23 Februari 2016
Bacaan Hari Ini
2 Korintus 9 : 6
"Orang yang menabur sedikit,
akan menuai sedikit juga,
dan orang yang menabur banyak,
akan menuai banyak juga."
---------------------------------------------------
Di era tahun 80-an ada lagu yang cukup populer berjudul
'Siapa menabur siapa menuai' karya Rinto Harahap, yang dilantunkan oleh Hetty Koes Endang.
Tak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan ini berlaku hukum tabur-tuai: siapa yang menabur, dia yang akan menuai; apa yang ditabur itu juga yang akan dituai.
Rasul Paulus memperingatkan,
☆Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
* Karena apa yang ditabur orang,
itu juga yang akan dituainya.
* Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
* tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:7-8).
Bila kita menabur kebaikan kita pasti akan menuai kebaikan.
Kalau kita menabur keburukan, maka hal-hal yang buruk pula yang akan kita tuai.
Contoh konkret menabur adalah tindakan memberi: memberi persembahan untuk Tuhan maupun memberi sesuatu kepada orang lain.
Dalam hal memberi sikap hati harus diperhatikan.
Jangan sampai kita memberi semata-mata karena mengharapkan balasan atau imbalan.
Bagaimanapun juga tindakan memberi itu bagaikan menabur benih yang suatu saat nanti akan menghasilkan buah.
Jadi tindakan memberi bukanlah tindakan sia-sia atau percuma,
justru merupakan tindakan yang baik dan tepat.
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu,
selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:9-10).
Jangan pernah menunda-nunda waktu untuk berbuat baik.
Biarlah kebaikan itu terus mengalir dari hari ke sehari, sehingga "...kebaikan hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat!" (Filipi 4:5).
Memberi harus dengan kerelaan hati: bukan berarti memberi dengan sesuka hati, tapi memberi sepantasnya sesuai dengan berkat Tuhan yang telah kita terima.
Namun bukanlah hal yang mudah bagi orang yang hatinya melekat pada uang dan harta.
____________________________________
Buanglah sifat kikir, egois dan materialistis dalam diri kita, dan jadilah berkat bagi orang lain,
karena apa yang kita tabur tidak akan pernah sia-sia!
(Disadur dari Renungan Harian Air Hidup)
Dikirim dari perangkat Samsung saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar