Sabtu, 18 April 2020

KEKEBALAN MISTERIUS BALI.

Anda boleh percaya boleh tidak tapi tampaknya Bali memiliki kekebalan misterius terhadap Covid 19. Dan itu membuat heran dunia. Seorang penulis dan jurnalis dari Selandia Baru, dengan sebagian besar karirnya dihabiskan di Asia Tenggara, John McBeth, baru-baru ini menulis di Asiatimes.com untuk menunjukkan keheranannya karena tidak seperti yang diduga oleh siapa pun ternyata Bali memiliki kasus yang relatif sedikit bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia, apalagi bila dibandingkan dengan negara lain. Selama hampir tiga bulan pandemic ini berlangsung Bali hanya memiliki 86 kasus dan 2 kematian. Jumlah penduduk Bali sebesar 4,3 juta jiwa. Bandingkan dengan Kota Depok dengan penduduk hanya 1,9 juta yang kini memiliki kasus 122 orang dengan korban meninggal 31 orang. 
 
"Saya juga merasa bingung karena itu tidak masuk akal," kata Rio Helmi, seorang warga Bali yang sudah lama menulis blog tentang kehidupan di sekitar kota pegunungan Ubud tentang rendahnya jumlah kasus di Bali. "Kami tidak memiliki data, tetapi tidak ada tanda lonjakan kematian."
Juga tidak ada cerita rumah sakit kewalahan menerima jumlah pasien, peningkatan tajam dalam kremasi atau bukti anekdotal lainnya bahwa coronavirus merajalela di 4,3 juta populasi pulau mayoritas Hindu itu, di antaranya ribuan penduduk asing.
"Kami tidak mendengar kabar jumlah kematian yang besar di luar sana," kata Jack Daniels, operator tur yang sudah lama mapan dan editor buletin online mingguan Balidiscovery.
Dia mencatat bahwa kedua kematian Covid-19 di pulau sejauh ini adalah orang asing, termasuk seorang wanita Inggris yang memang punya masalah sebelumnya.
 
Apa yang membuat orang heran dengan situasi Bali yang tampak adem ayem saja ini adalah bahwa jumlah kedatangan wisatawan China ke Bali sebenarnya meningkat sebesar 3% pada bulan Januari, bulan yang sama dengan ditutupnya Wuhan. Bahkan, mereka masih tiba sampai 5 Februari ketika pihak berwenang akhirnya untuk melarang masuk siapa pun yang berada di China dalam 14 hari sebelumnya. Kok hal ini tidak menyebabkan ledakan jumlah penderita wabah Covid 19? 🤔
 
Ketika semua pariwisata asing akhirnya dihentikan pada 31 Maret, sejumlah besar dari sekitar 20.000 orang Bali yang dipekerjakan di industri kapal pesiar internasional telah  kembali ke Bali. Dan mereka tidak melakukan karantina sebelumnya kata penduduk setempat. Padahal para pekerja pariwisata ini yang selama ini dicurigai dan ditakutkan akan menjadi sumber penyebaran Covid 19. Mereka ternyata juga aman-aman saja. 
 
Diperkirakan masih ada 5.000 warga Australia yang bertahan di Bali, banyak diantara  mereka sudah menjadi warga Indonesia  yang memiliki bisnis atau hidup dalam masa pensiun. Orang Australia adalah orang asing terbanyak di Bali, tetapi ada juga ribuan warga negara lain di pulau wisata legendaris itu. Mereka hidup dengan tenang dan aman-aman saja di Bali. 😊
 
Pada 1 April, Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia mendaftarkan 270 hotel di Bali di antara 1.149 hotel yang ditutup secara nasional karena pandemi. Tapi jumlah ini dengan cepat bertambah karena mereka yang tetap terbuka melaporkan tingkat hunian mereka hanya di bawah 10%. Tidak ada hotel yang bisa bertahan hanya dengan tingkat okupansi hanya sekian. Mereka hanya bertahan sebisa-bisanya. Ini adalah pukulan terbesar bagi industri pariwisata Bali meski dibandingkan dengan kasus Bom Bali 1 dan 2. 😞
 
Jadi kalau Anda ingin berlibur ke Bali di saat sangat sepi seperti ini mereka tentu dengan senang hati menerima Anda. 🙏😊
 
https://asiatimes.com/2020/04/balis-mysterious-immunity-to-covid-19/

Salam
Satria Dharma
http://satriadharma.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar