Membaca twit Prof Mahfud MD tentang rencana penganugerahaan bintang Mahaputra nanti tanggal 17 Agustus, kepada duo F, Fadli dan Fahri, membuat kita semua tersentak..
Kok bisa ya ? Prestasi apa dari mereka selama ini ? Wong kerjaan nyinyir kok dapat bintang ? Payah, bintang Mahaputra jadi turun nilai dan maknanya gitu..
Ya, siapa yang tidak kuciwa ? Sampai sekarang juga saya tidak menemukan kelebihan apapun dari mereka kecuali berat badan. Beda misalnya kalau yang diberikan bintang adalah Ignatius Jonan karena jasanya sudah berhasil merebut Freeport misalnya.
Tapi ya begitulah, peraturannya yang bilang begitu. Bukan kehendak Presiden pribadi.
Menurut Prof Mahfud, mantan ketua/wakil ketua lembaga negara yang sudah selesai masa periode jabatan, otomatis dapat bintang asal dia tidak tersangkut masalah hukum. Mirip dengan ASN, yang dapat bintang satya lancana karena sudah kerja 10 tahun, meski prestasinya ga ada selain datang, duduk, pulang dan dapat uang.
Jadi mau tidak mau kita terima aja, meski sesek rasanya di dada ketika sebuah bintang Mahaputra harus disematkan bukan karena maknanya, tapi karena begitu bunyi aturannya.
Seandainya Rangga Sunda Empire dulu pernah menjadi ketua lembaga negara, dia pun dapat bintang juga.
Cuma yang harus saya kritik, kenapa Prof Mahfud MD seperti dengan bangga mengumumkannya ya ? Mungkin benar kata Jokowi, kalau banyak Menterinya yang tidak punya sense of crisis, termasuk tidak punya sensitivitas pada situasi. Tidak perduli apakah yang dia nyatakan ke publik itu melukai hati banyak orang.
Yah, politik itu sebenarnya banyak humornya. Jadi kita anggap aja itu lawakan belaka, sebuah pemberian penghargaan dalam bentuk parodi. Jangan sensi-sensi amat.
Yang pasti, saya malas menaruh foto mereka itu disini. Saya wakilkan dengan sepatu saya aja. Sepatu saya lebih jujur dalam bersikap, meski sama tuannya jarang dicuci..
Seruput kopi..
Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar