Kita ibaratkan saja negeri ini adalah kesebelasan sepakbola..
Di kesebelasan bernama Indonesia FC ini, Presiden sebagai pelatihnya dan para menteri adalah pemain yang ada di lapangan.
Tahun 2019 adalah tahun yang berat untuk Indonesia FC. Perang dagang antara Amerika versus China, turunnya harga minyak dan komoditas, berpengaruh sekali pada pendapatan negara.
Dan situasi ini juga mempengaruhi kebijakan Jokowi yang menerapkan strategi "long pass" atau umpang panjang, dengan membangun infrastruktur dimana-mana, supaya mendatangkan investasi dari luar.
Tahun 2020 lebih berat lagi. Wabah datang dan menekan keuangan negeri. Negara harus keluar uang lebih banyak untuk kesehatan, sedangkan pendapatan pajak menurun karena hampir semua industri berhenti berproduksi.
Indonesia seperti mendapat serangan beruntun dari berbagai arah. Para striker - yaitu Menteri yang berurusan sama ekonomi dan investasi - di depan tidak bisa bekerja, karena situasi tidak memungkinkan.
Yang paling sibuk tentu penjaga gawang kita yaitu Menteri Keuangan, bu Sri Mulyani.
Sebagai kiper, bu SMI harus kerja keras untuk menyelamatkan gawang supaya tidak kebobolan. Serangan2 beruntun saat wabah datang ini semakin keras. Kalau gawang bobol, selesailah kita semua.
Yang paling mengerikan dari serangan ekonomi ini adalah jebolnya gawang di pelaku UMKM. UMKM selama ini menjadi pondasi ekonomi kita dengan kontribusi 50 persen kepada negara. Mereka juga pilar - pilar yang membentang dan memperkokoh kekuatan ekonomi kita.
Nah saat wabah ini, UMKM kitalah yang diserang. Mereka tidak bisa kerja, tidak bisa produksi dan tidak bisa menggaji karyawan. Jika mereka tutup dan bangkrut, maka rontoklah ekonomi kita.
Karena itu, untuk menyelamatkan UMKM, bu SMI menyiapkan strategi baru, yaitu keluarkan surat hutang yang dia kasih nama Pandemic Bond.
"Wah, hutang lagi dong ?" Begitu pasti pikiran orang.
Memang kenapa kalau hutang ? Selama hutang itu untuk sesuatu yang produktif, bukan konsumtif, tidak ada masalah. Tidak ada perusahaan yang besar tanpa hutang. Mereka butuh hutang untuk mengembangkan skala produksinya, bukan buat nyicil mobil mewah.
Pandemic Bond yang diluncurkan bu SMI ini didukung oleh bank-bank Internasional, seperti Citigrup dan Standard Chartered. Dukungan bank-bank dengan nama besar ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dipercaya oleh dunia internasional.
Dalam situasi seperti ini, kepercayaan dunia internasional sangat penting. Kalau mereka sudah tidak percaya lagi sama kita, jangankan mau ngutang, mereka bisa-bisa menarik investasinya dari negeri ini. Dan bangkrutlah kita..
Jadi bisa disederhanakan bahwa hutang itu juga adalah kepercayaan. Selama kita lancar membayar hutang, maka kepercayaan juga akan semakin bertambah. Kalau kita gak bayar hutang, misal di Bank kita kena kol 3, maka tidak ada lagi yang percaya sama kita kalau mau hutang.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke 4 terbanyak di dunia sesudah Amerika. Dan ini tentu berpengaruh pada ekonomi. Ibaratnya, seandainya semua dunia tutup total, kita jualan di antara kita sendiri saja, bisalah untuk makan.
Dan mungkin inilah yang dimaksud oleh IMF, bahwa ada 3 negara di Asia yang akan bertahan saat resesi ekonomi pasca wabah ini melanda dunia. Yang pertama China, kemudian India dan negara kita tercinta, Indonesia.
Bu SMI sekarang ini adalah "orang yang tepat di waktu yang tepat".
Dia "dibajak" Jokowi waktu masih menjabat sebagai Direktur di Bank Dunia. Bu SMI mau pulang dengan visi membangun kampung halamannya sendiri, meski harus merelakan gajinya yang - Alhamdulillah - besarnya.
Mungkin kalau bukan dia kipernya sekarang ini, gawang ekonomi kita sudah jebol dan mau tidak mau harus ngemis lagi ke IMF seperti tahun 98 lalu. Tahu sendiri gimana rasanya ngutang ke IMF, negara bisa diatur-atur sesuai visi politik mereka. Kalau ngutang ke investor lain, urusannya hanyalah bagi hasil saja.
Dan dengar-dengar, sudah ada kesepakatan dari beberapa investor yang ingin membeli Pandemic Bond ini hanya dalam waktu semalam.
Dari total hampir 500 trilyun rupiah yang rencana akan dijual, kita sudah mendapat dana hampir 70 trilyun rupiah. Dana ini rencananya akan disuntikkan ke BUMN dan disalurkan ke UMKM binaan mereka supaya bisa bernafas dan bertahan di tengah krisis ini.
Ini sinyal bahwa Indonesia adalah negara yang masih dipercaya oleh dunia luar. Karena orang bilang "kepercayaan itu mahal harganya".
Selamat bekerja bu SMI, salam secangkir kopi dari saya, masyarakat awam, yang ingin negeri ini selamat dari pusaran badai besar yang sedang menggulung dunia.
Seruput dulu kopinya..
Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar