Sabtu, 28 Maret 2020

SAATNYA PENDETA & GEREJA KAYA RAYA BERBAG

Pdt. Mangapul Sagala (Dr., Ir.)

TUJUAN PERSEMBAHAN ITU... SAATNYA PENDETA & GEREJA KAYA RAYA BERBAGI 
#GerejaSejati
#PenipuPerampok

1. Masih ingat video viral seorang pendeta kaya-raya?  Dia berkhotbah "Saya tidak sombong, saya telah mengumpulkan ratusan milyar dari kantong persembahan...", demikian suaranya dengan sangat lugu. Tanpa merasa ada masalah dalam pemahamannya akan kantong persembahan!

2. Jika demikian halnya, mari kita lihat dalam masa krisis, darurat ini dia dan para majelis berbagi dengan jemaat yang miskin. Itulah prinsip Gereja sejati mula-mula. Mari kita simak Sabda Tuhan berikut:

"Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu... lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya (Kisah Para Rasul 4:34-35).

3. Saya sangat sedih ketika ada Gereja yg katanya tetap mengadakan ibadah di Gereja, demi TDK kehilangan uang persembahan. "Bayangkan pak, berapa juta uang terbang jika tidak ada ibadah di Gereja", demikian kata seseorang. Jika itu motivasinya, TDK heran jika berbagai hal dilakukan utk mempertahankan ibadah di Gereja.

4. Nampaknya, tuduhan di atas, beralasan. Itu sebabnya, ada juga Gereja yang 'ngotot' mengadakan ibadah on line, diusahakan dengan sesempurna mungkin. Tentu ada dengan motivasi benar. Tapi ada juga yg salah. Matanya, TETAP TERTUJU KEPADA PERSEMBAHAN! Tidak sungkan2 salah satu surat edaran menuliskan "Agar persembahan ditaruh di amplop amplop, lalu dikumpulkan ..."

5.  Saya sedih ketika seorang pendeta  duduk di kursi emas bagai kerajaan dan dengan lantang berkata: "Seperti di resto Padang, anda makan di sana, jangan bayar di restoran lain. Harus bayar di resto di mana anda makan". Tidak heran, Pdt ini pun sangat kaya raya. 

6. Betapa gawat & gilanya pemahaman itu. Masa persembahan TELAH DISAMAKAN DENGAN MAKAN DI RESTO PADANG? Berarti beribadah itu harus bayar??? Tapi itulah kenyataan pahit, sedih,  pemahaman beberapa pendeta sekarang ini. Tidak heran jika hamba Tuhan Pdt Stephen Tong (dalam satu videonya) mengkhotbahkan bahwa ada pendeta2 menipu & merampok  uang Tuhan. Jika Gereja seperti itu dibubarkan, saya salah seorang yang bersyukur. Jika Gereja yang dilayani  Pdt, yang menganggap KOLEKTE itu miliknya -sehingga pantas digunakan beli mobil bagus, rumah mewah dibubarkan, saya termasuk bersyukur.

7. Puji Tuhan, Covid19 telah memaksa para pendeta matre gigit jari. Semoga mereka bertobat, sadar akan dosa2nya!

8. Saya bersyukur, selama lebih 40 tahun melayani jemaat, tak pernah memegang uang jemaat, satu sen pun. Sekalipun saya dkk telah mendirikan Yayasan, saya tidak pernah memegang uang persembahan. Sejak Yayasan didirikan, termasuk ketika memimpin Perkantas dan kini STT Trinity, mungkin ratusan milyar uang kami kelola. Tapi tak pernah itu jadi milik pribadi. Semua dikelola dengan baik & disiplin oleh bendahara2 yang ahli. Siap di-audit oleh siapa saja. 

9. Karena itu, tidak seperti pelayan yang dicurigai matre tsb di atas, saya dkk TDK punya masalah ketika jemaat beribadah di rumah saja. Nggak pernah terpikir sekalipun akan persembahan.  Mungkin ini akibat kebiasaan  baik, setelah puluhan tahun melayani jemaat, keluar masuk desa2 pedalaman tak menerima honor satu sen pun.

10.  Jangan salah, saya sungguh TDK mengatakan bahwa semua pelayan, pengkhotbah, matre seperti itu. TIDAK!!! Sangat bersyukur, Roh Allah terus menjaga GerejaNya dan menyisakan hamba2Nya yang benar. Di tangan merekalah Allah menaruh & mempercayakan  GerejaNya. Mereka ini, dengan segala kesederhanaan keluar masuk desa, menaiki  gunung menuruni lembah, menyeberangi sungai, berkilo-kilo m menemui jemaat: untuk membina & mendoakan mereka. 

11. Sebenarnya, ketika persembahan dikumpulkan oleh jemaat, ITU ADALAH MILIK TUHAN. Saya TDK perlu mengutip banyak ayat demi mendukung pendapat. Tapi kata "sembah" yang merupakan akar kata "persembahan" ditujukan kpd Allah saja. Celakalah PENDETA PENDETA, ATAU PELAYAN PELAYANAN yang menjadikan persembahan milik mereka.

12. Salah satu ayat yang sering dikutip berkenaan dengan persembahan, khususnya perpuluhan adalah ayat berikut:

Maleakhi 3:10 (TB)  Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku...

13. Jadi jelas, PERSEMBAHAN ITU DISERAHKAN KE RUMAH TUHAN (GEREJA). Sekali lagi, Allah mengatakan ke RUMAHKU. Jelas,  bukan ke rumah pendeta. Sekalipun banyak Gereja dimulai atas nama Yayasan, namun semua persembahan adalah milik Tuhan. Tidak boleh jadi milik Pdt.  Persembahan itu disimpan, dikelola baik-baik oleh yang mampu, memiliki karunia utk itu.

14. Lalu ke mana tujuan persembahan itu? Sangat jelas: untuk para yatim piatu, janda-janda, orang2 miskin, keperluan pelayanan, termasuk dana2 operasional, juga pendeta sebagai pelayan full time (bukan sambil2an tapi memiliki business lain). 
Mari kita simak Sabda berikut:
"Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan, engkau sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu, maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi kenyang (Ulangan 26:12).
Demikian juga dilanjutkan ke PB sampai Gereja mula-mula.
Intinya, seperti Firman Tuhan di atas: 
AGAR TAK SEORANGPUN YANG BERKEKURANGAN...DIBAGI-BAGIKAN KEPADA YANG MEMERLUKAN (Kis.4:34-35).

13. KESEMPATAN EMAS.
Masa krisis ini adalah saat GEREJA MENGUMPULKAN PERSEMBAHAN DAN DIBAGI-BAGIKAN KEPADA ANGGOTA JEMAAT YANG BERKEKURANGAN. Untuk itu, pendeta2, majelis2 saatnya sibuk mendata anggota2 jemaat yang demikian: janda miskin, yatim piatu, pekerja harian, tukang angkot, tukang metro-Mini, Sudako, tk gojek, dan sejenisnya. Mungkin, TDK hanya majelis/pdt yg disegani, tapi jemaat turut dilibatkan, yg kuat membantu yang lemah. Hal itu dapat dilakukan di rayon (wejik masing2). 

14. Betapa bahagianya anggota2 jemaat yang memiliki Pdt2/majelis dengan ciri Gereja yang demikian. Sebaliknya betapa malangnya jemaat yang pendetanya masa bodoh, melarikan diri, tidak perduli jemaat miskin...

15. Sekaranglah saatnya. Kita mulai yok. Bagai lilin kecil, kita sinari sekitar kita.

Soli Deo gloria.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar