Senin, 06 April 2020

4 TAHUN DERITA KANKER STADIUM LANJUT

4 TAHUN DERITA KANKER STADIUM LANJUT, MENGAPA TIDAK DIRAWAT DI LN?

Ibu dari seorang presiden meninggal setelah perawatan di RST (Rumah Sakit Tentara, dulu disebut DKT) Slamet Riyadi Solo. Tentu menjadi pertanyaan sebagian masyarakat Indonesia. Mengapa tidak di RS elite yang ada di Jakarta, seperti RSCM dan sebagainya, atau malah dibawa ke RS Singapura, seperti presiden dan pejabat penting lainnya? 

Inilah salah satu wujud kesederhanaan keluarga Jokowi yang selalu "lembah manah". Meski sudah 4 tahun menderita kanker tenggorokan stadium lanjut, dan meski beliau ibunda presiden, namun tidak ada orang yang tau. Dan keluargapun tidak ingin agar semua masyarakat perlu tahu. 

Apa susahnya bagi presiden untuk menggunakan fasilitas yang ia berhak miliki sebagai orang nomor satu di negeri ini? Tapi tidak ia gunakan. Jokowi selalu membuat kita masyarakat (harusnya) menjadi malu. Tidak ada kaitannya antara sakit dan takdir kematian dengan jabatan ataupun kedudukan yang melekat kepada anaknya. 

Meski seorang presiden sekalipun, tidak akan ada yang bisa menggeser atau merubah takdir. Bukan tidak mau berusaha. Siapa yang tidak ingin orangtua kita hidup selama mungkin? Jokowi pun ingin, tapi ia tidak ingin menunjukkan "keakuannya". Dumeh keluarga pejabat penting, dumeh keluarga presiden, sakit harus menggunakan pelayanan VVIP yang berkualitas terbaik bahkan di LN. 

Lihat saja Jokowi dan Iriana kerap menggunakan pesawat komersial saat berpergian untuk urusan pribadi. Lihat saja menikahkan anak hanya di rumah joglo miliknya, bukan di hotel atau gedung mewah. Lihat saja anak mantu melahirkan cucunya hanya di RS PKU Muhammadiyah, bukan RS terbaik dan tanpa perlakuan khusus-khusus amat. 

Karena Jokowi adalah Kita, yang selalu ingin dianggap sebagai masyarakat biasa. Kembali kepada meninggalnya ibunda terkasih Bu Noto. Beliau meninggalkan kita semua di saat kondisi bangsa yang tengah menghadapi ancaman penyebaran virus Corona. 

Jokowi tidak menginginkan adanya kerumunan orang yang ingin datang melayat sebagai penghormatan terakhir. Tidak membiarkan rumahnya didatangi warga yang ingin melakukan tahlil dan yassinan kepada almarhumah. Tapi cukup berdoa di rumah masing-masing saja.

Karena ia tahu status Surakarta yang masih ditetapkan KLB, dan bisa sangat berpotensi menyebarkan virus jika terjadi kerumunan. Jokowi tidak ingin itu, dan ia harus memberi contoh riil dari kebijakan yang ia keluarkan sendiri. Tidak ada pula acara pelepasan jenazah yang biasanya dihadiri warga atau orang-orang yang ingin mengantarkan hingga ke pemakaman. Tidak ada. 

Semua diatur sesuai dengan protokol, dan keluarga ikhlas jika memang harus begitu. Karena sekali lagi mereka juga masyarakat biasa yang harus mengikuti setiap peraturan. Tidak perlu diistimewakan. Siang ini pkl. 13.00 (bada dhuhur), Bu Noto dikebumikan di Pemakaman Keluarga Mundu, Karanganyar . Selamat jalan Bu Noto. Namamu akan selalu kami kenang. 

"Kalau ada sisa rizki, diwakafkan ke masjid," (pesan Bu Noto kepada keluarga, sebelum wafat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar