22 Februari 2016
Bacaan Hari ini:
Ratapan 3:22-23
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi;
besar kesetiaan-Mu!
---------------------------------------------------
Oleh kasih setia Allah, kita tidak binasa.
Kita ada karena kasih setia-Nya yang tak berkesudahan, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Nya! (Ratapan 3:22-23).
Sesekali, saya kebetulan bertemu dengan orang-orang yang saya kenal beberapa tahun yang lalu.
Biasanya waktu kami mengobrol, mereka akan berkata,
"Ingat waktu kita muda dulu?
Sungguh hari-hari yang menyenangkan, ya.
"Ya, sungguh hari-hari yang menyenangkan.
Ngomong-ngomong, sekarang kau ke gereja mana? tanya saya.
Kadang mereka menjawab tidak pergi ke gereja mana pun.
Sebenarnya mereka dulu menjalankan hidup Kristen, tapi kemudian tergerus mengikuti arus dunia.
Lain dulu, lain sekarang.
Bagi sebagian orang,
Kekristenan adalah apa yang Allah buat atas diri mereka tiga puluh tahun yang lalu atau dua puluh tahun yang lalu.
Tapi saya lebih tertarik dengan apa yang Allah lakukan hari ini.
Dan saya ingin melihat apa yang akan Ia lakukan besok.
Buat saya,
masa lalu itu menarik hanya sebatas karena saya bisa belajar dari situ.
Saya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama yang saya buat di masa lalu.
Saya juga bisa ingat beberapa hal hebat yang telah Allah buat atas hidup saya, dan saya berdoa agar Dia akan melakukannya lagi.
Ada gunanya mengingat masa lalu,
tapi marilah kita tidak menjadi lemah oleh pencapaian masa lalu yang dapat menghalangi kita dari melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan hari ini.
Alkitab mengatakan,
bahwa kasih setia Allah "baru tiap pagi" (Ratapan 3:23).
Itulah sebabnya Paulus bisa berkata,
"Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada didepanku (Filipi 3:13).
Seseorang yang bisa saja puas pada kemenangan atau pencapaiannya sebagai orang Kristen, itulah Paulus.
Dia memiliki prestasi rohani yang luar biasa.
Tapi di lain sisi,
ia juga seseorang yang bisa saja dilumpuhkan oleh masa lalunya.
Sebelum Paulus menjadi rasul besar,
ia dikenal sebagai Saulus dari Tarsus, pembantai orang Kristen.
Tetapi ia tidak membiarkan dirinya terganggu oleh pencapaian masa lalu atau dilumpuhkan oleh dosa-dosa masa lalu.
Begitupun kita seharusnya.
___________________________________
* Allah ingin melakukan karya baru dalam kehidupan kita hari ini.
* Dan Ia pun ingin melakukan karya yang baru untuk hari esok.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Dikirim dari perangkat Samsung saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar