Minggu, 22 Maret 2020

3 orang hamba Tuhan meninggal dunia sepulang dari rapat.

Turut Sepenangugan untuk Kedua Hamba Tuhan, Gembala & Wakil GBI Sukawarna Bandung...

Saya memang tidak kenal dengan beliau tapi saya menangis dengar beritanya dan menyesak dada saya karena Covid 19 ini sangatlah jahanam, mari saudaraku kita semua ikut Arahan pemerintahan pasti saudaraku sudah tau bagaimana arahannya...
....

Hari ini kita tersentak kaget. Ada 3 orang hamba Tuhan meninggal dunia sepulang dari rapat.

Ada 32 orang yang ikut rapat tersebut. Dan hampir semuanya kena Covid 19.

Berikut rintihan perasaan anak kandung Wakil Gembala GBI Sukawarna Pdt  Aslam Nathanael Mas Ricky Ravasia

Begini curahan hati dukalaranya:

Selamat malam semuanya, saya hanya ingin berbagi sedikit bagaimana rasanya ditinggal oleh papa kandung yang menjadi suspect covid19, saya baru pulang dari pemakaman papa saya, yang di mana papa saya itu diduga atau suspect covid19 dan telah dirawat di rshs dengan baik dan maksimal.

terima kasih untuk pak @ridwankamil dan kementrian kesehatan serta pak @jokowi yg sudah memfasilitasi kami yg menjadi korban pandemi ini.

Semua biaya perwatan papa sudah  dibayarkan oleh pihak kementrian, jadi kita pihak keluarga tidak keluar dana sepeserpun untuk perwatan papa, makasih juga petugas medis yang sudah kerja keras merawat papa dan mama di rumah sakit 🙏🏻.

Tapi akhirnya papa dipanggil Tuhan lebih cepat, sedangkan mama masih dalam ruang isolasi di rshs bandung. Tapi saya tidak diperbolehkan melihat wajah papa saya untuk terakhir kalinya dengan alasan kesehatan, saya pun tidak boleh bertemu mama yg sedang di isolasi.

Setelah mendengar kabar papa sudah tiada, saya langsung ke rs untuk mengurus surat2, dan kami diminta segera langsung melakukan pemakamam, jadi tanpa ada kebaktian apapun kita harus langsung ke pemakamam.

Kamipun langsung sibuk untuk mencari tempat, dan kami tanya mama mau dimakamin di mana, mama bilang di san diego hill saja, karena seingat mama, papa pengen dimakamin di sana dan pihak kantor papa menyetujui untuk membantu, tetapi ada penolakan dari pihak san diego hill.

Entah alasannya apa, mau ga mau kita harus cari tempat lain, karena dari pihak rumah sakit menyatakan dalam waktu 4 jam maksimal, papa harus dimakamkam, karena itu memang peraturan pemerintah terkait dengan suspect covid19.

Dan akhirnya kita putuskan untuk dimakamkan di pandu, dan kami pun bergegas ke pandu, cuma ada saya dan kakak ipar saya, sedangkan ibu saya tidak diperbolehkan ikut karena masih dalam isolasi di rumah sakit.

Gimana ya ngejelasin rasa perih saya karena saya ga bisa liat wajah papa saya, semua terburu2, tanpa ada doa, mama ga ada di sebelah saya saat papa ditutup dengan tanah, saya nangis sampe sakit kepala, just info, driver ambulans pake hazmat cuy demi keamanan bersama, bunga aja.

ampe lupa beli, cuma ada salib bertuliskan nama papa tgl lahir dan tgl kematian dan foto papa yg terbaik, tapi ya sudahlah saya pikir ini memang prosedurnya.

Tapi yang mau saya sampaikan adalah, ini virus 🦠 udah bahaya banget sih, kalian, kita, harus bener2 waspada ya, ga enak banget kehilangan orang yg kita sayangin karena virus macem ini, beneran deh, saya ampe punya dendam tersendiri dengan virus ini, klo ketemu di jalana mungkin.

Udah saya tabrak pake mobil dengan kecepatan 200 km per jam. Jangan ketemu orang dulu klo memang ga penting banget dan bisa via telf atau video call mungkin. Hindari dulu berinteraksi dengan orang lain semaksimal mungkin.

Dan pemerintah khususnya kota bandung udah saatnya melakukan tindakan yang lebih ekstrem lagi, entah apapun itu bentuknya untuk mencegah penyebaran yg lebih luas, hindari beribadah bersama.

Nah ini saya juga mau luruskan beberapa kabar mengenai papa saya yg beredar di whatsapp grup, blom pasti papa saya ini twrjangkit pada waktu ada acara di lembang bandung, ada kemungkinan dari sana tapi ada juga kemungkinan dari tempat lain, jadi tolong stop share.

mengenai berita yg di lembang tersebut. Mohon untuk pemerintahan dan dinas kesehatan terkait lebih cepat lebih baik untuk kalian melakukan pencegahan yg lebih masif lagi, dan kita sebagai warga juga lebih waspada terhadap lingkungan dan kesehatan kita.

At the end, i just wanna say I Love you so much pah, thank you for the hot dogs and coffee that you make every sunday, my dad makes the most delicious kebab also, and thank you for raising me, i still remember the smile that you gave to my son 3 days ago through video call.

See you on the other side pah ❤️ RIP Pdt Aslam Natanael.

Tambahan, nyokap masih di isolasi di rshs, mohon doanya ya teman2 🙏🏻.

Noted: Tulisan ini telah beredar luas dan terkomfirmasi dari cuitan anak kandung Pak Pdt Aslam di akun twitternya.

Semoga kita dapat memetik hikmah di balik peristiwa ini.

Salam perjuangan penuh cinta

Birgaldo Sinaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar