Seorang anak kecil tersesat di hutan. Ketika seorang pemburu menemukannya, anak itu tampak sedang berdoa.
Sambil memeluk anak itu si pemburu berkata, "Jangan takut. Nak, saya akan mengantarmu pulang dengan selamat."
Anak itu menjawab, "Saya tidak takut kok, Pak. Saya tahu Tuhan akan mengirimkan seseorang untuk menolong saya."
Pemburu itu heran. "Dari mana kamu tahu? Tadi waktu tiba di sini, saya mendengar kamu berdoa tetapi hanya menyebutkan huruf A-B-C-D-E-F-G. Apa maksudnya?" tanyanya.
"Saya tidak tahu harus berdoa bagaimana, Pak. Jadi, saya sebutkan saja semua huruf; dari A sampai Z. Terserah Tuhan menyusunkan huruf-huruf itu menjadi doa untuk saya. Tuhan tahu yang terbaik, " jawab anak itu polos.
Doa bukan sekadar kata-kata, tetapi menyangkut hati. Kata-kata doa yang bagus, teruntai indah, tidak akan berarti apa-apa jika tidak keluar dari hati. Hanya di mulut. Doa seperti itu ibarat buah-buahan plastik: bagus kulitnya, indah bentuknya, menyerupai bentuk aslinya, tetapi kosong isinya.
Sebaliknya doa dengan kata-kata sederhana, yang menurut standar manusia tidak bagus, tetapi keluar dari hati yang tulus, akan besar sekali artinya.
Doa yang tidak keluar dari hati adalah doa yang munafik. Berdoa bukan untuk menjalin hubungan dan komunikasi dengan Tuhan, melainkan untuk pamer diri dan mendapat pujian manusia. Tuhan tidak berkenan dengan doa semacam ini.
Baiklah kita ingat, bahwa kita berdoa kepada Tuhan, bukan manusia. Sehingga kita akan selalu berpatokan pada standar Allah, bukan standar manusia.
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang." (Matius 6:5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar