Renungan September 2016 Minggu ke-II
*Penantian yang Bernilai*
Kapan terakhir kali kamu merasa menyerah di tengah sebuah kesulitan?
Minggu yang lalu saya berbagi kepada anda betapa kita sering merasa diliputi kesukaran sebelum memulai melakukan sesuatu yang menantang.
Ketika kita merasakan panggilan Allah, kita berusaha mengukur tugas yang ada dan mencoba melihat rekam jejak kita.
Seringkali, kita lupa untuk menghitung bahwa Allah akan menemani kita kemanapun Dia mengirim kita, sehingga kita mengukur potensi kita dengan tidak tepat.
Tetapi apa yang terjadi bila kita sudah mengambil langkah pertama?
Mengapa kita mudah sekali kehilangan keyakinan di depan halangan?
Motivasi kita untuk melanjutkan perjuangan adalah sekuat apa kita berharap.
Mungkin saja, kita telah membangun alasan-alasan kita di atas dasar pasir dan kita tidak menyadari hal itu.
Dengan kata lain, kita tidak pede karena kita menjangkarkan harapan kita di dalam hal-hal yang keliru.
Benar demikian?
Saya telah melakukannya!
~ Tidak ada satu pun manusia yang bisa membawa harapanmu; semua kita adalah lemah dan tidak sempurna.
~ Tidak ada lingkungan yang bisa membawa harapanmu; setiap situasi di mana kita terlibat di dalamnya adalah situasi yang penuh dengan orang berdosa dan tidak di bawah control kita.
~ Kesenangan fisik yang banyak dan berbagai kepemilikkan tidak akan memuaskan kita untuk seterusnya;
~ mereka hanya untuk sementara saja,
~ mereka memberikan rasa senang tetapi tidak memuaskan hati.
Ketika anda melihat secara horizontal alasan anda untuk berjuang, kita akan melihat bahwa segala sesuatu tidak ada harapan.
Penglihatan semacam ini pasti tak terelakkan.
Perhatikan Mazmur 27:14
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
~ Hanya ada satu tempat di mana harapan bisa ditemukan.
~ Hanya ada satu tempat bagi hati anda dan kepastian bagi jiwa anda.
~ Hanya ada satu alasan mengapa kita bangun pagi setiap hari.
Hanya ada satu sumber motivasi yang cukup kuat di tengah berbagai badai hidup di dunia yang berdosa ini.
~ Ketika harapanmu ada di dalam Tuhan,
~ ketika kita menaruh rasa aman kita di dalam-Nya,
~ dan ketika Allah menjadi alasan untuk kita berjuang sekalipun masalah itu terlihat sukar, maka anda sedang membangun hidup anda di atas sebuah dasar yang pasti dan terpercaya.
Ketika anda menunggu Tuhan, maka
~ anda menaruh harapanmu di dalam diri Dia yang menjadi sumber kekuatan untuk segala sesuatu. Hal ini adalah hal yang bijak, baik, dan benar.
Ketika kita menunggu Tuhan, maka
~ kita sedang menempatkan keamanan kita di tangan Dia yang kuasa-Nya tidak terukur.
Ketika kita menunggu Tuhan,
~ kita mendapatkan rasa nyaman di dalam Dia yang kasih-Nya tidak berbatas.
Ketika kita menunggu Tuhan,
~ kita bisa aman di dalam kenyataan bahwa Dia memerintah atas segala sesuatu.
Ketika kita menunggu Tuhan,
~ kita akan hidup dalam keyakinan karena anda tahu setiap janji-Nya benar dan amin!
Ketika kita menunggu Tuhan, maka
~ meskipun kita lemah, kita akan tetap diberkati sebab anugerah-Nya cukup.
Nantikanlah Tuhan!
Maka semuanya itu sungguh akan terjadi!
-----------------------------------------------------
REFLECTION QUESTIONS:
1. Kapan terakhir kali anda menyerah di tengah masalah?
2. Apakah anda merasakan kekecewaan karena menaruh harapan di materi, relasi, dan orang tertentu?
3. Apakah ada perubahan di dalam kehidupan pribadi anda ketika anda sungguh menantikan Tuhan?
Pikirkan 2 hal secara khusus sebagai contoh!
Dikirim dari perangkat Samsung saya
*Penantian yang Bernilai*
Kapan terakhir kali kamu merasa menyerah di tengah sebuah kesulitan?
Minggu yang lalu saya berbagi kepada anda betapa kita sering merasa diliputi kesukaran sebelum memulai melakukan sesuatu yang menantang.
Ketika kita merasakan panggilan Allah, kita berusaha mengukur tugas yang ada dan mencoba melihat rekam jejak kita.
Seringkali, kita lupa untuk menghitung bahwa Allah akan menemani kita kemanapun Dia mengirim kita, sehingga kita mengukur potensi kita dengan tidak tepat.
Tetapi apa yang terjadi bila kita sudah mengambil langkah pertama?
Mengapa kita mudah sekali kehilangan keyakinan di depan halangan?
Motivasi kita untuk melanjutkan perjuangan adalah sekuat apa kita berharap.
Mungkin saja, kita telah membangun alasan-alasan kita di atas dasar pasir dan kita tidak menyadari hal itu.
Dengan kata lain, kita tidak pede karena kita menjangkarkan harapan kita di dalam hal-hal yang keliru.
Benar demikian?
Saya telah melakukannya!
~ Tidak ada satu pun manusia yang bisa membawa harapanmu; semua kita adalah lemah dan tidak sempurna.
~ Tidak ada lingkungan yang bisa membawa harapanmu; setiap situasi di mana kita terlibat di dalamnya adalah situasi yang penuh dengan orang berdosa dan tidak di bawah control kita.
~ Kesenangan fisik yang banyak dan berbagai kepemilikkan tidak akan memuaskan kita untuk seterusnya;
~ mereka hanya untuk sementara saja,
~ mereka memberikan rasa senang tetapi tidak memuaskan hati.
Ketika anda melihat secara horizontal alasan anda untuk berjuang, kita akan melihat bahwa segala sesuatu tidak ada harapan.
Penglihatan semacam ini pasti tak terelakkan.
Perhatikan Mazmur 27:14
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
~ Hanya ada satu tempat di mana harapan bisa ditemukan.
~ Hanya ada satu tempat bagi hati anda dan kepastian bagi jiwa anda.
~ Hanya ada satu alasan mengapa kita bangun pagi setiap hari.
Hanya ada satu sumber motivasi yang cukup kuat di tengah berbagai badai hidup di dunia yang berdosa ini.
~ Ketika harapanmu ada di dalam Tuhan,
~ ketika kita menaruh rasa aman kita di dalam-Nya,
~ dan ketika Allah menjadi alasan untuk kita berjuang sekalipun masalah itu terlihat sukar, maka anda sedang membangun hidup anda di atas sebuah dasar yang pasti dan terpercaya.
Ketika anda menunggu Tuhan, maka
~ anda menaruh harapanmu di dalam diri Dia yang menjadi sumber kekuatan untuk segala sesuatu. Hal ini adalah hal yang bijak, baik, dan benar.
Ketika kita menunggu Tuhan, maka
~ kita sedang menempatkan keamanan kita di tangan Dia yang kuasa-Nya tidak terukur.
Ketika kita menunggu Tuhan,
~ kita mendapatkan rasa nyaman di dalam Dia yang kasih-Nya tidak berbatas.
Ketika kita menunggu Tuhan,
~ kita bisa aman di dalam kenyataan bahwa Dia memerintah atas segala sesuatu.
Ketika kita menunggu Tuhan,
~ kita akan hidup dalam keyakinan karena anda tahu setiap janji-Nya benar dan amin!
Ketika kita menunggu Tuhan, maka
~ meskipun kita lemah, kita akan tetap diberkati sebab anugerah-Nya cukup.
Nantikanlah Tuhan!
Maka semuanya itu sungguh akan terjadi!
-----------------------------------------------------
REFLECTION QUESTIONS:
1. Kapan terakhir kali anda menyerah di tengah masalah?
2. Apakah anda merasakan kekecewaan karena menaruh harapan di materi, relasi, dan orang tertentu?
3. Apakah ada perubahan di dalam kehidupan pribadi anda ketika anda sungguh menantikan Tuhan?
Pikirkan 2 hal secara khusus sebagai contoh!
Dikirim dari perangkat Samsung saya
Dikirim dari perangkat Samsung saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar