Senin, 14 Desember 2020

GOD OF THE GAPS

God of the gaps adalah : 

"Sebuah sudut pandang yang memanfaatkan sesuatu yang belum dapat dijelaskan secara science untuk membenarkan keberadaan Tuhan."
 
Contoh 
• Petir
Ketika science belum mampu menjelaskan bagaimana petir itu muncul maka para teolog memanfaatkannya dengan  mengatakan itulah bukti kebesaran Tuhan, ciptaannya saja tak terjangkau oleh logika,  apalagi Tuhan.

Hingga beberapa abad lalu, orang-orang berpikir Tuhan pasti menjadi pengontrol segala sesuatu.

• Kenapa angin berhembus ? 
• Kenapa ada petir ? 
• Kenapa matahari tampak mengelilingi bumi ? 
• Kenapa bulan mengelilingi bumi ? 
• Kenapa orang bisa sakit dan mati ? 
• Kenapa semua itu bisa terjadi ?

Jawabannya simpel : 
"Karena itu semua telah menjadi kehendak Tuhan."

Ketika orang tidak bisa menjelaskan sesuatu, dengan mudah dia akan berkata, Tuhan lah penyebab semuanya

Jawaban semacam ini disebut sebagai God of the gaps (ruang kosong yang ditempati Tuhan) atau argument from ignorance (argumen karena ketidaktahuan)

Disinilah letak kontradiksi antara sains dan agama. 
Sains mencari sebab natural sedang agama mencari sebab supranatural.

Secara konsisten, sains telah menyediakan jawaban atas banyak hal. 

"Ruang yang dulunya ditempati Tuhan perlahan-lahan mulai semakin menyempit. Semakin kita memahami sesuatu, semakin sempit ruang bagi Tuhan untuk beroperasi."

Ketika kita memahami matahari, dewa Yunani Helios,  jadi tak diperlukan lagi. 

Ketika kita memahami terjadinya kilat, dewa Zeus atau Jupiter jadi tidak valid lagi untuk menjelaskan fenomena ini.

Saat Benjamin Franklin menemukan penangkal petir, 250 tahun yang lalu, terjadilah kehebohan di kalangan gereja. Apakah gereja mesti dilengkapi juga dengan penangkal petir atau cukup mengandalkan perlindungan Tuhan saja ?

Akhirnya toh mereka memutuskan untuk memasang penangkal petir setelah melihat gereja lebih sering disambar petir dibanding bangunan lain yang diberi penangkal petir. 

Apa yang terjadi ? 
Bukankah gereja merupakan rumah suci yang seharusnya dilindungi Tuhan ?

Cerita ini menjadi contoh bagus "bagaimana ruang yang dulu ditempati Tuhan telah digantikan oleh penangkal petir temuan Benjamin Franklin."

• Saat aku kelas 3 SD guru agamaku selalu bilang, yang ngecat cabe hingga berwarna 
- hijau, 
- kuning, 
- jingga & 
- merah 
adalah Tuhan.
Tapi kini telah terjawab, variasi genetika kromosom cabe lah yg menentukan warna cabe. Bukan Tuhan.
Maka berkuranglah God of the Gaps di benakku.

• Dulu orang selalu bilang, anak laki² atau anak perempuan yg akan lahir itu sudah sesuai kehendak Tuhan.

Kini sudah bisa dijelaskan. Kalau kita bisa memfasilitasi sperma yg membawa kromosom Y untuk memenangkan balapan membuahi sel telur, maka bayi yg akan lahir, pasti laki²

Jadi penentu jenis kelamin bayi bisa kita yg atur.
Bukan Tuhan.
Maka berkuranglah God of the Gaps di benakku.

• Dahulu..., gempa bumi dianggap sebagai kutukan Tuhan.

Kini kita semua sudah paham, kalau lempeng benua selalu bergerak dengan kecepatan 8 cm per tahun. Maka saat lempeng benua melepaskan energi komulatif tekanannya.., timbullah gempa bumi.

Jadi penyebab gempa bumi sudah bisa dijelaskan.
Bukan kutukan Tuhan.
Maka berkuranglah God of the Gaps di benakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar