Kamis, 22 September 2016

Renungan Minggu ke-IV September 2016

Renungan Minggu ke-IV September 2016

Merasa terjebak?

Kita seringkali merasa terjebak di dalam sebuah situasi.

Seolah-olah kita terhimpit atau terjebak di sebuah situasi yang tidak mengenakkan.

Kita menyetir ke kantor dan
~ terjebak di dalam kemacetan.

Akhirnya kita tiba di kantor dan tiba-tiba kita berpikir bahwa
~ kita ada di sebuah pekerjaan yang melelahkan.

Kita bertemu seseorang di gereja dan
~ terjebak di dalam percakapan.

Mungkin gereja di mana kita berjemaat terjebak di dalam,
~ berbagai permasalahan kontroversial.

Mungkin kita terjebak di dalam situasi
~ keuangan yang minim.
~ Atau di dalam sebuah tubuh yang tidak sehat.
~ Atau di tengah keluarga yang tidak menyenangkan.

Merasa terjebak bisa saja membuat kita depresi.

Tetapi saya mau berkata bahwa merasa terjebak juga bisa menjadi sehat bagi seorang Kristen,
~ jika kita memikirkannya secara alkitabiah.

Ada 4 alasan:
1. Merasa terjebak mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah pribadi yang paling penting.
~ Merasa terjebak seringkali menyatakan betapa tingginya kita memandang diri sendiri.
~ Ketika kita marah di tengah kemacetan maka kita menyatakan bahwa tidak seorangpun layak di jalanan selain kita.
~ Kenyataan rohani yang harus kita sadari adalah bahwa kita bukan pusat kehidupan;
~ dunia ini dicipta untuk melayani pencipta, Allah (Mzm. 19:1).

2. Merasa terjebak mengingatkan kita bahwa Allah memegang kendali.

Jika kita memegang kendali atas hidup ini maka
~ tidak mungkin kita merasa terjebak.

Merasa terjebak membuat kita menyadari bahwa,
~ kita tidak memiliki kuasa dan kedaulatan.

Ini adalah kenyataan yang indah.
~ Mengapa?
~ Karena hanya ada satu pribadi yang bisa melakukan apa yang mau dikehendaki-Nya (Mzm. 115:3).

Dia adalah satu-satu-Nya pribadi yang
~ baik,
~ bijak,
~ benar.

3. Merasa terjebak mengingatkan kita bahwa bab terakhir dari cerita kita belum dibukakan.

~ Kita tidak bisa men-zoom out setiap potret kehidupan kita yang penuh dengan lika-liku.
~ Kita juga terjebak di dalam keinginan sementara dan seringkali gagal untuk berpikir di dalam jangka panjang.

Tetapi Allah sudah menetapkan jalan hidup kita dan akan membuahkan kemuliaan Allah dan kebaikan kita
(Kej. 50:20).

4. Merasa terjebak akan mengingatkan kita bahwa kita masih memiliki iman yang lemah.

Ketika kita jujur, kita harusnya mengakui bahwa
~ kita tidak menyukai rencana Allah sebagaimana yang sering kita katakan
~ dan kita tidak mempercayai rencana-Nya sebagaimana yang kita pikirkan.

Karena Bapa kita penuh kemurahan memberikan hikmat kepada mereka yang tidak memilikinya, kita seharusnya "merasa terjebak" untuk,
~ berlari kepada-Nya dengan berbagai pertanyaan dan kekuatiran, dan tidak lari dari-Nya.

Jadi, ketika di lain waktu merasa terjebak,
~ jangan panic, kuatir, marah, depresi.

Kita merasa terjebak karena Allah yang baik sedang mengingatkan kita
~ siapakah Dia,
~ siapakah kamu
~ dan siapakah yang berwenang.

Dia memiliki rencana,
~ rencana-Nya baik dan bijak,
~ lebih baik dari apa yang anda mimpikan.

Lain kali anda merasa terjebak, tenanglah.
~ Bukan karena anda tahu apa yang sedang terjadi
~ tetapi karena kita berelasi dengan Dia yang mengontrol apa yang sedang terjadi.

Tenanglah karena Dia sedang bekerja menjadikan anda indah
~ meskipun saat itu anda merasa terjebak.

REFLECTION QUESTIONS:
~ Di mana anda merasa terjebak dalam hidup ini?
~ Bagaimana reaksi anda?
Ceritakan dengan rinci.
~ Apa yang Allah coba ajarkan ke anda ketika merasa terjebak?







Dikirim dari perangkat Samsung saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar