Masih tentang Rizieq Shihab, sebelum dia memenuhi panggilan kedua dari pihak kepolisian. Entah hr Ini, Senin (7/12) dia akan memenuhinya atau tidak, kita belum tahu. Kalau ditanya ke saya, saya akan menjawab kemungkinan besar Rizieq tidak akan datang, lagi.
Faktor penentunya di masalah tes swab yg akan diberlakukan pihak kepolisian terhadap Rizieq. Rizieq nampaknya sangat takut ketahuan positif Covid-19. Seakan mati hidupnya di sana. Ya memang kalau kena Covid-19, akan ada masalah mati hidup. Namun tentu saja kita bicara soal mati hidup dalam konteks eksistensi di dunia politik.
Rizieq Shihab memang sedang berjuang mempertahankan eksistensinya. Ini perjuangan berat. Yg tidak pernah terbayang sebelumnya. Kalau dulu² itu sebelum dia kabur ke Arab Saudi, eksistensi Rizieq luar biasa kuat. Bahkan sudah sanggup mengumpulkan jutaan massa dan mempengaruhi hasil pilkada di ibu kota negara.
Kurang hebat gimana coba? Padahal waktu itu kan sama saja, Rizieq tetap lah seorang eks napi. Tapi kondisi itu tidak ada pengaruhnya. Malah mungkin bikin Rizieq terasa lebih garang dan sangar. Tapi itu dulu…
Tahun 2020 ini berbeda. Bagi semua orang di dunia, tidak terkecuali Rizieq. Kehadiran Rizieq di Indonesia memang awalnya terlihat heboh, di bandara, di Tebet, di Megamendung, dan di Petamburan. Tapi Covid-19 terlalu kuat untuk ditantang. Termasuk aturan² perundang² yg memang sedang berlaku di masa pandemi ini. Rizieq dan siapa pun yg berada di belakangnya ketahuan salah perhitungan.
Mereka juga dikagetkan dg langkah² TNI membantu Polri. Bahkan sampai mengurusi pencopotan baliho Rizieq. Walaupun ada buzzer ech politisi yg membela Rizieq, seperti Fadli Zon. Tapi publik berpihak dan mendukung langkah TNI/Polri. Pangdam Jaya betul. Walaupun ada yg tidak mendukung, tapi yg mendukung TNI jauh lebih banyak. Rizieq pun kecele.
Dibatalkannya rencana safari dakwah dan gelaran Reuni 212 di Monas seperti tahun² sebelumnya, merupakan bukti kekalahan Rizieq. Kalah karena tak sanggup melawan kekuatan TNI/Polri, dan kalah karena fisik yg mulai diserang penyakit. Lalu dia blunder lagi. Pakai kabur²an dari Jakarta ke Bogor, dari rumah sakit di Bogor kabur lagi.
Kocak, jadi tertawaan orang satu negara hahaahaaa…
Kita pun menikmatinya sebagai hiburan di kala pandemi. Dan rupanya kekalahan Rizieq belum selesai. Ada 2 lagi pukulan yg dia terima. Rizieq yg sudah kelelahan, sakit, nafasnya nampak tersengal, makin sempoyongan, doyong, sudah TKO?
Pukulan pertama dari Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Dulu KH Ma'ruf memang berdiri di sisi yg sama dg Rizieq. Bikin Rizieq makin terlihat sangar. Tapi sekarang beda. Justru dg adanya jabatan besar di bahu KH Ma'ruf, asosiasi dg Rizieq harus dijauhkan.
Awalnya ada selentingan soal pertemuan KH Ma'ruf dg Rizieq buat dialog. Rizieq, Fadli Zon dan PKS bergegas mendukung wacana dialog itu. Karena itu pertanda naiknya citra Rizieq. Tapi, pihak KH Ma'ruf kemudian mengklarifikasi bahwa tidak ada rencana seperti itu. Yg ada malah didepaknya pentolan² 212 dari kepengurusan MUI yg baru.
Dan di momen Munas MUI itu pula, KH Ma'ruf melancarkan "pukulan' telak ke arah Rizieq.
Yakni dg menegaskan soal predikat Imam Besar yg disandang Rizieq, dan selalu jadi tameng seakan Rizieq ini tidak boleh dibantah oleh umat Islam. Kalau membantah, artinya tidak hormat sama seorang Imam Besar. Namun hal ini dibantah oleh KH Ma'ruf Amin.
"Belum ada orang yg mampu tampil sebagai imamah saksiyah (secara kepribadian), menjadi imamnya umat Islam. Yg ada itu baru imamah mahdliyyah, imamnya NU; imamah Muhammadiyah, imamah FPI-yah, imamah Persisiyah, dan lain-lain," kata KH Ma'ruf Sumber.
Dg kata lain, Rizieq itu bukanlah seorang Imam Besar bagi umat Islam, melainkan buat FPI saja. Jleb banget ini! Seakan derajat Rizieq diturunkan beberapa tingkat hingga hampir menyentuh tanah.
Pukulan kedua datang dari Kapolri. Ini terkait dg sulitnya aparat menyampaikan surat panggilan kepada Rizieq. Karena di Petamburan dihalang²i oleh mereka yg menyebut diri Laskar Pembela Islam (LPI). Bahkan mendapatkan kata² kasar makian. Akhirnya dg dibantu pasukan Brimob, surat itu berhasil disampaikan. Kejadian ini mendapatkan perhatian publik karena Polri nampak kalah dg ormas. Sampai besoknya Kapolri pun turun tangan memberikan penegasan.
"Negara tidak boleh kalah dengan ormas yg melakukan aksi premanisme. Kita akan sikat semua. Indonesia merupakan negara hukum. Semua elemen harus bisa menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat," kata Kapolri Idham Azis.
Kapolri juga mengingatkan adanya sanksi pidana untuk mereka yg mencoba menghalangi petugas. "Polri selalu mengedepankan azas Salus Populi Suprema Lex Exto atau keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi," tegas Kapolri.
Ini pertanda sebuah genderang perang yg disiapkan oleh Polri. Dari sisi umat Islam dan ulama, Rizieq sudah kena pukulan. Lalu dari sisi penegak hukum, Polri pun sudah dalam posisi bersiap. Rizieq pun terjepit. Sudah menanggung malu di depan publik. Sudah banyak mendapat kecaman dan hujatan publik.
Fadli Zon? Sudah nggak ngaruh! Bahkan makin Fadli Zon ikut bersuara, Rizieq malah makin tenggelam. Sudah terpojok, terjepit, dan sempoyongan. Pertanyaan saya, apakah Rizieq sedang bersiap mau kabur lagi?
https://s.id/w6gDi
#GoDe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar