Selasa, 31 Maret 2020

Mengapa Jepang berjalan normal ketika seluruh dunia berhenti ??

  Ini adalah pengalaman yang ditulis oleh seorang siswa India di Jepang

Saya terus berpikir ketika Jepang menjadi negara pertama yang terdampak Corona melalui kapal mewah Princess Diamond yang kembali dari Cina pada bulan Januari, sehingga sekarang jumlah korban akan masuk ke tahap 4 seperti negara-negara Eropa.

Ketika Jepang dipukul dengan Virus, orang tua saya meminta untuk kembali ke India selama beberapa bulan dan kembali setelah virus itu reda.

Tapi di Jepang semuanya normal sampai hari ini.

Kami pergi ke kantor setiap hari, kami pergi ke semua kantor layanan penting.

 Tidak ada restoran yang ditutup. Tidak ada mal yang ditutup.

Tidak ada lockdown.

Kereta metro bergerak normal.

Kereta peluru bergerak secara normal.

Semua perbatasan internasional terbuka.

 Jepang juga memiliki persentase orang tua yang tinggi seperti Italia.

Tokyo memiliki jumlah orang asing terbanyak.

Tokyo adalah salah satu daya tarik wisata terbaik dengan banyak orang asing.

 Orang asing masih diizinkan masuk.
Hanya layanan yang dihentikan adalah sekolah dan acara publik.

Mendengarkan semua teori tentang memutus rantai virus.

Lockdown membunuh rantai proses untuk negara padat seperti India.

Tokyo adalah kota paling padat di dunia dan bagaimana cara mengontrolnya.

Kami menjalani kehidupan normal seperti biasa. Saya hanya takut setiap saya membaca berita terbaru dari India.

Saya menganalisa tentang hal itu dan mungkin itu karena budaya orang Jepang di mana semua aturan dan saran untuk mencegah virus Corona sudah dipraktikkan oleh mereka sejak kecil.
 
1. orang jepang memakai masker saat mereka bepergian atau keluar rumah.

  Biasanya kita melihat 60% memakai masker di hari-hari biasa. Bahkan ketika mereka sedikit masuk angin, mereka memakai masker.

Ini adalah budaya mereka yang membantu menghentikan penyebaran dan memutus rantai virus.

Biasanya setiap orang yang melayani publik seperti resepsionis, petugas pemerintah, dokter, perawat, kepala stasiun, staf kereta api, polisi, petugas kebersihan, dll mengenakan masker setiap hari di tempat kerja. Selama musim dingin kami membuat anak-anak mengenakan masker setiap hari sehingga mereka tidak mengganggu orang lain ketika mereka kedinginan.

Di rumah kami memiliki kotak masker kodomo dan kotak masker normal. Masker Kodomo cocok untuk anak-anak.

2. Orang Jepang menjalani kehidupan di mana mereka tidak mau merepotkan orang lain.

Mereka tidak membuang sampah sembarangan.

Mereka menggunakan tempat sampah hanya untuk membuang sampah atau meludah.

Kebersihan adalah bagian dari budaya mereka.

Mereka diajarkan bagaimana menjalankan kebersihan sebagai perilaku umum sebelum belajar huruf di sekolah.
 
3. Mereka tidak berjabat tangan tetapi membungkukkan badan.

4. Di sini mencuci tangan adalah bagian dari budaya sehari-hari.

Kami memiliki sabun dan pembersih di toilet umum, pintu masuk kantor dan biasanya di setiap ruang publik. Menggunakan sanitizer sudah biasa yang akan mencegah penyebaran virus. Saya tidak pernah menggunakan sanitizer tetapi dari 2 bulan terakhir saya ikut menggunkannya sebelum memasuki kantor, lift, setiap saya melihat sanitizer saya akan menggunakannya.

5. Di toilet saya perhatikan bahwa orang-orang mencuci tangan mereka dan juga membersihkan dan juga mengeringkan area wastafel agar nyaman bagi pengguna berikutnya. Ini juga biasa mereka lakukan di stasiun metro.

6. Mereka membawa tisu basah bungkus agar dapat sesekali membersihkan tangan mereka saat mereka berada diluar rumah.

7. Mereka biasanya menjaga jarak sosial (social distancing) untuk semua hal

Ini membantu mencegah Jepang dari lockdown.

Ini membutuhkan banyak Sadhana.

Peraturan ini adalah bagian dari budaya Jepang yang mereka praktikkan dengan sempurna.

Sesuatu untuk dipelajari dari Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar