Kamis, 18 Februari 2016

Kampanye Terselubung Ahok

KAMPANYE TERSELUBUNG AHOK

Tiba2 semua mata memandang ke Kalijodo.

Hidayat Nur Wahid benar ketika mengatakan bahwa Kalijodo adalah kampanye terselubung Ahok. Bahkan harus saya tambahkan ke pak Nurwahid, sejak pengumpulan KTP untuk mendukung Ahok, Ahok sudah melakukan kampanye terselubung. Jadi, pak hidayat terlambat ketika menyadari bahwa Ahok sudah "mencuri start" sejak awal untuk pilgub DKI 2017.

Tapi, itulah Ahok. Ia pandai memainkan brand dirinya dengan cantik. Ia tidak melakukan hal2 yang biasa dilakukan pejabat2 terdahulu yang hanya memanfaatkan iklan melalui media, memanfaatkan sisa anggaran di jajarannya. Ahok tidak sekecil itu. Ia memainkan orkestra dengan memanfaatkan situasi tanpa harus mencurangi anggaran. Ia memainkan komunikasi marketing dengan gayanya yang elegan.

Ahok pintar memainkan isu kontroversial, tetapi kontroversial yang positif, yang berguna utk masyarakat, bukan pencitraan plastik. Ahok memaki banjir, sehingga banjir takut datang ke Jakarta. Ahok memaki dan memecat pejabat2 yang bermain di anggaran dan jual beli rusun. Makian Ahok adalah kekuatan brand-nya, ia terkenal dengan itu. Kalau ada orang yang berkata bahwa Ahok itu mulutnya gak bisa diajak kompromi, itu menandakan Ahok sudah menancapkan brand-nya di memori banyak orang dgn baik.

Dan lihat saja, tiba2 banyak yang berkomentar soal Kalijodo.

Ahmad Dhani datang ke Kalijodo. Maksudnya ingin menampakkan wajah sebagai public figure disana. Wajah doang, solusi nol. Ndilalah, pengusaha hiburan malam disana Daeng Aziz, malah terbahak2 ketika dikabarkan bahwa Dhani kesana. "Siapa itu ?" Katanya sambil tertawa.

Ahok apalagi. Perutnya sampe mules melihat "drama" itu. Mungkin dia sampe split ke segala arah. Buat mereka berdua, opera Ahmad Dhani lebih lucu dari opera Van Java.

Adhyaksa Dault memberi saran tentang Kalijodo. "Jangan di-relokasi, tapi tingkatkan keimanan mereka disana.." Saran yang sangat agamis dengan solusi senin kamis. Mungkin karena keberatan kumis.

Bahkan Farhat Abbas, akan datang ke Kalijodo. Entah dia ngapain disana. Mungkin mencari jodoh sesudah ditinggal istrinya. Katanya, dia didukung Golkar, meski saya rasa Golkar masih sehat cara berfikirnya.

Haji Lulung tidak mau ketinggalan. Ia mendatangi Daeng Aziz, preman ketemu preman. Maksudnya biar preman yang berbicara dengan bahasa preman, karena preman akan saling mengerti dan mencintai sesama. Mungkin dengan sentuhan ke-premanan yang lembut dan gemulai, masalah akan selesai. Bisa jadi terjalin kesepakatan akan ada hari preman di Kalijodo, dengan simbol mawar dan cokelat, ditambah kondom jika dibutuhkan. Widiiih....

Lihat, Kalijodo menjadi magnet, dibangun oleh Ahok sebagai panggung. Banyak yang menyangka panggung itu bisa mereka pergunakan untuk mengangkat nama mereka. Tapi mereka tidak sadar, benar2 tidak sadar, bahwa mereka itu sebenarnya dimanfaatkan Ahok untuk mengangkat namanya.

Semakin sering mereka bermain di panggung yg dibangun Ahok, semakin Ahok tertawa karena panggung itu seperti poin2 bonus yang mengangkat nama Ahok untuk pilgub DKI 2017.  Ahok melakukan kampanye terselubung dengan sangat cantik. Mereka hanya korban kepintaran Ahok saja.

Mungkin kapan2 saya harus minum kopi dengan Ahok dan menyerap ilmu2 marketingnya yang aduhai. Tapi, Ahok nyediain tahu isi gak ya ? Batman suka itu....

dennysiregar.com




Dikirim dari perangkat Samsung saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar