Jumat, 15 Mei 2020

Membangun Mezbah Keluarga Kita


"Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (Ul. 6:7)

Nasihat ini diberikan oleh Musa kepada Bangsa Israel sebagai perintah alkitabiah untuk membangun ibadah keluarga. Ibadah kepada Tuhan bermula di rumah dan mencakup seluruh anggota keluarga. Bagi Bangsa Israel, kehidupan keluarga dan iman berkaitan sangat erat. Pada sore hari, para orangtua mengajarkan perintah Tuhan kepada anak-anak mereka. Mereka didorong untuk mengingat dan mengulang-ulang firman Tuhan dan mencari tahu tentang iman dan sejarah mereka (Kel. 13:14).

Ketika Abram meninggalkan Haran dan masuk ke Kanaan, hal pertama yang dia lakukan adalah mendirikan "mezbah bagi Tuhan" (Kej. 12:7). Mezbah ini adalah suatu susunan yang digunakan sebagai tempat untuk mempersembahkan korban – khususnya untuk korban hewan – dan ia menjadi fokus dalam kehidupan keluarga Abram. Mezbah adalah tempat ibadah di mana dia dan keluarganya memberikan persembahan kepada Tuhan dan mengakui bahwa sebagai sebuah keluarga, mereka membutuhkan petunjuk dan pimpinan-Nya. Tuhan menghargai persembahannya sehingga memberkatinya.

Mezbah keluarga berarti para anggota keluarga mempersembahkan waktu untuk menyembah Tuhan bersama-sama di rumah. Membangun mezbah keluarga adalah pekerjaan yang penting dalam rumah seorang Kristen karena itu menegaskan bahwa Tuhan adalah pusat rumah tangga kita. Kita membutuhkan bimbingan-Nya sama seperti yang dilakukan Abram. Mezbah keluarga juga memberi para anggota keluarga tempat pribadi untuk menyembah Tuhan, membahas perkara-perkara rohani dan berdoa sebagai sebuah keluaga. Membangun mezbah keluarga bertujuan sebagai kunci membangun sebuah keluarga yang kuat dalam Tuhan.

TUJUAN

Menyembah Tuhan sebagai sebuah keluarga

Mezbah keluarga dimulai di rumah. Menyembah Tuhan bersama sebagai satu keluarga adalah jalur penghubung yang penting dalam interaksi keluarga – waktu untuk duduk bersama mendengarkan, belajar, mengajukan permohonan dan mengungkapkan rasa syukur. Suasana yang akrab ini menimbulkan kesatuan hati dan pikiran. Sebaliknya, para anggota keluarga dapat mengembangkan hubungan yang sangat baik sementara mereka menjalin ikatan sebagai satu keluarga. Menghabiskan waktu yang bermutu juga memperbaiki perkembangan kerohanian dan meningkatkan pertumbuhan rohani setiap anggota keluarga.

Membuat keluarga berakar dalam iman dan firman Tuhan

Mezbah keluarga memberikan kesempatan bagi seluruh keluarga untuk berakar dalam firman Tuhan, pedoman kita yang tidak salah. (Ams. 6:23). Sebenarnya, rumah orang Kristen di mana Tuhan dan firman Tuhan selalu dijunjung tinggi, menciptakan suasana yang ideal bagi orangtua untuk memupuk dan menguatkan iman anak-anak mereka. Sebagai orang tua, kita harus berjuang untuk membangun ibadah keluarga yang konsisten. Dengan demikian, anak-anak kita akan meniru dan mengikuti jejak langkah kita.

 Beribadah kepada Tuhan dalam suasana kekeluargaan adalah jalur di mana firman Tuhan dapat dilanjutkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Tuhan memerintahkan orang Israel untuk berbuat seperti itu. Seorang ayah harus mengajar anak-anaknya untuk "menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya" (Mzm. 78:7). Dengan membangun mezbah keluarga masing-masing, para keluarga dapat memelihara iman generasi berikutnya.

Sebuah contoh yang baik adalah Timotius, rekan sekerja Paulus. Imannya yang murni pertama-tama hidup dalam nenek dan ibunya (2Tim. 1:5). Melalui pengaruh orangtua yang saleh, dia dapat memelihara imannya yang murni.

Menjembatani kesenjangan keluarga

Mezbah keluarga itu penting karena ia membantu menjembatani kesenjangan generasi di rumah. Kini, para anggota keluarga kurang interaksi secara pribadi karena mereka bergumul dengan jadwal dan komitmen yang melelahkan. Orangtua mungkin mengeluh bahwa mereka jarang melihat anak-anak mereka dan sebaliknya, anak-anak pun mengeluh orangtua mereka jarang menyisihkan waktu yang bermutu dengan mereka! Hal ini menjadi sangat biasa di dunia masa kini.

Tidak dapat disangkal, baik anggota keluarga yang muda maupun yang tua mempunyai kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Orangtua menghadapi tekanan keuangan dan pekerjaan sementara anak-anak mengurus masalah-masalah mereka sendiri. Jika masalah-masalah itu tetap tak ditangani, mungkin ada kerusakan komunikasi yang merenggangkan ikatan dalam keluarga.

Karena alasan ini, memelihara mezbah keluarga itu penting dalam menciptakan ikatan keluarga yang kuat. Seharusnya, waktu mezbah keluarga adalah waktu yang berkualitas, di mana kita dapat berbagi masalah kita dengan terbuka dan juga saling mengingatkan dan saling menyakinkan pemeliharaan Tuhan, kehadiran dan keterlibatan Tuhan dalam keluarga kita. Dengan cara ini, kita akan berfokus pada ibadah kepada Tuhan daripada menggunakan waktu tersebut untuk mengkritik jemaat, berfokus pada masalah-masalah gereja, atau mengemukakan keluhan-keluhan kita selama ibadah keluarga.    

Yang lebih penting lagi, sebagai keluarga Kristen, kita harus membenahi hati dan rumah kita dengan benar, menilai prioritas-prioritas kita dalam hidup dan "pikirkanlah perkara yang di atas" (Kol. 3:2). Ketika ada komunikasi yang baik, suatu mezbah keluarga yang sehat akan memperkokoh ikatan dalam keluarga, menjembatani kesenjangan antara orangtua dan anak.

Memanjatkan doa di mezbah keluarga

"Keluarga yang berdoa bersama akan tinggal bersama" 

Berdoa bersama sebagai satu keluarga menunjukkan kesatuannya dalam iman. Karena alasan ini, kita harus secara teratur menyediakan waktu di tengah jadwal sibuk kita untuk berdoa bersama sebagai satu keluarga. Doa-doa yang demikian adalah cara yang bijak untuk mengingatkan anggota keluarga akan kehadiran dan keterlibatan Tuhan dalam kehidupan kita. Sebagai umat Kristen, rumah kita haruslah menjadi rumah doa di mana kita mengembangkan kesatuan dengan Tuhan dan sesama.

Berdoa bersama berperan penting dalam ibadah keluarga. Ketika kita berdoa bersama, seluruh keluarga kita membangun hubungan yang lebih erat dengan Tuhan. Kita dapat meminta bimbingan, jaminan dan berkat dari Tuhan. Dalam keadan kritis, kita dapat membawa masalah keluarga kita untuk menjadi perhatian Tuhan dengan berdoa dengan satu hati. Dengan demikian, kita menunjukkan keyakinan pribadi bahwa kita terkait erat dengan Tuhan dan Dialah kuasa yang mengikat keluarga menjadi lebih erat.

Terlebih, kita juga harus mengembangkan semangat doa syafaat dalam keluarga kita. Selain berdoa untuk keluarga kita, kita juga harus mendoakan saudara-saudari seiman dalam Kristus yang mungkin menghadapi masalah pribadi atau kesehatan. Selain itu, kita dapat mendoakan para pemimpin dan pengurus gereja karena mereka semua memerlukan hadirat dan bimbingan Tuhan. Dengan kesatuan hati dan pikiran kita dalam doa bersama juga menyatukan dan menguatkan ikatan keluarga melalui Roh Allah.

Olah karena itu, marilah kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan "tanpa henti" (1Tes. 5:17), supaya damai sejahtera Allah akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. (Flp. 4:6-7).

MEMBANGUN MEZBAH KELUARGA

Membangun mezbah keluarga melibatkan kerja sama dan partisipasi setiap anggota keluarga, yang memerlukan pengabdian dan pengorbanan pribadi. 

Waktu yang tetap dan nyaman

Setiap anggota keluarga harus sepakat tentang waktu yang paling sesuai untuk mengadakan mezbah keluarga ini. Mungkin tidak begitu mudah untuk mengatur waktu yang tetap, tetapi setiap anggota keluarga harus bersedia berkorban dan bekerjasama untuk mencari waktu yang paling sesuai. Para keluarga harus menghindari pada sore hari ketika ada kebaktian yang berlangsung di gereja. Idealnya, ini harus dilakukan setiap hari, tetapi realitanya, para keluarga harus berusaha mengadakan mezbah keluarga setidaknya seminggu sekali.

Program

Ibadah keluarga bisa lebih tidak formil dibanding kebaktian gereja tetapi harus khidmat. Tidak perlu terlalu kaku tetapi bisa saja fleksibel. Kebaktiannya harus lebih interaktif dan lebih bersemangat daripada khotbah satu arah. Meskipun kurang formil, namun ibadah kelurga jangan sampai kehilangan tujuan atau arahnya.

Program kita harus dirancang dan disesuaikan menurut keperluan anggota keluarga. Kita dapat mempelajari dan membahas perikop-perikop dari Alkitab, berbagi kidung rohani atau mempelajari seorang tokoh dari Alkitab. Para anggota keluarga juga dapat menggunakan waktu ini untuk memperdalam pemahaman mereka tentang sepuluh kepercayaan dasar. Bagi anggota keluarga yang masih kecil, mereka dapat menghapal ayat-ayat Alkitab, mempelajari sepuluh perintah Allah dan saling membagi ayat-ayat favorit yang dapat menjadi suatu kegiatan menarik sambil kita mendorong mereka untuk membaca, mengerti dan menanamkan firman Tuhan dalan hati mereka.

Durasi

Lamanya setiap kebaktian keluarga tergantung pada kelompok umur anak-anak dan tingkat kerohanian para anggota keluarga. Walaupun lamanya kebaktian itu adalah hal sekunder tetapi kualitasnya penting. Ia juga tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa karena lamanya tergantung pada kebutuhan rohani keluarga itu.

SIAPA YANG HARUS MENGAMBIL INISIATIF?

Mezbah keluarga harus terlebih dulu berakar dalam hati para orang tua. Seorang ayah, sebagai kepala keluarga harus mengambil inisiatif untuk merencanakan dan memimpin kebaktian keluarga.

Tuhan telah menyerahkan tanggung jawab kepada orangtua, terlebih lagi para ayah, untuk mengawasi iman anak-anak mereka. Jika sebagai orangtua, kita berhasil membangun mezbah keluarga, anak-anak kita akan memiliki akar yang sangat dalam mengenai rasa hormat, percaya dan kasih kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita harus mengajar anak-anak kita untuk memenuhi tugas mereka kepada Tuhan dan menaati suara dan perintah-Nya (Ul. 30:2). Kita harus menjadi teladan supaya anak-anak kita dapat meniru kita dalam iman, kasih dan integritas moral.

Orangtua dapat meminta keterlibatan anak dalam memimpin sebagian atau seluruh kebaktian keluarga ini, namun ayahlah yang tetap selalu menjadi pengawas rohani. Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memimpin di rumah akan melatih keterampilan memimpin dan kepercayaan diri mereka, yang nantinya akan mempersiapkan mereka untuk melayani sebagai pemimpin di gereja kelak. Semua anggota keluarga harus diberikan kesempatan untuk memberikan kontribusi pada kebaktian keluarga karena setiap orang harus dihargai atas pengabdian dan pelayanannya  kepada Tuhan.

MENGATASI HAMBATAN-HAMBATAN

Ada banyak keuntungan dalam membangun mezbah keluarga, karena ia adalah simbol kehadiran Tuhan dalam rumah kita. Kebaktian gereja masih tetap lebih penting tetapi kita tidak boleh meremehkan pentingnya ibadah keluarga. Iman Kristen kita yang tertanam dalam gereja harus diperkuat di rumah. Namun, mengapa kita sering lalai untuk melakukannya?

Kita selalu menghadapi kegagalan. Hambatannya biasanya adalah waktu, atau kekurangan waktu. Kini, karena jadwal kita yang padat, kelihatannya mustahil untuk mengumpulkan orangtua dan anak-anak bersama. Orangtua sering mengurus pekerjaan rumah tangga setelah bekerja dan anak-anak dibebankan dengan tugas sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler.

Namun, janganlah kita membiarkan semua dijadikan alasan yang menghalangi kita untuk membangun mezbah keluarga. Banyak keluarga dapat mencari waktu untuk berkumpul bersama untuk menonton program TV favorit mereka tetapi sayangnya tidak dapat berkumpul untuk ibadah keluarga. Tindakan seperti ini menjadi ancaman serius untuk iman kita. Jika kita mempunyai niat yang tulus untuk menyembah Tuhan bersama-sama, kita akan berusaha untuk memperbaiki manajemen waktu kita dan berdisiplin, memprioritaskan waktu kita untuk membangun mezbah keluarga.

Hambatan yang lain adalah meremehkan pentingnya mezbah keluarga. Mungkin kita berpikir bahwa hadir dalam kebaktian Sabat dan terlibat dalam acara-acara di gereja sudah cukup. Sering juga ada keengganan atau kurang semangat, terutama di kalangan remaja yang berpikir bahwa ibadah keluarga akan mengurangi waktu mereka untuk bersenang-senang. Oleh karena itu sebagai orangtua, kita harus memberikan kesan kepada anak-anak kita bahwa waktu mezbah keluarga menjadi prioritas karena ini perintah Allah (ref. U. 6:7). Kita juga perlu mengajar dan mengingatkan mereka akan berkat-berkat Tuhan jika ibadah keluarga kita berkenan kepada Tuhan. Ketika anak-anak mulai mengerti manfaatnya dan bersedia untuk mendukung ibadah keluarga, Tuhan pasti akan memberkati keluarga kita dengan hadirat, damai sejahtera, kasih dan sukacita-Nya ketika kita menyembah bersama.

TUHAN AKAN MEMBANTU KITA MEMBANGUN MEZBAH KELUARGA

"Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga." Mzm. 127:1

Membangun mezbah keluarga sangat membutuhkan disiplin rohani dan harus menjadi prioritas dalam setiap keluarga. Walaupun membangun mezbah keluarga itu mungkin memberikan tantangan tetapi dengan komitmen yang tulus, doa yang tekun dan iman yang tak tergoyahkan, Tuhan akan menyertai kita untuk membangun mezbah keluarga yang berhasil. Tak ada hambatan yang tidak dapat diatasi jika kita giat mencari Tuhan dengan rendah hati dan dikuatkan dengan Roh Kudus. Tidak diragukan lagi, ia akan menjadi sebuah tonggak bersejarah dalam perkembangan rohani Gereja Yesus Sejati jika setiap keluarga dapat membangun sebuah mezbah keluarga yang kuat – sebuah mezbah yang diperkenan dan diberkati Tuhan secara nyata.

Guat Kim Tan—Cheras, Kuala Lumpur, Malaysia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar