24 Oktober 2025
Bacaan Hari ini:
Habakuk 2:2 "Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya."
----------------------
Salah satu bagian penting dari belajar mendengar suara Allah—dan mengingat apa yang Ia katakan—adalah dengan menuliskannya. Ini disebut kebiasaan rohani journaling atau menulis catatan rohani dan merupakan kebiasaan yang sangat baik untuk dipahami serta dipraktikkan oleh setiap pengikut Kristus.
Sebuah jurnal rohani berbeda dari buku harian. Buku harian berisi tentang apa yang Anda lakukan, sedangkan jurnal rohani berisi doa-doa Anda kepada Allah dan pelajaran-pelajaran yang Anda terima dari-Nya—termasuk kesalahan yang pernah Anda buat dan apa yang Allah ajarkan melalui kesalahan itu. Jurnal rohani adalah catatan tertulis tentang perjalanan iman Anda bersama Allah.
Salah satu cara untuk membuat jurnal adalah dengan menulis jawaban Allah terhadap pertanyaan-pertanyaan Anda. Saat membaca Alkitab, tuliskan pertanyaan yang muncul di pikiran Anda. Kemudian, catat hal-hal yang Allah tunjukkan kepada Anda melalui pembacaan itu.
Habakuk melakukan hal yang sama ketika ia ingin mendengar suara Allah. Dalam kitab Habakuk, Tuhan berkata:
"Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya." (Habakuk 2:2).
Itulah sebabnya kita memiliki kitab Habakuk dalam Alkitab. Pada pasal pertama, Habakuk menulis apa yang ia katakan kepada Allah dan pada pasal kedua, ia menulis apa yang Allah katakan kepadanya.
Demikian pula, kita memiliki kitab Mazmur karena Daud menuliskan isi hatinya saat bersekutu dengan Allah. Dalam beberapa mazmur, Daud memulai dengan perasaannya—dan kemudian menutupnya dengan apa yang Allah sampaikan kepadanya.
Cara lain untuk membuat jurnal rohani adalah dengan menuliskan doa-doa Anda. Ketika Anda menulis doa, Anda sedang meninggalkan warisan rohani bagi anak dan cucu Anda. Bayangkan pengaruh yang bisa Anda berikan bagi generasi mendatang jika Anda memelihara jurnal rohani secara konsisten. Alkitab berkata:
"Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN" (Mazmur 102:18)
Menuliskan doa-doa juga memungkinkan Anda untuk mencatat jawaban-jawaban Allah ketika doa itu dikabulkan.
Seorang jemaat di gereja kami pernah bercerita bahwa ia menganggur selama satu tahun. Ia mengatakan masa itu sangat berat dan menakutkan, penuh dengan kekhawatiran. Namun selama masa sulit itu, ia menulis jurnal setiap hari, mencatat setiap peristiwa dan pelajaran yang ia pelajari bersama Allah.
Hampir sepuluh tahun kemudian, ia kehilangan pekerjaan lagi. Ia berkata, "Kali ini saya tidak perlu kembali melalui semua kecemasan seperti dulu. Saya cukup membaca kembali apa yang telah saya tulis sembilan tahun lalu. Saya diingatkan bagaimana Allah telah memelihara saya dan menuntun saya sepanjang tahun itu."
Jika Anda tidak menuliskan apa yang Anda pelajari, Anda akan melupakannya. Ingatlah pepatah ini:
"Pensil terpendek lebih panjang daripada ingatan terpanjang."
Renungkan :
- Seperti apa bentuk "menuliskan hal-hal" bagi Anda? Mungkin buku khusus, berkas di komputer, atau catatan di ponsel? Pikirkan cara kreatif untuk mencatat doa-doa dan pelajaran rohani Anda.
- Apa yang sedang Allah ajarkan kepada Anda saat ini yang bisa Anda tulis dalam jurnal hari ini?
- Mulailah doa Anda dengan menuliskan jawaban atas pertanyaan ini:
a. Sifat Allah apa yang paling Anda kasihi?
b. Siapa dalam hidup Anda yang membutuhkan campur tangan Allah?
c. Dalam hal apa Anda memerlukan penyediaan Allah?
d. Untuk hal apa Anda ingin berterima kasih kepada Allah hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 38-43; II Tesalonika 1
_____________
Jadi, tuliskanlah! Bangunlah sebuah catatan tentang pemeliharaan Allah yang dapat Anda lihat kembali kapan pun Anda membutuhkannya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
How to Remember What God Says to You
By Rick Warren
"The Lord gave me this answer: 'Write down clearly on tablets what I reveal to you, so that it can be read at a glance'" (Habakkuk 2:2 GNT).
----------------------
Part of learning to hear God speak—and remembering what he says—is writing it down. This is the spiritual habit of journaling, and it's a great one for followers of Jesus to understand and practice.
A journal is not a diary. A diary is about the things you did. But a journal contains your prayers to God and the lessons you've learned—the mistakes you've made and what he has taught you through them. It's a written record of your journey with God.
One way to journal is to write God's responses to your questions. As you read the Bible, write down the questions that come to your mind. Then record the things God reveals to you.
Habakkuk did that when he wanted to hear God speak. In the book of Habakkuk, the Lord said, "Write down clearly on tablets what I reveal to you, so that it can be read at a glance" (Habakkuk 2:2 GNT). That's how we got the book of Habakkuk. In chapter one, Habakkuk wrote down what he said to God. And in chapter two, he wrote down what God said back to him.
That's also how we got the book of Psalms. Many of the psalms were written by David during his quiet moments with God. In some, he begins with what he's feeling and ends with what God says.
Another way to journal is to write down your prayers. When you write them down, it preserves a spiritual legacy for your children and grandchildren. Imagine the influence you can have for generations to come if you keep a spiritual journal. The Bible says, "Write these things for the future so that people who are not yet born will praise the LORD" (Psalm 102:18 NCV).
Writing down your prayers also gives you the opportunity to record God's answers when they come. A man in our church once told me about a time when he was unemployed for a year. He said that it was horrendous and scary, full of fear and anxiety. But during that time, he kept a daily journal of everything that happened and the lessons he learned along the way.
Almost a decade later, he was laid off again. He told me, "Instead of having to go back through all those lessons and all that anxiety again, I just read what I had written nine years earlier. I didn't have to walk through all that pain again. I remembered how God had taken care of me. I could see how he had led me through that entire year."
If you don't write down what you're learning, you're going to forget. The shortest pencil is longer than the longest memory—so write it down! And build a record of God's care that you can return to again and again.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar