Senin, 20 April 2020

Wahyu 4:1-11 (TB)

Kedua puluh empat tua tua dan keempat binatang
1 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
 
2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
  
3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

4 Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
 
6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
 
7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
 
8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
  
9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,

10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
 
11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
==================
Tafsiran Matthew Hendry

Wahyu 4: Intro
Dalam pasal ini penglihatan yang bersifat nubuatan dibukakan. Rasul Yohanes,

I. Mencatat pemandangan sorgawi yang dilihatnya (ay. 1-7). Dan kemudian,

II. Nyanyian-nyanyian sorgawi yang didengarnya (ay. 8, sampai selesai).
________________
Wahyu 4:1-8a
*Penglihatan akan Takhta Sorgawi* *
Di sini kita mendapati sebuah penggambaran tentang penglihatan kedua yang dikaruniakan kepada Rasul Yohanes.
I. Persiapan yang dibuat supaya Rasul Yohanes mendapat penglihatan ini.
1. Sebuah pintu terbuka di sorga. Kita tidak tahu apa-apa tentang peristiwa-peristiwa masa depan, selain apa yang berkenan disingkapkan Allah kepada kita. Peristiwa-peristiwa itu tertutup oleh tabir, sampai Allah membukakan pintu.
2. Untuk mempersiapkan Yohanes bagi penglihatan itu, sebuah sangkakala dibunyikan, dan ia dipanggil untuk naik ke sorga, untuk melihat di sana pemandangan tentang hal-hal yang akan terjadi sesudah ini.
3. Sebagai persiapan untuk penglihatan ini, Yohanes dikuasai oleh Roh. Jiwanya terangkat. Rohnya dikuasai oleh roh nubuatan, dan sepenuhnya berada di bawah pengaruh ilahi.

II. Penglihatan itu sendiri.
1. Ia melihat sebuah takhta terdiri di sorga,6y takhta kehormatan, wewenang, dan penghakiman. Semua takhta duniawi berada di bawah kekuasaan takhta yang terdiri di sorga ini.

2. Ia melihat Seorang yang mulia di atas takhta itu. Ada sosok yang menduduki takhta itu, dan itu adalah Allah. Wajah-Nya bagaikan permata yaspis dan permata sardis. Ia tidak digambarkan dengan ciri-ciri manusia sehingga bisa dilukiskan, melainkan hanya dengan terang-Nya yang jauh melampaui dunia ini.

3. Ia melihat suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya (ay. 3). Pelangi itu adalah meterai dan perlambang dari perjanjian pemeliharaan yang dibuat Allah dengan Nuh. Pelangi ini tampak seperti zamrud. Warna yang paling mencolok adalah hijau segar, untuk menunjukkan sifat yang menghidupkan dan menyegarkan dari perjanjian baru.

4. Ia melihat dua puluh empat takhta di sekeliling takhta itu, dengan dua puluh empat tua-tua. Mereka memakai pakaian putih, yaitu kebenaran orang-orang kudus. Ada mahkota emas di kepala mereka, yang melambangkan kehormatan dan wewenang yang diberikan Allah kepada mereka, dan kemuliaan yang mereka miliki bersama-sama dengan Dia.

5. Ia melihat kilat-kilat dan mendengar suara-suara yang keluar dari takhta itu. Dengan cara itulah Allah memberikan hukum Taurat di gunung Sinai. Dan Injil memiliki kemuliaan dan wewenang yang tidak kurang daripada hukum Taurat.

6. Ia melihat tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu (ay. 5), yaitu berbagai macam karunia, anugerah, dan tindaka. Roh Allah.

7. Ia melihat di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal. Dalam lautan inilah semua orang harus dibasuh sebelum mereka diterima dalam hadirat Allah yang penuh rahmat.

8. Ia melihat empat makhluk, makhluk-makhluk hidup, di antara takhta dan lingkaran tua-tua itu (besar kemungkinannya seperti itu), berdiri di antara Allah dan umat. Empat makhluk ini tampak melambangkan para pelayan Injil. Tua-tua itu duduk dan dilayani, sementara keempat makhluk ini berdiri dan melayani: mereka tidak berhenti siang dan malam.
____________________
Wahyu 4:8b-11
*Nyanyian Puji-pujian Sorgawi* 
1. Siapa yang mereka sembah: Dia yang duduk di atas takhta, Allah yang kekal dan senantiasa hidup. Hanya ada satu Allah, dan Dia sajalah, sebagai Allah, yang disembah oleh jemaat di bumi dan di sorga.

2. Tindakan-tindakan pemujaan. Mereka tersungkur di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu. Mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu. Mereka memuliakan Allah atas kekudusan-Nya, yang dengannya Ia telah memahkotai jiwa mereka di bumi, dan memuliakan Allah atas kehormatan dan kebahagiaan yang dengannya Ia memahkotai jiwa mereka di sorga. Suatu kemuliaan bagi mereka untuk memuliakan Allah.

3. Kata-kata pemujaan (ay. 11). Dalam kata-kata ini mereka mengakui secara tersirat bahwa Allah ditinggikan jauh mengatasi segala pujian dan hormat. Ia layak menerima kemuliaan, tetapi mereka tidak layak untuk memuji.

4. Kita mendapati alasan dari pemujaan mereka.
(1) Dia adalah Pencipta segala sesuatu. Tak ada yang lain selain Pencipta segala sesuatu yang harus dipuja. Benda ciptaan tidak bisa dijadikan sesembahan.
(2) Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Semua makhluk ciptaan selain Allah bergantung pada kehendak dan kuasa Allah, dan makhluk yang bergantung tidak boleh ditinggikan sebagai sesembahan.
(3) Dia adalah Penyebab terakhir dari segala sesuatu: Oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. Adalah kehendak dan kesenangan-Nya untuk menciptakan segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar