Kamis, 23 April 2020

Mengapa Babo selalu jadikan China sebagai studi kasus?

" Babo apakah pejabat engga boleh kritik pemerintah."

" Loh pejabat itu kan pemerintah, dia bagian dari pemerintah. Dia focus aja dengan bidang pekerjaan dia. Ngapain kritik yang bukan bidang dia. Kecuali dia anggota DPR."

" Artinya memang Rafly Harun engga boleh kritik pemerintah. Makanya dia dipecat sebagai komisaris Pelindo."

" Oh pemberhentian Rafli Harun itu hal biasa. Yang diberhentikan bukan hanya dia tapi ada juga Heryadi, Bambang Setyowahyudi, Lukita Dinarsyah Tuwo. Semua mereka adalah dewan komisaris." 

" Ya kenapa dia sampai diberhentikan. ?

" Pertimbangan tekhnis aja.  Menteri BUMN sebagai wakil pemegang saham,  mungkin berpikir perlu ada perombakan dewan komisaris agar PELINDO lebih baik kinerjanya kedepan. "

" Emangnya Rafli Harun, engga baik kinerjanya?

" Ya kalau baik pasti engga diganti sama orang yang lebih baik. Dan lagi kalau dia diberhentikan bukan berarti dia engga mampu, bisa saja itu karena dia engga cocok jadi pejabat BUMN. Cocoknya jadi pengamat hukum tata negara. Biasa saja. " 

" Saya heran. Babo selalu bela pemerintah. Sama juga selalu bela China.  Mengapa ?

" Saya hanya melihat dari apa yang bisa saya liat. Diluar itu saya engga paham. Kalau kamu bilang saya selalu bela, itu jelas kurang tepat. Kalau dirasa janggal ya tetap saya kritisi. Namun engga mungkin kalau saya kritik keluar kata kata kotor. "

" Mengapa Babo selalu jadikan China sebagai studi kasus?

" Alasannya ada tiga. Pertama, negri ini tidak kaya SDA seperti Timur tengah dengan oil dan Gas. Tidak seperti Afrika yang kaya berlian dan Emas. Negeri ini tidak punya laut seluas Indonesia. Sementara negerii ini menanggung beban 1,4 miliar penduduk. Namun mereka bisa mengurus rakyatnya yang banyak itu dan kini menjadi kekuatan ekonomi nomor 1 dunia. Kedua, China pernah dijajah AS, Inggris, Portugal, Prancis dan Jepang. Tetapi kini mereka mengalahkan negara yang pernah menjajahnya. Ketiga. Tahun 80an jumlah orang miskin jauh lebih banyak di China daripada Indonesia. Tetapi sekarang orang miskin lebih banyak Indonesia. 

Nah dengan tiga hal itu, maka China adalah Laboratorium kehidupan paling lengkap dan teruji kalau ingin belajar soal ekonomi, sosial, politik dan Budaya. Dari AS kita hanya belajar tentang kerakusan yang menghasilkan krisis berkali kali. Dari Eropa kita hanya belajar tentang hegemoni modal yang menjajah. Dari Timur Tengah kita hanya tahu tentang konflik atas nama sekterian yang tak berkesudahan. 

Babo bukan tidak tahu dan tidak punya pengalaman di negara lain, tetapi untuk bahan studi kasus, lebih pas memilih China, disana ada kelemahan dan kelebihan yang bisa kita pelajari untuk kita lebih baik..Udahan ya..

" Ya terimakasih Babo."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar