https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/30/knpi-sebut-abu-janda-sebagai-musuh-negara-dan-sampah-masyarakat
Habis Manis, Abu Janda Dibuang
Habis manis sepah dibuang.
Itulah yang saya pikir sedang terjadi di dalam diri Permadi Arya, orang yang selama ini berkoar-koar membela Joko Widodo dari hantaman hoax, fitnahan dan serangan baik secara personal maupun keluarga.
Abu Janda adalah sosok yang luar biasa mempertontonkan konsistensi dan keberaniannya dalam melawan narasi-narasi busuk dari kaum intoleran, radikalis dan teroris. Apa yang ia kerjakan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Termasuk kita semua!
Dia lewat video parodinya, sudah memperlihatkan bagaimana narasi yang dihantamkan ke Joko Widodo mentah.
Mentah sementah-mentahnya!
Dia adalah orang yang ada di garis depan, namun TIDAK pernah diakui!
Inilah ciri khas front liner.
Mereka sebetulnya sangat berpengaruh, namun tidak formal.
Pengaruh Abu Janda, Denny Siregar, Alifurrahman dan berbagai pegiat front liner ini memang TIDAK pernah diakui.
Tidak pernah diakui sehingga mereka sulit masuk ke organisasi resmi.
Berbeda dengan Prabowo, yang penyebar hoax dan penghasut, malah dimasukkan ke dalam kementerian pertahanan!
Merasa tidak adil adalah hal yang sangat lumrah dirasakan oleh orang-orang front liner ini.
Mereka wajar jika merasa diperlakukan tidak adil.
Ketika Pilpres, siapa yang paling berpengaruh?!
Para artis yang diundang ke istana untuk konsolidasi dan jadi buzzer di Twitter tanpa tahu narasi utuh?!
Pale lu!!
Orang-orang yang paling berpengaruh di dalam kemenangan Jokowi, lu kira Raffi Ahmad dan kawan-kawan yang sering diundang ke istana?
Pale lu!!
Jujur saja,
Kita semua tahu ada beberapa teman di Facebook yang sering jadi buzzer pemerintah, tapi likernya sedikit!
Modalnya hanya satu.
Foto bareng Jokowi.
Mereka paham gak sama apa yang menjadi perjuangan Abu Janda?
Seujung kuku nya pun mungkin nggak!
Mereka paham gak ketegangan yang dialami Denny Siregar saat nomor HP-nya diretas oleh orang dalem yang ngobok-ngobok data Telkomsel?
Boro-boro!!
Mereka paham gak apa yang dialami Alifurrahman saat fotonya disebarkan oleh para kadrun yang kalau ngomong itu bilang halal darahnya dan lain-lain?!
Disuntik aja mungkin mereka mewek.
Bahkan saya sampai berkesimpulan bahwa saya bisa saja percaya yang dikatakan Tempo, mengenai buzzer politik itu, ya artis-artis dan public figure yang nggak jelas itu.
Nggak paham narasi!
Sebenarnya siapa yang bergerak untuk membuka wawasan publik tentang betapa buruknya Prabowo dan betapa baiknya Jokowi?
Artis-artis buzzer?!
Halah...
Mimpi!
Tim Komunikasi Presiden sudah harusnya tahu bahwa kelompok yang paling berpengaruh dalam kemenangan Jokowi Amin adalah orang-orang influencer yang justru ada di belakang layar.
Mereka adalah Denny Siregar, Abu Janda dan Alifurrahman sebagai pendiri Seword.
Masih ada yang mungkin tidak tersebut.
Mereka ini bertaruh keamanan diri sendiri!
Tidak dapat perlindungan ekstra.
Uang juga nggak banyak-banyak amat.
Partai juga nggak berani mengambil mereka sebagai kadernya.
Takut nanti bikin ulah.
Akan tetapi mereka dibutuhkan!
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan mereka, membuat Jokowi menang.
Denny Siregar membangun narasi lewat sebuah opini yang diracik di dalam secangkir kopi pahit.
Alifurrahman mengerahkan pasukan penulis opini mantul dengan berbagai warna dan berbagai rasa untuk mewaraskan publik.
Sedangkan Abu Janda ini bermain di parodi video yang nakal.
Narasi yang dibuat oleh para influencer ini sangat membentuk opini publik.
Bukan sekadar nge-Retweet ala buzzer istana!
Satu dua kesalahan itu manusiawi.
Namun saat ini, Abu Janda sedang dirundung masalah.
Dia sedang diserbu oleh orang-orang yang mengaku dirinya Jokower.
Apakah habis manis Janda dibuang?!
Padahal kalau mau ditanya, para pelapor ini ada di mana saat Jokowi difitnah?!
Mereka hanya ikut komando pusat yang nggak jelas.
Arah opini juga nggak terlalu kuat.
Jujur saja, kami sebagai penulis Seword kalau mau dikata, kecewa melihat mereka di-treatment seperti itu.
Tapi sekali lagi karena ini adalah ikhtiar membangun bangsa, mewaraskan publik dan melepaskan kungkungan radikalisme intoleransi dan terorisme ala FPI, penulis akan terus bergerak._
Jika ramai-ramai kalian meninggalkan Abu Janda dan bahkan ada yang ingin dia dipenjara, kalian cuma pecundang!
Kalau nggak mau dibuang kemudian hari, maka jangan jadi orang yang suka buang temen, situ temen atau sampah?
Saya berharap Denny Siregar bisa memberikan informasi nama-nama teman siapa saja yang membuang Abu Janda.
Kita harus jauhi mereka!!
Memilih teman dalam hal ini adalah ibadah.
Menemani Abu Janda dan memberikan support kepadanya adalah sebuah ibadah buat saya.
Saya bersama Permadi Arya!!
Saya Abu Janda!!
Begitulah Abu Janda.
Edit
C.310
Tidak ada komentar:
Posting Komentar