Sabtu, 31 Agustus 2024

Percayakan Anak-Anak Anda dengan Tanggung Jawab

01 September 2024

Bacaan Hari ini:
Lukas 16:10, 12 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?"
-------------------
Anak-anak butuh suatu pengalaman yang dapat merentangkan iman mereka, memperlihatkan bakat mereka, dan mengembangkan hidup mereka dalam pelayanan. Mereka memerlukan tantangan dan ujian yang dapat membangun tanggung jawab mereka. Salah satu keterampilan hidup terpenting yang harus kita semua miliki adalah bertanggung jawab.

Bagaimana Anda mengajarkan tanggung jawab kepada anak-anak Anda? Hanya ada satu cara: Berikan mereka kesempatan untuk mencoba. Percayakan mereka dengan tugas dan tanggung jawab. Apakah mereka akan melakukan kesalahan? Tentu saja. Anda pun seperti itu waktu Anda bertumbuh dewasa. Apakah kadang mereka tidak bertanggung jawab? Tentu saja. Namun, jika Anda tidak pernah memberi mereka tanggung jawab, sesungguhnya Anda sedang menyakiti anak-anak Anda. Tujuan menjadi orang tua begitu anak-anak Anda lahir ialah untuk membuat mereka melangkah dari kendali orang tua saat mereka kecil untuk menuju pengendalian diri mereka di tahun-tahun pertengahan untuk kemudian dalam kendali Tuhan seumur hidup mereka.

Itu artinya Anda harus melepaskan kekangan Anda atas mereka! Ketika kita mengambil alih tanggung jawab orang lain, sesungguhnya kita sedang merampasnya dari mereka. Jika Anda terus-menerus memperlakukan anak-anak Anda seperti bayi dan tidak membiarkan mereka bertumbuh dewasa, ibaratnya Anda harus mengganti popok mereka seumur hidup Anda. Dan Anda hanya akan membuat penuh dunia ini dengan orang-orang yang ketergantungan pada orang lain.

Banyak orang tua berkata, "Jika saja saya bisa memutar kembali waktu, saya akan membiarkan anak-anak saya jadi lebih mandiri dan mengajarkan mereka untuk melakukan lebih banyak hal dengan kemampuan mereka sendiri." Satu-satunya cara kita bertumbuh dewasa yaitu dengan diberikan tantangan dan ujian yang dapat merentangkan kemampuan kita, mengembangkan diri kita, dan membangun tanggung jawab dalam kehidupan kita.

Alkitab mengatakan, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?" (Lukas 16:10, 12).

Anak-anak merespons tanggung jawab. Selama bertahun-tahun saya telah berbicara dengan banyak orang tua dan melihat hal ini juga dalam hidup saya sendiri. Saya percaya bahwa jauh lebih baik apabila anak-anak kita melakukan kesalahan karena kita terlalu banyak memberikan mereka tanggung jawab, ketimbang tidak pernah atau kurang memercayakan mereka dengan tanggung jawab dan kewajiban. Mengapa? Karena bagaimanapun juga mereka akan melakukan kesalahan!

Renungkan hal ini:

- Apa perbedaan antara tanggung jawab yang Anda percayakan kepada anak-anak Anda dengan tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua Anda ketika Anda seusia mereka?

- Bagaimana masyarakat kita menahan kita untuk lebih mudah memercayakan anak-anak kita dengan tanggung jawab?

- Bagaimana Anda mengajarkan tentang tanggung jawab sekaligus tentang kedaulatan Allah secara bersamaan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 132-134; I Korintus 11:17-34
__________
Tujuan Anda sebagai orang tua bukan hanya untuk membentuk seseorang yang bisa mengendalikan dirinya sendiri, melainkan juga yang mau diatur oleh kendali Allah.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Trust Your Kids with Responsibility
By Rick Warren

"Whoever can be trusted with a little can also be trusted with a lot . . . If you cannot be trusted with things that belong to someone else, who will give you things of your own?" Luke 16:10, 12 (NCV)
-------------------
Kids need experiences that stretch them, reveal their talents, and develop their lives for ministry. They need challenges where they develop responsibility. One of the most important life skills all of us have to learn is responsibility.

How do you teach responsibility to your children? There's only one way: Give them the opportunity. Trust them with responsibility. Will they make mistakes? Absolutely. You did, too, when you were growing up. Will they sometimes be irresponsible? Yes. But if you hold on to responsibility, you're actually hurting your children. The goal of parenting from the moment your kids are born is to move them from parental control in the early years to self-control in the middle years to God's control throughout their lives.

That means you want to give up control! When we take responsibility for people, we take it away from people. If you treat your children as babies and don't let them grow up, you'll have to diaper them for the rest of your life. And you're giving the world another codependent person.

Many parents have told me, "If I had it all to do over again, I'd do less for my children and teach them to do more for themselves." The only way we grow is by being given challenges that stretch us, develop us, and build responsibility in our lives.

The Bible says, "Whoever can be trusted with a little can also be trusted with a lot . . . If you cannot be trusted with things that belong to someone else, who will give you things of your own?" (Luke 16:10, 12 NCV).

Kids respond to responsibility. Having talked to so many parents over the years and seen this in my own family, I believe it's far better to err on the side of giving too much responsibility than not trusting your kids enough. They're going to make mistakes either way! Your goal is to produce a person who walks—not just with self-control—but, more importantly, under God's control.


Apa bedanya antara 50 tahun yg lalu dng 50 tahun kini

Berikut simak faktanya πŸ‘‡πŸΎπŸ‘‡πŸΎπŸ‘‡πŸΎ

50 Tahun lalu
50 Tahun kini

50 Tahun lalu menantu takut sama mertua
Kini mertua takut sama menantu

50 Tahun lalu semua orang harus punya anak
Kini banyak yg takut punya anak

50 Tahun yang lalu anak yang berbakti pada orang
Kini orang tua yang berbakti pada anak

50 Tahun yang lalu pria mengejar wanita
Kini wanita yang mengejar pria

50 Tahun yang lalu menikah gampang, cerai susah.
Kini menikah susah dan cerai sangat mudah.

50 Tahun yang lalu kenal dengan semua tetangga
Kini tidak ada yang kenal dengan tetangga

50 Tahun yang lalu malam hari semua jendela dibuka pada saat tidur
Kini siang hari pun jendela harus ditutup

50 Tahun lalu orang kaya berpura pura miskin
Kini orang miskin berpura pura kaya

50 Tahun lalu satu orang kerja menghidupi seluruh keluarga
Kini semua kerja untuk menghidupi seorang anak

50 Tahun lalu bila dirumah ada orang tua itu membawa keberuntungan
Kini bila ada orang tua, semua lari tidak mau dirumah.

Percaya atau tidak ini memang fakta πŸ‘πŸΎπŸ‘πŸΎ


Jumat, 30 Agustus 2024

Anak-Anak Anda Membutuhkan Kasih Anda

31 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
1 Yohanes 4: 7 "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah."
-----------------
Jika Anda ingin tahu bagaimana caranya menjadi orang tua yang baik dan membangun keluarga yang kuat, Anda tak perlu mencarinya di internet atau pergi ke toko buku. Tak usah cari jauh-jauh, temukanlah di kitab paling hebat yang pernah ada tentang pengasuhan anak: Firman Tuhan, Alkitab.

Alkitab mengatakan dalam 1 Yohanes 4: 7, "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah." Lebih dari apa pun, anak-anak membutuhkan kasih yang teguh dan tanpa syarat. Harus ada suatu tempat di mana mereka diterima — termasuk kekurangan dan keburukan mereka.

Apa yang dimaksud dengan kasih? Kasih adalah kombinasi dari cinta dan pengertian. Kasuh adalah tempat di mana Anda tahu segalanya tentang seseorang, tetapi Anda masih mengasihi orang tersebut.

Kasih itu tidak biasa. Untuk itu Anda harus belajar mengasihi. Anda mempelajarinya dengan melatihnya, mempraktikkannya. Adakah tempat yang lebih baik untuk belajar berbelas kasih selain dengan orang-orang yang hidup dengan Anda seumur hidup Anda? Jika Anda bisa belajar mengasihi keluarga Anda, seharusnya Anda juga bisa mengasihi siapa pun. Mengapa? Karena lebih mudah untuk mengasihi orang yang berjauhan dengan Anda, tetapi ketika Anda bersama-sama dengan mereka setiap saat, Anda ada kalanya Anda tidak rukun.

Sering kali kita mengasihi anak-anak kita, tetapi kita tidak mengekspresikannya dengan cara yang dapat mereka pahami. Anak-anak memahami kasih dengan tiga cara: kasih sayang, afirmasi, dan perhatian.

1. Kasih sayang. Anak-anak membutuhkan banyak pelukan, sentuhan, dan ciuman. Mereka perlu merasakan cinta Anda.

2. Afirmasi. Anda perlu memberi tahu anak-anak Anda setiap hari — lebih dari sekali sehari — betapa Anda mengasihi mereka. Tegaskan, berikan pengakuan, dan doronglah mereka dengan cinta kasih.

3. Perhatian. Salah satu anugerah terbesar yang dapat Anda berikan kepada orang lain ialah dengan mendengarkan mereka. Ketika Anda melihat anak-anak Anda di level mereka, Anda seolah berkata, "Kamu penting buat ibu. Kamu penting buat ayah. Ayah dan ibu ingin kamu mendengar apa yang harus kamu dengar." Saat Anda melakukan itu, Anda sedang menunjukkan kasih Anda.

Renungkan hal ini:

- Dalam hal apa Anda melihat anak-anak Anda mengekspresikan dan menerima kasih Anda?

- Rutinitas atau kebiasaan apa yang dapat Anda latih sehingga Anda dapat menunjukkan kasih sayang, afirmasi, dan perhatian Anda kepada anak-anak Anda setiap hari?

-Jika Anda tidak mempunyai anak, apa tanggung jawab Anda terhadap anak-anak dalam hidup Anda, seperti keponakan, tetangga, atau anak-anak teman Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 129-131; 1 Korintus 11:1-16
__________
Ketika Anda menerapkan kasih di dalam keluarga Anda, artinya Anda belajar untuk mengasihi dengan sungguh-sungguh.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Your Kids Need Your Compassion
By Rick Warren

"Let us love one another, for love comes from God." 1 John 4:7 (NIV)
----------------
If you want to know how to be a good parent and build a strong family, you don't have to search online or go to a bookstore. Look no further than the greatest book ever written on parenting: God's Word, the Bible.

The Bible says in 1 John 4:7, "Let us love one another, for love comes from God" (NIV).

More than anything else, kids need unwavering and unconditional love. There needs to be a place where they're accepted just as they are, without question, including all of their faults.

What is compassion? Compassion is a combination of love and understanding. Compassion is where you know everything about someone and you still like that person.

Love is not natural. You have to learn to love. And you learn to love by practicing. What better place to practice than with the people you're forced to live with all your life? If you can learn to love your family, you can love anybody. Why? Because it's easy to love people at a distance, but when you're with them all the time, you don't always get along. When you practice love in the family, you're learning to truly love.

This is a common thing: we love our kids, but we don't express it in a way they can understand. Children understand love in three ways: affection, affirmation, and attention.

1. Affection. Children need lots of hugs and kisses, pats on the back, holding of hands, cuddles and more. They need to feel your love.

2. Affirmation. You need to tell your kids every day—and more than once a day—how much you love them. Affirm them and build them up with love.

3. Attention. One of the greatest gifts you can give others is listening to them. When you look at children on their level, you're saying, "You matter to me. You're important to me. I want to hear what you have to say." In doing this, you show compassion

.


Kamis, 29 Agustus 2024

Di Musim Kehilangan, Tetapkan Prioritas Anda

30 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Lukas 12:15 "Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
-------------------
Kehilangan dan tragedi punya cara untuk membuat Anda memandang dengan perspektif yang benar. Itu memperjelas nilai-nilai yang Anda pegang dan membantu Anda untuk mempertegas prioritas-prioritas Anda. Anda menjadi sadar, lebih dari sebelumnya. Anda menjadi paham apa yang paling penting.

Masyarakat dan budaya kita ingin agar Anda berpikir bahwa apa yang Anda milikilah yang menentukan siapa diri Anda dan apa yang benar-benar penting dalam hidup. Namun, dalam Lukas 12:15, Yesus berkata, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Jangan keliru antara kekayaan Anda dengan harga diri Anda. Keduanya sama sekali tidak berhubungan. Jangan keliru antara harta kekayaan Anda dengan posisi Anda di dalam Kristus dan tujuan hidup Anda. Jangan samakan antara apa yang sedang Anda jalani dengan untuk apa Anda menjalani hidup.

Anda dapat menunggu hingga Anda mengalami suatu kehilangan untuk menentukan tujuan hidup Anda. Atau, Anda menentukan sekarang untuk memperjelas nilai-nilai Anda dan mengingat apa yang paling penting: hubungan dengan sesama manusia. Yang terpenting adalah sesama manusia, bukan barang-barang.

Jangan kehilangan sukacita Anda oleh karena hal-hal yang tidak penting.

Pernahkah Anda melihat mobil jenazah menarik sebuah truk? Alkitab berkata dalam 1 Timotius 6:7, Saya ingat mendengar tentang seorang pengusaha minyak yang kaya raaya di Texas yang dikuburkan di dalam mobil Cadillac miliknya. Ketika mereka menguburnya, seorang pria pelayat berseru, "Wah, ini baru yang namanya hidup!"

Untuk memperoleh keamanan yang nyata, Anda harus membangun hidup Anda di atas sesuatu yang tidak dapat dirampas dari Anda. Bisakah pekerjaan diambil dari Anda? Ya, bisa saja. Tidak ada yang namanya keamanan kerja. Bisakah Anda kehilangan kesehatan Anda? Ya, bisa saja. Bisakah Anda kehilangan orang yang Anda nikahi? Ya, bisa saja. Bisakah Anda kehilangan kecantikan masa muda Anda? Ya, tentu saja!

Untuk itu, bangunlah hidup Anda di atas sesuatu yang tidak dapat direnggut dari Anda: hubungan Anda dengan Tuhan melalui Yesus Kristus.

Renungkan hal ini:

- Apa yang terungkap dari kehidupan Anda yang paling penting buat Anda?

- Dengan cara apa Anda dapat menetapkan nilai-nilai yang Anda pegang yang membantu Anda?

- Apa yang perlu Anda lakukan untuk memperkuat hubungan Anda sehingga hubungan tersebut menjadi prioritas dalam hidup Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 126-128; 1 Korintus 10:19-33
___________
Ketika Anda memiliki Yesus sebagai fondasi yang kokoh, Anda akan tetap memiliki pengharapan, kedamaian, dan sukacita, bahkan dalam pergumulan Anda yang paling sulit sekali pun. Anda akan mampu melewati masa kehilangan Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
In a Season of Loss, Clarify Your Priorities
By Rick Warren

"Life is not measured by how much one owns." Luke 12:15 (NCV)
---------------
Losses and tragedies have a way of putting everything into perspective. They clarify your values and help you figure out some priorities. You realize, more than you ever did before, what matters most.

People and culture want you to think that it's what you have that determines who you are and what really matters in life. But in Luke 12:15, Jesus said, "Life is not measured by how much one owns" (NCV). Don't confuse your net worth with your self-worth. They are totally unrelated. Don't confuse your possessions with your position in Christ and your purpose. Don't confuse what you're living on with what you're living for.

You can wait until you experience loss to decide what you're living for. Or you can determine now to clarify your values and remember what's important: relationships and people. People matter, not things.

Don't lose your joy over things that are unimportant.

Have you ever seen a hearse pulling a U-Haul? The Bible says in 1 Timothy 6:7, "We brought nothing into the world, so we can take nothing out" (NCV). I remember hearing of a rich Texas oilman who was buried in his Cadillac. As they were putting him under, a man standing by said, "Man, that's living!"

No—the guy's dead!

For real security, you have to build your life on something that can't be taken from you. Can a job be taken from you? Yes. There is no such thing as job security. Can you lose your health? Yes. Can you lose the person you're married to? Yes. Can you lose your youthful beauty? Yes!

You must build your life on the one thing that cannot be taken away from you: your relationship with God through Jesus Christ.

When you have Jesus as your firm foundation, you'll still have hope and peace and joy even in your most difficult struggles. You'll be able to make it through your season of loss.


"SETAJAM PEDANG"

Benarkah kata-kata lebih tajam dari pedang?
Pedang bisa melukai seseorang, tetapi jika orang tersebut memakai baju besi seperti yang dipakai ksatria pada jaman dahulu waktu berperang, pedang tidak bisa melukai. 

Kata-kata yang menghina/fitnah/ejekan dll yang negatif memang tidak menimbulkan luka apa-apa pada tubuh orang yang menjadi sasaran. 
T e t a p i perkataan bisa melukai hati dan terekam di memori orang yang di hina/difitnah, sekalipun orang tersebut memakai pakaian anti peluru.
S e p e r t i paku yang ditancapkan di kayu, m e s k i p u n paku bisa dicabut kembali 
t e t a p i ia meninggalkan bekas lubang pada kayu. 

S e t i a p kali kita menghina/memfitnah/mengejek dll,
kepada orang lain sama seperti kita menancapkan paku, dan setiap kita minta maaf kepada orang tersebut, sama seperti kita mencabut paku tadi. 
N a m u n bekas yang ditimbulkan paku tetap abadi bersama kayu tersebut.

Oleh karena itu jawaban pertanyaan diatas benar, bahwa kata-kata lebih tajam dari pedang. 
J a d i, mari kita hati-hati menggunakannya. 

BE CAREFUL !

tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

 Have a Nice Day !

 Selamat Pagi. Selamat Berakhir pekan bersama keluarga tercinta. Sehat dan Sukses selalu. GBUπŸ™πŸ™πŸ™

Rabu, 28 Agustus 2024

Di Musim Kedukaan, Curahkanlah Kesedihan Anda

29 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Mazmur 62: 8 "Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela."
------------------
Alkitab mengatakan ketika Anda mengalami musim kedukaan, hal pertama yang perlu Anda lakukan ialah mencurahkan kesedihan Anda.

Tragedi selalu menghasilkan emosi-emosi yang kuat — amarah, ketakutan, depresi, kekhawatiran, dan terkadang rasa bersalah. Perasaan-perasaan itu bisa menakutkan kita, dan sering kali kita tak tahu harus berbuat apa. Ketika kita mengalami kedukaan yang mendalam, perasaan tersebut akan meluap keluar dari dalam diri kita. Apabila kita tidak mengatasinya, perasaan itu akan membuat kita pulih lebih lama.

Beberapa orang tidak pernah menyelesaikan kedukaan dalam hidup mereka secara terang-terangan. Mereka memendamnya. Mereka menahannya. Mereka berpura-pura baik-baik saja. Mereka berpura-pura itu tidak ada. Dan itulah sebabnya hingga saat ini mereka masih bergumul dengan tekanan emosional akibat dari kedukaan yang terjadi 20 atau 30 tahun yang lalu.

Ada sebuah mitos mengatakan bahwa Tuhan ingin Anda selalu berjalan dengan senyuman di wajah Anda sambil berseru, "Puji Tuhan!" Ketahuilah, Alkitab tidak pernah mengatakan hal itu sama sekali.

Malah Yesus mengajarkan yang sebaliknya. Dalam Matius 5: 4, Dia berfirman, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." Berduka itu wajar. Namun, ketika orang terkasih kita di dalam Kristus pergi meninggalkan dunia ini, kita tahu mereka akan pergi ke surga sehingga kita tidak perlu lagi bersedih seperti dunia ini. Kedukaan kita berbeda. Kita berduka sebab kita akan merindukan mereka, tapi di saat yang sama kita juga bisa lega karena kita tahu mereka ada bersama Allah.

Selain kehilangan orang terkasih, kita juga berduka oleh karena banyak hal lain: kandasnya pernikahan, PHK, atau mimpi yang hancur.

Lalu, apa yang harus Anda lakukan dengan perasaan-perasaan itu? Jangan menahannya atau menguburnya jauh-jauh di dalam diri Anda. Lepaskanlah — serahkanlah kepada Tuhan. Berserulah, "Ya Tuhan, hatiku sakit! Aku sangat sedih! Yang satu ini berat sekali kujalani."

Jika Anda ingin tahu satu contoh hal ini, bacalah kitab Mazmur, di mana Daud berkali-kali mencurahkan kegalauannya dan berseru, "Ya Tuhan, saat ini aku sedang mengalami masa-masa sulit. Hatiku benar-benar sakit." Berserulah kepada Tuhan, sama seperti yang dilakukan oleh Daud.

Mazmur 62: 8 mengatakan, "Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita." Jika saat ini Anda sedang mengalami kedukaan, ketahuilah bahwa jika Anda tidak melepaskan kesedihan Anda, pada akhirnya itu akan meluap keluar. Perasaan-perasaan yang dipendam, pada akhirnya akan meledak menjadi situasi yang jauh lebih buruk.

Renungkan hal ini:

- Apa saja kesalahpahaman dalam masyarakat kita yang membuat kita tidak nyaman mengekspresikan kesedihan kita?

- Kesedihan atau kehilangan apa dalam hidup Anda yang selama ini Anda pergumulkan? Bagaimana pengaruhnya terhadap Anda?

- Bagaimana gereja dapat membantu seseorang yang tengah berduka? Bagaimana Anda dapat membantu dalam kelompok kecil atau di gereja Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 123-125; 1 Korintus 10:1-18

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
In a Season of Loss, Release Your Grief
By Rick Warren

"Pour out your heart to him, for God is our refuge." Psalm 62:8 (NLT)
---------------------
The Bible says when you go through a season of loss, the first thing to do is release your grief.

Tragedy always produces strong emotions—anger, fear, depression, worry, and sometimes guilt. These feelings can scare us, and we often don't know what to do with them. When we've experienced a major loss, these enormous feelings bubble up within us. If we don't deal with them now, it will take us far longer to recover.

Some people never directly deal with grief in life. They stuff it. They push it down. They pretend it's not there. They play like it doesn't exist. And that's why they're still struggling with emotional stress from losses that occurred 20 or 30 years earlier.

There's a myth that says God wants you to walk around with a smile on your face all the time saying, "Praise the Lord!" The Bible doesn't say that anywhere.

In fact, Jesus taught the exact opposite. In Matthew 5:4, he says, "God blesses those who mourn, for they will be comforted" (NLT). It's okay to grieve. When a Christian loved one passes away, we know they will go on to heaven, so we need not grieve like the world. Our grief can be different. We grieve because we're going to miss them, but we can also be at peace because we know they are with God.

But we also grieve many other things: a failed marriage, a lost job, or a broken dream.

So what should you do with your feelings? Don't repress them or stuff them deep inside you. Release them—Give them to God. Cry out, "God, I'm hurt! I'm grieving! This is a tough one to take."

If you want a good example of this, read through the book of Psalms, where David often spills his guts and says things like, "God, I'm in a tough time right now. I am really hurting." You cry out to God, just like David did.

Psalm 62:8 says, "Pour out your heart to him, for God is our refuge" (NLT). If you are going through a loss right now, please understand that if you don't release your grief, it will eventually come out. Feelings that are pushed down fester, and eventually they explode and that can cause even more pain and regret.

Release your grief first so God can heal your heart.


Selasa, 27 Agustus 2024

Kesendirian adalah Kerinduan akan Hubungan dengan Tuhan

28 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Kejadian 2:18 "TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
---------------
Apa yang sering Anda sebut kesendirian sesungguhnya adalah kerinduan atas Tuhan. Hanya saja Anda tidak pernah menyadarinya.

Anda diciptakan untuk memiliki hubungan pribadi yang sangat dekat dengan Kristus, sebuah hubungan yang benar-benar dirindukan oleh Allah dengan manusia. Bahkan, Putera-Nya pun rela mati agar Anda dapat memiliki hubungan itu dengan Allah.

Tak ada yang bisa mengimbangi ikatan yang personal dengan Tuhan — tidak ada seorang pun, tidak ada pengalaman sekalipun, tidak ada obat, tidak ada kesuksesan, tidak ada benda, dan tidak ada satu harta kekayaan pun yang dapat menggantikannya. Tidak ada yang bisa mengisi lubang kekosongan yang memilukan di hati Anda, selain Yesus sendiri. Dia ingin Anda mengenal diri-Nya.

Bagaimana caranya mengenal Tuhan?

1. Buka hidup Anda untuk Yesus Kristus. Katakan, "Yesus Kristus, aku ingin mengenal-Mu. Aku ingin belajar untuk mengasihi-Mu seperti Engkau juga mengasihiku, bahkan jauh sebelum aku mengetahuinya. Aku hendak memiliki hubungan dengan-Mu." Anda diciptakan untuk menjalin relasi dengan Tuhan — bukan agama, ketakutan, aturan, peraturan, dan ritual, melainkan sebuah hubungan di mana Anda berbicara dengan-Nya sepanjang waktu dan Dia bekerja di dalam Anda dan melalui Anda. Itulah penangkal kesndirian Anda yang paling ampuh.

2. Bergabunglah dengan keluarga gereja. Kita tidak diciptakan untuk menjadi seorang petapa Kristen. Bergabunglah dengan gereja dan bersekutulah dengan orang-orang percaya. Bergabunglah dengan kelompok persekutuan kecil di sekitar tempat tinggal Anda di mana Anda dapat mendapatkan dukungan yang Anda butuhkan ketika Anda melewati masa-masa sulit. Ambillah kesempatan itu. Ambillah resiko. Bergabunglah dengan kelompok persekutuan kecil.

Alasan sebenarnya mengapa banyak orang Kristen merasa sendirian ialah karena mereka duduk ketika mereka seharusnya melayani. Dunia yang kita tinggali penuh dengan orang-orang yang kesepian dan menunggu untuk dikunjungi. Orang tua yang tak kunjung dikunjungi anak-anaknya dalam dua tahun ini. Remaja galau yang mempertanyakan, "Apa yang harus kulakukan dengan hidupku ini?" Orang lajang yang setiap malam pulang ke rumah atau apartemen mereka yang sepi. Janda yang baru saja menguburkan suaminya. Karyawan yang pergi ke bar setiap malam setelah usai bekerja untuk melepas penat.

Dunia ini penuh dengan orang-orang yang sedang menunggu untuk dikasihi. Berhentilah berkata, "Saya tidak punya teman!" Dan mulailah berkata, "Tuhan, siapa yang Engkau mau kulayani? Kepada siapa saya dapat menunjukkan cinta kasih-Mu?" Jika Anda telah bersedia berkomitmen untuk menjadi teman bagi orang-orang yang kesepian, Anda akan menjalani kehidupan yang signifikan. Itu sungguh suatu tujuan hidup yang mulia.

Renungkan hal ini:

- Jika Anda merasa seorang diri, apa saja cara yang dapat Anda lakukan untuk melayani orang lain?

- Tanyakan kepada Tuhan, "Kepada siapa saya dapat menunjukkan kasih-Mu? Bagaimana saya dapat melayani mereka?"

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 120-122; 1 Korintus 9
______________
Anda akan menghadapi saat-saat kesepian dalam hidup Anda, tetapi Anda tidak akan pernah melewatinya seorang diri apabila Anda memiliki hubungan yang dalam dengan Yesus Kristus.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Solitude is a Longing for a Relationship with God

August 28, 2024

Today's Reading:
Genesis 2:18 "The LORD God said: "It is not good for man to be alone. I will make a helper for him, worthy of him."
---------------
what you often call loneliness is actually a longing for God. It's just that you never realize it.

You were created to have a very close personal relationship with Christ, a relationship that God truly desires with humans. in fact, His Son was willing to die so that you could have that relationship with God.nothing can compensate for a personal bond with God — no one, no experience, no medicine, no success, no objects, and no wealth can replace it. no one can fill the heartbreaking hole of emptiness in your heart, but Jesus himself. He wants you to know Himself.

How do you know God?

1. Open your life to Jesus Christ. Say, "Jesus Christ, I want to know You. I want to learn to love You as You love me, long before I even knew it. I want to have a relationship with You." you were created for a relationship with God — not religion, fear, rules, regulations, and rituals, but a relationship where you talk to Him all the time and He works in you and through you. That is the most effective antidote to your loneliness.

2. join the church family. We were not created to be Christian ascetics. Join a church and fellowship with believers. join a small fellowship group near where you live where you can get the support you need when you are going through difficult times. Take that chance. Take risks. Join a small fellowship group.

The real reason why many Christians feel alone is because they sit when they should be serving. The world we live in is full of lonely people waiting to be visited. Parents whose children haven't visited in two years. the confused teenager who questions, "What should I do with my life?" Single people who go home every night to their lonely house or apartment. A widow who has just buried her husband. Employees who go to the bar every night after work to unwind.

The world is full of people who are waiting to be loved. Stop saying, "I don't have any friends!" And start saying, "Lord, who do you want me to serve? To whom can I show Your love?" if you are willing to commit to being a friend to lonely people, you will live a significant life. That is truly a noble life goal.

Think about this:

- If you feel alone, what are some ways you can serve others?

- Ask God, "Who can I show Your love to? How can I serve them?"

Bible Reading a Year:
Psalm 120-122; 1 Corinthians 9
______________
You will face lonely times in your life, but you will never go through them alone if you have a deep relationship with Jesus Christ.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Senin, 26 Agustus 2024

Saat Anda Merasakan Kesendirian, Tuhan Beserta Anda

27 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
2 Timotius 4: 16-17 "Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka--, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa."
-----------------
Ketika Anda merasa seorang diri, di mana Tuhan? Dia selalu ada di sana–tepat di samping Anda. Dia ada bersama Anda bahkan jika Anda tidak merasakannya.

Alkitab mengatakan lagi dan lagi bahwa jika Anda memiliki hubungan dengan Kristus, maka Allah menyertai Anda setiap saat. Dia berfirman, "Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20). Dia selalu menyertai Anda. Anda tidak pernah sendirian.

Beberapa tahun lalu, saya dan Kay terbang ke Hong Kong untuk memberikan seminar bagi beberapa misionaris kami. Sekitar setengah perjalanan, penerbangan 17 jam, kami mengalami turbulensi paling mengerikan yang pernah kami rasakan. Tubuh kami tergoncang dan tersentak. Pesawat kami miring, dan semua orang menjadi sangat panik. Mereka semua tampak khawatir dengan situasi itu. Pramugari bertanya melalui pengeras suara, "Apakah ada pendeta di sini?" Saya mengangkat tangan saya. Mereka mendatangi saya dan berkata, "Semua penumpang sangat gelisah karena penerbangan ini. Bisakah Anda melakukan sesuatu yang spiritual?" Saya pun mengedarkan kantung persembahan!

Tidak, tentu saja tidak. Para penumpang dalam penerbangan itu harus mendengar bahwa Allah ada bersama kami. Bagi orang percaya, itu sebuah janji yang harus kita pegang teguh di saat-saat ketakutan dan kesepian kita. Itu bukan hanya sebuah penghiburan, tetapi juga memberi kita kesempatan untuk mengenal Dia lebih baik lagi.

Kesendirian ialah waktu untuk lebih mengenal Tuhan. Di musim kesendirian Anda, Anda perlu mengenali kehadiran Tuhan.

Bertahun-tahun lalu, Amy Grant menyanyikan lagu dengan lirik, "Aku suka hari yang sepi; itu mendekatkanku kepada-Mu." Doa merupakan obat paling mujarab atas kesepian. Tuhan menyediakan layanan 24 jam. Anda bisa berbicara dengan-Nya kapan saja, di mana saja, dan Dia mengerti bagaimana perasaan Anda ketika Anda berseru, "Ya Tuhan, aku seorang diri. Aku terluka! Hatiku hancur. Aku menderita. Aku merasa kosong. Tolong aku, Tuhan." Anda bisa berbicara dengan Dia kapan saja.

Daud bermazmur, "Ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?" Tidak, dimana pun juga. Anda tidak akan pernah berada di tempat di mana tidak ada Tuhan di sana.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana Anda mengalami kehadiran Tuhan di masa lalu? Apa pengaruhnya pada Anda?

- Bagaimana Anda bisa lebih mengenal Tuhan?

- Apa yang harus Anda yakini supaya doa membuat suatu perbedaan di musim kesendirian Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 119:89-176; 1 Korintus 8
___________
Jika Anda percaya Kristus, maka Dia ada di hati Anda. Untuk itu, pilihlah untuk kembali fokus ketika Anda merasa sendiri.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
When You're Lonely, God Is with You

By Rick Warren

"But the Lord stood with me and gave me strength so that I might preach the Good News in its entirety for all the Gentiles to hear. And he rescued me from certain death." 2 Timothy 4:17 (NLT)
--------------------
When you're lonely, where is God? He's where he has always been—right beside you. He is with you even if you don't feel it.

The Bible says over and over that if you have a relationship with Christ, God is with you all the time. He says, "I am with you always, to the very end of the age" (Matthew 28:20 NIV). He's always with you. You're never fully alone.

Years ago, my wife Kay and I flew to Hong Kong to teach a seminar for some missionaries. About halfway through the 17-hour flight, we went through the most horrendous storm. We were pitching and jolting. The plane was tilting, and everybody was getting antsy. They were obviously disturbed by the circumstances.

Someone from the crew asked over the speaker, "Is there a minister on the plane?" I raised my hand. They approached me and said, "Everyone's pretty upset because of the turbulence. Can you do something spiritual?" So, I took an offering!

No, not really. But the people on that flight needed to hear that God is with us. For believers, it's a promise that we can cling to in times of fear and loneliness. Not only is it a comfort, but it also gives us the opportunity to get to know God better.

Loneliness is a time to become better acquainted with God. In your season of loneliness, you need to recognize God's presence.

Years ago, Amy Grant sang a song with the lyrics, "I love a lonely day; it chases me to you." Prayer is a powerful antidote to loneliness. God has a 24-hour drop-in service. You can talk to him anytime, anywhere, anyplace. He understands how you're feeling when you say, "God, I'm lonely. I hurt! My heart is splitting. I am miserable. I feel empty. Help me, God." You can talk to him anytime.

David, the king of ancient Israel, says in the Psalms, "Where can I flee from your presence?" Nowhere. You will never be in a place where God isn't. If you've trusted Christ, he's with you in your heart. Choose to refocus on that when you feel lonely.


Minggu, 25 Agustus 2024

Jangan Biarkan Kesendirian Anda Membawa Anda pada Kepahitan

26 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
2 Timotius 4:16 "Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka"
--------------------
Paulus, salah satu pengikut Yesus paling berpengaruh yang pernah ada, diadili di Roma di mana tak ada seorang jemaat pun yang maju untuk membelanya. Tidak ada satu pun!

Paulus berkata dalam 2 Timotius 4:16, "Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka." Dia benar-benar sendirian. Tidak ada yang berani bersaksi untuknya dan berkata, "Paulus orang baik. Dia bukan orang jahat."
Namun, Paulus tidak berkata, "Dasar, penakut—setelah semua yang sudah kulakukan untuk mereka selama ini!" Sebaliknya, Paulus berseru, "Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka." Singkat kata, ia tidak akan membiarkan dirinya kepahitan. Sebab kepahitan hanya akan selalu memperburuk kesendirian.

Ini hanyalah salah satu cara yang Paulus ajarkan kepada kita tentang menjalani hidup saat menghadapi musim kesendirian. Ketika Anda merasa kesepian, Anda perlu meminimalkan rasa sakit Anda. Jangan terpaku pada kesendirian Anda, doakanlah. Jangan memutarnya berulang kali di pikiran Anda. Sebab jika Anda melakukannya, itu hanya akan semakin membesar, membesar dan akhirnya lepas kendali.

Jangan mau menjadi sakit hati karena kepahitan akan menggerogoti Anda.

Kepahitan dan kesepian saling bergandengan karena pada akhirnya keduanya akan menjadi sebuah siklus. Anda kesepian. Kemudian Anda mulai merasa kasihan pada diri Anda sendiri. Lalu Anda menjadi kepahitan. Kepahitan Anda menyebabkan Anda semakin kesepian sehingga itu membuat Anda jadi semakin kepahitan lebih. Dan akhirnya, Anda menjadi orang yang keras hati, tertekan, dan sulit untuk didekati.

Tidak ada seorang pun yang mau berada di dekat orang yang pahit hatinya. Tidak ada yang mau di dekat orang yang sinis. Tidak ada yang mau berada di dekat orang yang selalu marah.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana biasanya Anda merespons kesendirian?

- Ketika Anda hendak mengingat-ingat kembali kejadian dan permasalahan yang menuntun Anda pada kesepian, apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat mencegah pikiran-pikiran itu berubah menjadi kepahitan?

- Siapa seseorang dalam hidup Anda yang bisa Anda hubungi atau temui saat Anda merasa seorang diri?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7:20-40
___________
Kepahitan hanya akan melanggengkan kesendirian Anda. Itulah sebabnya, ketika menjalani musim itu, Anda harus meminimalkan rasa sakit Anda. Jangan membangun tembok di sekeliling hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Don't Let Your Loneliness Lead to Bitterness
By Rick Warren

"The first time I was brought before the judge, no one came with me. Everyone abandoned me. May it not be counted against them." 2 Timothy 4:16 (NLT)
-----------------
Paul, one of the greatest followers of Jesus ever, was on trial in Rome, and not one person stepped forward to defend him. Not one!

Paul says in 2 Timothy 4:16, "The first time I was brought before the judge, no one came with me. Everyone abandoned me. May it not be counted against them" (NLT).

He was absolutely by himself. Nobody stepped forward to say, "This is a good guy. He's alright."

Yet Paul didn't say, "That's so rude—after all I've done for them all these years!" Instead, he said, "May it not be counted against them." In other words, he was not going to let himself become bitter. Because bitterness always makes loneliness worse.

This is just one of the ways Paul teaches us how to live when we're going through a season of loneliness. When you feel lonely, it's best to minimize your hurt. You need to play it down and pray it up. Don't rehearse the hurt over and over in your mind. If you do, it will just get bigger and bigger until it's out of control.

So, refuse to become resentful, because bitterness will eat you up.

Bitterness and loneliness go together because they become a cycle. You become lonely. Then you start feeling bad about it and have a pity party. Then you become bitter. Your bitterness makes you even lonelier, which makes you more bitter. Soon, you're a hardhearted, depressed person that nobody can get close to.

Nobody wants to be around a bitter person. Nobody wants to be around a cynic. Nobody wants to be around a person who is constantly angry.

Bitterness will only perpetuate your loneliness. That's why, when you go through a season of loneliness, you should minimize the hurt. Don't build a wall around your life.

Sabtu, 24 Agustus 2024

Trs: Dari Bu Lia, agak terlambat




----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: "Denyse Gripentrog" <denysegripentrog@gmail.com>
Kepada: "tan_petrus@yahoo.com" <tan_petrus@yahoo.com>
Cc:
Terkirim: Rab, 14 Des 2022 pada 16:01
Judul: Dari Bu Lia, agak terlambat
Halo Pak Petrus, 
Salam Hangat dari Filipina di mana pak Greg dan saya tiba hari Jum'at yg lalur dari Singapura. Kami bersama anak sulung kami , Treisi sekeluarga. Mereka melayani di Faith Academy. Itu sekolah untuk anak misi dari orang tua yg melayani di berbagai negara Asia. Cukup banyak dari Korea dan Cina, tapi juga dari negara2 barat. 

Wah pak, maaf. saya terlambat mengetik surat dari Bu Lia. Dia teman saya yg paling dekat di Salatiga, orang Jawa yg sangat diberkati dari renungan2 yg bapak kirim yg telah diterjemahkan dari Pdt Rick Warren. Dia salah satu pemimpin dari jaringan ibu2 (latar belakang Muslim) yg sedang belarjar Firman Tuhan dalam  kelompok kecil melalui caranya Discovery Bible Study (DBS). Dia suka sekali baca dan kirim renungan2 kpd teman2 yg lain yg sudah jadi facilitator DBS di Jawa Tengah. Mungkin sekarang hampir 2,000 ibu terlibat. Tapi, lebih baik jangan beri tahu supaya mereka aman. Pasti Pak Petrus mengerti.

Inilah suratnya yg dia menulis dgn harapan kami akan bertemu di Jakarta.  Sayang tidak jadi. Tapi Semoga bapak tetap sehat!!

Salatiga, 3 Desember 2022

Shalom, Pak Petrus dan Ibu...Perkenalkan sy, b. Lia dari Salatiga.

Sy bersyukur pada Tuhan dan mengucapkan banyak Terimakasih atas Renungan harian dari Pdt Rick yg saya terima setiap hari melalui Ibu Anis. Renungan ini menolong sy setiap hari untuk belajar Firman dan mencoba melakukan kehendak Tuhan meskipun kadang sulit sekali. Sy hanya Ibu rumah tangga biasa yang berusaha melayani teman2 terutama secara kontekstual ibu2 M.

Saya kadang2 mencoba menjelaskan kepada mereka renungan dari Pdt Rick secara bahasa kontekstual. Puji Tuhan pelayanan di Salatiga sangat berkembang dari mula2 5 orang ibu sekarang menjadi 2000 orang lebih.

Kami merasa bersyukur dan luar biasa atas penyertaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan sangat luar biasa.
Kami selalu merindukan renungan itu setiap hari dan kami benar2 merasa bersyukur dan berterima kasih.
                                                                                                                           (tanda tangan)
                                                                                                                                                                           b. Lia

Begitu Pak Petrus!
Semoga ini jadi berkat besar bagi pak Petrus, sahabat kami.
Salam kpd ibu juga!! Selamat Hari Natal.

Teriring doa dan kasih 
ANIS

kpd Pak Petrus dari bu Lia (450 x 600).jpg

Jangan Sia-Siakan Musim Kesendirian Anda

25 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
2 Timotius 4:13 "Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu."
-----------------
Apa yang harus Anda lakukan ketika menghadapi musim kesendirian? Jawabannya diilustrasikan dalam kehidupan Paulus dalam 2 Timotius 4, ketika ia dikurung di penjara menunggu waktu eksekusi.

Itu artinya berusaha untuk menciptakan hal positif di tengah situasi buruk. Lawan godaan untuk tidak berbuat sesuatu. Berusahalah– apa pun itu. Cobalah memikirkan cara-cara kreatif untuk memanfaatkan musim kesendirian Anda.

Paulus menulis surat kepada Timotius dari dalam penjara. Pesannya, "Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu" (2 Timotius 4:13).

Di musim kesendirian, Paulus memilih untuk tetap produktif. Meskipun kesepian, ia tidak mengais iba dari orang lain. Dia tidak mengeluh atau menyerah. Paulus merupakan salah satu tokoh Kristen terhebat yang pernah hidup setelah Yesus. Paulus telah memenangkan banyak jiwa buat Kristus, namun ia benar-benar sendirian di hari-hari terakhirnya. Apa yang dia lakukan? Dia melakukan yang terbaik di tengah situasi tersebut. Dia menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Ada dua hal yang ia katakan:

1. "Bawakan jubahku." Penjara Romawi lembab, gelap, dan dingin. Paulus berusaha sebaik mungkin untuk merawat dirinya sendiri. Biasanya ketika kita kesepian dan tertekan, kita tidak merawat diri kita dengan baik — secara fisik atau secara rohani. Kita tidak berolahraga. Kita tidak beristirahat dengan cukup. Kita tidak makan dengan baik. Sekalipun Anda kesepian, bukan berarti Anda tidak perlu merawat diri Anda sendiri.

2. "Bawakan kitab-kitabku." Paulus adalah seseorang yang supel. Dia tidak suka kesendirian; Tuhan tidak merancang pribadinya demikian. Berada di sel isolasi penjara Romawi adalah kebalikan dari cita-cita Paulus. Namun, ia melakukan yang terbaik yang ia bisa. Dia menulis surat-surat yang kemudian menjadi kitab dalam Perjanjian Baru. Mungkin satu-satunya cara Allah dapat memperlambat langkah Paulus ialah dengan mengurungnya di sel isolasi. Dan karena itulah, sekitar 2.000 tahun kemudian, kita masih memperoleh manfaat dari bagaimana Paulus menggunakan waktunya ketika dia kesepian.

Renungkan hal ini:

- Apa sesuatu yang bermanfaat atau yang berguna yang bisa Anda lakukan sekarang, saat Anda sendirian, yang akan sulit dilakukan apabila ada orang lain di sekitar Anda?

- Langkah-langkah praktis apa yang dapat Anda ambil hari ini untuk merawat diri Anda dengan lebih baik?

- Siapa yang paling diuntungkan dari pelajaran yang telah Anda petik di musim kesendirian Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 116-118; 1 Korintus 7:1-19
_____________
Ketika sedang menghadapi musim kesendirian, hendaklah Anda menggunakan waktu itu sebaik-baiknya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Don't Let Your Loneliness Lead to Bitterness
By Rick Warren

"The first time I was brought before the judge, no one came with me. Everyone abandoned me. May it not be counted against them." 2 Timothy 4:16 (NLT)
-----------------
Paul, one of the greatest followers of Jesus ever, was on trial in Rome, and not one person stepped forward to defend him. Not one!

Paul says in 2 Timothy 4:16, "The first time I was brought before the judge, no one came with me. Everyone abandoned me. May it not be counted against them" (NLT).

He was absolutely by himself. Nobody stepped forward to say, "This is a good guy. He's alright."

Yet Paul didn't say, "That's so rude—after all I've done for them all these years!" Instead, he said, "May it not be counted against them." In other words, he was not going to let himself become bitter. Because bitterness always makes loneliness worse.

This is just one of the ways Paul teaches us how to live when we're going through a season of loneliness. When you feel lonely, it's best to minimize your hurt. You need to play it down and pray it up. Don't rehearse the hurt over and over in your mind. If you do, it will just get bigger and bigger until it's out of control.

So, refuse to become resentful, because bitterness will eat you up.

Bitterness and loneliness go together because they become a cycle. You become lonely. Then you start feeling bad about it and have a pity party. Then you become bitter. Your bitterness makes you even lonelier, which makes you more bitter. Soon, you're a hardhearted, depressed person that nobody can get close to.

Nobody wants to be around a bitter person. Nobody wants to be around a cynic. Nobody wants to be around a person who is constantly angry.

Bitterness will only perpetuate your loneliness. That's why, when you go through a season of loneliness, you should minimize the hurt. Don't build a wall around your life.


Jumat, 23 Agustus 2024

Setiap Musim Kehidupan Memiliki Tujuan

24 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 3:11 "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."
----------------------
Hidup ini penuh dengan perbedaan. Kita melewati gunung dan lembah. Kita melewati kesuksesan dan kegagalan. Kita meraih kemenangan dan kekalahan.

Ada empat musim dalam setahun. Namun di dalam hidup Anda, ada puluhan musim yang berbeda. Dan setiap musim kehidupan tersebut terdiri dari saat baik dan saat buruk.

Dalam Pengkhotbah 3: 1-8, Raja Salomo menggambarkan berbagai pengalaman yang berbeda dalam kehidupan: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai."

Anda mungkin berpikir bahwa satu-satunya saat dimana Anda tinggal di dalam kehendak Tuhan ialah ketika Anda berada di gereja atau ketika bersaat teduh. Tapi ketahuilah, Anda dapat tinggal di dalam kehendak Tuhan saat sedang merapikan lemari baju Anda. Anda dapat tinggal di dalam kehendak Tuhan saat sedang memotong rumput. Anda bisa tinggal di dalam kehendak Tuhan ketika Anda pindah ke lokasi baru ataupun tetap di tempat Anda berada. Ada waktu dan musim buat segalanya.

Hidup ini merupakan kombinasi dari musim-musim yang berlawanan. Kita membutuhkan berbagai pengalaman yang berbeda, termasuk kesulitan dan penderitaan. Jika Anda menaati kehendak Tuhan dengan berusaha menjalani kehidupan sesuai dengan cara yang Tuhan kehendaki, pada akhirnya Anda akan melihat bahwa pengalaman ini memiliki tujuan dan nilai-nilai kehidupan

Ray Stevens menyanyikan sebuah lagu berjudul "Everything Is Beautiful (Semuanya Indah)" yang di dalamnya terdapat lirik "Semuanya indah dengan caranya tersendiri." Itu tidak sepenuhnya benar. Tidak semuanya indah! Kanker itu tidak indah. Pelecehan anak tidak indah. Perang itu tidak indah.

Alkitab mengatakannya secara berbeda dalam Pengkhotbah 3:11 "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." Itu sangat berbeda dari "Semuanya indah dengan caranya sendiri," karena Alkitab mengatakan bahwa bahkan Tuhan dapat mengambil hal-hal yang buruk dan, di musim yang tepat, akan membalikkannya dan menggunakannya untuk mendatangkan kebaikan dengan cara yang seturut dengan kehendak-Nya.

Mungkin saat ini Anda sedang mengalami musim yang tidak indah. Keuangan Anda tampak buruk. Kesehatan Anda tampak buruk. Hubungan pernikahan atau pertemanan Anda tampak buruk. Masa depan Anda tampak buruk.

Renungkan hal ini:

- Situasi sulit apa yang perlu Anda percayakan kepada Tuhan hari ini?

-Bagaimana dunia ini dapat menjelaskan tentang tujuan untuk musim kehidupan yang sulit?

- Apa saja cara yang dapat Anda pakai untuk mengetahui bahwa Anda ada dalam kehendak Allah?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 112-115; 1 Korintus 6

Ketauhilah Tuhan dapat mendatangkan sesuatu yang baik dari dalam keburukan bila Anda mempercayakan kepingan-kepingan itu kepada-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Every Season of Life Has a Purpose
By Rick Warren

"God has made everything beautiful for its own time." Ecclesiastes 3:11 (NLT)
------------------
Life is full of contrasts. We go through mountains, and we go through valleys. We go through successes, and we go through failures. We have wins, and we have losses.

There are four seasons in the year. But in your life, there may be dozens of different seasons. And every season of your life includes both good and bad times.

In Ecclesiastes 3:1-8, King Solomon reflects on the many different experiences in life: "For everything there is a season, a time for every activity under heaven. A time to be born and a time to die. A time to plant and a time to harvest. A time to kill and a time to heal. A time to tear down and a time to build up. A time to cry and a time to laugh. A time to grieve and a time to dance. A time to scatter stones and a time to gather stones. A time to embrace and a time to turn away. A time to search and a time to quit searching. A time to keep and a time to throw away. A time to tear and a time to mend. A time to be quiet and a time to speak. A time to love and a time to hate. A time for war and a time for peace" (NLT).

You may think that the only time you're in God's will is when you're at church or having a quiet time. You can be in God's will as you're cleaning out a closet. You can be in God's will as you're mowing your lawn. You can be in God's will when you move to a new location or stay right where you are. There's a time and season for everything.

Life is a combination of contrasting seasons. All sunshine and no rain make a desert. If you're following God's will, seeking to live your life according to the way God wants you to live, then you'll eventually see that these experiences can have purpose and value in your life.

The country music singer Ray Stevens sang a song called "Everything Is Beautiful" that included the lyric, "Everything is beautiful in its own way." That's not exactly true. Everything is not beautiful. Cancer is not beautiful. Child abuse is not beautiful. War is not beautiful.

The Bible says it differently in Ecclesiastes 3:11: "God has made everything beautiful for its own time" (NIV). That's very different from saying, "Everything is beautiful in its own way." Because the Bible is saying that God can take even the bad things and, in the proper season, turn them around and use them for good.

You may be going through a season right now that is not beautiful. Your finances look ugly. Your health looks ugly. Your marriage or a friendship looks ugly. Your future looks ugly.

But God can make something good out of it as you trust him with the ugly pieces.


Kamis, 22 Agustus 2024

Jangan Terburu-buru untuk Memulai Kembali

23 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Habakuk 2:3 "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."
--------------------
Beberapa hari terakhir kita telah melihat prinsip-prinsip untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah musim kepedihan, kehilangan, kesepian, dan frustrasi. Hari ini kita akan melihat prinsip lain untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah masa-masa kesukaran ini: Terlibat secara perlahan.

Apa artinya terlibat secara perlahan setelah musim kesukaran? Artinya, Anda tidak boleh terburu-buru. Jalanilah perlahan-lahan. Hanya karena Anda memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, bukan berarti Anda harus terburu-buru untuk memulai semuanya kembali.

Ketika Anda tergoda untuk bergegas kembali ke kehidupan lama Anda, berikut ini tiga hal yang harus diingat:

1. Anda tidak memiliki tingkat energi yang sama seperti sebelumnya. Dari pengalaman saya, saya tahu bahwa melewati masa sulit sangatlah menguras tenaga. Ini bagaikan menyambungkan bola lampu ke baterai. Semakin banyak bola lampu yang Anda pasang, semakin cepat baterainya habis. Karena itulah, setiap hari krisis berlanjut, energi Anda akan terkuras lebih cepat.

2. Tuhan tidak pernah terburu-buru. Tidak ada satu pun dalam Alkitab disebutkan bahwa Yesus berlari. Ketika sahabatnya, Lazarus, sedang sekarat, Yesus menempuh perjalanan tiga hari untuk sampai ke rumahnya dengan berjalan kaki. Dan sesampainya Yesus di sana, Lazarus sudah mati. Mengapa? Yesus tahu bahwa Tuhan telah mengaturnya dan bahwa Allah punya rencana yang lebih baik—rencana yang tidak mengharuskan Yesus untuk terburu-buru.

3. Waktu Tuhan itu sempurna. Ketika Anda tidak sabar selama hari-hari yang sulit, percayalah bahwa Tuhan tahu apa yang sedang Dia lakukan. Dalam kasus Lazarus, Allah memiliki rencana yang lebih besar daripada menyembuhkan Lazarus. Rencana-Nya adalah untuk membangkitkan dia! Tetapi rencana itu mengharuskan Yesus untuk memperlambat dan tidak terburu-buru mendahului jadwal Allah. Nabi Habakuk punya pemikiran untuk orang-orang demikian. Tuhan berfirman dalam Habakuk 2:3: "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."

Kita biasanya Ingin mempercepat rencana Tuhan– dan itu selalu jadi masalah. Dalam Perjanjian Lama, TUHAN sering kali harus mengingatkan umat-Nya bahwa progress itu bertahap, tidak instan. Saya menyebutnya prinsip laju. Bagian dari rencana-Nya ialah jadwal yang lebih lambat dari yang Anda atau orang lain inginkan.

Satu alasan mengapa Allah bergerak lambat ialah karena Dia tahu bahwa penundaan membuat Anda lebih kuat. Ketika bangsa Israel sedang menuju Tanah Perjanjian, mereka menemui banyak rintangan. Tetapi Allah berfirman, "Sedikit demi sedikit Aku akan menghalau mereka dari depanmu, sampai engkau beranak cucu sedemikian, hingga engkau dapat memiliki negeri itu" (Keluaran 23:30). Dia tahu bahwa mereka akan mendapatkan manfaat ketika hal-hal terjadi perlahan-lahan.

Jadi, ingatlah, tidak perlu terburu-buru melakukan perubahan untuk membuat hidup Anda kembali seperti sedia kala. Alih-alih, gunakanlah peredup untuk perlahan-lahan menghidupkan cahaya kembali.

Renungkan hal ini:

- Dalam area apa Anda perlu memperlambat dan membiasakan diri dengan kehidupan dengan laju yang lebih lambat?

- Kapan Anda pernah terburu-buru mencoba untuk membuat hidup Anda "kembali normal" setelah masa sulit? Apa yang terjadi?

- Berikan satu contoh bagaimana Allah menggunakan penundaan untuk membuat seseorang lebih kuat.

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 109-111; 1 Korintus 5
___________
Percayalah sepenuhnya pada rencana Tuhan atas hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Don't be in a rush to start over

August 23, 2024

Today's Reading:Habakkuk 2:3 "For the vision is still waiting for its time, but it hastens to its end without deceiving; if you delay, wait for it, for it is truly coming and will not wait."
--------------------
the last few days we've looked at principles for building a better life after a season of pain, loss, loneliness, and frustration. today we'll look at another principle for building a better life after these times of hardship: Engage slowly.

What does it mean to engage slowly after a season of hardship? This means you shouldn't rush. Go slowly. just because you have the freedom to do something, doesn't mean you should rush to start it all over again.

When you're tempted to rush back to your old life, here are three things to keep in mind:

1. you don't have the same energy levels as before. From my experience, I know that going through difficult times is very draining. This is like connecting a light bulb to a battery. The more light bulbs you install, the faster the battery will drain. therefore, every day the crisis continues, your energy will be drained faster.

2. God is never in a hurry. Nowhere in the Bible does it say that Jesus ran. When his friend, Lazarus, was dying, Jesus traveled three days to get to his house on foot. And when Jesus got there, Lazarus was already dead. Why? Jesus knew that God had arranged it and that God had a better plan—a plan that didn't require Jesus to rush.

3. God's timing is perfect. When you are impatient during difficult days, trust that God knows what He is doing. in Lazarus' case, God had a bigger plan than healing Lazarus. His plan was to resurrect him! But that plan required Jesus to slow down and not rush ahead of God's timetable. The prophet Habakkuk had thoughts for such people. God says in Habakkuk 2:3: "For the vision still waits for its time, but it hastens to its end without deceiving; if you delay, wait for it, for it is truly coming and will not wait."

We usually want to speed up God's plan– and that's always a problem. In the Old Testament, GOD often had to remind His people that progress was gradual, not instant. I call it the rate principle. part of His plan is a schedule that is later than you or anyone else would like.

One reason God moves slowly is because He knows that delay makes you stronger. When the Israelites were heading towards the Promised Land, they encountered many obstacles. but God said, "Little by little I will drive them out from before you, until you become so fruitful that you can inherit the land" (Exodus 23:30). He knew that they would gain benefits when things happened slowly.

So, remember, there's no need to rush into making changes to get your life back to the way it was before. Instead, use a dimmer to slowly turn the light back on.

Think about this:

- In what areas do you need to slow down and get used to life at a slower pace?

- When have you ever rushed around trying to get your life "back to normal" after a difficult time? What happened?

- Give an example of how God uses delay to make a person stronger.

Bible Reading a Year:
Psalm 109-111; 1 Corinthians 5
___________
Trust completely in God's plan for your life.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Rabu, 21 Agustus 2024

Buat Daftar “Yang Tidak Boleh Dilakukan”

22 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Hagai 1:5 "Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!"
---------------------
Setelah melewati musim yang penuh tantangan, pada akhirnya Anda akan siap melanjutkan hidup kembali. Akan tetapi, pada saat Anda menjalaninya, Anda harus ingat beberapa prinsip. Seperti yang telah kita bicarakan beberapa hari terakhir, Anda harus bersiap mengharapkan emosi yang bercampur aduk dan juga harus meluangkan waktu untuk menyaring pelajaran yang telah Anda petik dari masa-masa sulit. Berikut ini prinsip selanjutnya yang harus Anda lakukan: Evaluasi semuanya.

Baik Anda kembali kepada kehidupan setelah pandemi, perceraian, penyakit, atau masa-masa penuh ketakutan atau kehilangan, jangan langsung berkata, "Baiklah, saya akan melakukan semuanya sebagaimana yang biasa saya lakukan." Mengapa? Sebab penderitaan pasti mengubah seseorang. Setelah menghadapi trauma, Anda bukanlah pribadi yang sama seperti dulu.

Alih-alih kembali kepada pola, perilaku, dan kebiasaan lama Anda, Tuhan ingin memberikan Anda kesempatan untuk mengatur ulang hidup Anda. Ada beberapa hal yang dulu Anda lakukan sebelum masa-masa sulit yang tidak boleh Anda ulangi lagi.

Ketika orang-orang Yahudi kuno melanjutkan "kehidupan normal" setelah masa pembuangan di Babel, nabi Hagai punya pesan untuk mereka: "Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!" (Hagai 1:5-6).

Kata-kata Hagai ini terdengar seperti metafora ketidakpuasan: Saya terus makan, tetapi masih lapar; Saya terus minum, tetapi masih haus. Intinya, jika apa yang Anda lakukan sebelum masa penderitaan sangatlah tidak memuaskan, mengapa harus mengulanginya lagi?

Salah satu cara untuk Anda dapat "memperhatikan keadaan kita" yaitu dengan membuat daftar "yang tidak boleh dilakukan"—bukan daftar "yang harus dilakukan." Beberapa hal yang dulu Anda lakukan tidak serta merta salah—seperti menghabiskan banyak waktu untuk media sosial, menonton televisi, atau berbelanja. Anda tak perlu lanjut melakukannya karena hal-hal tersebut tidak bermanfaat. Jadi, masukkanlah itu ke daftar "yang tidak boleh dilakukan."

Renungkan hal ini:

- Selidikilah hidup Anda hari ini. Hal-hal apa yang selama ini Anda lakukan yang sebenarnya harus dimasukkan ke dalam daftar "yang tidak boleh dilakukan" Anda?

- Bagaimana musim kesukaran telah mengubah Anda? Bagaimana itu mengubah pandangan Anda tentang dunia di sekeliling Anda?

- Apa satu kebiasaan yang Anda kesampingkan selama masa traumatis yang sekarang ingin Anda lanjutkan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 106-108; 1 Korintus 4
___________
Setelah musim kesukaran, Tuhan ingin membangun kembali hidup Anda dan menjadikannya lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya. Namun, Anda juga harus ikut andil di dalamnya. Anda harus meluangkan waktu untuk mengevaluasi semuanya sebelum Anda terjun kembali ke dunia nyata.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Make a "What Not to Do" List

August 22, 2024

Today's Reading:
Haggai 1:5 "Therefore, thus says the LORD of hosts: Pay attention to your situation!"
---------------------
After a challenging season, you will finally be ready to move on again. However, as you go along, you should keep a few principles in mind. As we've discussed the last few days, you should be prepared to expect mixed emotions and should also take time to distill the lessons you've learned from difficult times. here are the next principles you should do: Evaluate everything.Whether you're returning to life after a pandemic, divorce, illness, or a period of fear or loss, don't immediately say, "Okay, I'll do everything the way I always did it." Why? Because suffering definitely changes a person. after facing trauma, you are not the same person as before.

Instead of returning to your old patterns, behaviors, and habits, God wants to give you the opportunity to reset your life. there are some things you used to do before hard times that you should never do again.When the ancient Jews resumed "normal life" after the exile in Babylon, the prophet Haggai had a message for them: "Therefore, thus says the Lord of hosts: Pay attention to your condition! you sow much, but bring home little; you eat, but are not full; you drink, but are not satisfied; you are dressed, but your body is not hot; and he who works for wages, he works for wages that are put in a hollow coffer!" (Haggai 1:5-6).

These words of Hagai sound like a metaphor for dissatisfaction: I continue to eat, but am still hungry; I kept drinking, but was still thirsty. In essence, if what you did before the suffering period was so unsatisfying, why do it again?

One way you can "take stock of our situation" is by making a "not to do" list—not a "to do" list. .some of the things you used to do aren't necessarily wrong—like spending a lot of time on social media, watching television, or shopping. You don't need to continue doing it because these things are not useful. So, put it on your "not to do" list.

think about this:

- Examine your life today. What things have you been doing that should actually be put on your "not to do" list?

How has the season of hardship changed you? How has it changed your view of the world around you?

- What is one habit you put aside during a traumatic time that you now want to continue?

Bible Reading a Year:
Psalm 106-108; 1 Corinthians 4
___________
After a season of hardship, God wants to rebuild your life and make it better and healthier than before. However, you also have to take part in it. You should take the time to evaluate everything before you jump back into the real world.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Selasa, 20 Agustus 2024

Jangan Sia-Siakan Pengalaman Menyakitkan Anda

21 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Galatia 3:4 "Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!"
--------------------
Alkitab diisi dengan prinsip-prinsip yang membantu Anda melanjutkan hidup setelah melewati musim kehidupan yang sulit. Kemarin kita telah mempelajari prinsip yang pertama: Bersiaplah merasakan emosi yang bercampur aduk. Hari ini kita akan mempelajari prinsip yang kedua: Saring pelajaran yang telah Anda petik.

Sebelum Anda terburu-buru dan mulai melakukan banyak hal baru setelah melewati masa sulit, Tuhan ingin Anda berhenti sejenak dan merenungkan pelajaran yang sudah Anda dapat. Jangan biarkan semua rasa sakit yang telah Anda alami terbuang sia-sia.

Alkitab mengatakan, "Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!" (Galatia 3:4).

Satu cara untuk memastikan Anda tidak menyia-nyiakan pengalaman Anda tersebut ialah dengan mencatat setiap pelajaran yang telah Anda dapat. Dengan begitu Anda dapat meninjaunya kembali untuk kemudian bisa dibagikan kepada generasi mendatang.

Apa yang terjadi ketika Anda melakukannya? Penderitaan yang telah Anda alami akan menjadi luar biasa berharga. Ulangan 4:9 mengatakan, "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu."

Saya sarankan Anda menyediakan waktu untuk merenung di tempat yang tenang—hanya Anda dan jurnal Anda. Ini bisa menjadi jurnal kehidupan Anda. Jurnal kehidupan bukanlah buku harian tentang aktivitas Anda sehari-hari. Generasi mendatang tak akan tertarik dengan apa yang sudah Anda lakukan; mereka akan tertarik dengan apa yang sudah Anda pelajari.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat Anda jawab dalam jurnal Anda:

Apa yang telah saya pelajari tentang apa yang paling penting?

Apa yang telah saya pelajari tentang apa yang paling tidak penting?

Apa yang telah saya pelajari tentang kelemahan saya?

Apa yang telah saya pelajari tentang kekuatan saya?

Apa yang telah saya pelajari tentang hubungan saya?

Apa yang telah saya pelajari tentang langkah hidup saya?

Apa yang telah saya pelajari tentang Tuhan?

Apa yang telah saya pelajari tentang dunia dan budaya di sekitar saya?

Apa yang telah saya pelajari tentang uang?

Apa yang telah saya pelajari tentang kebahagiaan?

Ingatlah: Sebelum Anda mereset ulang hidup Anda setelah musim penderitaan, kehilangan, atau trauma, tuliskanlah semua pelajaran yang telah Anda pelajari sehingga Anda tidak akan "melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu"—dan Anda tak perlu lagi mempelajari hal yang sama.

Renungkan hal ini:

- Apa pengalaman Anda dalam hal menulis jurnal?

- Apa salah satu pelajaran terbesar yang sudah Anda pelajari dari musim penderitaan? Bagaimanakah dengan berbagi pelajaran itu dengan orang lain akan memberikan manfaat bagi mereka?

- Apakah ada satu masa sulit dalam hidup Anda di mana Anda merasa tidak punya tujuan? Luangkan waktu hari ini untuk meninjau kembali pelajaran yang telah Anda petik dari musim yang menyakitkan itu, dan lihatlah bagaimana Tuhan menggunakannya!

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 104-105; 1 Korintus 3
____________
Luangkan waktu untuk mengumpulkan kebenaran-kebenaran rohani dari semua yang telah Anda alami.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Don't Waste Your Painful Experience

August 21, 2024

Today's Reading:
Galatians 3:4 "Is all that you have experienced so much in vain? Wasted food!"
--------------------
The Bible is filled with principles that help you move on after difficult seasons of life. Yesterday we learned the first principle: Be prepared to feel mixed emotions. today we'll study the second principle: Distill the lessons you've learned.

Before you rush out and start doing lots of new things after going through a difficult time, God wants you to stop for a moment and reflect on the lessons you have learned. don't let all the pain you have gone through go to waste.

The Bible says, "Is all that you have endured in vain? Wasted cooking!" (Galatians 3:4).

One way to make sure you don't waste your experience is to record every lesson you learn. That way you can review it again and then share it with future generations.

What happens when you do? the suffering you have endured will be extraordinarily worth it. Deuteronomy 4:9 says, "But be alert and careful, lest you forget the things which your own eyes have seen, and lest they fade from your memory as long as you live. tell your children and your great-grandchildren all this."

I suggest you take time to reflect in a quiet place—just you and your journal. This can be your life journal. A life journal is not a diary of your daily activities. future generations will not be interested in what you have done; they will be interested in what you have learned.

Here are some questions you can answer in your journal:

What have I learned about what is most important?

What have I learned about what is least important?

What have I learned about my weaknesses?

What have I learned about my strengths?

What have I learned about my relationships?

What have I learned about my pace in life?

What have I learned about God?

What have I learned about the world and culture around me?

What have I learned about money?

What have I learned about happiness?

remember: Before you reset your life after a season of suffering, loss, or trauma, write down all the lessons you've learned so you won't "forget the things your own eyes saw"—and you'll never have to learn the same things again .

think about this:

- What is your experience in terms of journaling?

- What is one of the biggest lessons you have learned from a season of suffering? How will sharing those lessons with others benefit them?

- Was there a difficult time in your life where you felt like you had no purpose? Take time today to review the lessons you've learned from that painful season, and see how God uses them!

Bible Reading a Year:
Psalm 104-105; 1 Corinthians 3
____________
Take time to gather spiritual truths from all that you have experienced.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Senin, 19 Agustus 2024

Berkat Berasal dari Perbuatan

20 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Yohanes 13:17 "Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."
------------------
Badai kehidupan yang tak terkendali—badai hubungan, badai finansial, dan badai spiritual—dapat melemahkan Anda dan membuat Anda keluar jalur. Tetapi jangan takut sebab firman Tuhan berisikan dasar-dasar yang membantu Anda untuk tetap teguh berdiri, bahkan di tengah badai paling kencang sekalipun.

Allah tidak hanya ingin Anda mendengar Firman-Nya. Dia ingin Anda mempraktikkannya—menaati dan melaksanakan.

Alkitab mengatakan, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu" (Matius 7:24-25).

Perhatikan tiga hal yang terjadi di tengah badai: Hujan turun, menghantam atap kehidupan Anda. Lalu banjir naik, membanjiri fondasi hidup Anda. Kemudian, angin bertiup kencang, menghantam dinding-dinding hidup Anda. Anda dihantam dari segala sisi; atas, bawah, dan samping. Anda tak punya kuasa untuk mengendalikannya.

Lalu, apa yang harus Anda perbuat dengan hal-hal yang di luar kuasa Anda—sakit penyakit, anak-anak Anda yang tak bisa diatur, atau kesulitan keuangan? Mengaplikasikan semua yang telah Anda pelajari dalam Alkitab. Jika Anda melaksanakannya, Anda tidak akan roboh, sebab fondasi rumah Anda dibangun di atas batu.

Batu seperti apakah itu? Batu itu adalah Firman Tuhan. Semakin Anda membangun hidup Anda di atasnya, maka semakin solid Anda kelak.

Yohanes 13:17 mengatakan, "Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya." Ayat ini tidak mengatakan bahwa Anda akan diberkati jika Anda tahu hal-hal ini, melainkan dikatakan bahwa Anda akan diberkati jika Anda melaksanakannya.

Mungkin saat ini Anda sedang berusaha keluar dari musim badai—atau mungkin Anda akan segera menghadapinya. Saya hendak menekankan sekali lagi: Bangunlah hidup Anda di atas dasar firman Tuhan yang tak tergoyahkan. Itulah satu-satunya batu yang bisa Anda percaya.

Renungkan hal ini:

- Ketika Anda membangun "rumah Anda" di atas dasar firman Tuhan, apa yang menahannya supaya tidak roboh?

- Dalam bidang kehidupan apa Anda kesulitan untuk menaati firman Tuhan? Misalnya, menunjukkan kebaikan di rumah atau bersabar di tempat kerja? Apa bedanya jika saja dahulu Anda mempraktikkan apa yang Tuhan minta Anda lakukan?

- Siapa dalam hidup Anda yang merupakan seseorang yang teladan, yang dengan konsisten menaati firman Tuhan, bukan hanya tahu tentang firman Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 102-103; 1 Korintus 2
_____________
Badai bisa datang dan menimbulkan masalah besar, tetapi itu tidak akan menghancurkan hidup Anda apabila Anda melaksanakan apa yang Allah Firmankan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Blessings Come from Actions

August 20, 2024

Today's Reading:
John 13:17 "If you knew all this, blessed would you be if you did it."
------------------
Life's uncontrollable storms—relationship storms, financial storms, and spiritual storms—can wear you down and throw you off course. But don't be afraid because God's word contains basics that will help you to stand firm, even in the midst of the strongest storms.

God doesn't just want you to hear His Word. He wants you to put it into practice—obey and carry out.

The Bible says, "Everyone who hears these words of mine and puts them into practice is like a wise man who built his house on the rock. "Then the rain fell and the floods came, and the winds beat against the house, but the house did not fall, because it was built on the rock" (Matthew 7:24-25).

Notice three things that happen in the midst of a storm: Rain falls, hitting the roof of your life. Then the floodwaters rise, flooding the foundations of your life. then, the wind blows hard, hitting the walls of your life. You are hit from all sides; top, bottom and side. You have no power to control it.

So, what should you do about things that are beyond your control—illness, your unruly children, or financial difficulties? Apply everything you have learned in the Bible. if you do this, you will not fall, because the foundation of your house is built on rock.

What kind of stone is that? The stone is the Word of God. The more you build your life on it, the more solid you will become.

John 13:17 says, "If you knew these things, blessed would you be if you did them." This verse does not say that you will be blessed if you know these things, but rather it says that you will be blessed if you put them into practice.

maybe you're currently trying to get out of hurricane season—or maybe you're about to face one. I want to emphasize once again: Build your life on the unshakable foundation of God's word. That's the only stone you can trust.

Think about this:

- When you build "your house" on the foundation of God's word, what keeps it from falling?

- In what areas of life do you have difficulty obeying God's word? For example, showing kindness at home or being patient at work? What difference would it make if you first practiced what God asked you to do?

- Who in your life is someone who is an example, who consistently obeys God's word, not just knows God's word?

Bible Reading a Year:
Psalm 102-103; 1 Corinthians 2
_____________
A storm can come and cause big problems, but it will not destroy your life if you do what God says.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Minggu, 18 Agustus 2024

Bagaimana Mengatasi Emosi Anda yang Bercampur aduk

19 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Roma 12:15 "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!"
-------------------
Faktanya, setelah musim yang sulit, jarang sekali kehidupan kembali ke sedia kala. Masa-masa sulit bukan hanya mengubah seseorang, tapi juga dunia di sekeliling Anda. Untuk mampu melanjutkan hidup ini setelah masa sulit, Anda harus melakukan beberapa penyesuaian.

Empat prinsip dalam Alkitab akan membantu Anda untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan lebih kuat setelah musim yang berat. Hari ini kita akan mempelajari satu prinsip. Yang pertama ialah: Anda akan mengalami emosi yang bercampur aduk. Umat ??Allah merasakan emosi yang bercampur aduk ketika mereka kembali ke Yerusalem setelah masa pembuangan di Babel selama 70 tahun. Kota mereka hancur total, tapi hal pertama yang mereka lakukan ialah membangun kembali bait suci bagi TUHAN. Ketika mereka selesai meletakkan fondasi, beberapa orang bersorak sorai dengan nyaring memuji TUHAN, sementara beberapa yang lain menangis dengan suara nyaring karena teringat seperti apa bait suci mereka dahulu.

Ezra 3:13 menggambarkan bagaimana emosi mereka tersebut bercampur aduk menjadi satu: "Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh."

Mungkin Anda juga pernah merasakan emosi yang saling bertentangan ketika kembali ke realita setelah melalui periode penderitaan atau kehilangan—kehilangan orang yang terkasih, pekerjaan, rumah, atau persahabatan. Adalah sangat normal untuk merasakan kesedihan yang bercampur dengan kegembiraan, begitu pun sebaliknya, kesedihan yang bercampur dengan kegembiraan.

Itulah mengapa hal pertama yang harus Anda lakukan ialah mengasihi diri Anda sendiri atas semua perasaan campur aduk yang Anda miliki—demikian pula kepada orang lain. Musim kesukaran, seperti pandemi COVID-19, dirasakan oleh semua orang. Oleh karena itu, penting buat kita untuk juga berempati terhadap orang yang mempunyai pergumulan dengan emosi yang beralawanan.

Roma 12:15 mengatakan, "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" Perubahan memang sulit untuk dibiasakan. Saat Tuhan membangun kembali hidup Anda, maka Dia akan sering membuat Anda mempelajari kebiasaan dan perilaku baru. Maka, berbaik hatilah kepada diri sendiri—serta orang lain—ketika Anda sedang mengalami emosi yang bercampur aduk.

Renungkan hal ini:

- Jelaskan emosi apa saja yang Anda rasakan setelah melewati musim kesukaran, kehilangan, atau trauma. Bagaimana perasaan-perasaan Anda saling bertentangan terhadap satu sama lain?

- Dengan siapa Anda dapat "bersukacita" hari ini? Dengan siapa Anda dapat "menangis" hari ini?

- Siapa orang dalam hidup Anda yang telah menunjukkan kasihnya kepada Anda selama masa-masa emosional tersebut? Bagaimana mereka menyatakan empati mereka terhadap Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 99-101; 1 Korintus 1:18-31
___________
Ketika Anda keluar dari musim kesukaran, kehilangan, atau trauma, mungkin sulit bagi Anda untuk membayangkan untuk bangkit kembali. Akan tetapi, Allah ingin memberi Anda awal yang baru dan membantu Anda membangun kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
How to Deal with Your Mixed Emotions

August 19, 2024

Today's Reading:
Romans 12:15 "Rejoice with those who rejoice, and weep with those who weep!"
-------------------
In fact, after a difficult season, it's rare for life to return to normal. Hard times not only change a person, but also the world around you. To be able to move on in life after a difficult time, you have to make some adjustments.

four principles in the Bible will help you to build a better and stronger life after a tough season. Today we will study one principle. The first is: you will experience mixed emotions. People?God felt mixed emotions when they returned to Jerusalem after 70 years of exile in Babylon. Their city was completely destroyed, but the first thing they did was rebuild the temple to the LORD. when they had finished laying the foundation, some people shouted loudly praising the LORD, while others wept with loud voices because they remembered what their temple had once been like.

Ezra 3:13 describes how their emotions were mixed together: "People could no longer distinguish between the sound of shouting for joy and which was the sound of the people's weeping, because the people shouted with a loud voice, so that the sound could be heard far away."

perhaps you too have felt conflicting emotions when returning to reality after a period of suffering or loss—the loss of a loved one, a job, a home, or a friendship. it is very normal to feel sadness mixed with joy, and vice versa, sadness mixed with joy.

.that's why the first thing you have to do is love yourself for all the mixed feelings you have—and so do other people. Seasons of adversity, such as the COVID-19 pandemic, are felt by everyone. Therefore, it is important for us to also empathize with people who struggle with conflicting emotions.

Romans 12:15 says, "Rejoice with those who rejoice, and weep with those who weep!" Change is difficult to get used to. as God rebuilds your life, He will often cause you to learn new habits and behaviors. So, be kind to yourself—and others—when you're experiencing mixed emotions.

Think about this:

- Describe any emotions you feel after going through a season of hardship, loss, or trauma. How do your feelings conflict with each other?

- Who can you "rejoice" with today? Who can you "cry" with today?

- Who is the person in your life who has shown love to you during these emotional times? How do they express their empathy for you?

Bible Reading a Year:
Psalms 99-101; 1 Corinthians 1:18-31
___________
when you are coming out of a season of hardship, loss, or trauma, it may be difficult for you to imagine bouncing back. However, God wants to give you a new start and help you build a better life than before.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)