Ulasan yg sangat bagus / pas utk keadaan saat ini :
Banyak orang menyangka..., saudara kita yang meributkan hal remeh temeh..., yang disangkut pautkan dengan agama itu disebabkan karena kebodohan belaka.
Padahal bukan....
Sesuatu yang tampaknya bodoh itu..., memang sengaja disetting..., sengaja diproduksi.
Tujuannya simpel...; untuk menciptakan kegaduhan terus menerus di masyarakat..., dan menjaring mereka lainnya lebih banyak lagi.
Mereka dijanjikan surga..., padahal yang mau diciptakan adalah neraka.
Target besarnya untuk menciptakan konflik horisontal..., sebab konflik horisontal hanya bisa dibuat jika jumlah mereka ini semakin banyak.
Penciptaan konflik horisontal itu...., dibarengi dengan terus menerus melemahkan negara.
Segala isu diproduksi..., untuk menciptakan ketidakpercayaan publik.
Yang paling gampang.., adalah memperhadapkan negara dengan agama.
Kenapa perlu diciptakan konflik horisontal dan pelemahan peran negara....?
Begini....:
Jika negara kuat dan masyarakatnya kuat..., maka akan tercipta sistem yang kokoh.
Demokrasi berjalan..., fungsi korektif menyehatkan..., dan ada keseimbangan kekuasaan.
Jika negara kuat dan masyarakatnya lemah..., yang terjadi adalah otoritarian.
Kita pernah merasakan di jaman Orde Baru..., jaman Soeharto.
Sementara....; jika negara lemah dan masyarakatnya kuat..., yang akan terjadi adalah chaos.
Nah....; jika negara lemah dan masyarakatnya juga lemah..., maka yang akan terjadi adalah intervensi asing.
Kondisi seperti ini terjadi di Suriah..., Libya. , Irak..., Yaman..., dan juga berbagai negara Afrika.
Coba lihat kondisi kita sekarang....:
Kegiatan melemahkan fungsi negara...., terus menerus dilakukan.
Masyarakat diajarkan anarkis.
Hanya karena fatwa MUI..., suatu ormas bisa melakukan sweeping ke mall atau menekan aparat.
Desain uang..., dan banyak soal remeh temeh lainnya dipermasalahkan.
Salah satu ciri negara yang melemah...., adalah berkuasanya gerombolan sipil bergaya militer di masyarakat.
Lihat saja..., laskar-laskar organsasi kemasyarakatan dan kelompok agama para militer saat ini.
Pada beberapa kasus..., justru ulahnya saat itu mengalahkan polisi.
Sweeping dan pembubaran kegiatan agama. , sudah sering kita dengar.
Juga demonstrasi untuk menekan sistem hukum.
Organisasi yang jelas-jelas tujuannya merusak NKRI..., tumbuh dan makin membesar.
Mereka bahkan bisa teriak-teriak hendak menggantikan Pancasila dengan khilafah..., di jalanan umum.
Semua kebijakan negara..., dibenturkan dengan isu agama.
Mirip Libya...., di awal kehancurannya.
Bagaimana dengan usaha pelemahan masyarakat....?
Itu dilakukan dengan mengkondisikan konflik horisontal.
Sama juga...., modalnya adalah isu agama dan rasial.
Nah..., coba perhatikan....:
Seberapa gampang kini masyarakat menuding kafir dan sesat kepada orang lain.
Makin enteng bukan....?
Bukan saja kepada mereka yang berbeda agama...., tapi juga yang seagama.
Pada siapapun yang berbeda...., maunya berantem terus.
Sedangkan konflik rasial terus dihembuskan...., dengan menciptakan permusuhan pada etnis Tionghoa.
Yang paling bodoh...., mereka menyamakan segala hal berbau RRC dengan WNI berdarah Tionghoa.
Padahal..., itu sama saja bilang bubur kacang ijo sama dengan sayur toge.
RRC sebagai sebuah negara..., jelas berbeda dengan WNI etnis Tionghoa.
Suriname yang warganya berdarah Jawa...., juga tidak ada hubungannya dengan Indonesia.
Cuma ada hubungan sejarah...., tidak lebih.
Mengapa kebencian pada etnis Tionghoa terus dihembuskan....?
Selain menciptakan konflik horisontal...., juga usaha melumpuhan ekonomi kita.
Harus diakui..., akibat kebijakan Orba...., saudara-saudara kita etnis Tionghoa menempati posisi ekonomi cukup baik.
Selama iini.. karena trauma dengan kerusuhan 1998..., orang-orang kaya lebih memilih menyimpan asetnya di luar negeri.
Aset-aset inilah yang ingin ditarik kembali oleh Presiden Jokowi...., dengan program tax amnestynya.
Langkah itu akan terhambat...., jika para pemilik aset besar itu tidak merasa nyaman dengan kondisi Indonesia.
Bayangkan...., jika ketidaknyamanan ini terus terpelihara.
Bukan hanya aset dari luar ogah masuk...., justru malah duit di dalam negeri akan kabur ke luar.
Ini berakibat akan semakin beratnya ekonomi nasional.
Rakyat susah...., lalu muncul ketidakpuasan pada pemerintah.
Nah masalah ekonomi...., konflik agama...., dan rasial merupakan paduan yang pas untuk memporakporandakan bangsa.
Jika itu terjadi..., siapakah yang paling menderita....?
Kita semua..., termasuk anak cucu keturunan kita.
Saudara-saidara kita itu seolah bangga...., seperti sedang memperjuangkan agamanya.
Bergaya mau mencium bau surga...., padahal yang dilakukannya cuma merusak masa depan anak cucunya sendiri.
Cuma menghadirkan neraka...., di negerinya sendiri.
Untuk menyelamatkan masa depan anak kita..., tidak ada cara lain selain kita yang sadar mengurangi jumlah mereka..., dan menjaga jangan sampai terjadi konflik horisontal..., sambil terus memperkuat peran negara.
Tindakan pemerintah kemarin membubarkan suatu ormas adalah sudah tepat..., harus kita dukung.
Jangan diam...., Indonesia membutuhkan kita.
Anak cucu kita..., berharap besar pada kita
Dulu orang mengira...., diam itu emas.
Sekarang diam sudah gak musim...., dan itu sudah dimulai oleh pemerintah.
Ayo kita berjuang bersama-sama...., demi NKRI dan anak cucu kita kelak.
*Salam Rahayu* 🙏
*NKRI HARGA MATI* ✊🇮🇩
Tidak ada komentar:
Posting Komentar