Kamis, 07 Mei 2020

KITA TIDAK DALAM PERAHU YANG SAMA ..

Saya mendengar bahwa kita berada di kapal yang sama.
Tapi tidak seperti itu.

Kami berada di badai yang sama, tetapi tidak di kapal yang sama.

Kapal Anda bisa karam dan kapal saya mungkin tidak.
Atau sebaliknya.

Bagi sebagian orang, karantina optimal : 
momen refleksi, memperbaiki hubungan, bersantai dalam sandal jepit sambil minun teh.
Bagi yang lain, ini adalah krisis yang menyedihkan.

Dan bagi yang lain, dalam kondisi ini menghadapi kesepian.

Bagi sebagian orang, merasakan kedamaian, waktu istirahat dan liburan.

Namun untuk orang lain, Penyiksaan : 
Bagaimana saya akan membayar tagihan saya?

Beberapa orang khawatir tentang perayaan hari besar.
Yang lain mengkhawatirkan roti untuk akhir pekan, atau.. apakah mie akan bertahan selama beberapa hari lagi.

Beberapa berada di kantor mereka.
Yang lain mencari melalui sampah untuk bertahan hidup.
Beberapa ingin kembali bekerja karena mereka kehabisan uang.

Yang lain ingin membunuh sesama mereka yang melanggar karantina.

Beberapa perlu melanggar karantina untuk mencari nafkah.

Dan beberapa melarikan diri.

Yang lain mengkritik pemerintah untuk kebijakan2 yang mereka buat.

Beberapa orang telah mengalami hampir meninggal dunia karena virus, beberapa telah kehilangan seseorang dari virus itu, beberapa tidak yakin orang yang mereka cintai akan bisa berhasil sembuh, dan beberapa lainnya bahkan tidak percaya ini adalah masalah besar.

Beberapa dari kita merasa mampu melewati kondisi ini dengan baik.. tapi kemudian akan kembali gundah apabila ada salah seorang kerabat atau sahabat kita mengalaminya.

Beberapa memiliki iman yang kuat kepada Tuhan dan mengharapkan mukjizat selama tahun 2020.
Yang lain mengatakan yang lebih buruk belum datang.

Jadi, teman-teman, kita tidak berada di kapal yang sama.

Kita sedang melalui masa ketika persepsi dan kebutuhan kita benar-benar berbeda.

Dan masing-masing akan muncul, dengan caranya sendiri, untuk menghadapi dan keluar dari badai itu.

Beberapa dengan rasa bahagia. Lainnya dengan bekas luka pada jiwa (untuk alasan yang tidak terlihat).

Sangat penting untuk tidak sekedar melihatnya hanya dengan sekilas. Tapi lebih dalam dari itu.

Jangan meremehkan rasa sakit orang lain jika Anda tidak merasakannya.

Jangan menilai kehidupan yang baik dari orang lain, jangan mengutuk kehidupan yang buruk dari yang lain.

Jangan menjadi hakim.

Janganlah kita menghakimi orang yang kurang, juga orang yang melebihi dirinya.

Kami berada di kapal yang berbeda yang ingin bertahan hidup.

Hargai jalan hidup setiap orang dengan rasa hormat, empati dan tanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar