Kamis, 23 April 2020

Mudik Berbeda Dengan Pulang Kampung



Presiden Jokowi Benar, Mudik Berbeda Dengan Pulang Kampung    Oleh:  Rudi S Kamri    Hari ini saya melihat tayangan Mata Najwa yang bertajuk: "Jokowi Diuji Pandemi". Ada yang menarik terkait pertanyaan Najwa Shihab tentang mudik lebaran. Presiden Jokowi menjelaskan bahwa mudik itu berbeda dengan pulang kampung. Najwa Shihab ngeyel dan membantah, dengan menganggap mudik itu sama saja dengan pulang kampung. Poin ini saya tahu pasti digoreng oleh para pembenci Jokowi. Seolah Presiden Jokowi ngawur dan sebagainya.    Padahal dalam hal ini Najwa Shihab lah yang tidak paham sepenuhnya makna mudik dan pulang kampung. Mungkin karena Najwa Shihab jarang mudik ke Pare-Pare jadi dia tidak mengerti makna mudik yang sebenarnya.    Pengertian maknawi dari mudik adalah pulang ke kampung dalam rangka lebaran Idul Fitri atau berkaitan dengan hari raya keagamaan lainnya dan biasanya dilakukan secara massal. Sedangkan pulang kampung bisa dilakukan kapan saja tidak terbatas waktu hari raya keagamaan dan dilakukan secara personal. Sebagai contoh, kita pulang ke kampung dalam rangka reuni sekolah entah SD, SMP atau SMA atau menjenguk orangtua yang sakit, kegiatan itu tidak bisa disebut dengan mudik. Tapi cukup dengan pulang ke kota asal atau kampung halaman.    Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan makna semantik, yaitu makna yang terkandung  pada suatu bahasa atau istilah. Dengan kata lain, semantik adalah pembelajaran tentang makna. Contoh lain kata 'meninggal dunia' dan 'tewas'. Dua-duanya punya arti yang sama yaitu mati. Tapi makna semantiknya kedua kata itu berbeda. 'Tewas' itu biasanya digunakan untuk kematian yang disebabkan oleh suatu peristiwa, entah kecelakaan atau bencana. Adapun orang yang kematiannya akibat sakit tidak pernah kita sebut dengan tewas. Jelas?    Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa di dunia yang penuh makna dan nilai rasa. Penyebutan orang ketiga tunggal juga berbeda-beda. Bagi orang yang kita hormati kita sebut dengan 'beliau'. Tapi bagi orang ketiga tunggal yang kita anggap setara kita bisa menyebut dengan 'ia' atau 'dia'. Bahasa Inggeris menyebut 'rice', tapi dalam bahasa Indonesia kita sebut berbeda- beda, bisa gabah, beras atau nasi. Ini contoh yang disebut makna semantik.    Artikel ini ringan dan mungkin tidak penting. Namun siapa tahu ada kadrun yang gagal paham dan membully Presiden Jokowi karena istilah mudik dan pulang kampung. Jadi anda bisa dengan mudah bisa mengcounternya.    Mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat.    Salam SATU Indonesia  23042020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar