Selasa, 09 Februari 2021

Alat Pengukur

"Dan semua orang yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini  turunlah damai sejahtera ...." (Gal. 6:16).

Mungkin kita waktu di SMA ada yang pernah belajar Fisika, nah dalam ilmu fisika ada yang namanya satuan besaran alat ukur yang telah ditentukan oleh para ahli ilmu fisika, antara lain: untuk mengukur panjang dipakai meter, untuk mengukur massa dipakailah kilogram, untuk mengukur waktu dipakailah sekon/detik, dan lain sebagainya.

Demikian halnya dalam gereja, untuk mengukur suatu ajaran kebenaran iman Kristen maka dipakailah Alkitab. Karena Alkitab telah dijadikan ketetapan untuk mengukur suatu ajaran kebenaran dalam gereja. Maksudnya apakah ajaran iman Kristen itu benar atau tidak itu ukurannya adalah Alkitab. Artinya apakah ajaran--ajaran yang diajarkan dalam gereja oleh siapapun, apakah dia itu pendeta, majelis gereja, guru sekolah Minggu, dll. sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab atau tidak.

Mengapa harus Alkitab yang dijadikan sebagai alat ukur untuk menguji sebuah kebenaran dalam gereja? Karena kitab-kitab yang ada di dalam Alkitab telah ditetapkan sebagai "Kanon" atau alat ukur sebuah kebenaran dalam gereja oleh Bapa-bapa gereja pendahulu kita.

Kata "Kanon" inilah yang dimaksudkan oleh Paulus dalam akhir tulisannya/suratnya yang ditujukan oleh jemaat Galatia di dalam Galatia 6:16. Kata kuncinya ada di kata "patokan" karena kata tersebut dalam bahasa aslinya berasal dari kata "kanoni" yang artinya alat ukur. 

Surat Galatia ditulis oleh Paulus dan ditujukan kepada jemaat Galatia yang pada saat itu sedang menghadapi ajaran-ajaran yang menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal. 1:6). Mereka bingung oleh orang Kristen yang keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan sunat dan menaati hukum-hukum Yahudi yang lainnya (Ga 3:1), dengan harapan supaya dapat menikmati hubungannya yang intim dengan Allah. Menurut Paulus jika hal itu dilakukan itu berarti sama saja menyangkali Injil yang mengajarkan bahwa hubungan dengan Allah yang intim itu berdasarkan imannya dalam Yesus Kristus.

Jadi melalui ayat firman Tuhan tersebut di atas untuk menentukan  sebuah ajaran iman Kristen itu benar atau tidak, bukan di dasarkan pada pengalaman hubungannya dengan Tuhan, perasaan, atau kebijakan-kebijakan yang ada dalam gereja, melainkan apakah ajaran-ajaran yang diajarkan dalam gereja itu sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab atau tidak. Sola Schriptura.(pdm.mugiyono 10-02-2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar