Selasa, 06 September 2016

Renungan September 2016 Minggu ke-I

Renungan September 2016 Minggu ke-I

*Saya Tidak Dapat Melakukannya*

Kapan terakhir kali anda merasa gugup atau diliputi oleh sesuatu yang membuat anda tidak dapat melakukan apa-apa?

Kapan terakhir kali kita membuka tangan kita dalam keputusasaan dan berkata, "Saya tidak dapat melakukannya!"

~ Mungkin hal itu terjadi sebelum wawancara pekerjaan atau sebuah presentasi kerja.
~Mungkin hari itu adalah pagi-pagi sebelum hari pernikahanmu.
~ Mungkin saat itu adalah saat di mana anda sedang menunggu hasil dari tes medis anda atau orang yang anda cintai.

Atau mungkin hal itu terjadi dalam keseharian hidup anda:
~ percakapan yang alot dengan pasangan anda,
~ saat yang sulit untuk mengoreksi anak-anak,
~ sebuah panggilan telepon dari rumah untuk melakukan sesuatu entah bagi istri atau anak,
~ sebuah kesempatan untuk berbagi kabar baik (injil) dengan sesamamu,
~ atau sebuah penderitaan fisik di dalam tubuh yang telah menua.

Setiap orang pasti mengalami kekuatiran didalam kehidupannya, entah besar atau kecil.

Mengapa hal ini terjadi pada kita?
~ Karena kita selalu mengukur potensi kita.

Kita sering mengukur potensi kita berdasarkan dua factor:
~ rekam jejak kita di masa lampau,
~ dan seberapa berat tugas kita di depan.

Contoh Alkitab yang paling baik adalah Daud dan Goliat.
~ Pasukan Israel mengukur dengan cermat ukuran Goliat (1Sam. 17:4-7)
~ dan Daud menghitung berdasarkan apa yang telah dilakukannya (ay. 34-36).

Lukas 14:28 mencatat kalimat Yesus,
~ Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Hal ini memang sangat logis dan bijak agar kita mengukur dulu seberapa potensi kita.

Tetapi Daud memutuskan untuk melawan Goliat bukan berdasarkan pengalaman masa lalunya.

Perhatikan ayat 37 Pula kata Daud:
~ "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang,
~ Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu."

Kata Saul kepada Daud:
~ "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."

Dia mengingat identitasnya sebagai anak Allah.
~ Daud tidak mengambil kredit atas kemenangan-kemenangannya atas singa dan beruang,
~ demikian juga dengan tugas mengalahkan Goliat.
~ Daud tidak membebankan dirinya sendiri.

Daud mengingat kebenaran ini:
~ ini bukanlah tugas anak untuk diselesaikan,
~ tugas anak adalah untuk mematuhi panggilan Bapa dan membiarkan Bapa menyelesaikannya.

Anda dan saya sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menang.
~ Kita tidak memiliki kuasa untuk merubah situasi.
~ Kita tidak bisa membuat orang berespon.
~ Kita tidak bisa membuat pasangan mencintai kita.
~ Kita tidak bisa membuat anak-anak mematuhi kita.
~ Kita tidak bisa merekonsiliasi dua orang yang berkonflik.
~ Kita tidak bisa membuat sesama kita percaya kepada Allah.

Panggilan kita bukanlah untuk sukses:
~ panggilan kita adalah untuk berespon pada panggilan Allah di dalam setiap situasi, lokasi, relasi di mana Dia menempatkan kita.

Janji-Nya adalah ke mana pun kita pergi maka Dia beserta kita.
~ Dia tidak pernah memanggil kita tanpa memberikan apa yang perlu untuk sukses.
~ Allah sungguh-sungguh berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan umat-Nya.
~ Dia sungguh-sungguh berkomitmen untuk mensukseskan kerajaan-Nya.
~ Dan karena kamu adalah anak-Nya, ke mana pun anda pergi, kehadiran-Nya dan kuasa-Nya akan menyertai.
~ Dia sungguh beserta kita senantiasa dan Dia sungguh adalah penolong yang anda perlukan.

Anda sekarang terhubung secara pribadi dengan sumber kemenangan yang sejati.

REFLECTION QUESTIONS:
1. Kapan terakhir kali anda merasa gugup?
Bagaimana anda mengukur potensi anda saat itu?
2. Apakah ada tempat tertentu di mana anda hidup dalam ketakutan lebih daripada keberanian dan harapan?
3. Daftarkan contoh-contoh nyata di mana Allah telah menjadi penolong anda dan tuliskan itu di tempat yang mudah anda lihat!



Dikirim dari perangkat Samsung saya



Dikirim dari perangkat Samsung saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar