Rabu, 13 Mei 2020

Sang Pemain Akrobat


Seorang pemain akrobat sedang mengadakan pertunjukan. Dua buah tiang yang tinggi diletakkan masing-masing di sisi kanan dan kiri panggung. Lalu di ujung dua buah tiang yang tinggi itu dipasang sebatang balok besi yang menghubungkan kedua tiang tersebut. Dan di atas balok besi itulah ia berjalan ke sana ke mari sambil berusaha menjaga keseimbangan badannya. Ia mencoba beberapa gerakan yang nampaknya amat berbahaya yang membuat penonton harus menahan napas agar jantung tidak terputus.

Sang pemain akrobat lalu berhenti sejenak dan memperhatikan semua penontonnya. Ia lalu bertanya, "Siapa di antara kalian merelakan diri agar saya pikul melewati balok besi ini?" Tak satupun di antara para penonton itu yang rela menerima tawaran tersebut. Semua tentu saja takut kalau-kalau suatu kefatalan terjadi maka mereka akan terjatuh. Dan bila sungguh terjadi demikian maka ajal mereka akan berakhir di balik balok besi tersebut.

Tiba-tiba seorang anak kecil secara amat berani menaiki tiang tersebut dan merelakan diri untuk dipikul sang pemain akrobat melewati balok besi tersebut. Ketika ia berada di atas pundak sang pemain akrobat, semua penonton menahan nafas. Semua mengatupkan tangan berdoa agar keduanya selamat. Ada pula di antara penonton tersebut yang memejamkan mata tak berani menonton.

Ketika adegan ini berakhir dan sang pemain akrobat maupun anak kecil yang ada di pundaknya selamat tiba di seberang, ada orang datang bertanya kepada anak tersebut. "Mengapa kamu begitu berani membiarkan dirimu berada dalam bahaya seperti itu?"

Si anak kecil itu dengan penuh rasa bangga berkata, "Karena ia adalah ayahku. Bersama ayahku, aku tak akan pernah merasa takut."

Tahukah kita siapa Allah yang kita sembah? Kita selalu menyapa-Nya sebagai Allah kita. Namun, apakah kita juga sama seperti anak kecil di atas, yang kendati pun berada di tengah bahaya namun tak merasa takut? Si kecil tak merasa takut karena ia percaya sepenuhnya pada cinta dan kasih setia ayahnya dan ia percaya sepenuhnya ayahnya mampu melakukan itu.. Bukan dengan kalimat Insya Allah. Hendaknya kita pun demikian. Kita adalah anak-anak-Nya. Bersama Allah kita.. Ayah kita.. Bapa kita, kita tak perlu takut, bahkan ketika harus berhadapan dengan mara bahaya yang paling mengerikan sekali pun.

"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."

Semangat pagi
Rahayu 🙏🌸


Tidak ada komentar:

Posting Komentar