Selasa, 30 September 2025

Ucapkan Syukur Sebelum Terobosan Datang

01 Oktober 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:21 "Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
-------------------
Kisah Raja Yosafat menunjukkan betapa besar kuasa dari bersyukur kepada Tuhan sebelum jawaban doa datang.

Saat tiga pasukan musuh menyerang, Yosafat memakai strategi perang yang tidak biasa: "Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (2 Tawarikh 20:21).

Tentu ini bukan cara umum mengatur pasukan. Bayangkan musuh melihat tentara Israel dipimpin oleh para pemain musik. Bahkan paduan suara itu sendiri mungkin bingung. Tetapi Yosafat mengingatkan mereka bahwa pertempuran itu milik Tuhan, dan bila mereka percaya, mereka akan menang. Karena itu mereka bisa bersyukur kepada Tuhan lebih dulu, lalu menunjukkan iman dengan menempatkan paduan suara di depan tentara.

Doa dan pujian adalah iman yang diucapkan.

Saat Anda berkata, "Tuhan, terima kasih karena Engkau akan menolong saya. Terima kasih karena Engkau menyembuhkan saya. Terima kasih karena Engkau menyelesaikan masalah ini," itu berarti Anda bersyukur sebelum terobosan datang.

Bersyukur setelah Tuhan bertindak tidak membutuhkan banyak iman. Iman sejati ditunjukkan dengan bersyukur lebih dulu—sebelum terobosan terlihat.

Lihatlah kuasanya: "Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. " (2 Tawarikh 20:22).

Pasukan Yosafat tidak mengangkat pedang—hanya memainkan alat musik. Bagaimana mereka menang? Mereka bersyukur lebih dulu. Mereka percaya Tuhan akan menjaga dan menyelamatkan mereka. Mereka menunjukkan iman lewat formasi perang. Lalu mereka melihat Tuhan memberi mereka kemenangan.

Kapan Anda akan mulai mengucapkan syukur untuk terobosan Anda?

Mungkin Anda sudah lama menunggu, hanya terus meminta. Mungkin mencoba menawar atau mendesak Tuhan agar berkata "ya."

Renungkan :

- Terobosan apa yang sedang Anda nantikan dari Tuhan? Sudah berapa lama Anda menunggu?

- Bagaimana Anda bisa mengucapkan iman Anda, percaya bahwa Tuhan akan menolong, meski belum melihat hasilnya?

- Jika Tuhan sudah tahu isi pikiran Anda, mengapa Ia tetap ingin Anda mengucapkan iman dengan kata-kata?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 10-12; Efesus 4:17-32
____________
Tuhan ingin memberi terobosan dalam hidup Anda—dan Ia mengajak Anda untuk percaya dan bersyukur kepada-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Thank God in Advance for Your Breakthrough
By Rick Warren

"The king appointed singers to walk ahead of the army, singing to the LORD and praising him for his holy splendor. This is what they sang: 'Give thanks to the LORD; his faithful love endures forever!'" 2 Chronicles 20:21 (NLT)
---------------------
The story of King Jehoshaphat perfectly illustrates the power of thanking God in advance, before you get the answer to your breakthrough prayer.

When faced with an attack by three enemy armies, Jehoshaphat had an unusual battle strategy: "The king appointed singers to walk ahead of the army, singing to the LORD and praising him for his holy splendor. This is what they sang: 'Give thanks to the LORD; his faithful love endures forever!'" (2 Chronicles 20:21 NLT).

Would you agree this is an unusual way to organize an army? Imagine what the opposing armies thought when they saw the army of Israel led by a bunch of harpists and trumpeters.

I'm sure the choir wondered what was going on too. But Jehoshaphat had reminded them that the battle belonged to God, and if they believed in him, they would succeed. That's why they were able to thank God in advance for their upcoming victory and then show him that they believed by putting the choir before the army.

Prayer and praise are verbalized faith. When you say, "God, thank you for taking care of my bankruptcy. Thank you for taking care of my pain. Thank you for working out this conflict," that's thanking him in advance.

It doesn't take much faith to thank God after he's done something. You show real faith by thanking him in advance—before the breakthrough comes.

Here's the power of thanking God before you see your breakthrough: "At the very moment they began to sing and give praise, the LORD caused the armies of Ammon, Moab, and Mount Seir to start fighting among themselves" (2 Chronicles 20:22 NLT).

Jehoshaphat's army didn't lift a finger (except to play their instruments). How did they win the battle? They thanked God in advance. They believed he would take care of them and save them from their enemies. They showed their faith in their battle formation. And then they watched as God gave them their breakthrough.

When are you going to start thanking God for your breakthrough? Maybe you've wanted something all your life, but you've just been begging. Maybe you've tried to bargain, bribe, or pressure God to say "yes."

God wants to bring a breakthrough in your life—and he invites you to trust and have faith in him.


Senin, 29 September 2025

Bagaimana Melepaskan Pertempuran yang Bukan Milikmu

30 September 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:15 "Sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah."
----------------
Bayangkan Anda sedang duduk di dalam pesawat yang akan lepas landas. Saat pesawat mulai melaju di landasan, Anda mulai mengepakkan tangan. Ketika pesawat semakin cepat dan hidung pesawat mulai terangkat, Anda mengepakkan tangan lebih cepat lagi. Setelah di udara, pramugari mendekati Anda dan bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Lalu Anda menjawab, "Oh, saya sedang membantu pesawat ini agar bisa terbang."

Terdengar konyol, bukan? Namun sebenarnya itulah yang kita lakukan ketika mencoba mengerjakan hal-hal yang hanya Allah sanggup lakukan. Sama seperti Anda tidak perlu menopang pesawat agar tetap terbang, Anda juga tidak perlu menopang Allah.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Anda merasa lelah, frustrasi atau terbebani oleh kehidupan? Alasannya mungkin karena Anda sedang berusaha melawan pertempuran yang seharusnya menjadi milik Allah. Dan Anda bukanlah Allah.

"Sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (2 Tawarikh 20:15)

Sering kali, orang ingin bersikap mandiri ketika menghadapi masalah. Mereka berpikir, "Saya harus menemukan jalan keluarnya. Kalau memang harus terjadi, berarti tergantung saya!" Tetapi ketika Anda mengambil alih peran Allah, itu hanya akan menguras tenaga Anda, sebab sejak awal Anda tidak pernah diciptakan untuk memikul beban sendirian.

Mungkin selama ini Anda berputar-putar mencari solusi atas masalah dalam pernikahan Anda, tubuh Anda, kondisi ekonomi, sekolah atau bahkan dunia ini. Anda berusaha menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri. Anda mencoba berperang sendirian—dan hasilnya, Anda kelelahan.

Ketika kekuatan Anda habis dan Anda akhirnya menyerah, Allah ingin Anda kembali kepada-Nya. Saat Anda datang dan mengakui bahwa Anda telah membuat kekacauan, mungkin Anda berpikir telah mengecewakan Allah. Tetapi Allah tidak pernah kecewa pada Anda, karena Dia tidak mengharapkan Anda melakukan sesuatu yang hanya Allah sendiri yang mampu melakukannya.

Kenyataannya adalah: Anda tidak sedang menggenggam Allah di tangan Anda, tetapi Allah-lah yang menggenggam Anda di tangan-Nya. Jika Anda berpikir sedang menggenggam Allah, berarti itu bukan Allah—melainkan berhala. Jika Anda menaruh kepercayaan pada sesuatu yang menurut Anda bisa dikendalikan, maka itu bukanlah Allah.

Jadi, lepaskanlah dan berserah kepada Allah. Karena pada saat itulah Allah berkata, "Bagus! Sekarang kita bisa melakukan sesuatu."

Renungkan :

- Apa hal yang sudah terlalu lama Anda coba tanggung sendiri?

- Mengapa Allah ingin Anda berserah sebelum Dia bertindak? Apa yang ingin Dia tunjukkan tentang diri Anda dan tentang Dia?

- Bagaimana perasaan Anda mengetahui bahwa Allah tidak kecewa ketika Anda tidak sanggup melakukan hal yang mustahil?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 6-9; Efesus 4:1-16
___________
Anda tidak pernah diciptakan untuk bertempur sendirian.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
How to Let Go of Battles That Aren't Yours
By Rick Warren

"The battle is not yours, but God's." 2 Chronicles 20:15 (NLT)
---------------------
Imagine you're sitting on a plane that's about to take off. As the plane goes down the runway, you start flapping your arms. As the speed picks up and the plane's nose lifts in the air, you flap your arms faster and faster. Once in the air, the flight attendant approaches you and says, "What are you doing?"

And you say, "Oh, I'm helping us get off the ground."

That's ridiculous, right? But that's basically what you're doing when you try to do things only God is equipped to do. Just like you don't need to hold up a plane, you don't need to hold up God.

Do you want to know why you're tired all the time or frustrated or worn out by life? The reason might be because you're trying to fight battles that belong to God, and you are not God.

"The battle is not yours, but God's" (2 Chronicles 20:15 NLT).

People often try to be independent when they face a problem. They think, I've got to figure this out. If it's to be, it's up to me! But when you assume God's role, it wears you out because you were never meant to carry problems by yourself in the first place.

Maybe you've been running in circles trying to solve problems in your marriage, your body, the economy, your school, or the world. You're trying to solve them in your own power. You're trying to fight the battle on your own, and you're tired.

When your strength gives out and you finally give up, God wants you to come back to him. And when you do—when you tell him you've made a mess of things—you may think you've let him down. But God isn't disappointed in you, because he's not expecting you to do what only he can do.

The truth is, you don't have God in your hands; he's got you in his. If you think you've got God in your hands, it's not God. It's an idol. If you're trusting in something you think you can control, then that thing is not God.

So let go and surrender to God. Because that's when he says, "Great! Now we can get something done."


Minggu, 28 September 2025

Tak Berdaya Bukan Berarti Tanpa Harapan Bersama Tuhan

29 September 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:12 *l"Kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu"
------------------
Doa untuk terobosan berbeda dengan doa biasa.

Sering kali, kita berdoa meminta kekuatan atau hikmat Tuhan untuk membantu kita melakukan sesuatu. Itu tidak salah.

Tetapi dalam doa terobosan, kita berkata:

"Ya Tuhan, aku tidak berdaya. Aku sama sekali tidak bisa melakukannya. Ini di luar kemampuanku. Aku membutuhkan-Mu untuk melakukannya."

Itulah doa yang kita panjatkan saat kita merasa tidak berdaya.

Setelah Raja Yosafat mengarahkan pandangannya kepada Tuhan, ia berkata:

2 Tawarikh 20:12 "Kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu"

Kita juga harus melakukan hal yang sama saat berdoa meminta terobosan dalam hidup.

Pertama, katakan kepada Tuhan bagaimana perasaanmu. Apakah Anda merasa tidak berdaya, seperti sudah berjuang terus-menerus tanpa ada perubahan? Katakan pada Tuhan!

Katakan bahwa itu terasa tidak ada harapan dan akui kelemahanmu.

Anda tidak perlu menjadi kuat jika terhubung dengan Tuhan — karena Dia Mahakuasa.
Anda tidak perlu tahu segalanya jika terhubung dengan Tuhan — karena Dia Mahatahu.
Anda tidak perlu berada di setiap tempat jika terhubung dengan Tuhan — karena Dia hadir di mana-mana.

Apa yang harus dilakukan saat menghadapi situasi yang tidak bisa engkau kendalikan, ubah atau atasi?

Anda harus menunggu dan percaya pada semua kebenaran tentang siapa Tuhan itu.

Seperti Raja Yosafat, terkadang iman berarti tidak melakukan apa-apa.

Anda hanya berdiri diam, menunggu dan percaya. Jika mencoba mengendalikannya sendiri, itu berarti Anda mengambil kembali kendali dari tangan Tuhan.

Inilah gambaran iman dalam 2 Tawarikh:

"Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka" (2 Tawarikh 20:13)

Mungkin mereka berdiri berjam-jam. Kita tidak tahu berapa lama, tetapi dengan hanya berdiri, mereka sedang menyatakan kepada Tuhan bahwa masalah yang mereka hadapi terlalu besar bagi mereka. Mereka sudah sampai di ujung kemampuan, tetapi tetap bertahan karena percaya Tuhan akan menolong.

Renungkan

- Mengapa kamu cenderung tetap ingin memegang kendali, padahal tahu tidak bisa mengubah sesuatu?

- Apa yang dalam hidupmu sudah menjadi tidak terkendali?

- Apa yang sering menghalangi kamu untuk sabar menunggu Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kamu lakukan sendiri?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 4-5; Efesus 3
_______________
Saat Anda membutuhkan terobosan, ikutilah teladan mereka : Tunggu, perhatikan dan percayalah!

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Helpless Isn't Hopeless with God
By Rick Warren

"We are helpless in the face of this large army that is attacking us. We do not know what to do, but we look to you for help." 2 Chronicles 20:12 (GNT)
----------------------
Breakthrough prayers are different from other prayers.

You likely often pray and ask God for his strength or wisdom to help you accomplish something. And there's nothing wrong with those prayers!

But in a breakthrough prayer, you say, "God, I'm helpless. I can't possibly do this. It's beyond my ability. I need you to make it happen." It's the prayer you pray when you feel powerless.

After King Jehoshaphat turned his focus to God, he said, "We are helpless in the face of this large army that is attacking us. We do not know what to do, but we look to you for help" (2 Chronicles 20:12 GNT).

You should do the same thing when you're praying for a breakthrough in your life. First, tell God exactly how you feel. Do you feel powerless, like you've been battling something constantly without any change? Tell God about it! Tell him it feels hopeless and admit your weakness.

You don't have to be powerful if you're connected to God—because he's all powerful. You don't have to know everything if you're connected to God—because he's all knowing. You don't have to be in every place if you're connected to God—because he is everywhere.

What should you do when you're in a situation that you can't control, change, or manage? You should wait and trust in all the things you know to be true about God.

Like King Jehoshaphat, sometimes faith means doing nothing. You just stand still, wait, and trust. If you try to do something about it, it puts control back in your court.

Here's what faith looked like in 2 Chronicles: "All the men of Judah, with their wives and children, were standing there at the Temple" (2 Chronicles 20:13 GNT). They might have stood before the Lord for hours. We don't know how long they stood, but by simply standing, they were saying to God that what they were facing was too big for them. They were at the end of their rope, but they kept hanging on, because they trusted God to provide.

When you're in need of a breakthrough, follow their example. Wait, watch, and trust.


Sabtu, 27 September 2025

Perlu Terobosan? Tetaplah Fokus kepada Allah

28 September 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:3 "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa"
------------------
Dalam sebuah krisis, wajar bila kita langsung menceritakan kepada Allah apa yang sedang terjadi dan meminta pertolongan-Nya. Allah memang ingin kita berbicara dengan-Nya dan mencurahkan isi hati kita. Namun, daripada memulai doa dengan hanya berfokus pada kebutuhan kita, cobalah memulainya dengan berfokus pada siapa Allah itu.

Ketika tiga bangsa musuh bersekutu melawan Raja Yosafat dan umat Allah, sang raja tahu bahwa ia tidak mungkin bisa menang dengan kekuatannya sendiri. Jadi apa yang ia lakukan? Ia berdoa - dan ia memulainya dengan berfokus kepada Allah sebelum meminta pertolongan. Kita pun bisa melakukan hal yang sama dalam doa kita.

Pertama, ingatlah kebesaran Allah.

Yosafat berdoa: dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami ,bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau." (2 Tawarikh 20:6).

Ketika berdoa tentang sesuatu yang di luar kendali kita, jangan berfokus pada masalahnya. Fokuslah pada kebesaran Allah. Semakin besar Allah di dalam pikiran kita, semakin kecil masalah itu terasa.

Kedua, ingatlah kuasa Allah yang tidak terbatas.

"Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?" (2 Tawarikh 20:7).

Saat kita menyadari bahwa Allah memiliki seluruh kuasa di dunia, lebih mudah bagi kita untuk mempercayai-Nya. Ketika berdoa, pikirkan semua cara Allah telah menolongmu, menolong orang-orang di sekitarmu dan menolong umat dalam Alkitab.

Ketiga, ingatkan Allah akan janji-janji-Nya.

Yosafat mengingatkan Allah tentang janji-Nya bahwa tanah itu akan menjadi milik mereka untuk selama-lamanya: "Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?" (2 Tawarikh 20:7).

Allah juga telah memberikan banyak janji kepadamu. Faktanya, ada ribuan janji bagi kita di dalam Alkitab. Bila seorang anak mengingatkan orang tuanya akan janji mereka, mungkin terasa menyulitkan. Tetapi Allah senang ketika anak-anak-Nya mengingatkan Dia dengan firman-Nya sendiri.

Terakhir, mintalah Allah memberi terobosan.

Yosafat berkata tentang pasukan yang menyerang: "Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."(2 Tawarikh 20:12).

Renungkan :

- Siapa orang pertama yang biasanya engkau ajak bicara ketika menghadapi sesuatu yang terasa di luar kendali? Kapan engkau membawa persoalanmu kepada Allah?

- Situasi spesifik apa yang sedang engkau alami saat ini yang membutuhkan terobosan dari Allah?

- Bagaimana caranya engkau dapat mengetahui janji-janji Allah yang tertulis dalam firman-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 1-3; Efesus 2
______________
Jangan hanya meminta Allah memberkati hidupmu. Fokuslah padaNya dan percayalah bahwa Ia tahu dengan tepat apa yang Anda butuhkan untuk terobosan dalam hidupmu. Lalu, perhatikan bagaimana Tuhan menyediakan bagimu ketika engkau berdoa seperti Yosafat.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Need a Breakthrough? Stay Focused on God
By Rick Warren

"Jehoshaphat was frightened and prayed to the LORD for guidance." 2 Chronicles 20:3 (GNT)
---------------------
In a crisis, it's natural to start explaining to God what's going on and asking for his help. He wants you to talk to him and pour out your heart. But instead of beginning your prayers focused on your needs, try starting by focusing on who God is.

When three enemy nations decided to team up against King Jehoshaphat and God's people, the king knew there was no way he could overcome those odds. So what did he do? He prayed, and he began by focusing on God before asking for help. You can do the same when you pray.

First, remind yourself of God's greatness.

Jehoshaphat prayed, "O LORD God of our ancestors, you rule in heaven over all the nations of the world. You are powerful and mighty, and no one can oppose you" (2 Chronicles 20:6 GNT).

When you're praying for something you can't control, don't focus on the problem. Focus on God's greatness. The bigger God gets in your mind, the smaller the problem becomes.

Next, remind yourself of God's unlimited power.

"When your people Israel moved into this land, you drove out the people who were living here." (2 Chronicles 20:7 GNT).

When you realize that God has all the power in the world, it's easier to trust him. As you pray, think of all the ways God has helped you, those around you, and people in the Bible.

Then, remind God of his promises.

Jehoshaphat reminded God of his promise that the land would belong to them forever. "When your people Israel moved into this land, you . . . gave the land to the descendants of Abraham, your friend, to be theirs forever" (2 Chronicles 20:7 GNT).

God has made promises to you too. In fact, there are thousands of promises for you in the Bible. When a child reminds their parent of the promises they've made to them, it can be frustrating. But God loves to have his Word quoted back to him by his children.

Finally, ask God for a breakthrough.

Jehoshaphat said of the attacking forces, "Punish them, for we are helpless in the face of this large army that is attacking us. We do not know what to do, but we look to you for help" (2 Chronicles 20:12 GNT).

Don't just ask God to bless your life. Focus on him, and trust that he knows exactly what's needed for your breakthrough. Then watch for how he provides for you as you pray like Jehoshaphat.


Jumat, 26 September 2025

Tuhan Sedang Mencoba Berbicara dengan Anda

27 September 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 20:15 "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah."
------------------
Doa adalah sebuah percakapan, bukan monolog. Saat berdoa, jangan hanya kamu yang berbicara! Kamu tidak akan bisa membangun hubungan yang erat dengan Allah jika kamu tidak memberi kesempatan bagi-Nya untuk berbicara kepadamu.

Bagaimana cara Allah berbicara? Melalui Alkitab. Banyak hal yang ingin Dia sampaikan sudah tertulis dalam Firman-Nya. Banyak orang selalu mencari tanda dengan berkata: "Seandainya saja Tuhan memberi tahu aku apa yang harus kulakukan. Seandainya Dia menuliskannya di langit." Tetapi Allah tidak akan menuliskan kehendak-Nya di langit, karena Dia sudah menuliskannya dalam sebuah Kitab - yaitu Alkitab.

Berhentilah mencari tanda dan mulailah membaca Kitab Suci. Berhentilah mencari penglihatan, dan mulailah mencari ayat. Kehendak Allah ada di dalam Firman-Nya. Semakin sering kamu membaca Kitab-Nya, semakin kamu tahu apa yang harus dilakukan.

Raja Yosafat pernah menghadapi tiga pasukan musuh yang bersatu melawan dia dan bangsa Israel. Israel tahu mereka tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Dengan kekuatan mereka sendiri, mereka pasti kalah. Maka mereka berdoa meminta pertolongan. Inilah yang Allah katakan kepada mereka:

"Jangan takut dan jangan tawar hati karena pasukan besar ini, sebab pertempuran ini bukanlah milikmu, melainkan milik Allah. Kamu bahkan tidak perlu bertempur. Ambillah posisi kalian; berdirilah teguh dan lihatlah kemenangan dari TUHAN. Dia menyertai kamu, hai Yehuda dan Yerusalem. Jangan takut dan jangan tawar hati. Majulah besok menghadapi mereka, sebab TUHAN beserta kamu!"

Kemudian Raja Yosafat sujud dengan wajah ke tanah. Semua orang Yehuda dan Yerusalem melakukan hal yang sama, menyembah TUHAN (2 Tawarikh 20:15, 17-18).

Bayangkan satu bangsa seluruhnya berlutut, menyembah Allah, hanya karena Allah berkata: "Aku akan mengurus semuanya."

Biarlah doa penyerahan Yosafat menjadi teladan bagimu. Jangan takut dan jangan tawar hati! Pertempuran itu milik Allah, dan Dia yang akan menanganinya. Tetaplah melayani di posisimu. Bersabarlah dan lihat apa yang Allah lakukan.

Renungkan :

- Apakah sulit bagimu untuk fokus saat membaca Alkitab? Jika iya, langkah praktis apa yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi gangguan saat membaca Firman Tuhan?

- Apa yang akan kamu lakukan secara berbeda dalam situasi sulitmu jika kamu benar-benar percaya bahwa pertempuran yang kamu hadapi adalah milik Allah, bukan milikmu?

- Bagaimana kamu bisa menguatkan seseorang hari ini dengan mengingatkan dia tentang janji-janji Allah?

Bacaan Alkitab Setahun :
Kidung Agung 7-8; Efesus 1
____________
Allah memiliki begitu banyak janji luar biasa untukmu. Tetapi kamu tidak akan pernah mengetahuinya sebelum membuka Alkitab dan mulai membacanya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
God's Trying to Talk to You
By Rick Warren

"Do not be afraid! Don't be discouraged by this mighty army, for the battle is not yours, but God's." 2 Chronicles 20:15 (NLT)
---------------------
Prayer is a conversation, not a monologue. When you pray, don't do all the talking! You can't build a friendship with God if you don't let him talk to you.

How do you let God talk to you? Through the Bible. So much of what he wants to say to you is already in his Word. People are always looking for some sign, thinking, I wish God would tell me what he wants me to do. I wish he would write it in the sky. But God's not going to write his will in the sky because he's already written it in a Book—the Bible!

Stop looking for a sign, and start looking at Scripture. Stop looking for a vision, and start looking for a verse. God's will is in God's Word. The more you read his Book, the more you're going to know what to do.

King Jehoshaphat was facing three enemy armies that teamed up and advanced against him and God's people, Israel. Israel knew they didn't have the strength to fight them. They knew that, in their own power, they would be defeated. So they prayed for help. This is what God said to them:

"'Do not be afraid! Don't be discouraged by this mighty army, for the battle is not yours, but God's . . . You will not even need to fight. Take your positions; then stand still and watch the LORD's victory. He is with you, O people of Judah and Jerusalem. Do not be afraid or discouraged. Go out against them tomorrow, for the LORD is with you!' Then King Jehoshaphat bowed low with his face to the ground. And all the people of Judah and Jerusalem did the same, worshiping the LORD" (2 Chronicles 20:15, 17-18 NLT).

Imagine an entire nation on the ground, on their knees, bowing down and worshiping God because he told them, "I'm going to take care of it."

Let Jehoshaphat's prayer of surrender be a model for you. And don't be afraid or discouraged! It's God's battle, and he'll handle it. Keep serving in your position. Wait, and watch what God does.

God has so many amazing promises for you. But you'll never know about them until you open the Bible and start reading.


Kamis, 25 September 2025

Mengapa Kekhawatiran Itu Tidak Berguna

26 September 2025

Bacaan Hari ini:
Filipi 4:6-7 "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."
---------------------
"Jangan khawatir" mungkin adalah perintah yang paling sulit untuk ditaati dalam Alkitab. Setiap orang pasti pernah merasa khawatir. Kita sering melanggar perintah ini, karena sifat manusia cenderung untuk khawatir.

Yesus berkata: "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:34). Apakah kita merusak hari ini dengan menghabiskan tenaga emosional untuk menyesali masa lalu dan mencemaskan masa depan?

Kekhawatiran tidak pernah mengubah apa pun. Kekhawatiran itu sia-sia! Ia tidak bisa mengubah masa lalu, tidak bisa mengendalikan masa depan. Kekhawatiran hanya membuat kita tidak bahagia hari ini. Setiap saat yang dihabiskan untuk khawatir adalah waktu hidup yang terbuang.

Kekhawatiran membuat kita lebih fokus pada ketakutan daripada mempercayai Allah. Itu sama saja dengan sikap seolah-olah tidak percaya pada Allah. Saat kita khawatir, kita bertindak seperti seorang yatim piatu—seakan-akan tidak memiliki Bapa di surga yang berjanji akan mencukupi kebutuhan kita. Kekhawatiran membuat kita merasa seolah semua masalah harus kita tanggung sendiri. Itu bukanlah kebenaran dari Alkitab, melainkan sekadar nasihat dalam buku motivasi, dan itu tidak benar.

Jika ingin melepaskan kebiasaan khawatir, kita harus belajar mengalihkan fokus. Dalam Alkitab, umat Allah sering menggunakan doa dan puasa untuk memusatkan kembali perhatian mereka kepada Allah, bukan pada diri sendiri atau keadaan di sekitar. Puasa—yaitu menahan diri dari sesuatu untuk sementara waktu agar kebutuhan itu membawa kita lebih dekat kepada Allah—dapat membantu kita. Begitu pula dengan doa.

Alkitab berkata dalam Roma 8:6: "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. "

Kita harus memilih fokus kita. Bila fokus pada masalah, kita akan diliputi kecemasan, ketakutan dan kegelisahan. Tetapi bila fokus pada Allah, dengan pertolongan Roh-Nya dalam diri kita, kita tidak perlu khawatir. Menjaga fokus pada Allah membawa kehidupan dan damai sejahtera.

Kunci untuk mengalahkan kekhawatiran bukanlah dengan berkata: "Saya tidak akan khawatir." Itu tidak akan berhasil, sebab kita tetap terikat pada apa yang tidak kita inginkan.

Kuncinya adalah mengubah saluran pikiran. Jangan melawan dengan kekuatan sendiri, tetapi alihkanlah fokus.

Renungkan :

- Dengan cara apa saja kekhawatiran memengaruhi pikiran, perasaan, bahkan tubuhmu?

- Apa langkah praktis yang dapat kamu lakukan untuk memusatkan perhatian pada Allah?

- Bagaimana menghafal ayat-ayat Alkitab dapat membantu kamu kembali fokus kepada Allah sepanjang hari?

Bacaan Alkitab Setahun :
Kidung Agung 4-6; Galatia 6
_____________
Jangan khawatir, pusatkan pandanganmu kepada Allah dan percayalah pada kasih serta janji-janji-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
Why Worry Is Worthless
By Rick Warren

"Don't fret or worry. Instead of worrying, pray. Let petitions and praises shape your worries into prayers, letting God know your concerns. Before you know it, a sense of God's wholeness, everything coming together for good, will come and settle you down. It's wonderful what happens when Christ displaces worry at the center of your life." Philippians 4:6-7 (MSG)
-----------------------
"Don't worry" may be the most difficult command in the Bible to keep. Every one of us has worried. We disobey that command all the time, because it's in our nature to worry.

Jesus said it like this: "Do not worry about tomorrow, for tomorrow will worry about itself. Each day has enough trouble of its own" (Matthew 6:34 NIV). Are you messing up today by spending your emotional energy regretting the past and worrying about the future?

Worry has never changed anything. Worry is worthless! It can't change the past. It can't control the future. Worry can only make you unhappy today. Every moment you spend worrying is a wasted moment of your life.

Worry focuses on your fears instead of trusting God. It's practical atheism. When you worry, you're acting like an orphan. You're acting like you don't have a heavenly Father who's promised to care for your needs. When you worry, you think it's up to you to take care of your problems. That's not in the Bible—that's in self-help books. And it's just not true.

If you're going to break the habit of worry in your life, you're going to have to learn how to focus on something else. In the Bible, God's people often used fasting and prayer as a way to focus—or refocus—on God and not on themselves or what was happening around them. Fasting—where you abstain from something for a certain amount of time and let your need draw you closer to God—can help you do that. So can prayer.

The Bible says in Romans 8:6, "If people's thinking is controlled by the sinful self, there is death. But if their thinking is controlled by the Spirit, there is life and peace" (NCV).

You have to choose your focus. If you focus on your problems, you're going to get worried, fearful, and anxious. If you focus on God, and with the help of God's Spirit in you, you don't have to worry. Keeping your focus on God leads to life and peace.

The key to overcoming worry is not to say, "I'm not going to worry." That's never going to work, because you're focused on what you don't want.

The key is to change the channel. Don't resist it. Refocus. Put your focus on God, and trust in his love and promises for you.

Rabu, 24 September 2025

Kuasa dari Pengakuan yang Rendah Hati

25 September 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 7:14 "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."
--------------------
Tuhan merespons kerendahan hati. Banyak orang ragu untuk mengakui dosa mereka, padahal Tuhan sudah tahu semua dosa Anda! Ia mengetahui setiap kesalahan yang pernah Anda lakukan sepanjang hidup Anda. Yang Ia inginkan hanyalah pengakuan dari Anda. Ia ingin Anda menunjukkan kerendahan hati.

Ketika Anda datang dengan rendah hati kepada Allah, Ia tidak membalas dengan hukuman. Ia merespons dengan pengampunan, belas kasih dan berkat. Tuhan tidak akan meruntuhkan Anda - justru kesombonganlah yang meruntuhkan Anda. Saat Anda dengan rendah hati mengakui dosa, Tuhan cepat untuk mengampuni. Ia memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati.

Kata Yunani untuk "mengaku" adalah homologeo. Kata ini berasal dari homo yang berarti "sama" dan logeo yang berarti "berbicara." Jadi homologeo secara harfiah berarti "mengatakan hal yang sama" atau "setuju". Anda berkata kepada Tuhan: "Engkau benar. Itu memang dosa. Aku tidak ingin mencari alasan. Engkau sudah memperingatkan aku, tetapi aku tetap melakukannya. Itu salah. Itu adalah pemberontakan terhadap-Mu."

Daniel berkata, "Kami telah berbuat dosa dan salah" - tetapi ia tidak berhenti di situ. Ia melanjutkan: "kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu... Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini" (Daniel 9:5-7).

Daniel sangat jelas dalam pengakuannya, dan kita juga perlu demikian. Jangan menggabungkan semua dosa hari ini seolah-olah Anda terlalu sibuk, malu atau sombong untuk menyebutkannya. Tuhan ingin Anda spesifik, supaya Anda sadar apa yang tidak boleh dilakukan lagi.

Menyadari bahwa bangsa Israel tidak layak menerima berkat Allah, Daniel berserah penuh pada kasih karunia Tuhan. Ketika Anda dengan rendah hati mengaku dosa kepada Allah, Anda sedang menyerahkan kehendak Anda kepada-Nya. Anda mengakui kelemahan diri dan memohon belas kasihan-Nya. Jawaban Tuhan selalu adalah kasih karunia.

"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14)

Renungkan :

- Dalam bagian mana dari hidup Anda, Anda perlu dengan rendah hati setuju dengan Tuhan mengenai dosa Anda?

- Mengapa terkadang Anda ragu untuk lebih spesifik dalam pengakuan dosa?

- Bagaimana Anda akan menjalankan 2 Tawarikh 7:14 hari ini dengan mencari wajah Tuhan dan mengakui dosa Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Kidung Agung 1-3; Galatia 5
_____________
Allah tidak tergerak oleh keluhan yang penuh kesombongan, tetapi Ia mendengarkan pengakuan yang rendah hati.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
The Power of Humble Confession
By Rick Warren

"If my people, who are called by my name, will humble themselves and pray and seek my face and turn from their wicked ways, then I will hear from heaven, and I will forgive their sin and will heal their land." 2 Chronicles 7:14 (NIV)
--------------------
God isn't moved by prideful complaining, but he does listen to humble confessing.

God responds to humility. Many people hesitate to admit their sins, but God already knows about all your sin! He knows every mistake you've ever made in your entire life. He just wants you to confess them. He wants you to show humility.

When you are humble before God, he doesn't respond with punishment. He responds with forgiveness, mercy, and blessing. God's not going to take you down—that's what your pride does. When you humbly confess your sin, God is quick to forgive. He gives grace to the humble.

The Greek word for "confess" is homologeo. It combines homo, meaning "same," with logeo, meaning "to speak." So homologeo literally means to speak the same thing or to agree. You say to God, "You're right. That was a sin. I don't want to make excuses for it. You told me not to do it, but I did it anyway. It was wrong. It was rebellion against you."

Daniel said, "We have sinned and done wrong"—but he didn't just stop there: "We have been wicked and have rebelled; we have turned away from your commands and laws. We have not listened to your servants . . . Lord, you are righteous, but this day we are covered with shame" (Daniel 9:5-7 NIV).

Daniel got very specific with his confession, and you need to as well. Don't lump all your sins from today together, as if you're too busy or embarrassed or prideful to name them. God wants you to be specific, because he wants you to know what not to do again.

Knowing that the Israelites didn't deserve God's blessing, Daniel threw himself on the grace of God. When you humbly confess your sin to God, you are surrendering your will to his. You are acknowledging your weakness and asking for God's mercy. God's answer is always grace.

"If my people, who are called by my name, will humble themselves and pray and seek my face and turn from their wicked ways, then I will hear from heaven, and I will forgive their sin and will heal their land" (2 Chronicles 7:14 NIV).


Selasa, 23 September 2025

Tuhan Menginginkan Doa yang Sepenuh Hati

24 September 2025

Bacaan Hari ini:
Daniel 9:3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
------------------
Apakah Anda pernah berdoa seperti ini:
"Sekarang aku mau berbaring tidur, aku berdoa agar Tuhan dapat selalu menjaga jiwaku. Jika aku mati sebelum bangun dari tidurku, aku berdoa supaya Tuhan-lah yang menjemput jiwaku"?

Atau pernahkah berdoa, "Berkatilah makanan ini agar menjadi kekuatan bagi tubuh kami"?

Kebanyakan orang pernah mengucapkan doa-doa yang sudah dikenal luas ini. Namun, apa sebenarnya artinya? Dan apakah kita benar-benar menghayati kata-katanya?

Sering kali kita hanya sekadar menjalankan rutinitas doa, mengucapkan kata-kata dari hafalan, lalu merasa sudah selesai, dan segera beralih ke hal berikutnya.

Namun Tuhan tidak mencari doa yang tidak dengan sepenuh hati dan tidak tulus. Ia tidak peduli apakah kita bisa mengucapkan doa yang indah buatan orang lain. Tuhan juga tidak menilai seberapa bagus doa kita terdengar. Bagi-Nya, yang lebih penting adalah hati kita di balik doa itu.

Apa pun yang Anda minta kepada Tuhan—entah itu kebutuhan fisik, materi, rohani atau emosional—sampaikanlah dengan sepenuh hati. Tuhan memberi kita perasaan untuk sebuah tujuan. Kita diciptakan menurut gambar-Nya, dan Ia adalah Allah yang peduli. Maka, berdoa dengan hati yang sepenuh hati menyenangkan-Nya.

Ketika Daniel memerlukan hikmat Tuhan untuk menuntun bangsa Israel, ia berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, memohon dengan sangat : "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu." (Daniel 9:3) Memohon berarti meminta dengan sepenuh hati, bukan sekadar permintaan biasa, melainkan pencarian yang serius dengan segenap hati, sungguh-sungguh berseru. Tuhan mendengarkan permohonan yang sungguh-sungguh.

Ini bukan doa yang lemah. Ini doa yang berani dan kuat. Kapan terakhir kali Anda berdoa dengan sepenuh hati seperti itu?

Saya bisa katakan, meski tanpa mengenal Anda secara pribadi, bahwa kemungkinan besar doa seperti itu terakhir kali Anda panjatkan adalah ketika Anda sedang dalam penderitaan. Kita jarang mencurahkan isi hati kepada Tuhan ketika semua berjalan baik. Kita justru sungguh-sungguh berseru kepada-Nya saat kita dalam kesakitan.

Namun itu tidak berarti kita hanya berdoa dengan sepenuh hati ketika sedang susah. Ketika melihat keadaan dunia saat ini, mungkin hati Anda pun hancur oleh hal-hal yang juga melukai hati Tuhan. Katakanlah itu kepada-Nya. Tuhan adalah Allah yang penuh kasih dan Ia merespons doa sepenuh hati kita dengan kasih.

Renungkan :

- Kapan terakhir kali Anda benar-benar menyingkapkan isi hati Anda di hadapan Tuhan? Apa yang Anda doakan?

- Jika saat ini hidup Anda baik-baik saja, hal apa yang Tuhan ingin Anda doakan dengan sepenuh hati kepada-Nya?

- Jika Anda merasa sulit berdoa dengan sepenuh hati, bagaimana Anda bisa meminta Tuhan menolong agar doa Anda lebih sungguh-sungguh?

Bacaan Alkitab Setahun :
Pengkotbah 11-12; Galatia 4
____________
Curahkanlah isi hati Anda kepada Tuhan hari ini. Itu akan membawa Anda semakin dekat dengan-Nya dan memperdalam iman Anda saat Anda melihat bagaimana Ia menjawab doa-doa Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
God Wants Your Emotional Prayers
By Rick Warren

"I poured out my heart, baring my soul to GOD." Daniel 9:3 (MSG)
-----------------
Have you ever prayed, "Now I lay me down to sleep, I pray the Lord my soul to keep. If I should die before I wake, I pray the Lord my soul to take"?

Or how about, "Bless this food to the nourishment of our bodies"?

Most people have prayed these well-known prayers at some point. But what do they mean? And do we really mean them?

So often we go through the motions of prayer, reciting words from memory and checking something off our list before moving on to the next thing.

God is not looking for emotionless, unauthentic prayers. He doesn't care if you can deliver words someone else made up. God doesn't care how beautiful your prayers sound. In fact, he doesn't care as much about the words as he does your heart behind them.

Whatever you are asking God for in prayer—whether it's a physical, material, spiritual, or emotional need—express your desire with emotion. God gave you emotions for a reason! You are made in his image, and he is an emotional God. So speaking from your heart pleases him.

When Daniel needed God's wisdom for how to direct the Israelites, he "prayed earnestly to the Lord God, pleading with him" (Daniel 9:3 GNT). Pleading means to ask with emotion. It's more than a routine request. It's serious seeking and searching with all your heart and earnestly begging. God listens to our pleas.

The Message paraphrase of that same verse says, "I poured out my heart, baring my soul to GOD."

This is not wimpy praying. This is gutsy praying. When was the last time you prayed like that?

I can tell you, without even knowing you personally, that the last time you prayed like that was likely when you were in deep pain. You don't pour out your heart and bare your soul to God when things are going great. You plead with him when you're in pain.

But that doesn't mean you only pray with emotion when you're in a painful season. As you look around at what is going on in our world, your heart might break for the same things that break God's heart. Tell him that. He is an emotional God, and he responds to your emotions with love.

Pour out your heart to God today. It will draw you closer to him and deepen your faith as you see how he answers your prayers.


Senin, 22 September 2025

Sebuah Hadiah yang Dapat Anda Berikan kepada Tuhan

23 September 2025

Bacaan Hari ini:
Yeremia 29:13 "Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati."
-------------------
Memberikan perhatian kepada seseorang bisa dikatakan sebagai hadiah terbesar yang dapat Anda berikan. Mengapa? Karena waktu Anda adalah hidup Anda.

Ketika Anda menoleh dan menatap seseorang dengan sungguh-sungguh, itu menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dan tertarik pada apa yang ia katakan.

Hal ini juga dapat Anda lakukan kepada Tuhan - Anda bisa menoleh kepada-Nya dalam doa. Cukup arahkan pandangan Anda kepada-Nya! Tunjukkan bahwa Anda datang untuk berbicara dengan-Nya. Walaupun banyak orang menutup mata atau menundukkan kepala saat berdoa, Alkitab tidak pernah mewajibkan hal itu. Bagi saya, jika saya menutup mata dan terlalu hening, saya justru tertidur. Karena itu, saya lebih suka berdoa dengan suara lantang sambil menengadah, karena hal itu menjadi pengingat fisik bahwa saya sedang mengarahkan kembali perhatian saya kepada Tuhan.

Daniel juga melakukan hal ini ketika ia membutuhkan pertolongan dan hikmat dari Tuhan:

"Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu." (Daniel 9:3)

Tuhan ingin Anda mencari-Nya - dan Alkitab penuh dengan janji bagi mereka yang melakukannya:

- "Carilah Aku, maka kamu akan hidup" (Amos 5:4). Dengan tekun mencari Tuhan, Anda akan belajar bagaimana hidup yang sesungguhnya.

- "Aku mengasihi orang yang mengasihi Aku, dan orang yang tekun mencari Aku akan menemukan Aku" (Amsal 8:17). Jika Anda merasa sulit menemukan Tuhan, periksalah kembali motivasi Anda - apakah benar-benar ingin mengenal-Nya, atau sekadar ingin mendapatkan sesuatu dari-Nya.

- "Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati." (Yeremia 29:13). Anda akan menemukan Tuhan ketika Anda menjadikan waktu bersama-Nya sebagai prioritas—sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar kegiatan tambahan di waktu luang.

- "Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6). Apakah Anda ingin Tuhan memberkati usaha, keuangan, hubungan, dan masa depan Anda? Maka carilah Dia.

- "Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu." (Lukas 12:31). Ketika Anda menempatkan Tuhan di tempat pertama, beban stres dan kekhawatiran dunia akan semakin berkurang dalam hidup Anda.

Renungkan :

- Apakah Anda merasakan perbedaan ketika seseorang memberikan perhatian penuh kepada Anda? Bagaimana perasaan Anda jika mereka tidak menatap Anda saat bersama?

- Bagaimana memusatkan perhatian kepada Tuhan membantu Anda memiliki sudut pandang yang benar terhadap mimpi, tujuan, dan rencana hidup Anda?

- Mengapa menurut Anda Tuhan ingin Anda sungguh-sungguh mencari-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Pengkotbah 8-10; Galatia 3
____________
Berikan perhatian Anda kepada Tuhan. Arahkan wajah Anda kepada-Nya dan tunjukkan bahwa Dia memiliki tempat utama dalam hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
A Gift You Can Give to God
By Rick Warren

"You will seek me and find me when you seek me with all your heart." Jeremiah 29:13 (NIV)
-------------------
Giving someone your attention is arguably the greatest gift you can give them. Why? Because your time is your life.

When you turn your face to someone and focus your eyes on them, it shows that you genuinely care and are interested in what they have to say.

You can do this with God—you can turn your face to him in prayer. Just look up! Show him that you're checking in and ready to talk. Even though it's a good way to pray, there's nothing in the Bible that says you have to close your eyes or bow your head. For me, when I close my eyes and get quiet, I go to sleep. Instead, I like to pray out loud and look up, because it gives me a physical reminder that I'm refocusing my attention on God.

Daniel did this when he needed God's help and wisdom: "So I gave my attention to the Lord God, to seek Him by prayer" (Daniel 9:3 NASB).

God wants you to seek him—and the Bible is filled with promises for those who do:

"Seek me and live" (Amos 5:4 NIV). As you persistently seek God, you'll start learning how to really live.

"I love those who love me, and those who seek me find me" (Proverbs 8:17 NIV). If you're having trouble finding God, make sure you're seeking him with the right motives—wanting to know him and not just wanting to get something from him.

"You will seek me and find me when you seek me with all your heart" (Jeremiah 29:13 NIV). You're going to find God when you make spending time with him a priority—when you see it as critical to your daily life, not just something you might get around to in your spare time.

"God . . . rewards those who earnestly seek him" (Hebrews 11:6 NIV). Would you like God to reward your business, your finances, your relationships, and your future? Then seek him.

"Seek the Kingdom of God above all else, and he will give you everything you need" (Luke 12:31 NLT). When you pursue God first, the stresses and worries of the world will lessen their hold on you.

So give God your attention. Turn your face to him, and show him that he has first place in your life.


Minggu, 21 September 2025

Segala Sesuatu Dimulai dari Benih

22 September 2025

Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 11:6 "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik."
-------------------
Segala sesuatu dalam hidup kita berawal dari sebuah benih. Ada banyak jenis benih—benih yang baik seperti kebaikan, kasih, iman, dan kejujuran. Tetapi ada juga benih yang buruk, seperti gosip dan keserakahan. Namun, ada dua hal yang selalu sama dari setiap benih. Pertama, semua benih memerlukan waktu untuk tumbuh. Kedua, hasil yang kita tuai selalu sesuai dengan apa yang kita tabur.

Coba pikirkan tentang benih secara nyata. Saat kita menanam benih di tanah, selalu ada masa tunggu antara menanam dan menuai. Kita menabur di satu musim, lalu menuai di musim yang lain. Kita tidak bisa menanam benih tomat lalu memetik buah tomat satu jam kemudian. Kita harus menunggu.

Demikian juga dalam hidup. Mungkin Anda sudah menabur benih kebaikan dalam sebuah hubungan. Hasilnya tidak langsung terlihat. Kita perlu menabur benih, mempercayakan pertumbuhannya kepada Tuhan dan sabar menunggu.

Alkitab berkata, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya ...Ada waktu untuk menanam dan ada waktu untuk mencabut yang ditanam ... da waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu" (Pengkhotbah 3:1-2, 5)

Ketika benih sudah tumbuh dan siap dituai, kita dapat percaya bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Jika Anda menabur benih gosip, kemungkinan orang lain juga akan bergosip tentang Anda. Tetapi jika Anda menabur benih kebaikan, orang lain pun akan menunjukkan kebaikan kepada Anda. Jika Anda menabur benih iman, Anda akan mengalami kesetiaan.

Lalu, apa yang harus kita lakukan saat menunggu Tuhan—setelah menabur benih dan menunggu sampai siap dituai? Tetaplah menabur benih yang baik, yang ingin Anda tuai.

Dalam Alkitab tertulis "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik." (Pengkhotbah 11:6).

Apakah Anda sudah lama menunggu hasil panen dalam hidup? Inilah janji penghiburan dari Tuhan. Dalam Habakuk 2:3, Tuhan berkata: "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh"

Renungkan :

- Kapan Anda pernah menabur benih yang buruk dan menuai hasil yang buruk?

- Kapan Anda menabur benih yang baik dan menuai hasil yang baik?

- Benih apa yang sedang Anda tabur sekarang, yang belum siap dituai?

Bacaan Alkitab Setahun :
Pengkotbah 5-7; Galatia 2
___________
Hasil panen mungkin datang perlahan, tetapi Tuhan menjanjikan bahwa pada waktunya, hal itu akan terjadi. Teruslah menunggu, percaya kepada Tuhan dan taburkan benih-benih kebaikan dalam hidup Anda. Tuhan akan menumbuhkannya, dan suatu hari Anda akan menuai panen yang melimpah.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Your Harvest Is Coming
By Rick Warren

"Keep on sowing your seed, for you never know which will grow—perhaps it all will." Ecclesiastes 11:6 (CEV)
------------------
Everything in your life starts as a seed. There are many kinds of seeds—beautiful seeds like kindness, love, faith, and integrity. And then there are uglier seeds, like gossip and violence and greed. But there are two things all seeds have in common. First, all seeds need time to grow. And second, you reap whatever you have sown.

Think about literal, physical seeds. When you plant a seed in the ground, there is always a waiting time between planting and harvesting. You sow in one season, and you reap in another season. You don't plant tomato seeds and pick a tomato an hour later. You have to wait.

It's the same way in your life. Maybe you've planted seeds of kindness in a relationship. You don't necessarily reap kindness immediately. You have to plant the seeds, trust God to grow them, and then wait.

Ecclesiastes says, "For everything there is a season, a time for every activity under heaven. . . . A time to plant and a time to harvest . . . A time to scatter . . . and a time to gather" (Ecclesiastes 3:1-2, 5 NLT).

Once the seeds have grown and are ready to harvest, you can trust that you will reap what you have sown.

If you plant seeds of anger, you will eventually experience anger from those around you. If you plant seeds of gossip, the people in your life will likely gossip about you too.

On the other hand, if you plant seeds of kindness, people will be kind to you in return. If you plant seeds of faith, you will experience faithfulness.

So what do you do while you're waiting on God—after you've planted seeds and are waiting on them to be ready to harvest? You keep sowing the kind of seeds you want to reap.

The Living Bible paraphrase says, "Keep on sowing your seed, for you never know which will grow—perhaps it all will" (Ecclesiastes 11:6).

Have you been waiting a long time for the harvest in your life? Let me give you a verse to encourage you. In Habakkuk 2, God says, "At the time I have decided, my words will come true.  You can trust what I say about the future. It may take a long time, but keep on waiting— it will happen!" (Habakkuk 2:3 CEV).

The harvest may be slow in coming, but God says that, at the right time, it will. Keep waiting, trusting God, and sowing good seeds in your life. God will grow your seeds, and one day you will reap a harvest.


Sabtu, 20 September 2025

Bagaimana Jika Kesempatan dari Tuhan adalah Saat Ini ?

21 September 2025

Bacaan Hari ini:
Amsal 3:27 "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya."
--------------------
Setiap hari Tuhan memberikan kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita. Saat kesempatan itu datang, Tuhan memperhatikan bagaimana kita akan merespons.

Apakah kita akan memilih untuk mementingkan diri sendiri? Atau kita akan peka melihat orang yang membutuhkan kata-kata penyemangat, tepukan di bahu, bantuan sederhana, atau pertolongan praktis lainnya?

Alkitab berkata, "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27).

Kesempatan untuk menolong tidak selalu datang. Karena itu, bila ada kesempatan, lakukanlah segera!

Mungkin ada orang dalam hidup Anda yang sudah lama ingin Anda tolong. Anda punya niat baik, tetapi belum melakukan apa-apa. Mengapa?

Mungkin Anda membuat alasan, seperti berpikir, "Saya akan melakukannya kalau keadaan sudah tenang" Tetapi kenyataannya, keadaan tidak pernah benar-benar tenang.

Jika Anda ingin melakukan kebaikan, waktunya adalah sekarang. Dalam Alkitab tertulis : "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai." (Pengkhotbah 11:4). Hari ini adalah waktu yang tepat untuk membuat perbedaan dalam hidup seseorang.

Yesus berkata, "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja" (Yohanes 9:4)

Renungkan Bersama

- Alasan apa yang pernah Anda buat—atau Anda dengar dari orang lain—untuk menunda melakukan kebaikan?

- Pernahkah Anda bermaksud berbuat baik, tetapi menunggu terlalu lama hingga kehilangan kesempatan itu? Apa yang Anda pelajari?

- Bagaimana Tuhan sedang meminta Anda untuk berbuat baik kepada seseorang hari ini? Langkah apa yang dapat Anda ambil segera untuk mewujudkannya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Pengkotbah 3-4; Galatia 1
____________
Tuhan sudah menyiapkan tugas-tugas tertentu yang harus Anda kerjakan. Jadi, jangan menunggu keadaan sempurna untuk melakukannya. Sebaliknya, carilah setiap kesempatan yang Tuhan berikan setiap hari untuk menolong dan menguatkan orang lain—dan lakukanlah segera.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
What If That Was a God-Given Opportunity?
By Rick Warren

"Do not withhold good from those who deserve it when it's in your power to help them." Proverbs 3:27 (NLT)
----------------------
Every day God gives you opportunities to show kindness to people around you. As he does, he's watching to see how you'll respond.

Will you choose to be self-centered? Or will you notice the people who need a word of encouragement, a pat on the back, an errand done for them, or some other practical means of help?

The Bible says, "Do not withhold good from those who deserve it when it's in your power to help them" (Proverbs 3:27 NLT).

You won't always have an opportunity to help. So when you do, just do it!

You probably have people in your life that you've thought about helping. You have the best intentions. But you've done nothing. Why?

Maybe you've made excuses. You might have thought, "I'll do it when things settle down." Guess what? Things never will.

If you're going to do any good in your life, the time is now. The Living Bible paraphrase says, "If you wait for perfect conditions, you will never get anything done" (Ecclesiastes 11:4).

Do good now because you're not guaranteed tomorrow.

Jesus said, "We must quickly carry out the tasks assigned us by the one who sent us. The night is coming, and then no one can work" (John 9:4 NLT).

God has tasks he wants you to do. Don't wait for perfect conditions to do them. Instead, look every day for the opportunities God gives you to help and encourage others. And just do it.


Jumat, 19 September 2025

MENGHINDARI PENYAKIT LIDAH*_

Inilah 6 Penyakit Lidah yang harus kita hindari:

*1. TERLALU BANYAK BERBICARA*
Di dalam banyak bicara,
pasti akan terjadi kesalahan ataupun pelanggaran,
tetapi siapa yang bisa MENAHAN MULUT nya untuk tidak berbicara sembarangan,
dia termasuk orang yang BERBUDI BAIK.

*2. BER-KATA² YANG SIA²: OMONG KOSONG*
Ada kata² yang mestinya tak perlu di ucapkan,
tapi karena daripada nggak ada bahan maka di keluarkan juga.
Untuk setiap kata sia² (omong kosong) yang di ucapkan,
kadang seseorang akan menerima ganjaran yang sangat tidak setimpal.

*3. GOSIP*
Banyak orang yang kerjanya kian kemari hanya utk menyebarkan gosip.
Itu bisa berarti FITNAH bagi orang lain,
apalagi sampai membuka rahasia orang lain,
sebab itu janganlah kita bergaul dengan orang yang bermulut 'ember' seperti itu.

*4. BERDUSTA*
Orang yang suka berdusta atau menipu dengan kata²nya,
hal itu sama juga dia telah melakukan kekejian.
Penyakit ini jika tidak segera di sembuhkan, maka bisa berakibat fatal.

*5. BERKATA MANIS DAN TIDAK TULUS*
Banyak orang yg suka bermulut manis dan suka menjadi penjilat kepada sesamanya,
terutama kepada orang² yang lebih tinggi kedudukannya.
Orang yg begini perlu di waspadai dan kita tidak perlu bergaul dekat dengannya,
karena itu sama juga kita akan memasukkan jerat di kaki kita.

*6. ASAL 'NJEPLAK'*
Banyak orang yang ber-kata² dgn sangat cepat seolah tanpa di pikir terlebih dulu.
Kebanyakan orang begini adalah orang bodoh,
tapi ingin tampak pintar di depan orang lain. 

_Kita harus selalu waspada untuk tidak teledor dgn kata² yang kita keluarkan, karena bila kita terkena "6 penyakit" ini, maka bukan tak mungkin bila suatu ketika kita akan membayar sangat mahal._ 

*_MEMANG LIDAH TIDAK BERTULANG  TETAPI LIDAH LEBIH TAJAM DARIPADA SEBILAH PEDANG._* 

_"Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk se-lama²nya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata."_
_(Amsal 12:19)_ 


_Selamat Pagi_
_Selalu dekat Tuhan_

_TUHAN YESUS MEMBERKATI_

Apa Rencana Darurat Anda Menghadapi Godaan?

20 September 2025

Bacaan Hari ini:
"Jauhilah semua kejahatan ini." 1 Timotius 6:11 (NLT)
-------------------
Apakah Anda memiliki rencana pelarian untuk menjauh ketika Anda tergoda? Apakah Anda memiliki strategi pencegahan untuk membantu Anda menjauhi godaan terbesar Anda? Jika Anda belum memilikinya, Anda membutuhkannya sekarang juga!

Pertama, ketika Anda mendapati diri sedang tergoda, Anda memerlukan "tombol darurat"—sebuah rencana darurat. Alkitab jelas tentang apa itu rencana darurat: Anda harus lari.

1 Timotius 6:11 berkata, "Jauhilah semua kejahatan ini" (NLT).

Alkitab mengatakan bahwa Anda harus segera keluar dari situasi apa pun yang menimbulkan godaan.

Apa pun bentuk godaan itu, Anda harus menjauh. Bisa saja godaan untuk curang dalam bisnis. Bisa juga godaan seksual. Namun respons Anda harus sama: Tinggalkanlah.

Tetapi, yang lebih baik daripada lari dari godaan adalah mencegah godaan sejak awal. Dengan kata lain: Jika Anda tidak ingin disengat, jangan dekati lebah.

Bertahun-tahun lalu ketika saya menjadi pembina remaja, saya sering berkata kepada anak-anak muda, "Jangan menunggu sampai Anda berada di kursi belakang mobil baru memutuskan untuk menjaga kekudusan seksual dan menyelamatkan diri Anda sampai pernikahan." Anda harus membuat strategi pencegahan sebelumnya dan tidak menempatkan diri dalam situasi yang menggoda—karena hormon akan bekerja, dan Anda akan kewalahan.

Prinsip yang sama berlaku sepanjang hidup.

Jika Anda tahu bahwa Anda mudah marah kepada anak-anak saat lelah, buat strategi pencegahan. Tetapkan waktu tidur lebih awal untuk anak-anak atau ciptakan waktu tenang bagi semua orang pada jam-jam yang paling sulit bagi Anda.

Jangan menunggu sampai Anda dihadapkan pada tawaran bisnis yang meragukan secara moral baru memutuskan bahwa bisnis Anda akan bersih dari cela. Bangun akuntabilitas dalam rencana bisnis Anda yang mencegah Anda jatuh pada godaan.

Luangkan waktu hari ini untuk menyusun strategi pencegahan terhadap godaan. Dan ketika strategi itu tidak berhasil, siapkan rencana darurat Anda: Jangan melawan godaan—larilah darinya. Itu adalah jalan keluar yang paling sederhana dan paling pasti.

Renungkan :

- Apa perbedaan antara strategi pencegahan dan rencana darurat menghadapi godaan?

- Apa salah satu godaan terbesar Anda? Apa strategi pencegahan Anda untuk menghindari godaan ini? Apa rencana darurat Anda ketika tiba-tiba menghadapinya?

- Godaan apa yang terus menjadi masalah bagi Anda, meskipun sudah memiliki strategi pencegahan dan rencana darurat? Mintalah seorang teman yang dapat dipercaya hari ini untuk mendoakan Anda dan menolong Anda tetap bertanggung jawab pada strategi serta rencana tersebut.

Bacaan Alkitab Setahun :
Pengkotbah 1-2; II Korintus 13
______________
Jangan pernah berdebat dengan godaan. Anda akan selalu kalah. Emosi akan mengambil alih, dan emosi tidak selalu logis.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
What's Your Emergency Plan for Temptation?
By Rick Warren

"Run from all these evil things." 1 Timothy 6:11 (NLT)
----------------------
Do you have an escape plan for getting away when you're tempted? Do you have preventative strategies to help you stay away from your biggest temptations? If you don't have those things, you need them now!

First, when you find yourself tempted, you need a panic button—an emergency plan. The Bible is clear about what that emergency plan is: You run.

1 Timothy 6:11 says, "Run from all these evil things" (NLT).

The Bible says you need to move quickly out of any situation that causes you temptation. Never argue with a temptation. You'll always lose. Emotions will take over, and emotions aren't always logical.

No matter the temptation, you have to get away. It could be a temptation to cheat in business. It could be a sexual temptation. But your response should be the same: Get out.

But even better than running from temptation is to prevent temptation in the first place. Another way to say that is this: If you don't want to get stung, stay away from the bees.

Years ago when I was a youth minister, I'd tell kids, "Don't decide in the back seat of a car that you're going to be sexually pure and save yourself for marriage." You must make a preventative strategy in advance and not put yourself in the tempting situation—because hormones will kick in, and you'll be overwhelmed.

The same principles apply throughout life.

If you know you get short-tempered with your children when you're tired, develop a preventative strategy. Set an earlier bedtime for your kids or have some quiet time for everyone at the time of day that's most difficult for you. 

Don't wait until you're faced with a morally questionable deal to decide that your business will be above reproach. Build into your business plan accountability that prevents you from being tempted in the moment.

Take time today to develop preventative strategies for temptation. And when those don't work out, have your emergency plan: Don't resist temptation—run from it. That's the simplest and surest way out.


Kamis, 18 September 2025

Melangkah ke Masa Depan dengan Melihat ke Masa Lalu

19 September 2025

Bacaan Hari ini:
Galatia 6:4 "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."
-------------------
Selama beberapa hari terakhir, kita telah bersama-sama melihat cara unik Allah menciptakan Anda—bagaimana Ia telah merencanakan setiap hari dalam hidup Anda bahkan sebelum Anda dilahirkan, serta bagaimana Ia memberi Anda bentuk unik berupa SHAPE: Spiritual gifts (karunia rohani), Heart (hati), Abilities (kemampuan), Personality (kepribadian), dan Experiences (pengalaman).

Namun, meskipun Anda mengetahui bahwa Allah membentuk Anda dengan sengaja dan unik, Anda mungkin masih merasa bingung bagaimana melangkah maju—dalam pelayanan maupun dalam hidup. Mungkin, ketika memikirkan masa depan, Anda lebih merasakan kebingungan daripada sukacita.

Jika ini menggambarkan diri Anda, mungkin penyebabnya adalah Anda lupa akan nasihat Alkitab dalam Galatia 6:4: "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."

Alkitab memberikan dua arahan penting di sini. Pertama, Anda harus "menguji pekerjaan Anda sendiri." Dengan kata lain, Anda perlu melihat kembali masa lalu Anda dan belajar darinya.

Kedua, Anda tidak boleh "membandingkan diri dengan orang lain." Saat menguji hidup Anda sendiri, jangan membiarkan pandangan Anda teralih kepada bagaimana Allah bekerja dalam hidup orang lain. Fokuslah pada apa yang telah Ia lakukan dalam diri Anda dan melalui Anda.

Ada banyak alasan untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain. Pertama, Anda akan selalu menemukan seseorang yang tampaknya melakukan pekerjaan lebih baik daripada Anda—dan itu dapat membuat Anda putus asa. Kedua, Anda juga akan selalu menemukan seseorang yang tampaknya tidak seefektif Anda—dan itu dapat menimbulkan kesombongan. Kedua sikap ini akan merampas sukacita Anda.

Allah memiliki cara yang lebih baik untuk menolong Anda menemukan langkah berikutnya. Ia ingin Anda melihat dengan cermat masa lalu Anda, agar Anda dapat melangkah masuk ke masa depan yang telah Ia siapkan.

Benar—Allah tidak ingin Anda menyia-nyiakan masa lalu. Ia ingin menggunakannya.

Namun terkadang, tidak mudah mengetahui bagaimana cara melihat kembali perjalanan hidup dengan efektif. Berikut satu latihan sederhana yang dapat Anda coba:

- Luangkan setengah jam minggu ini. Duduklah dengan selembar kertas. Bagi kertas itu dengan garis sesuai periode hidup Anda. Anda bisa membaginya menjadi periode lima tahunan, atau per dekade.

- Sekarang saatnya "menguji pekerjaan Anda sendiri"dengan membuat inventaris kehidupan.

Jawab dua pertanyaan untuk setiap periode hidup Anda:

1. Apa yang Anda kuasai?

2. Apa yang Anda nikmati?

Setelah itu, lihat kembali pola yang muncul. Jika Anda pandai melakukan sesuatu saat masih muda, kemungkinan besar Anda masih memiliki kemampuan itu. Mungkin ada sesuatu yang pernah Anda sukai beberapa tahun lalu yang kini sudah terlupakan.

Setelah mengenali pola-pola dalam hidup Anda, tanyakan kepada Allah apa yang Ia ingin Anda lakukan dengan informasi ini. Ia mungkin menunjukkan hal-hal dari masa lalu Anda yang dapat Anda syukuri dan banggakan. Melihat pola dari hal-hal yang Anda kuasai atau sukai sepanjang hidup dapat menolong Anda memahami bagaimana Allah mungkin ingin bekerja melalui Anda di masa depan.

Renungkan :

- Mengapa penting untuk tidak membandingkan pekerjaan Allah dalam hidup Anda dengan cara Ia bekerja dalam hidup orang lain?

- Wawasan apa yang Anda dapatkan dari inventaris kehidupan Anda? Jika masih ragu, luangkan waktu untuk merenungkannya kembali dan mintalah Allah menunjukkan hal-hal yang Ia ingin Anda lihat.

- Langkah iman apa yang dapat Anda ambil menuju masa depan minggu ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amsal 30-31; II Korintus 12
______________
Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam perangkap perbandingan. Sebaliknya, lihatlah masa lalu Anda dengan jujur. Lalu, melangkahlah dengan percaya diri menuju masa depan Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
To Move into Your Future, Look at Your Past
By Rick Warren

"Let each person examine his own work, and then he can take pride in himself alone, and not compare himself with someone else." Galatians 6:4 (CSB)
----------------------
For the last couple of days, we've looked together at the unique ways God made you—how he planned every day of your life before you were born and how he gave you your own unique SHAPE—Spiritual gifts, Heart, Abilities, Personality, and Experiences.

But even when you know that God formed you intentionally and uniquely, you might still find yourself unsure of how to move forward—in ministry or in life. Maybe, when you think about the future, you feel more confusion and less joy.

If this describes you, it might be because you've forgotten the advice the Bible gives in Galatians 6:4: "Let each person examine his own work, and then he can take pride in himself alone, and not compare himself with someone else" (CSB).

The Bible gives two-part guidance here. First, you should "examine [your] own work." In other words, you should look at your past and learn from it.

Next, you should "not compare [yourself] with someone else." As you examine your own life, don't let your eyes wander to how God is working in people around you. Concentrate on what he's done in and through you.

There are plenty of reasons to not compare yourself to other people. One, you will always be able to find someone who seems to be doing a better job than you—and that can lead to discouragement. Two, you will always be able to find someone who doesn't seem as effective as you—and that can lead to pride. Either attitude will rob you of your joy.

God has a better way to help you discover what's next. He wants you to take a close look at your past so that you'll be able to step into the future he's prepared for you.

That's right—God doesn't want you to waste your past. God wants to use it.

But sometimes it can be hard to know how to look back effectively over your own life. Here's one easy exercise to get you started:

Take a half-hour this week. Sit down with a piece of paper. Separate it with a line for each period of your life. You could decide to divide your life into five-year periods, or into decades.

Now it's time to "examine [your] own work" by creating a life inventory.

Answer these two questions for each time period of your life: What were you good at doing? What did you enjoy doing?

Now go back and look for patterns. If you were good at something when you were younger, you probably still are. Maybe there's something you enjoyed a few years ago that you have forgotten about.

After you've identified patterns in your life, ask God what he wants you to do with this information. He might show you things in your past that you can celebrate and be proud of. And seeing patterns of what you've enjoyed or been good at over the years can help you know how God might want to work through you in the future.  

Don't let yourself get caught in a trap of comparison. Instead, take an honest look at your own past. And then step forward with confidence into your future.


Rabu, 17 September 2025

Apa yang "SHAPE" Anda Ungkapkan Tentang Anda

18 September 2025

Bacaan Hari ini:
Yeremia 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
-------------------
Apakah Anda ingin menjalani kehidupan dengan tujuan dan makna? Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi pikirkanlah hal-hal yang dapat Anda lakukan dengan baik—dan carilah cara untuk melakukannya lebih banyak lagi. Lalu pikirkan hal-hal yang tidak Anda lakukan dengan baik—dan temukan cara untuk melakukannya lebih sedikit.

Tuhan membentuk Anda dengan cara khusus untuk tujuan istimewa yang hanya dapat Anda penuhi. Dalam Alkitab Tuhan berkata, ""Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5).

Apa pun yang terjadi, ingatlah bahwa Tuhan sedang bekerja dalam hidup Anda dan bahwa Ia membentuk Anda untuk menjalani hidup yang penuh dengan keberhasilan. Rencana Tuhan untuk hidupmu bukan dimulai saat Anda lahir, tetapi sudah dimulai sebelum Anda lahir, ketika Tuhan membentuk Anda di dalam kandungan ibumu.

Namun, inilah bagian terbaiknya: cara Tuhan membentuk Anda mengungkapkan bagaimana Ia ingin menggunakan Anda.

Jadi, bagaimana cara menemukan keunikan Anda? Saya suka menggunakan akrostik "SHAPE" — Spiritual gifts (Karunia rohani), Heart (Hati), Abilities (Kemampuan), Personality (Kepribadian) dan Experiences (Pengalaman). Inilah lima hal yang menjadikan Anda adalah Anda. Dengan melihat masing-masing bidang ini, Anda akan mulai memahami apa yang Tuhan ingin Anda lakukan dalam hidup.

- S : Spiritual gifts (Karunia rohani) adalah kemampuan yang diberdayakan oleh Tuhan untuk melayani-Nya, yang hanya diberikan kepada orang percaya. Misalnya, ada karunia untuk melayani, mengajar, mendorong, memimpin, memberi, menunjukkan belas kasih atau memberikan wawasan alkitabiah.

- H : Heart (Hati) merujuk pada kumpulan keinginan, harapan, minat, ambisi, impian, dan kasih sayang Anda. Inilah yang paling Anda sukai untuk dilakukan dan yang paling Anda pedulikan.

- A : Abilities (Kemampuan) adalah bakat alami yang sudah Anda miliki sejak lahir. Tuhan ingin Anda menggunakan apa yang memang mampu Anda lakukan.

- P : Personality (Kepribadian) memengaruhi bagaimana dan di mana Anda menggunakan karunia rohani serta kemampuan Anda. Anda akan menggunakannya dengan cara yang berbeda dari orang lain.

- E : Experiences (Pengalaman) mengajarkan Anda pelajaran yang membantu Anda bertumbuh. Pengalaman juga menolong Anda untuk melayani orang lain yang menghadapi hal serupa.

Sahabatku, ketika Tuhan menciptakan Anda, Tuhan tidak menggunakan cetakan—tidak ada seorang pun yang sama seperti Anda. Doa saya adalah agar Anda menemukan kebebasan dan semangat baru ketika Anda hidup dan melayani sesuai dengan "SHAPE" Anda.

Renungkan :

- Pikirkanlah apa yang Anda lakukan dengan baik dan bagaimana Tuhan membentuk Anda. Pelajaran apa yang dapat Anda tarik dari hal itu mengenai bagaimana Tuhan ingin menggunakan Anda?

- Hal-hal apa yang membuat Anda sulit memahami bagaimana Tuhan membentuk Anda? Mintalah Tuhan memberi Anda kebijaksanaan. Lalu mintalah beberapa sahabat untuk berbagi apa yang mereka lihat dalam diri Anda—potongan-potongan yang mungkin mengungkapkan bagaimana Tuhan membentuk Anda.

- Apa pendapat Anda tentang kebenaran bahwa Tuhan sudah memiliki tujuan bagi Anda bahkan sebelum Ia menempatkan Anda di dalam kandungan ibu Anda? Bagaimana hal ini dapat mengubah cara Anda hidup?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amsal 28-29; II Korintus 11
____________
Tuhan menciptakan Anda unik.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
What Your SHAPE Reveals About You
By Rick Warren

"Before I shaped you in the womb, I knew all about you. Before you saw the light of day, I had holy plans for you." Jeremiah 1:5 (MSG)
-------------------
Do you want to live a life of purpose and meaning? This might sound too simple, but think of what you do well—and find ways to do more of those things. Then think of what you don't do well—and find ways to do less of those things.

God created you to be unique. He shaped you in a specific way for a special purpose only you can fulfill. In the Message paraphrase, God says, "Before I shaped you in the womb, I knew all about you. Before you saw the light of day, I had holy plans for you" (Jeremiah 1:5).

No matter what, you can rest in the truth that God is working in your life and that he shaped you to succeed. He shaped you in advance for those plans. God's plans for your life didn't start the moment you were born. Those plans started before your birth, when the Bible says God shaped you in your mother's womb.

But here's the best part. The way God shaped you reveals how he wants to use you.

So how do you discover the unique way God made you?

I like to use the acrostic SHAPE—your Spiritual gifts, Heart, Abilities, Personality, and Experiences. These are the five things that make you, you. And, by looking at each of these areas, you'll begin to understand what God wants you to do with your life.

Spiritual gifts are God-empowered abilities for serving him that are given only to believers. For instance, some gifts motivate you for ministry—like serving, teaching, encouraging, leading, giving, showing mercy, or offering biblical insight.

Heart refers to the bundle of desires, hopes, interests, ambitions, dreams, and affections you have. It's what you love to do and what you care about most.

Abilities are the natural talents you were born with. God wants you to do what you're able to do.

Personality affects how and where you use your spiritual gifts and abilities. You'll use your gifts in ways that are different from anybody else.

Experiences teach you lessons that help you mature. They also help you minister to others going through similar experiences.

My friend, when God made you, he broke the mold—there is no one else like you. My prayer is that you will find freedom and renewed energy as you live and serve according to your SHAPE.


Selasa, 16 September 2025

Allah Membuatmu Menjadi Dirimu

17 September 2025

Bacaan Hari ini:
Mazmur 139:13 "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku"
----------------------
Allah telah merencanakan setiap hari dalam hidupmu. Sebelum engkau menarik napas pertama, Allah sudah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi padamu.

Bahkan, sebelum engkau dikandung oleh orang tua biologismu, engkau sudah ada dalam pikiran Allah. Bukan karena takdir, kebetulan, keberuntungan atau nasib sehingga engkau bernapas pada saat ini.

Entah orang tuamu baik, buruk atau biasa saja, Allah tetap memakai mereka. Mereka memiliki DNA yang tepat untuk membentuk dirimu. Allah menginginkan Anda ada. Sejak awal waktu, Allah sudah memiliki rencana bagi hidup Anda—dan ada tujuan yang Ia ingin Anda jalani.

Dan Allah membuatmu untuk menjadi dirimu sendiri.

Alkitab berkata: "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:13-16)

Allah menciptakanmu supaya Ia dapat mengasihimu—untuk selama-lamanya. Orang tuamu mungkin menyumbangkan DNA, tetapi Allah yang membentuk dirimu.
Anda bukan sekadar bayi yang lahir begitu saja. Allah secara pribadi merencanakan kelahiranmu.

Anda adalah mahakarya Allah. Ia menciptakan Anda supaya Ia dapat mengasihimu dan supaya Anda dapat menjalankan tujuan-Nya di dunia ini. Dalam berbagai musim kehidupan, mungkin Anda merasa sulit melihat apa tujuan-Nya bagi Anda . Tetapi Anda tidak perlu meragukannya. Sebelum Anda lahir, Allah telah memberi Anda tujuan!

Renungkan :

- Apa yang engkau pikirkan tentang kebenaran bahwa Allah menginginkanmu hidup? Bagaimana engkau dapat menerapkan kebenaran ini dalam hidupmu?

- Allah menciptakanmu untuk menjadi dirimu sendiri. Apakah ada area dalam hidupmu di mana engkau tidak menjadi dirimu yang sesungguhnya? Mengapa engkau membiarkan hal itu terjadi?

- Pernahkah engkau memuji Allah karena menjadikanmu "secara menakjubkan dan ajaib"? Luangkan waktu dalam doa sekarang, untuk mengucap syukur kepada Allah atas bagaimana Ia telah membentuk dirimu.

Bacaan Alkitab Setahun :
Amsal 25-27; II Korintus 10
___________
Anda hidup sekarang karena Allah menginginkanmu—dengan segala kekuatan maupun kelemahanmu—untuk hidup.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
God Made You to Be You
By Rick Warren

"You made my whole being; you formed me in my mother's body." Psalm 139:13 (NCV)
--------------------
God planned every single day of your life. Before you took your first breath, God knew everything that would ever happen to you.

In fact, before you were conceived by your biological parents, you were already conceived in the mind of God. It is not by fate, chance, luck, or coincidence that you are breathing at this very moment.

You're alive right now because God wants you—with all of your strengths and weaknesses—to be alive.

Whether your parents were good, bad, or indifferent, God used them. They had the exact DNA needed to create you. God wanted you alive. From the beginning of time, God has had a plan for your life—and he has a purpose he wants you to complete.

And God made you to be you.

The Bible says, "You made my whole being; you formed me in my mother's body. I praise you because you made me in an amazing and wonderful way. . . . You saw my bones being formed as I took shape in my mother's body. When I was put together there, you saw my body as it was formed. All the days planned for me were written in your book before I was one day old" (Psalm 139:13-16 NCV).

God created you so he could love you—for eternity. Your parents may have contributed your DNA, but God made you. You were not just another baby born. God personally planned for your birth.

You are God's masterpiece. He made you so he could love you and so you could fulfill his purposes in this world. At different seasons of life, you may struggle to see what his purpose for you is. But you never have to doubt that it's there. Before you were born, God gave you a purpose!