20 kapal perang canggih, serta 4 kapal selam nuklir!  Total tonase melebihi 200.000 ton!
 Dapat dikatakan bahwa kekuatan armada "super" Tiongkok belum pernah terjadi sebelumnya.  Beberapa penggemar militer menyebutnya sebagai armada yang benar-benar "menghancurkan bangsa"!
 Anehnya, armada Tiongkok ini tidak kembali untuk mempertahankan Laut Kuning, namun setelah berkumpul di Pasifik Barat, tiba-tiba berhasil menembus rangkaian pulau pertama dan bergegas menuju pantai barat Amerika Serikat!
 Ini adalah kasus tidak membalas budi.  Karena Amerika Serikat memblokir pintu Tiongkok, maka kita juga harus mengunjungi Amerika Serikat!
 Langkah Tiongkok ini berdampak besar pada Amerika Serikat.  Ini mungkin pertama kalinya dalam sejarah armada sebesar itu mendekati daratan AS, yang juga "menghancurkan" argumen Amerika bahwa daratan benar-benar aman! 
 Sungguh dampaknya sangat besar! 
 Strategi AS saat ini sebenarnya meniru model Perang Dunia II, dengan daratan jauh dari perang dan berjuang demi uang! 
 Soalnya, seluruh dunia dibom selama Perang Dunia II, dan Amerika Serikat menjadi pusat rekonstruksi dunia karena daratannya jauh dari medan perang.  Amerika Serikat menggunakan ini untuk menyelesaikan krisis ekonomi yang serius dan melampaui Inggris dalam menjadi hegemon dunia! 
 Dalam konflik Rusia-Ukraina, Amerika Serikat masih meniru model ini.  Eropa telah hancur, namun Amerika Serikat tidak memberikan dampak apa pun terhadap daratan.  Ia telah menghasilkan banyak uang dari perang! 
 Oleh karena itu, daratan Amerika Serikat tidak diserang, yang merupakan garis bawah bagi Amerika Serikat untuk memulai perang, jika tidak maka tidak ada artinya! 
 Dan formasi kapal induk Shandong Tiongkok memimpin armada "super" yang terdiri dari lebih dari 20 kapal canggih + 4 kapal selam nuklir untuk maju ke pantai barat Amerika Serikat!  Hal ini untuk memberi tahu Amerika bahwa jika perang dipicu, daratan Amerika Serikat juga tidak "aman", dan Tiongkok memiliki kemampuan dan kekuatan untuk membuat daratan Amerika Serikat juga menderita pukulan! 
 Tindakan Tiongkok tersebut tentunya akan membuat militer AS merasakan tekanan yang sangat besar, dan membuat dunia melihat dengan jelas bahwa Tiongkok memang memiliki kekuatan untuk menjaga perdamaian dunia! 
 Inilah sebabnya latihan militer "Laut Kuning" AS tiba-tiba terhenti, karena memang China yang melakukannya

Allah adalah Bapa yang Konsisten

23 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Yakobus 1:17 "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran."
---------------------
Anda dapat mengandalkan Allah. Dia dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Dia patut mendapatkan kepercayaan Anda.

Beberapa dari Anda mungkin memiliki atau mengenal ayah duniawi yang tidak dapat diprediksi, tidak dapat diandalkan, dan tidak konsisten. Mereka selalu berubah-ubah, tergantung suasana hati mereka. Ayah yang tidak konsisten ini menghasilkan anak yang tidak percaya diri.

Namun, Allah tidak pernah mengalami hari yang buruk. Dia tidak bangun tidur dengan keadaan marah-marah. Dia tidak murung. Dia konsisten dan setia.

Alkitab berkata dalam 2 Timotius 2:13, "Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." Bahkan ketika saya tidak setia, Allah tetap setia. Bahkan ketika saya tidak konsisten, Allah tetap konsisten. Bahkan ketika saya tidak dapat diandalkan, Allah dapat diandalkan. Meskipun dunia ini berubah, ada satu hal yang dapat saya andalkan: Allah selalu memperlakukan saya dengan cara yang sama. Dia penyayang dan konsisten, apa pun suasana hati saya. Dia mengasihi saya di hari-hari buruk saya dan juga di hari-hari baik saya.

Allah berfirman dalam Maleakhi 3:6, "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah." Itu sungguh suatu Kabar Baik.

Masalah nomor satu yang dihadapi oleh anak-anak dan orang tua—penyebab munculnya pemberontakan, kebencian, dan sakit hati pada anak—ialah ingkar janji. Orang tua berkata, "Nanti ya, ayah/ibu janji!" Tapi ternyata hari itu tidak pernah datang.

Sebaliknya, Allah adalah Bapa yang konsisten. Alkitab berkata, "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya" (Mazmur 18:30).

Renungkan hal ini

- Anda mungkin memiliki ayah yang baik, ayah yang buruk, atau mungkin di antaranya. Tidak ada ayah yang sempurna di dunia ini. Apa artinya bagi Anda setelah mengetahui bahwa Allah adalah Bapa yang sempurna dan setia?

- Kapan Anda pernah mengalami bagaimana Allah tetap setia kepada Anda meskipun Anda tidak setia kepada-Nya?

- Anda selalu dapat mengandalkan Allah. Apa yang perlu Anda andalkan pada-Nya hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 31-32; Kisah Para Rasul 23:12-35
____________
Andalkanlah kebenaran itu! Dia selalu setia. Dia selalu sama.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
God Is a Consistent Father
by Rick Warren

"Every good and perfect gift is from above, coming down from the Father . . . who does not change like shifting shadows." James 1:17 (NIV)
-------------------
You can count on God. He's dependable and reliable. He is worthy of your trust.

Some of you know fathers who are unpredictable, unreliable, and fickle. They're always changing, depending on the mood they're in. Inconsistent fathers produce insecure children.

But the Scripture says God never has a bad day. He doesn't wake up grumpy. He's not moody. He doesn't get up on the wrong side of the bed. He's consistent and faithful.

2 Timothy 2:13 says, "If we are faithless, he remains faithful, for he cannot disown himself" (NIV). Even when I'm unfaithful, God is faithful. Even when I'm inconsistent, God is consistent. Even when I'm unreliable, God is reliable. No matter what else is changing in the world, there is one thing I can count on: God always acts the same way toward me. He is loving and he is consistent, regardless of my mood. He loves me just as much on my bad days as on my good days.

God says it himself in Malachi 3:6—"I the LORD do not change" (NIV). That is good news!

The number one problem with children and parents—the cause of rebellion, damage, resentment, and hurt feelings—is broken promises. A parent says, "One of these days—I promise." And "one of these days" never comes.

But God is consistent. "What a God he is! How perfect in every way! All his promises prove true" (Proverbs 18:30 TLB).

If God says it, count on it! He's always faithful. He's always just the same way.

Minggu, 21 Juli 2024

Allah adalah Bapa yang Peduli

22 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
1 Petrus 5:7 "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
-----------------
Mungkin Anda pernah berada dalam situasi di mana Anda bertanya, "Apakah Tuhan tidak peduli?" Para murid pun pernah bertanya hal yang sama dalam Markus 4.

Suatu hari ketika menjala, Yesus lelah dan pergi tidur di dalam perahu. Ketika badai datang, seharusnya itu bukan jadi hal yang mengganggu bagi para murid. Sebagai para nelayan yang mumpuni, mereka sudah terbiasa dengan badai. Tapi badai kali itu sangat dahsyat sehingga mereka ketakutan. Kapal itu mulai bergoyang dan terombang-ambing; air masuk ke dalam perahu mereka. Kemudian mereka panik dan membangunkan Yesus untuk bertanya salah satu pertanyaan yang paling penting: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38).

Bagaimana dengan Anda? Apakah Tuhan peduli dengan pembayaran rumah Anda, kesehatan Anda, apakah Anda sukses atau gagal, pendidikan anak-anak Anda, apakah Anda akan menikah atau tidak, pertengkaran Anda dengan pacar Anda, atau perasaan Anda pagi ini? Jawab-Nya, "Tentu saja Aku peduli! Aku adalah Bapa yang peduli."

Matius 6:31-33 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Firman ini menjelaskan bahwa Allah tertarik pada setiap detail kehidupan Anda. Buat saya itu suatu Kabar Baik. Allah adalah Bapa yang penuh perhatian. Dia memerhatikan setiap detail kecil dalam hidup Anda.

Beberapa waktu lalu, seorang pria datang ke kantor saya dan berkata, "Saya seorang Kristen tetapi saya merasa tidak ada progres dalam kehidupan Kristen saya. Saya seperti berjalan di tempat." Saya berkata, "Menurut Anda, apa masalahnya?" Jawabnya, "Saya pikir masalah saya adalah saya kurang mengasihi Tuhan."

Saya menjelaskan, "Itu bukan masalahnya. Masalah Anda bukanlah karena Anda tidak cukup mengasihi Tuhan. Masalah yang sebenarnya adalah Anda tidak mengerti betapa Dia mengasihi Anda."

Alkitab mengatakan, "Kita mengasihi karena Dia terlebih dahulu mengasihi kita" (1 Yohanes 4:19). Ketika Anda berkata, "Saya tidak mengasihi Tuhan," itu karena Anda tidak memahami betapa Dia sungguh mengasihi Anda. Dia peduli dengan setiap detail hidup Anda. Dia adalah Bapa yang penuh kasih dan perhatian.

Renungkan hal ini:

- Di bagian mana dalam hidup Anda saat ini di mana Anda merasa seakan "tenggelam?" Setelah mengetahui bahwa Tuhan begitu peduli dengan setiap detail kehidupan Anda, bagaimana hal itu mengubah apa yang Anda rasakan tentang situasi Anda saat ini?

- Bagaimana kehidupan Anda akan berbeda jika saja Anda berfokus pada kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dan lebih memercayai Dia dalam hal-hal lain dalam hidup Anda?

- Alkitab mengatakan, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yohanes 4:19). Apa arti kebenaran Firman ini buat Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 29-30; Kisah Para Rasul 23:1-11
_____________
Kasih selalu merupakan respons terbaik.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
God Is a Caring Father
By Rick Warren

"Cast all your anxiety on him because he cares for you." 1 Peter 5:7 (NIV)
------------------
At one time or another, you've probably been in a situation where you've asked, "Doesn't God care?" The disciples asked this very question in Mark 4.

They were out in a boat on the lake when the winds and the waves came up. The water started sloshing over the boat and it began to fill with water. Jesus was sleeping. The disciples woke him up and asked the most important question you can ever ask, "Don't you care that we're drowning?" (Mark 4:38 CEB).

What about you? Does God care about your house payment, your health, whether you are a success or failure, your children's education, whether you ever get married or not, about the argument you had with your boyfriend, or about how you feel this morning? God says, "You bet I care! I am a caring Father."

Matthew 6:31-32 says, "So do not worry saying, 'What shall we eat?' or 'What shall we drink?' or 'What shall we wear?' . . . your heavenly Father knows that you need [these things]" (NIV).

The next verse goes on to say, "But seek first his kingdom and his righteousness, and all these things will be given to you as well" (Matthew 6:33 NIV).

Scripture says that God is interested in every little detail of your life. That's so incredible I don't think it even sinks in. God is a caring God. He is concerned about every little detail in your life.

A while back, a man came into my office and said, "I'm a Christian but I don't feel like I'm going anywhere in my Christian life. I'm kind of stuck in neutral." I said, "What do you think the problem is?" He said, "I think my problem is I just don't love God enough."

I said, "That's not your problem. Your problem is not that you don't love God enough. Your problem is that you don't understand how much he loves you."

Love is always a response to love. The Bible says, "We love because he first loved us" (1 John 4:19 NIV). When you say, "I don't love God," it's because you don't understand just how much he really loves you. He cares about every detail of your life. He is a compassionate, caring Father.


Sabtu, 20 Juli 2024

Tuhan adalah Bapa yang Mampu

21 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Lukas 1:37 "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
-------------------
Tuhan dapat menangani situasi apa pun yang Anda berikan kepada-Nya. Tidak ada masalah yang terlalu berat bagi-Nya. Tidak ada yang melebihi kemampuan-Nya. Namun, hal pertama yang harus Anda lakukan ialah menyampaikannya kepada-Nya.

Keputusan apa yang harus Anda buat minggu ini? "Gunung" apa yang perlu dipindahkan? Kanker? Kebangkrutan? Anak-anak Anda sedang mengalami masalah? Anda kesulitan menghentikan kebiasaan buruk? Peganglah kebenaran ini: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" (Lukas 1:37).

Dalam Yeremia 32:27 Allah berkata, "Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?"

Itu seolah seperti Tuhan sedang memberikan sebuah tantangan, "Aku menantangmu. Pikirkan satu masalah yang tidak bisa Aku selesaikan. Apakah ada sesuatu yang terlalu sulit bagiku?"

Banyak anak berkata seperti ini, "Ayahku bisa melakukan apa saja! Ayahku bisa mengalahkan ayahmu!" Demikian pula saya menganggap ayah saya dulu. Namun, seiring bertambahnya usia, mata saya mulai terbuka. Saya menyadari bahwa dalam hal uang jajan, ayah saya punya sumber dana yang terbatas. Tapi kalau soal nasehat, terkadang dia juga hanya menebak-nebak. Tebakan saya sama bagusnya dengan tebakannya karena dia adalah ayah yang tidak sempurna.

Efesus 3:20 mengatakan, "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita." Saya punya daya imajinasi yang cukup tajam, Saya dapat memikirkan impian yang cukup besar. Saya dapat menetapkan beberapa tujuan hidup yang tinggi. Tuhan berkata, "Anakku, pikirkanlah satu mimpi terdahsyat yang menurutmu bisa Aku lakukan dalam hidupmu. Aku bisa mengalahkannya. Aku bisa melebihinya." Dia adalah Ayah yang mampu.

Apa yang Anda minta dari Bapa Anda di surga? "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:19). Dia memiliki sumber daya yang tidak terbatas, energi yang tidak terbatas, pengetahuan yang tidak terbatas, waktu yang tidak terbatas. Dia dapat memenuhi semua kebutuhan Anda.

Doa Bapa Kami memberi kita contoh tentang hal itu. Dikatakan bahwa Allah, sebagai Bapa kita, menyediakan tiga hal: bekal untuk hari ini ("berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya"); pengampunan untuk masa lalu ("ampunilah kami akan kesalahan kami"); perlindungan untuk hari esok ("janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kamu dari pada yang jahat) (Matius 6:11-13).

Dalam bahasa sehari-hari, Tuhan berkata seperti ini, "Aku memenuhi segala keperluanmu-- saat ini, masa lalu, masa depan. Saat ini? Aku akan menyediakannya. Masa lalumu? Meskipun engkau telah gagal, itu tidak apa-apa; itu semua telah Kuampuni. Masa depanmu? Janganlah khawatir; janganlah takut.

"Aku akan menangani kegagalanmu yang kemarin, frustrasimu hari ini, dan ketakutanmu akan hari esok karena Aku adalah Bapa yang mampu."

Renungkan hal ini:

- Apakah ada sesuatu dari masa lalu Anda yang perlu Anda minta ampun kepada Tuhan? Luangkanlah waktu untuk berdoa sekarang—kemudian, imanilah bahwa Dia telah mengampuni Anda!

- Kapan Anda pernah menyaksikan bagaimana Tuhan memberikan Anda "makanan" hari ini—apa yang Anda perlukan saat ini?

- Ketakutan apa mengenai masa depan yang perlu Anda serahkan kepada Tuhan saat ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 26-28; Kisah Para Rasul 22
_______________
Kita punya Bapa yang besar, melebihi besarnya masalah yang datang dalam hidup kita.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
God Is a Capable Father
By Rick Warren

"Nothing is impossible for God." Luke 1:37 (GW)
---------------------
God can handle any situation you give him. No problem is too tough for him. Nothing is beyond his ability. But the first thing you've got to do is bring it to him.

What decision are you facing this week? What mountain needs to be moved? Cancer? Bankruptcy? Your kids are having problems? Can't break a bad habit? "Nothing is impossible for God" (Luke 1:37 GW).

In Jeremiah 32:27 God says, "I am the LORD, the God of all mankind.   Is anything too hard for me?" (NIV). It's almost like God is laying down the gauntlet, saying, "I dare you. Think up a problem that I can't solve. Is anything too hard for me?"

Many children have said something like, "My daddy can do anything! My daddy can beat your daddy!" I really thought that was true of my father. But as I grew up, I began to have my eyes opened. I realized that when it came to my allowance, my dad had limited resources. When it came to advice, sometimes he was just guessing too. My guess was as good as his because he's an imperfect father.  

Ephesians 3:20 says, "God . . . is able to do far more than we would ever dare to ask or even dream of—infinitely beyond our highest prayers, desires, thoughts, or hopes!" (TLB). I have a pretty vivid imagination. I can think up some pretty big dreams. I can set some high goals. But God essentially says, "My son, you think up the greatest thing you think I could do in your life and I can beat that. I can top that." He is a capable Father.

What can you expect from your Father in heaven? "My God will meet all your needs according to the riches of his glory in Christ Jesus" (Philippians 4:19 NIV). He has unlimited resources, unlimited energy, unlimited knowledge, unlimited time. He can meet all of your needs. 

The Lord's Prayer gives us an example of that. It says that God, as our Father, provides three things: provision for today ("give us today our daily bread"); pardon for yesterday ("forgive us our debts as we have forgiven our debtors"); protection for tomorrow ("lead us not into temptation, but deliver us from the evil one") (Matthew 6:11-13 NIV).

In today's language, God might say, "I've got all the bases covered—present, past, future. Your present? I'll provide. Your past? You blew it, but it's okay; it's forgiven. Your future? Don't worry; don't fear.

"I'll take care of yesterday's failures, today's frustrations, and tomorrow's fears because I am a capable Father."


Jumat, 19 Juli 2024

Ketika Anda kewalahan, Berdirilah Teguh

20 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:20 "Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
--------------------
Ketika Anda fokus pada masalah Anda dan bukan pada Allah, pada akhirnya Anda akan kewalahan sebab Tuhan tidak merancang Anda untuk bertarung sendirian. Anda tidak mempunyai kekuatan yang Anda butuhkan untuk menghadapi setiap masalah dengan kekuatan Anda sendiri. Anda memerlukan kuasa Tuhan.

Anda tidak akan bisa fokus pada masalah Anda sekaligus fokus pada Tuhan secara bersamaan. Anda harus mengalihkan fokus perhatian Anda pada Tuhan serta janji-janji-Nya.

Hidup ini penuh dengan pengalaman-pengalaman yang akan menguji Anda, menguras emosi Anda, dan melelahkan Anda. Biasanya ketika Anda merasa sangat lelah, pada saat itulah Anda siap untuk berseru kepada Tuhan, "Tuhan, aku tak sanggup lagi menghadapi situasi ini. Aku sudah mencoba segalanya. Kini aku berserah kepada-Mu karena masalah ini jauh lebih besar dari kuasaku."
Jadi, apa yang harus Anda lakukan ketika Anda merasa kewalahan? Tetaplah berdiri teguh.

Berdiri teguh adalah bersikap percaya diri dan tenang, meneladani sifat Kristus. Anda akan berhasil melewatinya ketika Anda menaruh iman Anda pada apa yang Ia katakan kepada Anda melalui firman-Nya dan Roh Kudus. Ketika Anda bersama Tuhan, Anda tidak perlu menyerah sebab Anda kuat di dalam Dia.
Ketika beban itu terlalu besar, Anda mungkin tergoda untuk menyerah. Tuhan tidak mau Anda mundur dari situasi sulit. Dia tidak mau Anda mengorbankan integritas Anda. Dia ingin Anda percaya pada-Nya melewati pencobaan dan ingin Anda belajar dari situ. Jika Anda lari dari masalah, maka Anda akan kehilangan kesempatan untuk belajar dari Tuhan. Dan kemungkinan besar, Anda akan perlu mengulangi ujian yang sama.

"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (Amsal 3: 5-7).

Renungkan hal ini:

- Masalah apa yang menguras tenaga dan menguji Anda akhir-akhir ini? Bagaimana hal itu menghalangi Anda untuk meminta bantuan Tuhan?

- Seperti apakah menjadi percaya diri dengan memiliki sifat Kristus dan berpegang pada firman Tuhan? Kehidupan siapa yang Anda lihat memiliki kepercayaan diri seperti itu?

- Bagaimana Anda dapat berfokus untuk mengenal Tuhan dan firman-Nya lebih dalam lagi? Kebiasaan apa yang dapat Anda mulai bentuk agar Anda dapat lebih mengingat janji-janji Tuhan kepada Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 23-25; Kisah Para Rasul 21:15-40
______________
Tuhan akan selalu menyokong kesuksesan Anda. Tetapi Anda harus fokus pada-Nya dan percaya pada-Nya serta firman-Nya bila Anda ingin berdiri teguh.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
When You're Overwhelmed, Stand Strong
By Rick Warren

"Put your trust in the LORD your God, and you will stand your ground. Believe what his prophets tell you, and you will succeed." 2 Chronicles 20:20 (GNT)
------------------
When you focus on your problems instead of trusting God, you're going to end up exhausted and defeated—because God didn't design you to fight your battles alone. You don't have the power you need to face every problem in your own strength. You need God's power.

You can't focus on your problems and focus on God at the same time. You've got to shift your focus to who God is and what he's promised to do for you.

Life is full of experiences that test you, drain you, and wipe you out. But it's often when you are worn out that you are finally ready to say to God, "I'm sorry. I can't handle this situation, and I've tried everything. I need to give it to you because it's bigger than me."

When you do that, you're standing strong—with an attitude of quiet confidence in the character of God. You're trusting in what he says to you through his Word and the Holy Spirit.

When life's burdens are overwhelming, you may be tempted to cave in under the pressure. But God doesn't want you to back down from difficult situations. He doesn't want you to sacrifice your integrity. God wants you to trust him through the challenges and learn from them.

If you run, you'll miss out on learning from God. And chances are, you'll need to repeat that lesson. Instead, stand strong as you rely on God.

God is committed to your success. But you need to focus on him and trust him and his Word if you want to stand your ground.

"Trust God from the bottom of your heart; don't try to figure out everything on your own. Listen for God's voice in everything you do, everywhere you go; he's the one who will keep you on track. Don't assume that you know it all" (Proverbs 3:5-7 MSG).


Kamis, 18 Juli 2024

Tuhan ada di Pihak Anda—di Pihak Pemenang

19 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:12 "Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
-------------------
Ketika Anda merasa kewalahan, berdoa kepada Tuhan dan mengakui ketidakmampuan dan kekurangan Anda sangatlah penting. Ketika Anda takut, jujurlah kepada Tuhan dan katakanlah apa yang benar-benar Anda rasakan.

Dalam 2 Tawarikh 20:12, Yosafat berdoa, "Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu." Apakah Anda pernah merasa demikian? Pernahkah Anda merasa seolah permasalahan dalam pernikahan Anda, karier Anda, atau suatu perkara dalam hidup Anda terasa begitu berat? Anda memulai awal minggu ini berpikir Anda mungkin akan bisa mengatasinya, tetapi di tengah minggu ternyata Anda sudah kehabisan tenaga.

Pernahkah Anda merasa demikian? Ketika Anda membaca berita di koran, Anda melihat dunia ini kini dikuasai oleh orang-orang jahat. Iklim moral dan spiritual masyarakat kita sedang runtuh. Tampaknya pihak-pihak yang jahat menang dalam berbagai hal.

Jadi, apa yang harus Anda lakukan? Katakan, "Ya Tuhan, kami tidak berdaya dan kami tidak tahu harus berbuat apa." Anda memberi tahu Tuhan apa yang benar-benara Anda rasakan.

Menarik jika kita membandingkan ayat 12, yang berbunyi, "Kami tidak mempunyai kekuatan" dengan ayat 6, di mana Yosafat berkata, "Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau" (2 Tawarikh 20:6). Tuhan memegang kuasa atas apa pun, jadi tidak masalah jika Anda tidak berdaya. Jika Anda percaya sepenuhnya kepada-Nya, maka Dia akan menjaga Anda.

Renungkan hal ini:

- Ketika Anda beranjak dewasa, bagaimana Anda diajarkan untuk mengatasi kekurangan Anda?

- Menurut Anda mengapa kita begitu sulit untuk mengungkapkan kekurangan kita kepada siapa pun, termasuk kepada Tuhan?

- Kapan Anda pernah melihat Tuhan bekerja dalam situasi di mana Anda tidak berdaya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 20-22; Kisah Para Rasul 21:1-14
_____________
Saya tidak punya kuasa. Begitu pula dengan Anda. Oleh karena itu, Anda tidak perlu berpura-pura memilikinya. Yang harus Anda lakukan hanyalah percaya sepenuhnya kepada Tuhan, yang memiliki semua kuasa yang Anda butuhkan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
God's on Your Side—the Winning Side
By Rick Warren

"We are helpless in the face of this large army that is attacking us. We do not know what to do, but we look to you for help." 2 Chronicles 20:12 (GNT)
-----------------
When you feel overwhelmed, it's important to go to God in prayer and confess your inability and inadequacy. If you're afraid, you need to be honest and tell God exactly how you feel.

In 2 Chronicles 20:12, Jehoshaphat prays, "We are helpless in the face of this large army that is attacking us. We do not know what to do, but we look to you for help" (GNT). Have you ever felt that way? Have you ever felt like there was a problem in your marriage, your career, or somewhere in your life that you thought was overwhelming? You start at the beginning of the week thinking maybe you can handle it, but by Wednesday you're out of power.

Have you ever felt like that? You pick up the newspaper, and it looks like the bad guys are winning. The moral and spiritual climate of our society is collapsing. It looks like the bad guys are winning in many ways.

So what do you do? You say, "God, we're powerless, and we don't know what to do." You tell God exactly how you feel. 

It's interesting when you compare verse 12, where it says, "We are helpless" to verse 6, where Jehoshaphat says, "You are powerful and mighty, and no one can oppose you" (2 Chronicles 20:6 GNT). When God has power, it doesn't matter if you're powerless. If you put your trust in him, he'll take care of you.

I don't have to have power. You don't either. And you don't have to pretend that you do. All you have to do is trust in God, who's got all the power that you need.


Rabu, 17 Juli 2024

Memuliakan Allah Sebelum Meminta Bantuan-Nya

18 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20: 5-6 "Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau."
----------------
Hidup ini memiliki saat-saat di mana Anda merasa seolah berada dalam situasi yang mustahil, saat-saat ketika Anda merasa diserang dari segala arah. Itulah yang terjadi pada Raja Israel, Yosafat. Ia berdoa kepada Allah ketika menghadapi pasukan berjumlah besar yang terdiri dari tiga bangsa yang berbeda. Untuk bisa melewati masa-masa tersebut, Anda perlu mencontoh doa-doa Yosafat ini agar Anda dapat beroleh damai sejahtera.

Yosafat melakukan tiga hal dalam 2 Tawarikh 20 yang juga bisa Anda lakukan:

Fokus kembali kepada Tuhan. Meski dengan permasalahan yang menjulang di hadapan Anda, alihkan fokus perhatian Anda kepada sifat dan janji Allah. Yosafat berdoa, "Ya Tuhan, Engkau lebih besar dari semua bangsa. Engkau lebih besar dari apa pun yang akan kuhadapi." Masalah Anda mungkin tampak terlalu besar buat Anda atasi, tetapi itu tak akan pernah terlalu besar buat Tuhan. Ubah perspektif Anda dengan cara mengalihkan fokus Anda.

Ingat kesetiaan Tuhan di masa lalu. Yosafat ingat kembali segala cara yang telah Allah pakai untuk menolong bangsa Israel di masa lalu. Dengan mengingat kembali kesetiaan Tuhan di masa lalu akan membantu Anda untuk percaya pada-Nya di masa depan. Anda perlu ingat kembali saat-saat dimana Tuhan bekerja dengan begitu kuatnya di dalam hidup Anda.

Minta bantuan Tuhan. Pada intinya, Yosafat berdoa, "Masalahku tidak ada yang terlalu besar bagi-Mu, Tuhan. Engkau telah menolongku di masa lalu. Bantu aku sekali lagi, ya Tuhan!" Tuhan mengasihi Anda, dan Dia peduli dengan masalah Anda.

Doa Yosafat dibangun di atas tiga pertanyaan ini: "Apakah Engkau bukan Tuhan?" "Bukankah Engkau pernah membantu kami?" dan "Apakah Engkau tidak akan melakukannya lagi?"

Ketika Anda merasa kewalahan, Anda perlu bantuan Tuhan. Tetapi penting untuk dipahami bahwa Allah Bapa bukanlah mesin penjual otomatis yang akan memberikan apa pun yang Anda inginkan hanya karena Anda menyetor beberapa doa. Tuhan ingin ibadah berupa penyembahan dari rasa syukur Anda terlebih dahulu. Kemudian, berdoalah dan minta pertolongan-Nya.

Yosafat setia dalam menyembah Allah dan dalam meminta bantuan Dia, dan Dia pun membebaskan Yosafat dari musuh-musuhnya. Allah akan melakukan hal yang sama untuk Anda.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana dengan mengingat bahwa Tuhan lebih besar dari masalah Anda akan mengubah perspektif Anda di dalam situasi sulit yang tengah Anda hadapi?

- Apa artinya berdoa dengan penuh harap? Bagaimana tiga pertanyaan tentang Tuhan di atas membantu Anda berdoa seperti ini?

- Apa respons yang sehat dan yang seturut dengan Kristus ketika Allah tidak menjawab doa-doa Anda atau ketika jawaban-Nya tidak sesuai dengan apa yang Anda harapkan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 18-19; Kisah Para Rasul 20:17-38
___________
Ketika Anda fokus dan bersyukur kepada-Nya atas kasih setia-Nya, artinya Anda memuliakan Dia.
=========
When You Pray for Relief, Worship First
By Rick Warren

"King Jehoshaphat went and stood before [the people] and prayed aloud." 2 Chronicles 20:5-6 (GNT)

Life includes times when you feel like you're in an impossible situation, when you feel like you're being attacked from all sides. That's what happened to Israel's King Jehoshaphat, who prayed to God when he faced armies from three different nations. To get through those times, you need to learn how to model your prayers after Jehoshaphat's so that you can get relief.

Jehoshaphat did three things in 2 Chronicles 20 that you can do too:

Refocus on God. Even with a problem looming before you, shift your focus to God's character and promises. Jehoshaphat prayed, "O LORD God of our ancestors, you rule in heaven over all the nations of the world. You are powerful and mighty, and no one can oppose you" (2 Chronicles 20:6 GNT). In essence, he was saying, "God, you are bigger than anything I will ever face." Your problems may be too big for you to handle, but they will never be too big for God. Change your perspective by shifting your focus.

Remember God's faithfulness in the past. Jehoshaphat recalled all the ways God had worked in Israel's past. Remembering God's faithfulness in the past will help you trust him for the future. You need to recall the times God has worked powerfully in your life.

Request God's help. Jehoshaphat essentially prayed, "My problems aren't too hard for you, God. You've helped us in the past. Please do it again!" God loves you, and he cares about your problems.

Jehoshaphat's prayer is built around three questions: Are you not God? Did you not help us in the past? Will you not do it again?

When you are overwhelmed, you need God's help. But it's important to understand that your Father isn't a vending machine who gives you whatever you want just because you've deposited a few prayers. God wants your worship first. You worship when you focus on him and thank him for his faithfulness. Then you pray and ask for his help.

Jehoshaphat was faithful to worship the Lord and ask him for help, and God delivered him from his enemies. God will do the same for you.