Kamis, 08 Desember 2016

Presiden Jokowi hadir di Aksi Bela Islam Jilid-III

Aksi Bela Islam Jilid III yang dihelat Jumat, 2 Desember 2016 bisa disebut sebagai doa Sholat Jumat dan zikir kolosal paling dramatis sepanjang sejarah republik.

Bangsa Indonesia menanti harap harap cemas. Kerusuhan Aksi 411 lalu membuat trauma publik, jika sampai rusuh lagi itu bisa membuat Jakarta lumpuh. Belum lagi adanya informasi Jumat dini hari , 10 aktivis ditangkap aparat karena diduga terlibat rencana makar. Berita penangkapan aktivis itu sontak menambah ketegangan.

Hingga pukul 09.00 Wib, Presiden Jokowi belum memutuskan kemana akan Sholat Jumat. Saat meninjau persiapan renovasi Gelora Bung Karno, Presiden menyampaikan kepada wartawan bahwa Ia belum tahu akan sholat Jumat dimana. Harapan agar Jokowi sholat bersama di Monas belum dapat lampu hijau dari intelijen. Kondisi terlalu berisiko.

Pukul 11.00 WIB, Presiden Jokowi memanggil para pembantunya. Presiden Jokowi menanyakan kemungkinan sholat Jumat di Monas. Kepala BIN  Budi Gunawan melaporkan kondisi keamanan yang terlalu berisiko jika Pak Jokowi ikut.

Komandan Paspampres Mayjen Bambang Suswantono menjelaskan kondisi lapangan terkini. Ia menjelaskan jalur yang akan dilalui serta jalur evakuasi jika terjadi serangan teroris. Semua analisis risiko dan pertimbangan disampaikan dalam rapat singkat itu.

Para pembantu Presiden memberi rekomendasi demi keamanan Presiden dan negara, sebaiknya sholat Jumat tidak di Monas. Presiden Jokowi diam sejenak. Keningnya berkerut mempertimbangkan laporan pembantunya. Ini bukan sekedar soal keamanan dirinya semata. Ini soal kohesi kebangsaan.  Tidak mudah memang. Tapi keputusan harus dibuat.

Presiden Jokowi menarik nafas. "Kita Sholat Jumat di Monas", putus Jokowi singkat. Bak kena setrum tegangan tinggi, Danpaspampres langsung memerintahkan anggotanya mensterilisasi jalur rombongan presiden.

Aparat BIN yang menyelinap di kerumunan massa bergerak memantau keadaan. Setiap detik mereka melaporkan kondisi masing masing area. Ini kunjungan paling berisiko. Tidak ada persiapan dari aparat sebelumnya. Kerumunan massa begitu banyak. "Apa yang terjadi jika ada yang melempar granat, selesai kamu?", ujar seorang petugas was was sambil mengamati sekeliling dengan nada datar. Bisa kacau negara. Presiden telah buat keputusan. Apapun yang terjadi tugas mereka  memastikan keselamatan Presiden dan Wapres aman dan selamat.

Presiden Jokowi juga mengajak Wapres Jusuf Kalla sholat Jumat bersama. Hujan lebat turun ketika rombongan Presiden hendak keluar Istana Merdeka.

Danpaspampres mendekati Presiden. Melaporkan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan Presiden turun ke Monas. Presiden dengan tenang memutuskan tetap jalan. Apapun yang terjadi terjadilah sesuai kehendak Allah. Payung disiapkan.

Presiden memegang payungnya sendiri juga Wapres Jusuf Kalla. Di belakang mereka nampak Menkopolhukam Wiranto, Menseskab Pramono Anung, Mensesneg Pratikno, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, KSP Teten Masduki ikut berjalan. Dengan mengucap Bismillah, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla melangkah menuju Monas. Mereka berjalan di tengah guyuran hujan lebat.

Danpaspampres Bambang Suswantono memberi komando langsung kepada anggotanya. Wajahnya tegang. Jantungnya berdetak kencang. Matanya  liar memelototi kerumunan orang. Ini kondisi high risk.

Biasanya sebelum Presiden berkunjung, tim advance paspampres akan turun mengamankan lokasi. Tapi kali ini sama sekali tidak ada. Siapa saja bisa menyelinap di tengah-tengah kerumunan massa. Kali ini simbol negara dipertaruhkan. Keselamatan Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Nasib masa depan negara dipertaruhkan. Jika terjadi yang buruk pada Presiden, bisa bisa perang saudara. Saling curiga sesama anak bangsa. Ngeri.

Kerumunan massa begitu padat di Monas terutama di sekeliling panggung utama . Paspampres bahkan tidak bisa menerobos panggung depan karena terhalang padatnya massa.

Akhirnya Paspampres membuka jalan dari sisi samping panggung. Puluhan personel Paspampres berbaju loreng baret biru muda terlihat lugas membuka jalan dan membuat pagar hidup. Menerobos lautan massa yang berjubel agar Presiden Jokowi bisa lewat.

Sesampai di panggung, tangga untuk naik tidak ada. Tidak mungkin memutar ke depan panggung. Tidak ada jalan lain selain menandu Presiden naik ke atas panggung yang cukup tinggi itu. Untung saja tubuh Jokowi ringan dan gesit. Cukup mudah baginya naik ke atas panggung dengan bantuan Paspampres.

Sebelum naik ke atas panggung utama, Presiden Jokowi melepas sepatunya.

"Mengapa dilepas Pak Presiden? Dipakai saja Pak ?" ujar ajudan yang was was kaki Presiden bisa terinjak kerumunan banyak orang di panggung.

"Panggung ini telah dipakai tempat sholat Jumat", balas Presiden Jokowi sambil tersenyum.

"Siiiappp Pak!!", ujar ajudan bergetar melihat kesahajaan pemimpinnya.
Ajudan tidak menyangka dalam suasana tegang di tengah kepungan ribuan orang, Presiden Jokowi masih mengingat bahwa kesucian tempat ibadah tidak boleh ternoda.

Di atas panggung, tanpa alas kaki, dengan baju basah terkena hujan Presiden Jokowi menyapa hangat rakyatnya dengan takbir. Serentak seluruh rakyatnya menyambut takbir yang diserukan Presiden Jokowi.

Dengan rendah hati, ketulusan dan pengertiannya akan nilai nilai iman Islam, Presiden Jokowi mengajarkan bahwa di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, sehebat apapun jabatan dan kekuasaan yang dimiliki tetaplah harus hormat dan tunduk kepada Sang Pencipta.

Tidak lama Presiden Jokowi berpidato. Singkat padat isi pidatonya. Hanya 65 detik. Isi pidato Presiden berisi ucapan doa sykur kepada Allah SWT dan shalawat pada Nabi Muhammad SAW. Kemudian apresiasi yang tinggi pada jemaah dan salam selamat kembali ke rumah masing masing kepada seluruh jemaah.  Paspampres sebelumnya wanti wanti agar Presiden Jokowi tidak lama lama di atas panggung. Semakin lama berdiri di panggung semakin besar kemungkinan risiko keselamatan presiden.

Selepas pidato 65 detiknya, Jokowi menutup dengan membungkukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan tertinggi kepada seluruh Jemaah yang bangga dan terharu atas kedatangan Presiden Rakyat. Jokowi lalu memeluk seorang Jemaah muda yang berdiri di samping kirinya.

Selepas itu, serentak paspampres melindungi Presiden Jokowi. Membawanya pada jalur evakuasi. Danpaspampres Bambang Suwantono langsung bergerak cepat. Wajahnya masih terlihat tegang. Kapolda DKI Irjen M. Iriawan ikut mengawal Presiden Jokowi.

Drama kunjungan Presiden Jokowi berakhir ketika Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla tiba di pintu gerbang istana. Wajah tegang pembantu presiden perlahan turun. Tawa sumringah Presiden Jokowi sesaat tiba di Istana membuat keadaan adem dan tenang. Indonesia masih tetap Indonesia yang aman dan damai.

Terimakasih Pak Presiden atas teladannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar