CIRI KHAS ORANG KRISTEN YANG MENJADI BERKAT

Oleh M.S.M.Situmorang

(Tim pelayan Jaringan Pelayanan Amos, JPA Bogor)

PENDAHULUAN

"Aku bosan menjadi Kristen", demikian judul satu tulisan. Pernyataan ini mewakili kekecewaan banyak orang terhadap Kristen masa kini berdasarkan fakta nyata yang mereka lihat atau  berdasarkan persepsi subyektif mereka. Memang harus diakui bahwa persepsi orang tentang "Kristen" pada zaman ini sangat berbeda dengan persepsi orang pada waktu istilah "Kristen" itu mulai muncul. Istilah 'Kristen" pada awalnya muncul di Antiokia Siria sesuai kesaksian Alkitab yang menyatakan:

  • "Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen." (Kis 11:26 i_TB)

Jadi pada mulanya yang disebut "Kristen" itu adalah murid-murid Yesus Kristus. Sebutan "Kristen" itu pada mulanya adalah dari orang lain, bukan dari murid-murid itu. Kristus sendiri tidak menyebut mereka sebagai "Kristen", melainkan menyebut mereka "murid-murid-Ku" atau "pengikut-Ku".  Dalam tulisan ini akan digunakan juga sebutan "pengikut Kristus" atau "murid-murid Kristus" atau "orang percaya" untuk orang Kristen.

Pengikut Kristus yang mula-mula.

Apapun sebutan yang digunakan untuk pengikut Kristus yang mula-mula itu, mereka semua adalah pribadi-pribadi yang identitasnya jelas berkaitan langsung dengan identitas Yesus Kristus. Dunia, yakni orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus,  tidak dapat lagi melihat Yesus Kristus dengan mata jasmani mereka setelah Yesus mati, bangkit dan naik ke sorga, tetapi dunia dapat melihat-Nya melalui orang-orang Kristen itu, karena murid-murid itu bersatu dengan Kristus. Ada di antara orang Kristen itu yang mendapat pengalaman supernatural yang hebat yakni diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab:

  • "Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau  —  entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya  —  orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga." (2Kor 12:2 i_TB)

Ada juga di antara orang Kristen itu yang mengalami penderitaan hanya karena nama "Kristen" itu, sehingga perlu dikuatkan sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab:

  • "Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu." (1Ptr 4:16 i_TB)

Apapun yang mereka alami, mereka tidak malu dan tidak bosan menjadi Kristen karena nama itu tidak dapat dipisahkan dari Mesias, yaitu Yesus Kristus, Tuhan yang berkuasa di sorga dan di bumi. Mereka sadar akan persyaratan menjadi Kristen yakni harus siap untuk menderita sebagaimana dikatakan oleh Kristus:

  • "Lalu Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat 16:24 i_TB)

 Keonaran "orang Kristen".

Beda ceritanya dengan sejumlah orang Kristen masa kini. Mereka tidak pernah mengalami hal-hal yang supernatural atau menderita karena imannya seperti dialami oleh orang Kristen yang mula-mula. Mereka malah membuat "keonaran" yang mempermalukan nama Kristen di muka umum seperti misalnya:

  • Orang Kristen yang tadinya pendeta dan pemimpin sekolah tinggi teologi berpindah agama  menjadi mualaf (Islam) dan sibuk menyerang ajaran Kristen yang ditinggalkannya.
  • Orang Kristen dipenjarakan karena terbukti korupsi atau melakukan berbagai tindak pidana lainnya.
  • Orang Kristen terlibat dalam perselingkuhan dan kejahatan moral lainnya.
  • Pemimpin gereja dan anggota terlibat perkelahian dan video-nya disebar melalui YouTube.
  • Pemimpin negara besar yang beragama Kristen menjadi penganjur perkawinan sesama jenis di dunia.

Kalau melihat fakta banyaknya "keonaran" yang melibatkan orang Kristen seperti contoh yang disebutkan di atas, memang tidak dapat disalahkan kalau ada orang yang menjadi jemu atau bosan menjadi Kristen. Gambaran Kristen di mata dunia seolah-olah tidak berbeda dari pengikut agama lainnya. Gereja seolah-olah memberikan kesan kepada dunia bahwa orang bisa menjadi Kristen dan tetap duniawi, tidak ada perubahan sikap hidup bahkan bisa lebih jahat dari orang yang tidak mengenal Tuhan. Orang Kristen yang seperti itu tidak percaya bahwa untuk mengikut Yesus Kristus orang harus menyangkal diri, memikul salib dan menuruti segala perintah Yesus Kristus.

Sesungguhnya kalau menurut ukuran Alkitab, orang yang dapat menimbulkan "keonaran" dalam gereja bukanlah orang Kristen. Orang itu tidak pernah dikenal oleh Kristus dan kalau ia tidak bertobat dan percaya kepada Kristus sebelum meninggal, maka ia akan ditolak oleh Kristus kelak, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab:

  • "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Mat 7:21 i_TB)
  •  "Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan menyatakan: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"" (Mat 7:23 i_TB)

Adanya orang yang tidak sungguh-sungguh Kristen dalam gereja masa kini sebenarnya bukan hal yang aneh karena Tuhan sendiri sudah  mengingatkan sebelumnya bahwa dalam Kerajaan-Nya akan ada "gandum" yakni pengikut Kristus atau orang Kristen yang asli dan juga "lalang" yakni orang-orang yang Tuhan sebut sebagai anak-anak si jahat (Mat 13:38), yakni orang Kristen palsu. Sebagaimana gandum dan lalang tumbuh bersama-sama di ladang, demikian juga pengikut Kristus dan anak-anak si jahat akan terus ada dalam gereja. Keadaan seperti itu akan berlangsung sampai Tuhan datang kembali pada hari-Nya dan anak-anak si jahat itu akan dipisahkan untuk dihukum.

Tulisan ini mau menunjukkan bahwa orang Kristen masa kini memiliki ciri khas. Ciri khas itu menunjukkan bahwa orang Kristen itu memang pengikut Kristus, tidak serupa dengan dunia ini dan menjadi berkat keselamatan bagi orang lain. Ada tiga ciri khas mendasar yang dimiliki orang Kristen sehingga dapat menjadi berkat keselamatan bagi orang lain, yakni:

  1. Yakin akan keselamatan dalam Kristus.
  2. Membaca dan menelaah Alkitab untuk bertumbuh.
  3. Dipimpin oleh Roh Kudus.

Kalau orang Kristen memiliki ketiga hal itu maka dia akan berhasil menjadi saksi Kristus dan tidak akan membuat "keonaran". Dia tidak sempurna, namun tetap mengejar keserupaan dengan Kristus dan akan segera menyesali setiap kegagalannya dan bertobat sehingga hubungan kesatuannya dengan Kristus tidak akan terganggu.

Uraian selanjutnya akan menjelaskan ketiga ciri khas itu dan aplikasinya dalam kehidupan nyata. Bab I akan menjelaskan tentang keselamatan dan bagaimana bisa yakin sudah selamat, Bab II akan menjelaskan bagaimana cara mempelajari Alkitab untuk bertumbuh dan  Bab III akan menjelaskan cara hidup yang dinamis dan bersemangat karena dipimpin Roh.

BAB I

CIRI KHAS PERTAMA:

YAKIN AKAN KESELAMATAN DALAM KRISTUS

Seorang mantan pendeta yang kemudian menjadi mualaf  menceritakan bagaimana ia memimpin acara pemakaman anggota jemaatnya. Seperti biasanya pada pemakaman, pendeta itu mengatakan bahwa orang yang meninggal itu sudah bersama Tuhan di sorga, tetapi dalam hatinya pendeta itu tidak percaya apa yang dikatakannya itu. Hal itu menunjukkan bahwa sebagai seorang pendeta ia tidak mengerti tentang keselamatan dan kemudian memang terbukti dengan menjadi mualaf bahwa ia belum selamat. Orang yang sudah selamat tidak meninggalkan persekutuan (1Yoh 2:19). Sama seperti mantan pendeta itu, semua kesaksian orang-orang  mualaf yang disampaikan kepada publik melalui media massa, menunjukkan bahwa semua mereka belum pernah mengalami keselamatan yang dianugerahkan oleh Tuhan.

Pengertian tentang keselamatan.

Semua manusia telah berdosa (Rm 3:23) dan tidak dapat lagi bersekutu dengan Allah Pencipta-Nya sehingga hidup manusia itu tidak bermakna dan tidak berbahagia. Secara rohani manusia yang berdosa itu mati. Kematian pertama disebut meninggal dunia yakni pada saat tubuh jasmani berhenti berfungsi.  Setelah itu, kelak pada waktu Tuhan datang menghakimi orang yang hidup dan yang mati, Dia akan menghukum Iblis dengan melemparkannya ke dalam neraka,   demikian juga semua manusia yang namanya tidak ada dalam kitab kehidupan yakni orang-orang yang sampai akhir hidupnya di dunia tidak mau percaya kepada Yesus Kristus. Itulah yang disebut kematian kedua.  Jadi semua manusia yang tidak diselamatkan akan mengalami lahir satu kali sebagai manusia dan mati dua kali; mati yang pertama meninggal, mati yang kedua masuk neraka.

Orang yang percaya kepada Yesus Kristus tidak akan mengalami kematian yang kedua karena sudah diberikan hidup yang kekal, namanya terdaftar di sorga, dia  sudah memperoleh anugerah keselamatan. Hidupnya bermakna dan berbahagia. Bermakna karena berharga di mata Allah Penciptanya, berbahagia karena melakukan firman Allah. Itulah orang yang sudah diselamatkan. Dia mempunyai hidup yang kekal, tidak akan mati lagi selama-lamanya.
Dalam tulisan ini istilah "sudah diselamatkan", "memperoleh anugerah keselamatan", "memperoleh hidup", "memperoleh hidup yang kekal", "terdaftar di sorga" dan istilah yang serupa, akan muncul berkali-kali dan pengertiannya adalah sama yakni orang yang hidup berkenan kepada Allah dan tidak akan mengalami kematian yang kedua karena percaya kepada Yesus Kristus.

Keselamatan merupakan pemberian Allah dalam Yesus Kristus. Secara rohani tidak mungkin orang menjadi Kristen kalau belum diselamatkan. Orang yang mengaku atau diakui beragama Kristen belum tentu selamat, tetapi semua pengikut Kristus yang dengan sadar percaya kepada Yesus Kristus pasti selamat. Orang yang mendengar firman tentang Yesus Kristus Anak Allah  Juruselamat manusia dan dengan sadar dan sepenuh hati menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan secara pribadi maka ia diselamatkan oleh-Nya. Selanjutnya, kalau kita percaya kepada Tuhan Yesus maka Roh-Nya  akan menyingkapkan kepada kita kebenaran Alkitab tentang keselamatan itu.

Kebenaran tentang keselamatan.

A. Keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima melalui iman kepada Yesus Kristus.

Alkitab menyatakan:

  • "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Ef 2:8-9 i_TB)

Ayat yang dikutip di atas hanya sebagai contoh saja. Kebenaran Alkitab yang menyatakan keselamatan adalah pemberian Allah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus ditunjukkan oleh banyak ayat dalam Alkitab dan pembaca dapat meneliti sendiri agar yakin bahwa kebenaran itu mempunyai dasar yang sangat kuat. Keselamatan bukan karena perbuatan manusia melainkan pemberian Tuhan semata-mata. Yang diperlukan adalah orang harus sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus Juruselamat manusia.

            Penjahat diselamatkan di kayu salib.

Peristiwa di Golgota lebih jelas lagi mendemonstrasikan bahwa keselamatan itu merupakan pemberian Tuhan semata-mata. Dalam peristiwa itu Yesus Kristus disalibkan diantara dua orang penjahat dan Dia menyelamatkan seorang penjahat yang disalibkan disebelah-Nya di bukit Golgota itu setelah penjahat itu percaya dan berseru kepada-Nya. Seruan penjahat itu dicatat dalam Alkitab yang menyatakan:

  • "Lalu ia menyatakan: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Luk 23:42 i_TB)

Penjahat itu hanya percaya dan berseru kepada Yesus Kristus dan Tuhan menyelamatkannya, karena Tuhan mengetahui hatinya yang sungguh percaya kepada-Nya. Hidup penjahat itu sebagaimana dikenal umum adalah jahat, tetapi ia memperoleh anugerah keselamatan oleh imannya kepada Tuhan Yesus, dan itu terjadi seketika itu juga; tidak memerlukan tahapan-tahapan; yakni ketika Tuhan menyatakan:

  • "Kata Yesus kepadanya: "Aku menyatakan kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."" (Luk 23:43 i_TB)

 Orang-orang yang mengenal penjahat itu tentulah beranggapan bahwa dia akan masuk neraka karena dia jahat, namun ternyata dia selamat dan hal itu hanya diketahui oleh Tuhan yang menyelamatkannya, oleh si penjahat itu sendiri yang mendengar suara Tuhan itu dan oleh saksi mata yang memberitakannya sehingga tertulis dalam Alkitab. Penjahat itu hanya percaya dan berseru kepada Yesus, belum sempat dibaptis apalagi berbuat baik. Tuhan memberikan keselamatan kepadanya sebagai anugerah. Dengan sikapnya itu ia menunjukkan bahwa ia melakukan kehendak Allah yakni agar semua manusia percaya kepada Yesus Kristus Anak Allah.

Yang mengetahui dengan pasti apakah hati orang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus sehingga dapat memperoleh anugerah keselamatan itu hanya Tuhan sendiri, karena Dia mengetahui segala sesuatu. Orang bisa saja menganggap dirinya percaya namun hal itu hanya rekaan hatinya semata-mata karena hati manusia adalah licik, tanpa disadarinya (Yer 17:9). Hal inilah yang membuat orang dapat menganggap dirinya Kristen bahkan menjadi pendeta sebagaimana disebutkan di atas, padahal dia belum diselamatkan. Satu-satunya harapan untuk memperoleh kepastian adalah konfirmasi dari Tuhan sendiri. Konfirmasi Roh itu akan menjadi jelas dalam uraian selanjutnya.

B. Keselamatan itu kita peroleh hanya melalui Tuhan Yesus Kristus.

Alkitab menyatakan:

  • "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6 i_TB)
  •  "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."" (Kis 4:12 i_TB)

Tidak ada jalan lain untuk selamat. Itu adalah keputusan Allah Bapa yang menghendaki semua manusia mendengarkan Yesus Kristus, Anak-Nya, percaya kepada-Nya dan melakukan segala perintah-Nya. Hal itu bukan untuk diperdebatkan melainkan untuk dipercayai. Manusia dengan kehendak bebas yang sudah rusak karena dosa, bisa saja menolak kebenaran ini dan mencoba membuat jalan keselamatan sendiri, namun kebenaran Allah tidak dapat dibatalkan oleh penolakan manusia. Penolakan terhadap kebenaran ini mempunyai konsekuensi yang fatal yakni kematian kekal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan dan juga tidak dikehendaki oleh manusia itu sendiri. Meskipun demikian, karena kekerasan hati manusia, akan banyak orang yang memilih untuk mengikuti Iblis dengan terus menolak Tuhan dan akhirnya binasa. Hanya sedikit orang yang menerima dan berjalan di atas jalan kebenaran yang sempit itu.

C. Keselamatan itu mulai kita alami secara pribadi pada waktu kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan.

Alkitab menyatakan:

  • "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." (Yoh 5:24 i_TB)
  •  "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Rm 10:9 i_TB)
  •  "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan." (Rm 10:13 i_TB)

Seperti telah diterangkan sebelumnya, keselamatan itu adalah anugerah yang kita peroleh dari Tuhan pada saat Tuhan melihat bahwa kita sungguh-sungguh percaya dan  Tuhan memutuskan sesuai kedaulatan-Nya untuk memberikan anugerah itu kepada kita secara pribadi. Pada waktu hari penghakiman kelak, semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan Tuhan dan Tuhan akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang (Mat 25:32). Tiap pribadi  dalam semua bangsa harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Tuhan menyelamatkan pribadi demi pribadi. Pribadi-pribadi yang sudah selamat itulah yang berkumpul dan disebut jemaat atau gereja. Pribadi-pribadi yang sudah selamat itulah yang menjadi berkat bagi orang lain dan bagi dunia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

D. Setelah diselamatkan, kita menemukan kebenaran yang membuat kita bersyukur dan dengan bersukacita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan Yesus, Juruselamat kita.


Kebenaran yang dimaksud adalah:

1. Ternyata Tuhan telah memilih kita untuk selamat sebelum dunia dijadikan.

Alkitab menyatakan:

  •  "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Ef 1:4 i_TB)

 2. Ternyata, kita memperoleh hidup yang kekal, artinya kita terus hidup setelah meninggal.

Alkitab menyatakan:

  •  "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati," (Yoh 11:25 i_TB)

 3. Ternyata, kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru.

Alkitab menyatakan:

  •  "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan," (1Ptr 1:3 i_TB)
  •  "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." (1Ptr 1:23 i_TB)
  •  "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Kor 5:17 i_TB)

 4. Ternyata, dalam Kristus kita dibenarkan oleh Allah meskipun kita bukan orang benar.

Alkitab menyatakan:

  •  "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Rm 3:23-24 i_TB)
  •  "Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?" (Rm 8:33 i_TB)

5. Ternyata, kita diangkat menjadi anak-anak Allah.

Alkitab menyatakan:

  •  "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;" (Yoh 1:12 i_TB)
  •  "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"" (Rm 8:15 i_TB)

 6. Ternyata, kita telah ditebus dari kuasa dosa dan Iblis dan dibebaskan dari segala hal yang memperhamba kita.

Alkitab menyatakan:

  • "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya," (Ef 1:7 i_TB)
  •  "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."" (Yoh 8:36 i_TB)
  •  "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." (Rm 6:18 i_TB)
  •  "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." (Gal 5:1 i_TB)

 7. Ternyata, kita mulai memasuki proses pengudusan yang membuat kita semakin kudus.

Alkitab menyatakan:

  •  "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1Ptr 1:14-16 i_TB)
  •  "Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci." (1Yoh 3:3 i_TB)

8. Ternyata, kita mengalami proses pemuliaan, yang akan terwujud dengan sempurna waktu Tuhan Yesus datang kembali.

Alkitab menyatakan:

  • "Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya." (Rm 8:30 i_TB)
  •  "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2Kor 3:18 i_TB)
  •  "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya." (Flp 3:20-21 i_TB)

 9. Ternyata, keselamatan kita itu pasti, bukan spekulasi.

Alkitab menyatakan:

  • "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (Rm 5:8-9 i_TB) 
  • Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Rm 5:10 i_TB) 
10. Ternyata, kita telah diurapi dengan Roh Kudus dan urapan itu tetap.

Alkitab menyatakan:

  • "Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya." (1Yoh 2:20 i_TB) 
  • "Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya" (1Yoh 2:27a i_TB)

Roh Kudus dianugerahkan kepada kita pada waktu kita percaya kepada Yesus Kristus dan diselamatkan. Roh Kudus itu tetap ada dalam kita. Peran Roh Kudus itu akan diuraikan lebih rinci pada Bab III.

11. Ternyata, keselamatan kita itu dijamin oleh Tuhan sendiri dan dimeteraikan dengan Roh Kudus.

Alkitab menyatakan:

  • "dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku." (Yoh 10:28 i_TB) 
  • "Di dalam Dia kamu juga  —  karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu  —  di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu." (Ef 1:13 i_TB)

Orang yang selamat tidak dapat lagi hidup seenaknya.

Keselamatan kita yang dimeteraikan oleh Roh Kudus dan dijamin oleh Tuhan tidak mungkin dihilangkan oleh apapun dan oleh siapapun. Hal itu bahkan tidak tergantung lagi dari diri kita sendiri, tetapi hanya tergantung pada Tuhan. Tuhan telah menetapkan kita agar sekali selamat, tetap selamat. Puji Tuhan.

Sering kali orang menyatakan tidak setuju dengan kebenaran ini karena kuatir orang akan hidup seenaknya dan berdosa kepada Tuhan. Hal itu tidak mungkin lagi terjadi pada orang yang sudah selamat karena hati yang baru telah Tuhan berikan padanya pada waktu ia diselamatkan. Hati yang baru itu adalah hati yang taat kepada Tuhan. Itulah perbedaannya dari umat perjanjian lama (Israel). Lagi pula seandainya ia menyimpang, Tuhan akan menegornya dan menghajarnya sehingga ia tetap selamat.

E. Kita tahu bahwa kita sudah diselamatkan.

Alkitab menyatakan:

  •  "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." (1Yoh 5:13 i_TB)

Sama seperti penjahat yang diceritakan di atas tahu dirinya diselamatkan oleh Tuhan, kitapun mengetahui bahwa kita telah menerima anugerah keselamatan (hidup yang kekal) itu berdasarkan apa yang dikatakan Tuhan dalam Alkitab, bukan berdasarkan kata orang dan bukan berdasarkan kata hati kita sendiri atau perasaan kita.

       Mengetahui keselamatan bukan berarti sombong.

Kita harus dengan rendah hati percaya atas kebenaran yang dinyatakan Alkitab. Orang sombong tidak percaya apa yang dinyatakan Alkitab. Jadi kalau kita mengatakan bahwa kita tahu kita diselamatkan oleh Tuhan, itu bukanlah kesombongan melainkan kerendahan hati karena percaya apa yang dikatakan Tuhan dalam Alkitab. Orang yang diselamatkan itu dikasihi Tuhan sehingga ia tidak mungkin sombong karena Tuhan menentang orang sombong. Bahkan pada saat ia bangga saja pun, Roh Kudus akan mengingatkannya, karena bangga itu adalah "adiknya" sombong.

Tuhan sendiri menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka perlu bersukacita karena namanya terdaftar di sorga, artinya telah diselamatkan. Murid-murid itu mengetahui sudah selamat namun mereka tidak sombong. Sebagai pengikut Kristus mereka juga diberikan kuasa untuk memberitakan Injil, roh-roh jahat takluk kepada mereka, namun hal itu bukan menjadi alasan untuk bangga atau senang. Alasan untuk senang hanya karena telah selamat, yakni nama terdaftar di sorga. Alkitab menyatakan:

  •  "Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."" (Luk 10:20 i_TB)

Fakta iman diteguhkan oleh fakta nyata.

Kita tahu bahwa kita telah diselamatkan berdasarkan fakta iman yakni kita percaya apa yang dinyatakan firman Tuhan. Firman Tuhan itu nyata tertulis dalam Alkitab. Itu adalah fakta. Namun kita juga harus menguji diri kita sendiri untuk melihat dampak dari iman itu dalam hidup kita sebagai fakta nyata. Fakta nyata dalam hidup kita akan meneguhkan fakta iman dan merupakan bagian dari konfirmasi sorgawi atas keselamatan kita.

Alkitab menyatakan: 

  •  "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." (2Kor 13:5 i_TB)

Alkitab menolong kita untuk menguji diri kita sendiri sehingga kita dapat yakin bahwa kita telah diselamatkan, yakni Kristus Yesus ada di dalam diri kita.  Dalam 1Yoh 5:13 yang sudah dikutip di atas, dinyatakan bahwa semua yang dituliskan Yohanes dalam suratnya merupakan ukuran bagi kita untuk mengetahui bahwa kita telah diselamatkan. Dengan demikian kita dapat menguji diri kita sendiri supaya kita yakin akan keselamatan kita melalui apa yang dituliskan oleh Yohanes dalam suratnya itu.

Cara menguji diri sendiri.

1. Kita hidup dalam terang yakni dalam persekutuan dengan Kristus.

  • "Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (1Yoh 1:6-7 i_TB) 
  • "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa menyatakan: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1Yoh 2:3-6 i_TB) 
  • "Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia." (1Yoh 3:6 i_TB)

Dari ayat-ayat di atas kita lihat bahwa ada tanda nyata dalam diri kita yang sudah diselamatkan yakni kita hidup dalam terang. Hidup dalam terang berarti hidup dalam ketaatan kepada Kristus. Kita yang sudah selamat sangat rindu mengetahui kehendak Kristus, sangat ingin melakukan segala perintah-Nya dan sangat ingin meneladani-Nya. Kita senang bersekutu dengan keluarga Tuhan, kita tidak tetap berbuat dosa dan kita rindu hidup sama seperti Kristus hidup. Hal itu adalah fakta nyata, kita sendiri tahu bahwa hal itu ada dalam diri kita.

Orang yang tidak peduli akan kehendak Kristus, tidak ingin melakukan segala perintah-Nya dan tidak tertarik meneladani-Nya, menunjukkan bahwa orang itu masih hidup dalam kegelapan, belum diselamatkan, karena tidak ada sedikitpun fakta nyata yang menunjukkan bahwa ia sudah beroleh hati yang baru. Tidak mengherankan jika orang seperti itu akhirnya berpindah agama. Pada dasarnya dapat diibaratkan bahwa ia hanya pindah kamar saja dalam rumah yang sama yakni rumah ketidakpercayaan atau rumah kegelapan.

2. Kita mengakui dosa ketika gagal melakukan perintah Kristus.

  • "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9 i_TB) 
  • "Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil." (1Yoh 2:1 i_TB) 
  • "Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia." (1Yoh 3:5-6 i_TB) 
  • "Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah." (1Yoh 3:9 i_TB)

Hidup orang yang telah diselamatkan bukanlah berarti sempurna tanpa dosa. Kita masih berada dalam daging yang berdosa, dalam dunia yang ilahnya adalah Iblis. Sifat kedagingan, godaan dunia dan tipu daya Iblis membuat kita masih dapat jatuh dalam dosa. Namun sebagai manusia baru kita tidak senang kalau kita terjatuh dalam dosa sebab kita menyadari bahwa Kristus mati karena dosa-dosa kita. Karena itu kita membenci dosa sedemikian rupa sehingga ketika kita jatuh dalam dosa, kita akan menyesal dan menjerit kepada Tuhan sebagaimana disebutkan dalam Alkitab yang menyatakan:

  • "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" (Rm 7:24 i_TB)

Sikap hati yang membenci dosa merupakan fakta nyata yang menunjukkan kita sudah diselamatkan. Itu menunjukkan kita adalah orang pilihan Tuhan yang berkenan kepada Tuhan. Orang yang berkenan kepada Tuhan pasti membenci dosa.

Raja Daud menjadi contoh yang menguatkan kebenaran ini. Tuhan berkenan akan hati Raja Daud (1Sam 13:14) dan ketika ia terjatuh dalam dosa  dan diingatkan oleh Tuhan, ia sangat menyesali dosanya itu dan memohon pengampunan kepada Tuhan (Mzm 51).
Dari contoh ini kita lihat bahwa orang yang berkenan kepada Tuhan masih bisa terjatuh dalam dosa namun menyesalinya dan memohon pengampunan dari Tuhan.

Demikianlah juga kita yang telah diselamatkan, kalau kita jatuh dalam dosa, kita harus segera mengakuinya kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan mengampuni dan menyucikan kita.  Sebaliknya, orang yang tidak peduli dengan dosa, tetap berbuat dosa atau bahkan menikmati keadaannya yang berdosa, menunjukkan bahwa ia belum diselamatkan.

3. Kita  memiliki kasih yang dalam terhadap sesama pengikut Kristus.

  • "Barangsiapa menyatakan, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya." (1Yoh 2:9-11 i_TB) 
  • "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut." (1Yoh 3:14 i_TB) 
  • "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1Yoh 3:16 i_TB) 
  • "Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat," (1Yoh 5:2-3 i_TB)

Bagi kita, setiap pengikut Kristus adalah saudara Tuhan Yesus (Mat 12:50). Kita yang mengasihi Kristus, juga mengasihi saudara-Nya lebih dari ikatan darah daging. Kita tidak lagi mengutamakan hubungan marga, suku, daerah dan lain-lain lebih dari hubungan kita dengan Tuhan Yesus dan saudara-saudara-Nya. Kalau keluarga kita menolak Kristus maka kita akan tetap mengikuti Kristus dan bersekutu dengan keluarga Tuhan meskipun kita dimusuhi atau dikucilkan. Hubungan kita dengan Kristus dan saudara-saudara-Nya adalah lebih penting dari pada segala hubungan lainnya.

Kasih itu harus nyata dari perbuatan kita yang saling mengasihi dengan sesama pengikut Kristus dengan kualitas kasih yang telah ditunjukkan secara nyata oleh Kristus kepada murid-murid-Nya. Apa yang kita lakukan kepada saudara-saudara Tuhan Yesus, berarti kita lakukan untuk Tuhan sendiri. Karena itu kita tidak mungkin membenci pengikut Kristus. Itu adalah fakta nyata yang menunjukkan bahwa kita sudah diselamatkan.
Sebaliknya,  orang-orang beragama Kristen yang biasa berkelahi di gereja bahkan sampai saling membunuh, atau orang yang mengutamakan keluarganya, marganya, sukunya, daerahnya lebih dari pada Kristus dan saudara-saudara-Nya, tidak akan dapat meyakini keselamatannya karena tidak ada fakta nyata yang meneguhkannya.

4. Kita tidak lagi mencintai hal-hal duniawi.

  • "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." (1Yoh 2:15-16 i_TB)

Sikap kita terhadap segala hal yang berasal dari dunia haruslah menggambarkan sikap Kristus yang tidak mencintai segala hal yang duniawi. Kita masih di dunia dan berurusan dengan hal-hal duniawi, namun sikap kita tidak sama lagi dengan sikap orang-orang duniawi yang tidak mengenal Kristus. Keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup tidak menarik hati kita lagi. Kita hanya tertarik dengan bagaimana agar segala urusan duniawi itu memuliakan Tuhan yang sudah menyelamatkan kita dan caranya ialah dengan melakukan segala perintah Kristus dalam semua urusan duniawi itu. Jadi kalau kita dengan sepenuh hati dan dengan segenap kekuatan melakukan segala perintah Kristus dalam semua urusan duniawi, itu merupakan indikasi bahwa kita sudah diselamatkan.

Kristus telah menolak Iblis yang menawarkan semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, kitapun harus tetap menolaknya. Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini. Kerajaan Kristus itu berkaitan dengan soal kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus (Rm 14:17) bukan berkaitan dengan soal lain. Kristus tidak menghendaki kita membangun kerajaan duniawi. Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita hanya menantikan Yesus Kristus yang akan datang sebagai Raja. Sikap yang serupa dengan sikap Kristus yang tidak tertarik dengan segala kemegahan duniawi merupakan fakta nyata yang menunjukkan bahwa kita telah diselamatkan.

F. Ada kesaksian Roh dalam hati kita sebagai konfirmasi sorgawi.

Akhirnya keyakinan yang tidak tergoyahkan tentang keselamatan kita adalah berdasarkan kesaksian Roh Kudus sesuai nas Alkitab yang menyatakan:

  • "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." (Rm 8:16 i_TB)

Roh Kudus memberikan konfirmasi bahwa kita adalah anak-anak Allah, nama kita terdaftar di sorga, keselamatan kita dijamin oleh Tuhan bukan oleh kekuatan kita sendiri. Kesaksian Roh itu  mewujudkan segala sesuatu yang dikehendaki Tuhan untuk orang yang telah diselamatkan.

Indikasi kesaksian Roh.

1. Kita menikmati janji Tuhan bagi umat perjanjian baru (Yer 31:31-34 dan Yeh 36:26-27) yakni:

a. Hukum Tuhan ditulis dalam hati kita sehingga kita senang melakukan kehendak-Nya seperti Kristus senang melakukan kehendak Allah Bapa.

b. Dosa dan kesalahan kita diampuni dan tidak diingat lagi oleh Tuhan. Allah yang mahakuasa, karena pengorbanan Anak-Nya Yesus Kristus memutuskan untuk melupakan dosa dan kesalahan yang kita akui kepada-Nya. Ini hal yang luar biasa dan menimbulkan sukacita besar dalam hati kita seperti seorang terpidana mati yang tidak jadi dieksekusi.

c. Kita diberikan hati yang baru yakni hati yang taat dan roh yang baru. Hati kita yang keras dan licik itu diganti dengan hati yang taat dan tulus. Kita diberikan roh baru yang dapat berhubungan akrab dengan Allah yang adalah Roh itu.

d. Roh Tuhan yakni Roh Kudus tinggal dalam diri kita secara tetap dan membuat Kristus menjadi nyata dalam hidup kita. Kita mengalami janji Kristus digenapi dalam hidup kita.

e. Tuhan memampukan kita hidup menurut kehendak-Nya dengan melakukan segala perintah-Nya. Dengan pertolongan Roh Kudus kita mengalami bahwa perintah Tuhan itu tidak berat (1Yoh 5:3).

2. Kita senang membaca dan merenungkan Alkitab sebagai firman Tuhan untuk kita lakukan.

Alkitab menyatakan:

  •  "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan," (1Ptr 2:2 i_TB)

Sebelum kita diselamatkan, Alkitab bagi kita seperti buku-buku yang lain saja, tidak ada dampaknya dalam hidup kita. Sama seperti banyak orang Kristen, kita hanya tahu bahwa Kristen itu adalah kasih dan kita anggap itu sudah cukup. Kita tidak menyadari bahwa kasih itu adalah melakukan segala perintah Kristus dan perintah itu ada dalam Alkitab, sehingga kita harus mempelajari Alkitab untuk mengetahui perintah itu. Setelah kita diselamatkan, kita membaca Alkitab dengan penuh semangat. Huruf-huruf dalam Alkitab yang tadinya biasa-biasa saja seperti buku-buku lainnya, sekarang menjadi berubah seperti hidup, bukan lagi huruf mati dan membuat hati kita berkobar. Roh Kudus mencerahkannya kepada kita dan menguatkan kita melakukannya sehingga hidup kita berubah menuju keserupaan dengan Kristus. Bab II akan menjelaskan lebih rinci tentang aspek Alkitab dalam hidup pengikut Kristus.

3. Kita senang bersekutu dengan sesama pengikut Kristus.

Alkitab menyatakan:

  • "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibr 10:25 i_TB)

Sebelum kita diselamatkan, kita pergi ke gereja hanya sebagai kebiasaan. Dari kecil kita sudah disuruh ke gereja dan kebiasaan itu berlanjut, namun tidak menikmati persekutuan sebagai keluarga Tuhan, saudara-saudara dari Kristus. Paling-paling kita hanya menikmati aspek sosialnya saja.

Setelah kita diselamatkan, kita mengerti bahwa persekutuan sesama murid Kristus itu bersifat supernatural, ada kehadiran Kristus secara nyata dalam persekutuan. Tuhan Yesus hadir ditengah-tengah dua atau tiga orang pengikut-Nya yang berkumpul dalam nama-Nya. Kita mengalami Kristus beracara dalam persekutuan melalui interaksi dengan sesama pengikut Kristus. Kita bukan lagi sebagai penonton melainkan sebagai salah satu anggota tubuh Kristus yang saling membangun dengan anggota lainnya. Bahkan kalaupun kerohanian jemaat terpuruk, Tuhan menghendaki kita tetap setia menaati Kristus dalam jemaat itu (bnd Why 3:4).

4. Kita diberikan keberanian untuk menyaksikan Kristus.

Alkitab menyatakan: 

  • "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."" (Kis 1:8 i_TB)

Sebelum kita diselamatkan, kita segan dan malu menyaksikan Kristus karena kita takut apa kata orang atau takut ditolak orang. Setelah kita diselamatkan, semua ketakutan itu hilang. Roh Kudus memberikan kita keberanian menyaksikan Kristus setiap kali Tuhan membuka peluang untuk itu. Mata kita terbuka melihat sekeliling untuk melihat kalau-kalau ada orang yang Tuhan buat berpapasan dengan kita untuk mendengarkan berita tentang Kristus. Kita senang berbicara tentang Yesus Kristus kepada semua orang yang Tuhan buat berpapasan dalam hidup kita.

5. Kita  memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, Bapa kita.

Alkitab menyatakan:

  • "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"" (Rm 8:15 i_TB)

Kita tidak lagi dibatasi aturan-aturan yang kaku waktu kita menyapa Tuhan. Dengan kehadiran Roh Kudus yang tidak pernah tidur itu, kita dapat berdoa kepada Tuhan setiap saat dan terus menerus 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (1Tes 5:17). Kita dapat menyampaikan kepada Bapa sorgawi segala rahasia yang kita tidak mungkin sampaikan kepada manusia. Tuhan senang kalau kita terbuka kepada-Nya, apalagi Dia tahu segala sesuatu yang tersembunyi dalam hidup pribadi kita. Dia tahu pikiran-pikiran kita. Dia juga dapat mencerahkan kepada kita hal-hal rahasia yang tersembunyi bagi manusia dan memberitahukan kepada kita hal-hal yang akan datang bila menurut Tuhan perlu kita ketahui.

 6. Kita  memiliki sikap yang baru terhadap kematian.

Alkitab menyatakan:

  • "Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan." (Rm 14:8 i_TB) 
  • "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Flp 1:21 i_TB) 
  • "Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2Kor 5:1 i_TB) 
  • "tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan." (2Kor 5:8 i_TB)

Tubuh batiniah kita, akan terus hidup bersama Tuhan meskipun tubuh jasmani kita mati yakni waktu kita meninggal.  Bagi kita yang sudah diselamatkan, meninggal hanyalah proses kita beralih untuk menetap pada Tuhan.

Kebenaran ini menimbulkan sikap yang baru terhadap kematian yakni:

a. Kematian tidak menakutkan lagi karena kematian bagi kita berarti beralih dari hidup ini untuk bersama dengan Kristus dan hal itu adalah lebih baik, namun kita lebih perlu tetap hidup untuk menyelesaikan tugas di bumi. Kalau tugas kita sudah selesai, kita akan lebih senang pindah ke tempat kediaman kita di sorga, bersama Tuhan selama-lamanya.

b. Sakit penyakit yang mematikan juga tidak menggentarkan kita lagi karena paling-paling membuat tubuh jasmani kita mati, tidak bisa lebih dari itu. Kalau semua tugas kita sudah selesai dan kita jatuh sakit dengan penyakit yang mematikan, kita tidak perlu mati-matian berusaha untuk tidak mati dengan mengandalkan harta dan kemampuan kita, karena bagi kita hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Pengikut Kristus tidak perlu mati-matian untuk akhirnya mati juga. Pada waktunya, kita akan dapat mendengar pesan Tuhan yang berkata seperti kepada Hiskia: "Bersiap-siaplah karena kamu akan mati." (bnd 2Raj 20:1).
Sebaliknya kalau tugas kita belum selesai, penyakit apapun tidak akan dapat membuat kita mati. Kuasa Tuhan akan dapat menyembuhkan kita dan kita tidak perlu juga mati-matian menghabiskan harta untuk mencari kesembuhan. Harta kita itu harus disimpan di sorga sesuai perintah Tuhan (Mat 6:19-21) bukan dihabiskan untuk rumah sakit. Bagi kita yang penting adalah Tuhan secara nyata dimuliakan dalam hidup kita, dalam sakit kita dan dalam mati kita.

c. Jenazah orang yang meninggal juga tidak perlu ditakuti karena itu hanyalah "kemah yang rubuh" yang perlu dimakamkan dengan cara sederhana, singkat dan memuliakan Tuhan. Orang yang meninggal tidak ada lagi dalam "kemah" itu, karena dia sudah bersama Tuhan. Tuhan hadir dalam persekutuan orang Kristen, maka kita juga akan dekat dengan anggota keluarga kita yang telah meninggal dalam Tuhan karena kita tetap dalam persekutuan. Kita dan keluarga kita yang sudah meninggal itu sama-sama dalam Tuhan meskipun kita tidak dapat melihat dengan mata jasmani kita. Sebaliknya, kita tidak dapat dekat dengan keluarga kita yang meninggal itu di kuburannya, karena dia tidak ada lagi di sana. Rohnya juga tidak gentayangan. Kalau ada yang gentayangan maka itu adalah Iblis yang menyamar (2Kor 11:14).

Perubahan sikap  dalam diri kita seperti diuraikan di atas adalah pekerjaan Roh Kudus yang mencerahkan kebenaran itu kepada kita.

7. Roh Kudus menghasilkan buah dalam hidup kita.

Alkitab menyatakan:

  • "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Gal 5:22-23 i_TB) 

Buah Roh itu muncul bukan karena usaha kita melainkan semata-mata karena Roh Kudus, sementara kita menaati segala perintah Kristus. Roh itu bersaksi dengan roh kita bahwa terjadi perubahan karakter yang mendasar dalam diri kita bukan karena rekayasa perilaku melainkan karena Roh Kudus. Dengan perubahan itu Roh Kudus membuat hidup kita menjadi berkat bagi orang lain.

8. Kita akan dihajar sebagai anak-anak Allah untuk mendidik kita.

Alkitab menyatakan: 

  • "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."" (Ibr 12:6 i_TB) 
  • "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!" (Why 3:19 i_TB)

Hidup kita sepenuhnya bergantung dari belas kasihan Tuhan. Dia tidak menghendaki kita binasa. Dia menghajar kita sebagai anak yang dikasihi-Nya supaya kita tidak ikut dihukum bersama dunia ini. Penghajaran Tuhan itu menjamin kita tetap dalam keselamatan.
Orang yang menyimpang dari kebenaran dan ternyata tidak dihajar Tuhan, menunjukkan bahwa ia belum diselamatkan dan apabila tidak bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus maka ia akan dihukum bersama dunia ini.

Hal ini sangat penting diperhatikan oleh orang Kristen yang menjadi mualaf. Kalau pembaca tulisan ini mempunyai anggota keluarga atau sahabat yang menjadi mualaf dan mengetahui bahwa ia sedang mengalami hajaran dari Tuhan, segeralah sampaikan kepadanya bahwa Tuhan tetap mengasihinya dan menunggu ia kembali kepada Tuhan. Hajaran yang dialaminya juga menjadi satu petunjuk bahwa Tuhan memanggil dia kembali kepada-Nya.  Sarankanlah agar ia segera kembali sebelum hajaran yang lebih hebat datang. Tuhan menghajar bukan karena ingin menghukum dia tetapi karena Tuhan mengasihinya dan tidak menghendaki dia dihukum bersama dunia yang menolak Tuhan.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa keselamatan yang dianugerahkan oleh Tuhan itu bukan sesuatu yang abstrak melainkan bersifat nyata dan pasti, dapat diuji sendiri dan juga dikonfirmasikan oleh Roh Kudus. Tuhan menghendaki kita bersukacita karena nama kita terdaftar di sorga. Kristus telah menyelamatkan kita pada waktu kita percaya, Kristus juga memelihara dan menjamin agar keselamatan kita itu pada masa kini tidak bisa dihilangkan oleh Iblis, oleh dunia dan  oleh daging kita sendiri. Kelak pada waktu Kristus datang kembali, kita akan menikmati keselamatan itu dengan sempurna. Itu sebabnya kita berkata bahwa kita sudah diselamatkan, sedang diselamatkan dan akan diselamatkan dengan sempurna.

Keyakinan keselamatan kita itu adalah berdasarkan fakta iman atas penebusan dosa kita oleh Kristus dengan kematian-Nya di kayu salib dan diteguhkan dengan fakta nyata oleh kuasa kebangkitan Kristus yang diwujudnyatakan oleh Roh Kudus dalam diri kita.  Keyakinan kita tidak akan tergoyahkan karena Tuhan sendiri yang menjamin keselamatan kita. Meskipun pada suatu saat tertentu dalam pergumulan hidup, tangan kita tidak kuat memegang tangan Tuhan, namun tangan Tuhan memegang tangan kita dengan erat. Kalau kita cenderung untuk menyimpang dari jalan-Nya, firman-Nya dan Roh Kudus akan mengingatkan kita sebelum terlambat.  Kita hanya perlu peka terhadap petunjuk Tuhan itu, menyesali kesalahan kita dan bertobat dari dosa-dosa kita. Kalau kita oleh sesuatu hal tidak peka terhadap peringatan Tuhan itu, kita akan mengalami hajaran dari Bapa yang mengasihi kita sehingga hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan.

Bukankah semuanya itu luar biasa? Seharusnya kita yang sudah diselamatkan lebih bersemangat mempersembahkan hidup kita untuk Tuhan pakai menjadi berkat keselamatan bagi orang lain dengan menyaksikan Kristus di manapun kita berada.

Kalau pembaca merenungkan semua yang tertulis di atas dan mendapati bahwa ciri-ciri keselamatan yang disebutkan sedikit banyak menggambarkan pengalaman iman anda sendiri, puji Tuhan, anda sekarang tahu dengan pasti bahwa anda sudah diselamatkan. Biarlah anda bersama pengikut Kristus di semua tempat menjadi saluran berkat keselamatan bagi orang lain.

Kalau pembaca sebagai orang Kristen sama sekali tidak mendapati diri mengalami ciri khas yang disebutkan di atas, masuklah ke kamar anda, berdoalah kepada Tuhan memohonkan belas kasihan-Nya bagi anda agar dapat mengetahui bahwa anda sudah diselamatkan. Bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah. Alkitab menyatakan:

Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah. Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia dan ia bersama-sama dengan Aku. (Why 3:19-20 TB2)

Contoh doa perjanjian dapat dibaca dalam https://perintahkristus.wordpress.com/doa-perjanjian.

BAB II

CIRI KHAS KEDUA:

MEMBACA DAN MENELAAH ALKITAB UNTUK BERTUMBUH

Telah disebutkan sebelumnya bahwa Tuhan telah memberikan kepada kita umat perjanjian baru, hati yang baru yakni hati yang taat kepada Tuhan. Kita dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah. Sebagaimana bayi yang baru lahir senang dan perlu minum susu yang murni untuk bertumbuh secara jasmani, demikian juga kita sebagai bayi rohani senang dan perlu membaca Alkitab dan menelaahnya setiap hari untuk kita bertumbuh secara rohani. Bagi kita Alkitab adalah kitab petunjuk dari Bapa Sorgawi yang disediakan agar kita dapat hidup di dunia ini dengan cara yang berkenan kepada Allah. Setelah kita diselamatkan, kita menyadari bahwa kita tidak mungkin menjalani hidup tanpa Alkitab, seperti pesawat terbang tidak mungkin diterbangkan dengan selamat tanpa buku petunjuk. Ciri khas kedua ini menunjukkan bahwa kita yang sudah diselamatkan pasti senang membaca dan menelaah Alkitab  untuk pertumbuhan rohani kita sebagai pengikut Kristus.

Penafsiran Alkitab yang benar.

Alkitab adalah firman Allah yang tertulis, Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Alkitab diilhamkan oleh Roh Kudus yang adalah Roh Kristus. Dengan demikian, sepanjang berkaitan dengan kebenaran dan cara hidup yang berkenan kepada Allah, satu-satunya pihak yang dapat menafsirkan Alkitab dengan benar dan pasti adalah Kristus atau Roh-Nya. Allah yang mengilhamkan Alkitab telah datang menjadi manusia dalam Yesus Kristus dan pastilah Dia yang paling mengetahui segala hal yang telah diilhamkan-Nya.

Dulu waktu Kristus masih di bumi, Dia menafsirkan Alkitab (kitab Perjanjian Lama-PL) dengan penuh kewibawaan, bukan seperti pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Kristus menjelaskan bahwa Alkitab itu menyaksikan tentang diri-Nya, namun pemimpin-pemimpin agama Yahudi tidak percaya kepada-Nya sehingga tidak mampu menemukan kebenaran itu waktu mereka membaca Alkitab. Sampai sekarang pun para ahli agama Yahudi belum mengakui Yesus Kristus meskipun mereka terus membaca Alkitab (kitab Perjanjian Lama). Mereka tidak percaya kitab Perjanjian Baru Kristen yang telah menggenapi kitab Perjanjian Lama. Ribuan tahun mereka telah menyaksikan fakta nyata tentang Yesus Kristus yang dinubuatkan dalam Alkitab Yahudi, namun tetap saja mereka tidak menemukannya. Mereka bukan orang bodoh, mereka adalah orang-orang terpelajar, namun mereka tidak mampu menafsirkan Alkitab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa hanya Kristus saja yang dapat menafsirkan Alkitab dengan benar, bukan manusia.

Satu-satunya harapan kita untuk penafsiran Alkitab secara benar adalah Kristus dan Roh-Nya yang kudus. Semua buku tafsiran adalah menyesatkan kalau hanya berdasarkan otak manusia saja, tanpa pencerahan dari Roh Kristus. Itulah sebabnya sarjana-sarjana teologi yang belum selamat tidak mungkin menafsirkan Alkitab dengan benar, karena Roh Kristus tidak ada dalam diri mereka. Mereka hanya menafsirkan berdasarkan kemampuan otaknya dan tafsirannya itu tidak berguna dan tidak memberi hidup. Roh lah yang memberi hidup, pikiran orang yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus sama-sekali tidak berguna untuk pertumbuhan rohani manusia.

Pembaca hendaklah waspada dalam membaca buku-buku tafsiran yang ditulis oleh orang-orang yang belum selamat. Kita boleh membaca buku-buku, namun semuanya bagi kita hanyalah untuk mengetahui apa kata orang, sedangkan yang kita perlukan untuk pertumbuhan rohani kita adalah apa kata Kristus. Karena itu, setiap kali kita membaca Alkitab, kita selalu harus bertanya: "Apa kata Kristus tentang hal yang kita baca itu?". Dengan demikian kita akan terhindar dari penyesatan yang sudah dan akan terus melanda dunia.

Daftar pengingat perintah Kristus (DPPK).

Dalam Alkitab kita dapat menemukan kehendak Tuhan, janji Tuhan, kebenaran Tuhan, kesalahan kita, cara memperbaiki kesalahan kita itu dan bagaimana supaya kita tetap hidup dalam kebenaran. Kehendak Tuhan dalam Alkitab bisa kita temukan secara tersirat dan tersurat. Segala perintah Tuhan menunjukkan dengan jelas kehendak-Nya. Kristus menghendaki kita melakukan segala perintah-Nya dan mengajar orang lain untuk melakukannya. Karena itu sebagai orang yang sudah diselamatkan, kita rindu untuk menemukan segala perintah Kristus itu.

Jaringan Pelayanan Amos (JPA) Bogor telah mencoba menyusun satu daftar yang disebut Daftar Pengingat Perintah Kristus (DPPK) untuk menolong pengikut Kristus menemukan segala perintah Kristus dalam Alkitab. DPPK dapat dilihat atau dicetak dari situs https://perintahkristus.wordpress.com/   sedangkan contoh aplikasinya dalam berbagai bidang kehidupan dapat dilihat dalam https://www.facebook.com/perintahKristus. DPPK disusun untuk membantu menemukan perintah Kristus untuk digumuli dalam segala bidang kehidupan. DPPK mencakup 680 butir pengingat (P1 s/d P680).  Selanjutnya dalam tulisan ini tanda pengingat dalam DPPK akan digunakan, dan pembaca hendaknya melihat daftar selengkapnya yang dapat dicetak dari situs yang disebutkan di atas.

Membaca Alkitab secara terus menerus.

Pengikut Kristus membaca Alkitab untuk menaati perintah Kristus yang menghendaki kita tekun mempelajari Alkitab (DPPK P286). Kita perlu membaca Alkitab mulai dari kitab Matius sampai kitab Wahyu dan berlanjut terus dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu. Kalau kita membaca satu pasal dalam satu hari, maka seluruh kitab akan selesai kita baca dalam tiga setengah tahun. Jadi kalau umur kita sudah 60 tahun dan kita sudah diselamatkan sebelum umur 25 tahun, seharusnya kita sudah membaca Alkitab (mungkin dalam berbagai bahasa) paling sedikit 10 kali. Suami-istri juga dapat membaca Alkitab bersama-sama sehingga pada umur pernikahan 35 tahun, mereka sudah membaca Alkitab sepuluh kali dan terus berlanjut sampai Tuhan datang.

Janganlah kita berhenti kalau kita menemukan bagian yang sulit untuk dimengerti. Kita  baca saja terus dengan tekun dan Roh Tuhan akan mengubah pikiran kita sehingga semakin sesuai dengan pikiran Tuhan. Pada pembacaan yang pertama mungkin banyak yang kurang dimengerti, tetapi setelah berulang kali, kita akan makin mengerti. Kalau dalam pembacaan ada hal-hal yang sangat sulit, kita dapat menanyakannya kepada pelayan firman di gereja atau dalam kelompok penelaahan Alkitab atau menanyakan kepada orang Kristen dewasa yang kita kenal takut kepada Tuhan dan melakukan segala perintah Kristus. Apabila belum terjawab juga, maka kita terus saja tekun melakukan firman Tuhan yang sudah kita mengerti, nanti Roh Kristus akan mencerahkan yang belum kita mengerti itu pada waktu-Nya dan dengan cara-Nya. Roh Kudus yang tahu bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (1Kor 2:10) sesuai kehendak-Nya dapat mewahyukan kepada kita secara khusus bila diperlukan. Peran Roh Kudus ini akan diuraikan dalam Bab III.

Saat teduh pribadi dengan Tuhan.

Hal yang sangat penting lagi untuk bertumbuh ialah membaca dan menelaah Alkitab secara pribadi tiap hari. Kita dapat menggunakan daftar bacaan Alkitab yang disediakan oleh gereja atau bisa juga menggunakan satu bagian Alkitab dibawah judul-judul yang ada dalam Alkitab dan dimulai dari kitab Perjanjian Baru, misalnya Mat 1:1-17 atau Mat 1:18-25 dan seterusnya. Kita dapat melakukannya dalam saat teduh pribadi pada waktu dan tempat yang kita tentukan untuk berbicara secara pribadi dengan Tuhan.

Berikut adalah contoh acara saat teduh pribadi dengan daftar bacaan yang sudah ditentukan:

1. Doa pembukaan memohon pencerahan oleh Roh Kudus.
2. Baca Alkitab, baik juga dengan bersuara.
3. Renungkan dengan mengajukan pertanyaan:
     a. Apa kesalahanku menurut bacaan ini? Kalau Roh Kudus mengingatkan kesalahan tertentu melalui bagian yang dibaca, segeralah akui dengan hati yang tulus kepada Tuhan, jangan tunggu sampai acara pengakuan dosa dalam liturgi kebaktian minggu.
    b. Apa kelakuan yang perlu kuperbaiki? Kalau ada kelakuan yang diingatkan untuk diperbaiki, mohonlah kekuatan dari Tuhan untuk memperbaikinya.
   c. Apa kebenaran yang perlu kupegang? Kalau ada kebenaran yang disebutkan dalam bacaan, simpanlah itu dalam hati (dihafal). Kebenaran itu akan sangat berguna nanti menghadapi kebohongan Iblis, dunia dan daging. Tuhan Yesus mengalahkan godaan Iblis dengan kebenaran Alkitab dengan berkata:"Ada tertulis…." (Mat 4:4,7,10). Kita pun harus siap melawan Iblis dengan cara itu.
   d. Apa perintah Kristus secara khusus? Kalau bagian Alkitab yang dibaca mencakup ayat acuan dalam DPPK, berarti ada perintah Kristus yang perlu dilakukan (lihat DPPK).
   e. Apa janji Tuhan secara khusus? Ingatlah dan peganglah janji Tuhan itu meskipun keadaan menunjukkan hal yang bertentangan dengan janji itu. Iman kepada Tuhan dan janji-Nya akan membuat kita menang.
   f. Apa tindak lanjut yang perlu dilakukan sesuai renungan? Setelah berbicara dengan Tuhan melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, ambillah kesimpulan tentang tindak lanjut yang perlu dilakukan. Sampaikanlah kepada Tuhan semua kegiatan yang direncanakan untuk hari itu. Periksalah bahwa tidak ada kegiatan yang bertentangan dengan perintah Kristus (DPPK).
4. Doa penutup dan mohon kekuatan dan pimpinan Roh Kudus untuk semua kegiatan hari itu.
5. Tindak lanjut sesuai butir 3. Segera setelah selesai acara saat teduh bersama Tuhan, amatilah keadaan-keadaan yang Tuhan adakan sebagai petunjuk untuk melakukan tindak lanjut yang sudah didoakan. Lakukanlah itu dengan iman yakni percaya bahwa Tuhan menghendakinya. Roh Kudus akan membuat kita berhasil untuk kemuliaan Allah dan iman kita semakin bertambah teguh karena melihat bahwa Tuhan beracara sesuai janji-Nya.

Kalau hal ini dilakukan dengan setia, maka hidup kita akan berubah semakin menyerupai Kristus dan kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Bagi pemula disarankan agar jawaban atas pertanyaan dalam acara saat teduh bersama Tuhan dicatat dalam buku harian. Kalau hal itu dilakukan tiap hari, maka dalam satu tahun kita akan dapat dicerahkan oleh Roh Kudus melalui pembacaan Alkitab sampai sebanyak 365 kesalahan, 365 kelakukan yang perlu diperbaiki dan 365 kebenaran yang dituliskan dalam hati kita. Kita juga mendapatkan janji-janji Tuhan yang khusus untuk kita. Demikianlah seharusnya berlanjut terus sampai Tuhan datang kembali.

Kita akan terpesona melihat karya Roh Kudus yang menggunakan Alkitab untuk membaharui kita sehingga pikiran kita, perasaan kita, kehendak kita dan tindakan kita dalam segala bidang kehidupan, secara berangsur-angsur semakin menyerupai pikiran, perasaan, kehendak dan tindakan Kristus. Inilah proses pengudusan bagi orang yang sudah diselamatkan. Orang yang belum selamat tidak akan menikmati hal ini sampai ia diselamatkan karena proses pengudusan hanya mulai terjadi setelah orang selamat.

Kalau kebiasaan baik ini terus dilakukan maka semakin bertambah usia, semakin kita dikuduskan. Dampaknya akan nyata juga dalam persekutuan atau gereja. Anggota gereja yang bertumbuh menjadi dewasa dalam iman akan menjadi berkat untuk gereja. Gereja yang banyak anggotanya tetap tidak bertumbuh dalam kekudusan meskipun sudah lanjut usia menunjukkan bahwa proses pengudusan yang disebutkan di atas tidak berjalan. Pembaca yang belum mengalami apa yang disebutkan dalam tulisan ini diharapkan dapat segera memulai proses ini dengan sungguh-sungguh.

BAB III

CIRI KHAS KETIGA:

DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS

Roh Kudus merupakan anugerah Allah yang telah dijanjikan kepada umat perjanjian baru. Roh Kudus memampukan umat pilihan Tuhan melakukan segala kehendak-Nya dan menyenangkan hati-Nya. Roh Kudus memungkinkan umat perjanjian baru tidak akan gagal lagi seperti umat perjanjian lama. Tanpa Roh Kudus, hidup orang Kristen pasti gagal, sedangkan dengan Roh Kudus, hidup orang Kristen pasti berhasil. Roh Kudus membuat hidup beriman orang Kristen bersemangat dan tidak lesu. Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya menjelang kematian-Nya:

  • "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu." (Yoh 14:18 i_TB) 
  • "Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." (Yoh 16:7 i_TB)

Tuhan tahu bahwa hanya dengan kehadiran-Nya murid-murid akan dapat tetap bersukacita dan bersemangat dan hal itu dimungkinkan oleh Roh Kudus, Roh Penghibur itu. Pada waktu Yesus Kristus ada di bumi, Dia selalu bersama-sama murid-murid-Nya namun Dia berada di luar mereka bukan di dalam hati mereka. Setelah Dia pergi (mati, bangkit dan naik ke sorga), barulah Roh Kudus yang adalah Roh Kristus itu dicurahkan ke atas murid-murid. Roh itu selalu bersama murid-murid Kristus tetapi juga tinggal dalam hati tiap murid Kristus. Itulah anugerah Tuhan yang luar biasa bagi orang Kristen yang telah diselamatkan.
Alkitab Perjanjian Baru menyaksikan berbagai peran Roh Kudus dalam hidup orang Kristen. Peran Roh itu tentulah tidak dapat dibatasi pada hal-hal yang dicantumkan dalam tulisan ini, karena Roh itu adalah Roh Allah yang maha kuasa yang dapat melakukan segala hal sesuai kehendak-Nya.

Peran Roh Kudus dalam hidup orang Kristen.

  1. Tinggal dalam orang percaya (Yoh14:16-17; 1Kor6:19).

Tubuh orang percaya adalah rumah Roh Kudus. Kebenaran ini sangat dahsyat. Roh Allah yang mahakudus yang adalah Roh Yesus Kristus berkenan tinggal dalam diri orang yang percaya kepada Yesus Kristus, dan tidak akan pernah meninggalkannya. Hal ini tidak pernah terjadi pada masa perjanjian lama di mana Roh Allah hanya terbatas diberikan kepada orang-orang pilihan yang diurapi untuk melakukan tugas yang diberikan Tuhan sebagai raja, atau imam, atau nabi dan lain-lain. Roh itu dapat meninggalkan mereka seperti terjadi dengan Raja Saul yang melanggar perintah Allah (1Sam 16:14).
Dalam perjanjian baru, orang yang percaya kepada Yesus Kristus telah diurapi; Roh Kudus tinggal dalam dirinya dan urapan itu bersifat tetap; Roh Kudus tetap tinggal dalam diri orang percaya (1Yoh 2:20,27). Kebenaran yang dahsyat ini seharusnya membuat orang percaya besyukur kepada Tuhan dan mempersembahkan diri sepenuhnya untuk dipakai oleh Tuhan sebagai pelayan dalam kerajaan-Nya.

  1. Memberi hidup (Yoh6:63; Rm8:11).

Orang percaya dimampukan oleh Roh Kudus berhubungan erat dengan Tuhan dan melakukan segala hal yang menyukakan Tuhan. Orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus tidak tanggap terhadap kehendak Tuhan dan tidak mungkin menyukakan Tuhan karena mereka secara rohani mati, tidak hidup.

  1. Memimpin orang percaya (Rm 8:14).

Orang percaya tidak lagi dipimpin oleh pikiran, perasaan dan kehendaknya yang dikuasai oleh daging tetapi dikuasai oleh Roh Kudus. Damai sejahtera dari Roh Kudus mengendalikan dirinya, segala sikap dan keputusannya (Kol 3:15).

  1. Memimpin ke dalam seluruh kebenaran (Yoh16:13).

Alkitab mendidik orang dalam kebenaran (2Tim 3:16) dan Roh Kudus memimpin orang percaya ke dalam seluruh kebenaran Alkitab. Bab II di atas telah menjelaskan proses ini. Umat perjanjian lama mempuyai Alkitab tetapi tidak sampai kepada kebenaran sehingga mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus (Yoh 5:46). Orang Kristen yang tidak percaya Roh Kudus juga sama dengan umat perjanjian lama, mereka bisa saja membaca Alkitab atau disebut ahli perjanjian lama atau ahli perjanjian baru, namun mereka tidak tahu kebenaran sebagaimana Yesus Kristus mengajarkannya.

  1. Memberi kuasa kepada orang percaya untuk menjadi saksi Kristus (Kis1:8).

Tanpa Roh Kudus, murid-murid Kristus adalah penakut, tidak berani menyaksikan Kristus, tetapi setelah memperoleh Roh Kudus semua mereka menjadi berani. Kisah para rasul mencatat pada hari pentakosta setelah Roh Kudus yang Kristus janjikan itu turun ke atas sekitar 120 orang murid Kristus, mereka menjadi saksi Kristus yang berani sehingga ribuan orang mendengar Injil dan percaya kepada Yesus Kristus (Kis 2).
Orang Kristen masa kini pun berani menjadi saksi Kristus karena diberi keberanian oleh Roh Kudus. Sebaliknya orang Kristen yang tidak percaya Roh Kudus, tidak berani menyaksikan Kristus dengan terus terang.

Roh Kudus juga memberikan kekuatan kepada orang percaya sebagai saksi Kristus sehingga mampu bertahan terhadap serangan kuasa jahat dalam peperangan rohani dan mampu merubuhkan tembok-tembok keangkuhan yang dibangun oleh musuh untuk mencegah orang mengenal Kristus. Kesaksian Kristen akan selalu dihalangi oleh Iblis, dan hanya kekuatan yang supernatural yang dapat mengalahkannya, karena manusia tidak mampu mengalahkan Iblis tanpa kuasa Roh Kudus.

  1. Memberikan karunia Roh kepada setiap orang percaya (1Kor12:1-11).

Tubuh Kristus terdiri dari orang-orang yang Tuhan berikan karunia Roh yang berbeda-beda dan yang khusus dimaksudkan untuk kepentingan bersama sehingga tubuh berfungsi dengan baik dan semua anggota tubuh menjadi satu oleh pelayanan masing-masing anggota. Misalnya kalau kaki terkena duri, tangan akan dengan spontan menanganinya tanpa disuruh-suruh.
Roh Kudus menggerakkan anggota tubuh Kristus untuk bertindak sesuai karunia Roh yang diberikan kepadanya. Dengan begitu, semua anggota tubuh akan bersukacita. Semua anggota melayani, tidak ada yang menjadi bos atau lebih tinggi dari anggota lainnya.

  1. Mengendalikan kegiatan orang percaya (bnd Kis10:19-20).

Roh Kudus adalah Roh Allah yang mengetahui segala sesuatu. Dia tahu siapa yang sudah siap untuk mendengarkan Injil dan siapa yang harus menyampaikannya. Dalam menyaksikan Kristus kepada orang lain, kita harus mempunyai keyakinan dari Roh Kudus bahwa kitalah orang yang dipilih-Nya untuk tugas itu, sesuai waktu yang dikehendaki-Nya, dengan cara yang ditaruhkan-Nya dalam hati kita dan pada tempat dan keadaan yang sudah diatur-Nya. Secara singkat, kita adalah orang Tuhan, pada waktu Tuhan, dengan cara Tuhan, pada tempat Tuhan dan situasi yang Tuhan buat. Roh Kudus mengendalikan segala hal dan dengan demikian pasti berhasil untuk kemuliaan Tuhan.

  1. Memilih pemberita Injil (bnd Kis13:2).

Tuhan yang memilih dan menetapkan orang untuk melakukan tugas tertentu sesuai kehendak-Nya. Roh Kudus yang memilih Paulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil keluar dari Siria menuju ke arah barat dan kemudian sampai ke Eropa.
Sampai saat ini Roh Kudus yang memilih pemberita Injil untuk pergi ke daerah-daerah yang belum mendengar Injil. Meskipun Kristen sudah diketahui secara global, masih ada suku-suku bangsa atau kampung-kampung tertentu yang belum pernah mendengarkan Injil. Tuhan sudah menetapkan bahwa Ia akan datang kembali setelah Injil diberitakan kepada semua suku bangsa di dunia dan jumlah orang percaya yang masuk dalam Kerajaan Allah tercapai. Karena itu pekabaran Injil akan terus ada sampai Tuhan datang dan hal itu tidak perlu disamarkan dengan istilah pelayanan dan kesaksian (pelkes) atau kesaksian dan pelayanan (kespel) dan berbagai istilah lain. Pemberita Injil akan selalu ada sampai Tuhan datang kembali, bahkan secara khusus Alkitab menyatakan Pemberita Injil lah yang harus didukung keperluannya agar dapat memberitakan Injil penuh waktu (1Kor 9:14).

  1. Menentukan sasaran bagi orang percaya (bnd Kis16:6-10).

Tim Pekabaran Injil (PI) Paulus dicegah Roh Kudus memberitakan Injil di daerah Asia dan daerah Bitinia dan kemudian ternyata Roh memimpin mereka ke Makedonia. Tidak salah mengabarkan Injil ke Asia atau ke Bitinia, tetapi Roh Kudus menghendaki mereka menyeberang ke Eropa. Sasaran yang ditentukan Roh Kudus bagi mereka adalah Eropa, meskipun orang pertama yang menerima Injil yang mereka beritakan di Eropa adalah Lidia yang berasal dari Asia.
Sama seperti tim PI Paulus, kita pun harus peka terhadap pimpinan Roh Kudus, sebab Tuhan yang mengetahui sasaran yang terbaik, kita paling-paling hanya mengetahui sasaran yang kita anggap baik. Tidak salah mempunyai rencana atau program kerja, namun kita harus peka terhadap pimpinan Roh Kudus yang setiap saat dapat mengubah rencana atau program kita. Kita harus sadar bahwa ada lawan kita yakni Iblis yang selalu aktif mau menggagalkan rencana atau program kita agar tidak memuliakan Allah. Kalau kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, Iblis musuh itu tidak akan berhasil.

  1. Menyaksikan Kristus kepada manusia (Yoh15:26-27; Yoh16:8-11).

Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran bersaksi tentang Yesus Kristus. Kita juga harus bersaksi tentang Yesus Kristus. Jadi ada dua yang bersaksi yakni Roh Kudus dan kita pengikut Kristus. Pemberitaan tentang Kristus selalu memerlukan aspek natural dan aspek supernatural. Orang akan datang kepada Kristus kalau hatinya ditarik oleh Allah. Itu adalah hal yang supernatural dan hal itu hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus. Kesaksian kita akan sia-sia kalau tidak dipimpin oleh Roh Kudus dan akan berhasil untuk kemuliaan Allah kalau dipimpin oleh Roh Kudus karena Roh Kudus yang membuat aspek supernatural terjadi.
Roh Kudus yang mampu menginsyafkan dunia bahwa mereka berdosa karena tetap tidak percaya kepada Yesus Kristus. Dunia bisa sibuk membuat bermacam-macam teori tentang Yesus Kristus, namun Roh Kudus saja yang mampu menginsyafkan mereka bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah dan sekarang ada dan berkuasa bersama Allah Bapa. Iblis membohongi dunia dan menguasai dunia, namun Roh Kudus mengisyafkan dunia bahwa Iblis yang disembahnya itu telah dihukum dan tinggal menunggu eksekusi pada  waktu kedatangan Kristus kembali.

Dari contoh-contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang Kristen untuk menjamin keberhasilannya melaksanakan tugas yang Tuhan berikan sebagaimana Tuhan Yesus sendiri berhasil melaksanakan tugas yang dari Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia. Roh Kudus memimpin orang Kristen dalam seluruh bidang kehidupan tidak terbatas hanya yang strategis saja tetapi juga yang taktis bahkan dapat memimpin hanya satu langkah saja pada satu saat tertentu.

Ketergantungan penuh kepada Roh Kudus.

Kita harus selalu dipimpin oleh Roh Kudus karena kita anak-anak Allah. Pimpinan Roh Kudus atas pengikut Kristus adalah nyata. Kita orang Kristen harus bergantung penuh kepada Tuhan dalam menjalankan hidup kita sehari-hari. Kita tidak boleh mengandalkan diri kita atau kemampuan kita. Kita harus mempunyai sikap hati yang bergantung penuh kepada Tuhan sehingga kita seharusnya berkata seperti Musa waktu memimpin umat Israel menuju tanah perjanjian:

  • "Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini." (Kel 33:15 i_TB) 

Sama halnya seperti Musa, kitapun seharusnya "mogok jalan" kalau Tuhan sendiri tidak membimbing kita. Dalam masa perjanjian baru, Tuhan sendiri yang memberikan Roh Kudus tinggal tetap di dalam kita dan menghendaki kita bergantung penuh kepada-Nya. Seolah-olah Tuhan berkata: "jika Roh Kudus tidak memimpin kamu, janganlah kamu melakukan apapun". Seandainya semua umat Tuhan mengikuti kehendak Tuhan itu, pastilah tidak terjadi kegagalan dalam kehidupan gereja. Demikian juga dalam hal diri pribadi orang Kristen. Kita hanya melakukan segala sesuatu jika Roh Kudus memimpin kita.

Ada orang yang menganggap sikap "tergantung" ini merepotkan Tuhan. Anggapan itu tidak mempunyai dasar dalam Alkitab. Tuhan maha kuasa, tidak sulit bagi-Nya untuk memimpin tiap orang dan Tuhan menghendaki demikian. Dia tidak mendelegasikan wewenang-Nya kepada satu orang atau beberapa orang melainkan Dia langsung memimpin tiap orang percaya. Semua orang sesuai fungsi masing-masing adalah hamba yang melayani, bukan mengambil alih kedudukan Tuhan sebagai Pemimpin. Para pemimpin dalam jemaat melayankan tugas kepemimpinan dengan status sebagai hamba, bukan bos seperti pemimpin di dunia ini. Berbeda dengan konsep duniawi, Tuhan menghendaki semua kita bergantung penuh kepada-Nya. Inisiatif kita harus berdasarkan petunjuk Roh-Nya.

Inisiatif orang Kristen tanpa petunjuk dari Roh Kudus akan meimbulkan kegagalan dan kesusahan yang tidak semestinya. Beberapa dari kegagalan dan kesusahan yang sering terjadi misalnya adalah:

  • Terjadi kegagalan program atau proyek karena ternyata Tuhan tidak menghendakinya.
  • Orang Kristen mengikuti ajaran-ajaran asing yang menyesatkan.
  • Anggota gereja mendukung pemimpin yang bukan dari Tuhan sehingga kesaksian rusak.
  • Persekutuan mengambil keputusan secara duniawi sehingga muncul persungutan dan perpecahan.
  • Orang Kristen melakukan kegiatan rutin dan non-rutin tanpa meminta petunjuk Tuhan sehingga akhirnya merugikan diri sendiri.

Semua masalah ini akan dapat dihindarkan kalau orang Kristen bergantung penuh kepada pimpinan Roh Kudus dan memang itulah yang berkenan kepada Tuhan.

Contoh aplikasi dalam hidup nyata.

Ketergantungan penuh kepada pimpinan Roh Kudus diperlukan dalam segala bidang kehidupan orang Kristen. Berikut adalah contoh praktis bagaimana ketergantungan itu kita praktekkan dalam kehidupan nyata.

A. Menggumuli dan meyakini kehendak Tuhan yang perlu dilakukan.

B. Menguji setiap roh agar tidak disesatkan oleh roh lain.

C. Mengenali pemimpin yang dari Tuhan agar tidak mengikuti pemimpin palsu.

D. Mengambil keputusan dalam persekutuan dengan dipimpin oleh Roh Kudus.

E. Mengikuti pimpinan Roh Kudus setiap saat.

Selanjutnya tiap butir akan diuraikan lebih rinci.

A. Menggumuli dan meyakini kehendak Tuhan yang perlu dilakukan.

Sebagai pengikut Kristus yang bergantung penuh kepada Roh Kudus, kita memerlukan Roh Kudus  memimpin kita untuk menemukan kehendak Tuhan yang harus  kita lakukan sehingga kita yakin sepenuhnya bahwa Tuhan yang menyuruh kita melakukan segala hal yang kita lakukan. Banyak hal penting dalam hidup kita yang mempunyai dampak penting seperti:

  • Memilih sekolah/ jalur pendidikan.
  • Memutuskan untuk menjadi pelayan Kerajaan Allah penuh waktu.
  • Memilih bidang pekerjaan/karir.
  • Memilih teman hidup.
  • Memilih tempat tinggal.
  • Memilih keterlibatan dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian.
  • Menentukan sikap terhadap hal penting.
  • Memilih tindakan atau kegiatan tertentu.

Alasan mengapa perlu tahu kehendak Tuhan.

Kita perlu menemukan kehendak Tuhan itu karena:

  1. Ada rencana Tuhan bagi kita, Ia menetapkan langkah kita (Mzm37:23). Kita tidak boleh menempuh jalan kita sendiri, Tuhan yang menetapkan langkah kita. Tuhan berkenan menunjukkan langkah yang harus kita tempuh dan Roh Kudus menolong kita untuk menemukannya.
  2. Kita tidak berkuasa dan tidak mampu menentukan jalan hidup kita (Yer10:23). Tanpa pimpinan Roh Kudus, kita pasti salah jalan, karena itu kita harus bergantung kepada Tuhan.
  3. Hanya Tuhan yang tahu masa depan (Yes46:9-10), dan Roh Kudus dapat menyingkapkan kepada kita sesuai kehendak-Nya agar kita berjalan di jalan yang benar (Yoh 16:13).
  4. Kita beruntung dan berhasil bila berjalan dalam kehendak Tuhan (2Tim4:7,8; Mzm119:98-100). Ada jaminan penyertaan Tuhan bagi kita yang melakukan kehendak-Nya.
  5. Kita perlu tahu kehendak Tuhan atas kita (Kol1:9; Ef5:17). Tuhan tidak menghendaki kita bodoh tetapi harus mengusahakan agar kita mengetahui apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan.
  6. Motif kita menemukan kehendak Tuhan adalah untuk menaatinya (Ef6:6; 1Ptr4:2). Tuhan tahu hati kita yang mencari kehendak-Nya untuk kita taati bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita. Tuhan tidak akan menunjukkan kehendak-Nya kepada orang yang mau memuaskan keinginannya sendiri. Sebagai orang yang sudah selamat, kita mempunyai hati yang baru yakni hati yang taat kepada Tuhan dan senang melakukan kehendak-Nya.
  7. Orang pilihan Tuhan pun dengan tidak sadar bisa salah, misalnya kasus Abraham dengan Hagar yang melahirkan Ismael sebelum Ishak anak yang dijanjikan Tuhan itu lahir (Kej16), kasus Raja Saul dipecat Tuhan karena salah (1Sam13:9-14), atau kasus abdi Allah yang dari Yehuda terbunuh karena salah (1Raj13). Kita juga sebagai umat pilihan Tuhan dapat melakukan kesalahan yang serupa kalau kita tidak mengandalkan pimpinan Roh Kudus. Dengan pimpinan Roh Kudus kita akan terhindar dari kesalahan-kesalahan seperti yang dialami umat perjanjian lama.

Persyaratan yang diperlukan.

Untuk dapat mengetahui kehendak Tuhan, kita harus ada dalam persekutuan dengan Tuhan. Hal ini harus nyata dari keadaan kita secara pribadi yakni:

  1. Kita telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja kita secara pribadi. Roh Kudus bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (lihat Bab I).
  2. Kita sedang berusaha dengan segenap hati bertumbuh menuju kedewasaan rohani yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus, dengan tekun membaca dan menelaah Alkitab serta melakukan segala perintah Kristus (lihat Bab II).
  3. Kita percaya bahwa semua janji Tuhan dalam Alkitab pasti terlaksana.
  4. Kita sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak Tuhan bukan hanya sekedar mau mengetahui kehendak-Nya. Kita menyadari bahwa Tuhan mengenali hati kita dan motivasi kita yang rindu menyukakan Tuhan.
  5. Kita tidak menyembunyikan dosa yang kita ketahui melainkan mengakuinya kepada Tuhan dan membereskannya dengan sesama manusia yang terlibat. Kita menyadari bahwa kita tidak akan mendengar suara Tuhan yang menjawab doa kita, kalau kita tetap tinggal dalam dosa kita.

Menemukan kehendak Tuhan.

Cara menggumuli langkah iman yang akan kita tempuh:

    1. Kita memohon petunjuk dari Tuhan untuk langkah iman yang harus kita tempuh (Mzm 32:8; Yak 1:5-6).
    2. Kita menyelidiki perintah Kristus yang jelas tentang hal yang kita gumuli. Daftar Pengingat Perintah Kristus (DPPK) akan dapat menolong kita untuk penyelidikan ini.
    3. Kita menyelidiki Alkitab untuk menemukan kebenaran yang jelas tentang hal yang kita gumuli (Mzm 119:105, 130).
    4. Kita menyelidiki prinsip yang ada dalam Alkitab tentang hal yang kita gumuli.
    5. Kita harus tekun melakukan saat teduh pribadi dan peka terhadap bimbingan/ suara Roh Kudus (Yoh 16:13). Tuhan dapat menyatakan bimbinganNya melalui berbagai hal seperti nubuat, penglihatan, mimpi dsb (Kis 2:17-18).
    6. Kita dapat meminta pertimbangan dari orang Kristen dewasa terutama yang telah mengalami bimbingan Tuhan untuk masalah yang sejenis (Ams 15:22).
    7. Kita mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh,  dan mempertimbangkan segala faktor terkait serta dampaknya (Ef 5:15-17).
    8. Kita perlu memperhatikan keadaan-keadaan yang Tuhan ijinkan terjadi, yang dapat menjadi salah satu petunjuk untuk mengambil keputusan, termasuk peluang-peluang yang terbuka dan tertutup (bnd Kis 16:6-10).
    9. Kita terus berdoa dan merenungkan hal-hal di atas, lalu dengan yakin mengambil kesimpulan dan langkah iman pada waktunya, sesuai petunjuk Tuhan dan firman-Nya. Langkah iman yang kita tempuh haruslah berdasarkan Alkitab atau prinsip alkitabiah yang jelas, sesuai dengan suara Roh Kudus dalam hati kita dan sesuai kejadian yang Tuhan buat terjadi serta ada sejahtera dalam hati kita.

Tuhan berdaulat menggunakan cara apapun yang dikehendaki-Nya untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada kita. Bagaimana pun caranya, hasilnya ialah kesimpulan iman dengan keyakinan yang tidak tergoyahkan dalam hati kita dan kita bersedia dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakannya dengan setia, apapun yang menjadi konsekuensinya dan berapa pun harga yang harus dibayar.

Mengkonfirmasikan kehendak Tuhan.

Tuhan tidak marah kalau dalam kerendahan hati dan ketulusan kita memohon konfirmasi atas langkah yang akan kita tempuh terutama untuk langkah yang bersifat strategis, berdampak penting, besar dan luas atau mempunyai resiko tinggi. Dengan demikian kita melangkah bukan berdasarkan percaya diri melainkan karena percaya kepada Tuhan yang dengan jelas menyuruh kita melangkah.

Cara mengkonfirmasikan langkah iman yang ditempuh:

  1. Pilihan itu baik dan tidak berkaitan dengan dosa yang diketahui.
  2. Pilihan itu kita yakini merupakan jawaban Tuhan atas doa permohonan kita.
  3. Keputusan itu sesuai dengan Alkitab dan prinsip alkitabiah.
  4. Ada damai sejahtera dalam hati kita, dan ada semangat yang sungguh-sungguh untuk melakukannya.
  5. Kita semakin mengenal Tuhan Yesus, semakin setia dan bersyukur kepada-Nya.
  6. Tuhan sendiri bertindak waktu kita melaksanakannya.
  7. Tuhan membuatnya berhasil sesuai janji-Nya dan untuk kemuliaan-Nya.

B. Menguji setiap roh agar tidak disesatkan oleh roh lain.

Kesesatan dan penyesatan pada zaman akhir ini sangat luar biasa, seperti hujan lebat turun ke bumi, tidak ada satu tempat pun yang terlindung.  Penyesatan itu tidak dapat lagi dibatasi pada organisasi atau lembaga tertentu yang disebut aliran sesat, tetapi penyesatan itu terjadi dimana-mana. Iblis juga hadir di gereja dan dapat menyebarkan kesesatan dari mimbar gereja. Ada orang-orang dalam jemaat yang mengaku mendengarkan suara roh tanpa melakukan pengujian sesuai perintah Tuhan, sehingga mereka disesatkan oleh Iblis yang menyamar sebagai malaikat terang (2Kor 11:14). Dengan hebatnya penipuan roh seperti disebutkan di atas, kita semakin mengerti mengapa Roh Kudus pun mengijinkan diri-Nya diuji. Roh Kudus tidak menghendaki pengikut Kristus tertipu oleh roh lain yang menyamar sebagai Roh Kudus.
Pembaca juga diharapkan untuk menguji roh yang ada di belakang tulisan ini agar dapat meyakini kebenaran yang dituliskan disini.

Kita perlu mengenali roh yang ada di balik segala sesuatu yang terjadi termasuk roh yang mempengaruhi suatu tulisan, ajaran, sikap, pernyataan atau keputusan orang tertentu. Kita berjuang melawan roh-roh jahat di udara yang mengendalikan manusia baik manusia itu sadar atau tidak sadar (Ef 6:12). Penyangkalan atas adanya Iblis atau roh jahat yang mempengaruhi atau mengendalikan manusia merupakan bagian dari penipuan Iblis itu.

Tuhan memerintahkan orang percaya untuk menguji setiap roh dan segala sesuatu.
Alkitab menyatakan:

  • "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia." (1Yoh 4:1 i_TB) 
  • "dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan." (Ef 5:10 i_TB) 
  • "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1Tes 5:21 i_TB) 

Cara menguji roh.

Kita menguji roh karena diperintahkan oleh Tuhan. Dengan perintah itu Tuhan menunjukkan bahwa Roh Kudus bersedia membuktikan siapa diri-Nya sehingga pengikut Kristus tidak perlu ragu. Sebaliknya roh lain tidak senang diuji. Itu sebabnya roh lain itu akan marah kalau ia diuji. Allah tidak marah ketika Musa menanyakan siapa nama-Nya.  Allah yang menyatakan nama-Nya "Aku adalah Aku" (YHWH) adalah Allah yang membuktikan diri-Nya Allah satu-satunya. Demikian juga Roh Kudus yang adalah Roh Allah, Dia membuktikan diri-Nya sendiri.

Dengan demikian saringan pendahuluan dalam menguji roh ialah apakah roh itu bersedia diuji. Kalau ia marah, maka sudah pasti ia bukan Roh Kudus. Roh Kudus akan senang kalau kita pengikut Kristus melakukan segala perintah Kristus dan salah satu dari perintah itu adalah menguji setiap roh.
Selanjutnya kita dapat mengenali roh itu sesuai kebenaran Alkitab yakni:

  1. Roh yang benar pasti mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang telah menjadi manusia dan Dia adalah Tuhan.

  • "Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia." (1Yoh 4:2-3 i_TB) 
  • "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum." (Yoh 16:8-11 i_TB)

Roh Kudus selalu menyaksikan bahwa Yesus Kristus itu adalah Anak Allah yang menjadi manusia, mati disalib untuk dosa-dosa manusia, bangkit dari kematian dan naik ke sorga. Dengan menggunakan cara pengujian ini pengikut Kristus dapat langsung mengetahui bahwa roh yang menyatakan Yesus Kristus itu tidak mati, tidak bangkit dan bukan Anak Allah, pastilah roh lain, bukan Roh Kudus dan karena itu harus kita tolak dengan tegas, tidak boleh kompromi.

  1. Roh itu memuliakan Yesus Kristus dan bukan dirinya sendiri.

  • "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku." (Yoh 16:14 i_TB)

Roh Kudus selalu memuliakan Kristus. Roh Kudus adalah Roh Kristus. Kemulian-Nya adalah kemuliaan Kristus, tidak terpisah dari Kristus. Dengan cara pengujian ini pengikut Kristus dapat mengetahui bahwa setiap roh yang menerima kemuliaan untuk dirinya sendiri pastilah roh lain, bukan Roh Kudus. Roh orang mati, siapapun dia, yang menyatakan diri dan disembah atau dimuliakan manusia, pastilah roh lain, bukan Roh Kudus. Itu adalah Iblis yang menyamar seperti malaikat terang (2Kor 11:14).

  1. Roh itu selalu mengatakan apa yang dikatakan Tuhan Yesus dan tidak pernah bertentangan dengan perintah dan ajaran Tuhan Yesus.

  • "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh 16:13 i_TB)

Dengan pengujian ini pengikut Kristus akan dapat mengenali roh yang ada di belakang pembicara di mimbar gereja, televisi, internet , atau penulis buku dan sebagainya. Cara praktis yang dapat digunakan ialah dengan menggunakan DPPK yang sudah tersedia seperti disebutkan di atas, dan catatan pribadi yang dibuat berdasarkan saat teduh pribadi dengan Tuhan seperti diuraikan dalam Bab II.

Dalam hal ini perlu dicatat bahwa semua orang tidak selalu benar pada setiap waktu. Karena itu pengujian tidak hanya untuk orang yang nyata-nyata pengikut aliran sesat, melainkan untuk semua orang. Ingatlah bahwa Petrus yang Rasul itu pun pernah ditegur Tuhan sebagai Iblis karena ia memikirkan apa yang dipikirkan manusia bukan apa yang dipikirkan Allah (Mat 16:23). Kita mungkin akan heran bilamana pengujian digunakan kepada pengkhotbah di gereja, televisi, internet dan sebagainya. Banyak di antara pengkhotbah itu termasuk yang diidolakan oleh banyak orang, termasuk sebagai "Iblis" menurut ukuran Kristus karena mereka tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah.

  1. Roh itu tidak menafsirkan nubuat-nubuat dalam Alkitab dengan penafsiran sendiri, tetapi menurut penafsiran Kristus.

  • "Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri," (2Ptr 1:20 i_TB)

Banyak sekali buku tafsiran dan pengajaran tentang nubuat-nubuat dalam Alkitab hanya berdasarkan pikiran manusia. Hal itu menunjukkan bahwa roh yang di belakang penulis atau pengajar itu bukan Roh Kudus. Kita harus mendengarkan apa yang disingkapkan Roh Kudus dan jangan memaksakan diri untuk mengetahui hal-hal yang belum disingkapkan oleh Roh itu. Beberapa aliran sesat muncul karena melanggar perintah ini seperti aliran Advent, Saksi Yehova dan lain-lain. Berbagai penafsiran dalam gereja arus utama juga tidak menaati perintah ini misalnya dalam menentukan siapa sebenarnya si Antikristus dengan kode bilangan 666 yang disebut dalam kitab Wahyu. Mereka berani berspekulasi dengan melanggar perintah Kristus.
Itulah tandanya bahwa roh yang dibelakang semua penafsir itu bukan Roh Kudus.

Pengikut Kristus harus dengan rendah hati menerima nubuatan dalam Alkitab sebagaimana adanya. Yang disingkapkan biarlah untuk kita dan anak-anak kita, yang masih tersembunyi biarlah untuk Tuhan. Kita menunggu penyingkapan oleh Roh Kudus saja, spekulasi bertentangan dengan perintah Tuhan. (DPPK P634)

  1. Roh Kudus selalu mengatakan hal-hal yang benar.

Kita perlu menyelidiki apa yang dinyatakan dengan jelas dalam Alkitab. Misalnya Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup adalah dari dunia bukan dari Roh Kudus (1Yoh 2:16). Demikian juga semua hal yang merupakan perbuatan daging (Gal 5:19-21), bukanlah dari Roh Kudus.

Kalau kita tidak menemukan apa yang jelas disebut dalam Alkitab, kita juga dapat menguji roh itu dengan prinsip-prinsip yang jelas dalam Alkitab. Segala sesuatu yang dinyatakan roh itu tidak boleh bertentangan dengan kehendak Allah sebagaimana ditunjukkan dalam segala perintah Kristus (DPPK).

C. Mengenali pemimpin yang dari Tuhan agar tidak mengikuti pemimpin palsu.

Domba Kristus mendengarkan gembalanya yakni Kristus sendiri. Kita adalah domba Kristus bukan domba pendeta. Kristus sendirilah Gembala kita semua, apapun fungsi kita dalam Kerajaan Kristus. Bisa saja Roh Kudus memberikan karunia penggembalaan atau karunia kepemimpinan kepada beberapa orang dari kita dan menetapkan kita sebagai gembala untuk menggembalakan domba Kristus, namun orang-orang yang kita pimpin itu tetap saja domba Kristus bukan domba kita. Kita semua adalah hamba-hamba Kristus yang melayani-Nya sesuai dengan karunia Roh yang diberikan kepada kita. Pemimpin-pemimpin dalam jemaat termasuk rasul-rasul, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar bertugas untuk memperlengkapi pengikut Kristus agar bertumbuh menjadi dewasa rohani (Ef 4:11).

Kristus adalah Kepala Gereja yang langsung memimpin semua umat-Nya yang terdiri dari orang-orang yang sudah diselamatkan-Nya dan tiap orang itu didiami oleh Roh-Nya dan disebut orang kudus. Tiap orang  kudus termasuk pemimpin-pemimpin harus menaati Kristus sebagai Kepala meskipun mempunyai tugas pelayanan yang berbeda-beda. Roh Kudus yang memberikan karunia Roh bagi tiap orang untuk tugas pelayanan masing-masing membuat semuanya rapi tersusun dengan diikat oleh pelayanan masing-masing dan dipimpin oleh Roh Kudus. Tidak ada konflik karena semua mengikuti pimpinan Roh Kudus. Pemimpin-pemimpin yang mengikuti pimpinan Roh Kudus itulah yang diberikan Allah melayankan karunia kepemimpinan bagi jemaat. Merekalah pemimpin-pemimpin yang dari Tuhan yang harus ditaati orang-orang kudus, sedangkan semua mereka menaati pimpinan Roh Kudus.

Masalah muncul dalam gereja kalau pemimpin-pemimpin itu tidak menaati pimpinan Roh Kudus atau kalau pemimpin-pemimpin itu belum diselamatkan (lihat Bab I), sehingga belum ada hubungan dengan Roh Kudus. Pemilihan pemimpin dengan cara demokratis dalam banyak gereja memungkinkan munculnya pemimpin yang bukan dari Tuhan dan tidak ditetapkan oleh Roh Kudus, hanya ditetapkan oleh organisasi. Pemimpin yang seperti itu bukan pemimpin asli yang dari Tuhan melainkan pemimpin palsu.

Dalam jemaat yang mula-mula pun kasus pemimpin palsu itu sudah ada, misalnya Diotrefes (3Yoh 1:9). Pada masa itu orang-orang kudus belum mempunyai Alkitab di rumah masing-masing jadi dapat dimengerti kalau mereka tidak dapat menguji siapa pemimpin asli dan siapa pemimpin palsu. Sekarang ini orang-orang kudus yakni pengikut Kristus sudah mempunyai Alkitab secara melimpah dalam berbagai bahasa, tertulis atau bersuara, di atas kertas atau digital, di rak buku atau di telpon genggam (HP). Orang Kristen masa kini tidak perlu lagi tertipu mengikuti pemimpin palsu.

Alasan yang salah.

Ada orang yang mencoba membenarkan orang Kristen mengikuti pemimpin palsu berdasarkan ayat Alkitab yang menyatakan:

  • "Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." (Mat 23:3 i_TB)

Orang itu menganggap bahwa ia boleh mengikuti ajaran pemimpin palsu itu dan tidak perlu menguji apakah pemimpin itu asli atau palsu. Pembaca boleh meneliti sendiri konteks ayat itu yakni ayat sebelumnya yang menyatakan:

  • "Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa." (Mat 23:1-2 i_TB)

Jadi konteks dari Mat 23:3 adalah sistem pemerintahan umat perjanjian lama atau agama Yahudi dimana ada "kursi Musa" yang ditetapkan sebagai status resmi untuk mengajar umat Israel. Dalam sistem itu orang Israel harus menaati Taurat Musa sebagaimana diajarkan para pejabat yang telah menduduki "kursi Musa" itu. Umat Israel tidak pernah disuruh menguji roh seperti umat Kristen. Dalam masa perjanjian baru yakni setelah Roh Kudus dikaruniakan kepada setiap orang percaya, "kursi Musa" itu tidak berlaku lagi, karena orang-orang kudus harus mendengarkan dan menaati Kristus secara langsung. Hal itu dimungkinkan oleh Roh Kudus yang tinggal dalam diri orang percaya.

Tuhan memberikan Roh Kudus untuk memungkinkan pemimpin-pemimpin umat perjanjian baru melaksanakan tugas pelayanannya. Persyaratan pemimpin umat perjanjian baru menunjukkan bahwa untuk menjadi pemimpin harus mempunyai syarat yang tinggi sehingga hanya Roh Kudus yang dapat membuatnya terjadi dan memang untuk itulah Roh Kudus diberikan.  Sayangnya banyak orang Kristen tidak menyadari perbedaan antara umat perjanjian lama (Israel) dengan umat perjanjian baru (pengikut Kristus termasuk orang Israel yang percaya), sehingga tertipu mengikuti para pemimpin yang bukan dari Kristus, yakni yang tidak memenuhi syarat. Contoh nyata yang sangat menonjol dapat diketahui umum pada waktu terjadi perkelahian dan bunuh-bunuhan sesama anggota gereja yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpinnya.

Tuhan sudah mengingatkan bahwa ada pemimpin yang asli dan ada yang palsu. Para pemimpin yang asli berasal dari Allah sedangkan yang palsu tidak berasal dari Allah. Pengikut Kristus harus dapat mengenali yang asli dari yang palsu. Perkelahian dalam gereja, perebutan jabatan gereja, perselingkuhan para pemimpin gereja, skandal keuangan, skandal moral, skandal politik, penyesatan, eksploitasi umat, perpecahan, kemunduran rohani dan kematian rohani, semuanya berkaitan langsung dengan pemimpin-pemimpin palsu.

Pengikut Kristus harus tetap dalam gereja atau persekutuan setempat meskipun gereja atau persekutuan itu tidak sempurna, itulah yang berkenan kepada Kristus Kepala Gereja. Kita harus sadari bahwa tidak ada gereja yang sempurna sampai nanti Kristus datang kembali. Tujuh jemaat dalam kitab Wahyu juga tidak sempurna namun Tuhan senang bahwa tetap ada orang-orang yang mengikut Tuhan tanpa kompromi dengan dosa dalam jemaat. Kita pun Tuhan kehendaki tetap melakukan segala perintah Kristus meskipun dalam gereja yang tidak sempurna. Kalau gereja tidak lagi mengijinkan anggotanya melakukan segala perintah Kristus, maka gereja itu bukanlah gereja Kristus dan pengikut Kristus tidak boleh ada di situ.
Pengikut Kristus dengan dipimpin oleh Roh Kudus harus dapat membedakan pemimpin asli dari pemimpin palsu dan mendukung pemimpin asli dalam membangun gereja. Kalau pemimpin palsu yang didukung, itu sama saja dengan ikut merusak gereja.

Indikasi pemimpin asli.

Pemimpin asli dapat dikenali sesuai persyaratan dalam Alkitab yakni:

    1. Diberikan dan ditetapkan oleh Tuhan. (Kis 7:35; 20:28; Ef 4:11)
    2. Meninggikan Tuhan Yesus bukan menonjolkan dirinya sendiri. (Mat 23:10)
    3. Memiliki kerendahan hati seorang hamba. (Luk 17:10)
    4. Tidak terlibat pertengkaran. (2Tim 2:24)
    5. Bersikap sebagai pelayan bukan penguasa. (Luk 22:26)
    6. Tidak mencari keuntungan dari firman Allah. (2Kor 2:17; 1Ptr 5:2)
    7. Tidak memerintah tetapi menjadi teladan. (1Ptr 5:3)
    8. Penuh Roh dan hikmat. (Kis 6:3)
    9. Mementingkan doa dan pelayanan firman lebih dari tugas organisasi. (Kis 6:4)
    10. Dewasa rohani sebagaimana tampak dalam kualitas hidup yang Tuhan tetapkan bagi para pemimpin, yaitu: (1Tim 3:8-13; Tit 1:6-9)
    • a. Hidup tidak bercacat.
    • b. Mempunyai hanya satu isteri.
    • c. Anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
    • d. Tidak angkuh.
    • e. Bukan pemberang.
    • f. Tidak serakah.
    • g. Suka akan yang baik, adil, saleh dan dapat menguasai diri.
    • h. Berpegang kepada perkataan yang benar yang sesuai dengan ajaran yang sehat.
    • i. Tidak mengajarkan hal yang tidak-tidak untuk mendapatkan keuntungan yang memalukan.
    • j. Sehat dalam iman, tidak menyangkal Allah dengan perbuatannya.
    • k. Dapat menahan diri.
    • l. Bijaksana.
    • m. Sopan.
    • n. Suka memberi tumpangan.
    • o. Cakap mengajar orang.
    • p. Bukan peminum.
    • q. Bukan pemarah melainkan peramah.
    • r. Pendamai.
    • s. Bukan hamba uang.
    • t. Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
    • u. Bukan seorang yang baru bertobat agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.
    • v. Mempunyai nama baik di luar jemaat agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

11. Meneladani kepemimpinan Tuhan Yesus:

    • a. Berkorban untuk umat Tuhan. (Yoh10:11)
    • b. Mengenal dan akrab dengan domba Tuhan. (Yoh10:14)
    • c. Tujuan hidupnya hanya untuk melakukan kehendak Allah. (Yoh6:38)
    • d. Mempunyai hubungan lebih erat dengan orang yang melakukan kehendak Allah. (Mat12:50)
    • e. Hanya mengajarkan ajaran yang berasal dari Allah. (Yoh7:16; 8:28; 14:24)
    • f. Hanya melakukan pekerjaan yang disuruh Allah. (Yoh5:30,36)
    • g. Rela menderita demi terlaksananya kehendak Allah. (Luk22:42)
    • h. Dalam menghadapi kematianpun, perhatiannya adalah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk menggenapi kehendak Allah. (Yoh19:28)
    • i. Waktu ditolak dan dihalau, Ia pergi meneruskan misi-Nya. (Luk4:30-31; Yoh8:59)
    • j. Dalam menghadapi lawan-Nya, Ia tetap menunjukkan kerendahan hati, kekudusan hidup dan perlawanan tanpa kekerasan.

Dari indikasi dan persyaratan pemimpin umat perjanjian baru yang tertera di atas dapat terlihat sungguh luar biasa ketentuan dari Tuhan untuk pemimpin dan tuntutan itu hanya dapat dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus. Kristus sendiri sudah memberikan contoh nyata, dan Roh Kristus itulah yang harus berkuasa dalam diri pemimpin umat perjanjian baru. Itulah pemimpin asli. Pemimpin yang seperti itu tidak mungkin berkelahi di gereja atau menjadi mualaf. Pembaca mungkin dapat melihat bahwa pemimpin yang memenuhi persyaratan memang sudah langka pada masa kini sehingga mutu kerohanian umat juga ikut terpuruk dan tidak sedikit orang Kristen beralih kepercayaan.

Sikap kepada pemimpin asli.

Pemimpin yang memenuhi persyaratan yang Tuhan tetapkan harus didukung oleh orang-orang Kristen yang sudah diselamatkan sesuai kehendak Tuhan yakni:

  1. Jangan menyatakan yang jahat tentang dia (Kis 23:5).
  2. Ingatlah dia, perhatikanlah akhir hidupnya dan contohlah imannya (Ibr 13:7).
  3. Taatilah dan tunduklah  kepadanya (Ibr 13:17).
  4. Hormatilah dia (1Tes 5:12-13; 1Tim 5:17).
  5. Dengarkanlah dia (1Yoh 4:6).
  6. Sambutlah dia dalam Tuhan dengan sukacita (Flp 2:29).
  7. Cukupkanlah keperluannya untuk melaksanakan tugasnya (Mat 10:10; 1Kor 9:14; 1Tim 5:18).
  8. Bagikanlah segala sesuatu yang ada dengannya (Gal 6:6).
  9. Bantulah dalam kesusahannya (Flp 4:14).

Dengan sikap yang disebut di atas, pemimpin asli tidak akan berkekurangan dalam hidup pelayanannya dan tidak perlu mencari atau menerima bantuan dana dari orang luar atau orang yang belum selamat.

Sikap terhadap pemimpin palsu.

Sebaliknya, orang yang sudah diselamatkan tidak boleh mendukung pemimpin palsu melainkan bersikap seperti yang Tuhan kehendaki terhadap pemimpin palsu yakni:

  1. Waspadailah dia (Mat 7:15).
  2. Hati-hatilah jangan mau disesatkan (Mrk 13:22).
  3. Jangan terseret dan kehilangan peganganmu yang teguh (2Ptr 3:17).
  4. Jangan ikuti dia, larilah dari padanya (Yoh 10:5).
  5. Jangan dengarkan dia (Yoh 10:8; Yer 23:16).
  6. Jangan percayai dia, roh yang ada padanya bukan Roh Kudus (1Yoh 4:1).
  7. Jangan tunduk kepadanya (Gal 2:5).
  8. Jangan hiraukan dia (Mat 15:14).
  9. Jangan kehilangan kasih, meskipun banyak kedurhakaan karena dia (Mat 24:12).

Seandainya semua orang yang sudah diselamatkan bersikap seperti disebutkan di atas pastilah gereja Tuhan tidak akan dipenuhi oleh pemimpin-pemimpin palsu. Dalam kenyataannya justru banyak orang mendukung pemimpin-pemimpin palsu itu bahkan sampai mau ikut berkelahi membela mereka. Semoga tulisan ini memberi pencerahan bagi orang Kristen agar tidak menjadi korban pemimpin palsu.

D. Mengambil keputusan dalam persekutuan dengan dipimpin oleh Roh Kudus.

Pengikut Kristus diselamatkan secara pribadi tetapi ia selalu hidup dalam persekutuan dengan sesama pengikut Kristus yang disebut jemaat atau gereja. Sebagai satu persekutuan mereka selalu dihadapkan dengan pengambilan keputusan. Tuhan menghendaki mereka sehati sepikir dalam Tuhan dengan dipimpin oleh Roh Kudus. Roh Kudus menyingkapkan kepada mereka masing masing kehendak-Nya sehingga semua mereka sepakat mengambil keputusan sebagaimana disingkapkan oleh Roh itu. Dengan demikian tidak akan ada persungutan apalagi perpecahan.

Cara menggumuli kehendak Tuhan bagi pribadi telah diuraikan di atas. Sekarang akan diuraikan cara menggumuli kehendak Tuhan bagi persekutuan atau kelompok orang percaya atau jemaat. Cara ini tidak sama dengan pengambilan keputusan secara demokratis karena bisa saja keputusan yang diambil tidak sesuai dengan keinginan mayoritas namun semua akhirnya mengambil kesimpulan bahwa Roh Kudus menghendaki keputusan itu. Jadi tujuan pengambilan keputusan adalah untuk menemukan kehendak Tuhan secara bersama-sama.

Keputusan yang harus diambil misalnya tentang berbagai hal seperti:

  • Mengutus pemberita Injil yang ditentukan oleh Roh Kudus (bnd Kis 13:2-3).
  • Mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus yang  berada dalam kesusahan hidup yang besar (bnd Kis 11:28-30; 2Kor 8:1-5).
  • Memulai kegiatan memberitakan Injil di lingkungan yang memusuhi Injil.
  • Rencana untuk melayani anggota jemaat yang secara terbuka berkanjang dalam dosa.
  • Pengadaan aset untuk persekutuan seperti mendirikan atau menyewa gedung pertemuan.
  • Mengadakan perubahan pada kegiatan tradisional gereja.
  • Merencanakan kegiatan persekutuan, pelayanan dan kesaksian.
  • Menangani keadaan darurat (emergency).
  • Berbagai hal lainnya.

Proses mengambil keputusan.

Untuk memutuskan hal-hal seperti di atas dapat ditempuh langkah-langkah berikut:

  1. Para pemimpin memberitahukan dengan jelas kepada jemaat tentang hal yang perlu diputuskan.
  2. Setiap anggota jemaat menggumuli apa kehendak Tuhan untuk hal itu (butir III.A)
  3. Pertemuan pengambilan keputusan dilakukan dengan melibatkan semua orang yang sudah menggumuli secara pribadi. Tiap orang menyampaikan apa yang diyakininya Tuhan kehendaki, bukan apa yang dia sendiri senangi. Semua kemungkinan yang ada diuji dengan bimbingan Roh Kudus.DPPK dapat digunakan sebagai acuan untuk menyaring semua ide, usulan, argumentasi, agar semua hal yang bertentangan dengan perintah Kristus dapat dihindari.
  4. Para pemimpin dalam pertemuan mengatur proses interaksi dan memimpin pertemuan agar menaati perintah Kristus (P330). Para pemimpin menunda pengambilan keputusan bila ada yang belum sejahtera dengan keputusan yang diambil; dan tiap orang kembali menggumuli lagi, sampai semua sejahtera.
  5. Keputusan yang diambil haruslah merupakan jawaban doa, sesuai dengan Alkitab, disepakati dengan cara sehati sepikir dalam Tuhan dengan dipimpin oleh Roh Kudus.

Keputusan jemaat yang didapat dengan cara itu akan menghasilkan  kesimpulan iman yang tidak tergoyahkan dalam hati anggota jemaat. Tidak akan ada persungutan atau perpecahan. Semua akan bersemangat untuk melaksanakan keputusan itu, apapun yang menjadi konsekuensinya dan berapa pun harga yang harus dibayar karena diyakini sesuai kehendak Tuhan.  Tuhan sendiri akan bertindak dalam pelaksanaannya sehingga mendatangkan kemuliaan bagi Allah.

E. Mengikuti pimpinan Roh Kudus setiap saat.

Roh Kudus dianugerahkan Tuhan tinggal dalam kita sebagai anak-anak Allah agar kita hidup dipimpin Roh itu secara terus menerus 24 jam/hari, 7 hari/minggu. Roh Kudus memungkinkan kita berhubungan dengan Tuhan secara terus menerus. Roh itu tidak pernah meninggalkan kita baik kita sedang sadar atau kita sedang tidur. Dia tidak akan bosan membimbing kita sesuai kehendak Tuhan.

Di atas sudah diuraikan peran Roh itu memimpin kita menemukan kehendak Tuhan bagi kita untuk hal-hal yang bersifat penting dan strategis. Namun Roh itu juga memimpin kita untuk seluruh kehidupan kita termasuk kegiatan yang rutin. Dia adalah Tuhan atas seluruh hidup kita bukan hanya bagian yang tertentu saja dalam hidup kita.

Bagian ini akan menguraikan bagaimana kita dapat mengikuti pimpinan Roh itu setiap saat. Secara praktis hal ini merupakan pelaksanaan cara mengetahui kehendak Tuhan sebagaimana disebut dalam butir III.A di atas, namun dalam kurun waktu yang singkat yakni setiap saat. Hal ini dimungkinkan kalau kita tekun melakukan segala perintah Kristus sehingga pikiran, perasaan, kehendak dan tidakan kita berubah semakin menyerupai Kristus dalam segala hal yang kita hadapi dan dalam setiap saat dalam hidup kita.

Bab II  telah menjelaskan bahwa setiap hari kita melakukan saat teduh bersama dengan Tuhan. Kita berbicara dengan Tuhan melalui doa dan Tuhan berbicara kepada kita melalui firman-Nya (Alkitab). Kita menyampaikan kepada Tuhan apa yang menurut kita perlu dilakukan pada hari itu dalam rangka melakukan segala perintah Kristus. Semua kegiatan yang akan kita lakukan haruslah berdasarkan apa yang diperintahkan Kristus (DPPK akan dapat menolong kita memastikan hal itu). Segala rencana atau kegiatan yang tidak ada dasarnya atau bahkan bertentangan dengan perintah Kristus harus langsung kita coret. Itulah tandanya kita mengasihi Kristus. Kita berangkat ke tempat kerja misalnya adalah karena Kristus menyuruh kita untuk bekerja (DPPK P249 dsb), kita berolahraga misalnya ada dasarnya (DPPK P378/487 dsb), dan seterusnya.

Melalui cara itu kita meyakini apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan setelah saat teduh itu sebagai rencana tindak lanjut kita hari itu dan mungkin berlanjut ke hari berikutnya sampai firman Tuhan digenapi. Jadi kita memulai segala kegiatan baik yang rutin atau non-rutin sebagai tindak lanjut dari percakapan kita dengan Tuhan dalam saat teduh. Roh Kudus akan memimpin dan menguatkan kita melakukan tindak lanjut itu. Roh itu mengendalikan kita dengan damai sejahtera Kristus dalam hati kita. Itu sebabnya kita melakukan suatu kegiatan tertentu hanya kalau ada damai sejahtera Kristus dalam hati kita. Roh itu dapat menyatakan pimpinan-nya melalui nubuat, penglihatan atau mimpi, namun hasil akhirnya adalah ada kesimpulan dalam hati kita yang menimbulkan damai sejahtera.

Kita mengambil langkah iman segera setelah ada firman Tuhan sebagai dasar, ada suara Roh Kudus yang mendorong dalam hati, ada situasi nyata yang dibuat oleh Roh Kudus terjadi dan ada damai sejahtera dalam hati kita untuk melangkah.  Keempat hal ini merupakan empat titik dalam satu garis lurus yang menunjukkan arah yang harus kita tempuh tanpa ragu-ragu lagi. Tuhan menghendaki kita melangkah dengan iman sesuai arah yang ditunjukkan-Nya.

Roh Kudus akan menunjukkan bahwa semua janji Tuhan akan dialami oleh anak-anak Allah yang berpegang kepada firman-Nya dan yang melakukan kehendak-Nya. Hal itu menjadi bukti nyata dari penyertaan Tuhan. Tuhan memerintahkan kita melihat secara nyata bukti itu (DPPK P92) agar iman kita bertambah teguh. Kita akan dikuatkan menghadapi penghambatan yang hebat dari musuh-musuh Tuhan dan sekaligus merupakan konfirmasi sorgawi kepada kita bahwa kita berada dalam jalan yang Tuhan kehendaki.

Proses ini hendaknya berlangsung terus dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus sehingga kita bertumbuh dalam pengenalan kepada Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus. Apabila terjadi kegagalan yang disebabkan oleh apapun juga, kita harus langsung mengakuinya kepada Tuhan, percaya atas pengampunan-Nya dan kita berlari lagi di jalan yang ditunjukkan-Nya. Demikianlah keadaan kita pengikut Kristus sampai akhir dari perjalanan hidup kita pada waktu Tuhan datang menjemput kita. Pada saat itu kita akan dapat berkata seperti Paulus di akhir hidupnya:

  • "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya." (2Tim 4:7-8 i_TB)

PENUTUP

Uraian dalam tulisan ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk bosan menjadi Kristen. Kita yang mengasihi Kristus dan melakukan segala perintah-Nya tetap sama seperti pengikut Kristus yang mula-mula, tetap bersemangat dan bersukacita sebagai orang Kristen. Tidak ada dari antara kita yang berbuat jahat atau mempermalukan Kristus. Kita memang tidak sempurna dalam arti kita masih dapat jatuh ke dalam dosa, namun tidak mungkin lagi tetap hidup dalam dosa seperti manusia yang tidak mengenal Tuhan. Kita mengakui dosa dan bertobat apabila kita gagal, kita percaya janji pengampunan dari Tuhan dan kita terus mengejar kesempurnaan dengan pertolongan Roh Kudus.

Satu hal yang pasti, kita yakin bahwa kita sudah Tuhan selamatkan, nama kita sudah terdaftar di sorga dan dijamin oleh Tuhan sendiri sementara sekarang ini kita dimeteraikan dengan Roh-Nya yang kudus. Kita setia membaca dan menelaah Alkitab sebagai firman Tuhan untuk bertumbuh dalam pengenalan kita kepada Tuhan dan mengikuti pimpinan Roh Kudus setiap saat dalam segala kehidupan persekutuan, pelayanan dan kesaksian kita.

Semua orang Kristen seharusnya mempunyai tiga ciri khas yang diuraikan dalam tulisan ini agar dapat menjadi berkat bagi orang lain dan menerima mahkota pada waktu kedatangan Tuhan Yesus kembali. Semua persekutuan dan gereja seharusnya menolong anggotanya agar memiliki ciri khas yang diuraikan dalam tulisan ini. Hal ini akan terjadi kalau para pelayan melakukan perintah Kristus untuk memperlengkapi anggota jemaat untuk pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus. Anggota jemaat perlu diajar melakukan segala perintah Kristus.

Tuhan Yesus Kepala Gereja akan menguatkan dan memimpin kita dengan Roh-Nya yang kudus untuk melakukan perintah-Nya dengan berhasil, yakni untuk kemuliaan Nama-Nya.

Bogor 14 Desember 2015.