Minggu, 20 Juli 2025

Bantu Mereka untuk Mengampuni

21 Juli 2025

Bacaan Hari ini:
Ayub 18:4 "Engkau yang menerkam dirimu sendiri dalam kemarahan, demi kepentinganmukah bumi harus menjadi sunyi, dan gunung batu bergeser dari tempatnya?"
--------------------
Ketika Anda membantu seorang teman yang pernikahannya berakhir, Anda dapat menghiburnya dengan cara memberi dukungan lewat doa dan berbagi rasa sakit mereka. Anda juga dapat mendorong mereka untuk melakukan salah satu hal tersulit setelah perceraian: mengampuni.
Inilah bagian yang tersulit: Jika mereka ingin melangkah maju dan pulih dari semua rasa sakit, mereka harus meminta pengampunan, menerima pengampunan, dan menawarkan pengampunan. Karena jika tidak, mereka akan terjebak.

Ada tiga emosi umum yang sering dirasakan orang ketika pernikahan mereka berakhir—kemarahan, rasa bersalah, dan kepahitan. Jika itu terus-menerus dipupuk, emosi-emosi tersebut dapat merusak hidup mereka.

Lalu, bagaimana Anda, sebagai seorang teman, dapat membantu mereka?

Pertama, dorong mereka untuk berhenti menyalahkan orang lain. Mengatakan "Ini semua salah mereka" atau "Ini semua salahku" hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga. Menyalahkan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, membuat Anda merasa lebih baik, atau mengurangi rasa sakit Anda. "Engkau yang menerkam dirimu sendiri dalam kemarahan, demi kepentinganmukah bumi harus menjadi sunyi, dan gunung batu bergeser dari tempatnya?" (Ayub 18:4)

Kedua, dorong mereka untuk meminta pengampunan dari Tuhan dan orang lain. Anda dapat mendampingi mereka ketika mereka meminta pengampunan dari Tuhan dan mempertimbangkan apakah mereka perlu meminta pengampunan dari orang lain. Jika mereka dapat menghadapi kekurangan mereka sendiri, barulah mereka dapat mulai pulih.

Alkitab mengatakan, "Sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku. Ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku" (Mazmur 38:4, 18).

Ketiga, dorong mereka untuk memberi pengampunan kepada orang-orang yang telah menyakiti mereka, baik itu mantan pasangan, mertua, atau teman yang suka menghakimi. Itu bukan karena orang yang pernah menyakiti mereka itu layak mendapatkannya, tetapi karena mereka perlu melepaskan rasa sakit dan melanjutkan hidup mereka, karena Tuhan telah mengampuni mereka, dan karena mereka akan membutuhkan lebih banyak pengampunan di masa depan.

Efesus 4:31-32 mengatakan: "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

Renungkan hal ini:

- Bagaimana Anda pernah melihat kemarahan, rasa bersalah, atau kepahitan merusak sesuatu dalam hidup Anda atau orang lain?

- Pernahkah Anda mengalami satu waktu di mana Anda mengampuni seseorang yang tidak meminta pengampunan dari Anda atau yang sebenarnya tidak layak menerimanya? Bagaimana hal itu memengaruhi hati dan kehidupan Anda?

- Bagaimana Anda dapat mendorong seorang teman yang tengah menghadapi masa sulit dalam hidupnya untuk meminta, menerima, atau memberikan pengampunan agar mereka menjadi lebih baik, bukan menjadi getir?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 26-28; Kisah Para Rasul 22
___________
Ketika seseorang mengalami situasi yang genting—seperti perceraian—mereka membutuhkan seorang teman yang dengan rendah hati akan mendampingi mereka dalam proses pemulihan mereka. Itu seperti yang kita baca dalam Kitab Pengkhotbah, "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (4:9-10).

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Help Them to Forgive
By Rick Warren

"You are only hurting yourself with your anger." Job 18:4 (GNT)
-------------------
When you're helping a friend whose marriage has ended, you can comfort them by supporting them with prayer and sharing their pain. You can also encourage them to do one of the hardest things after a divorce: forgive.

This is the most important issue your friend will have to deal with. If they're going to move forward and heal from all the pain, they need to ask for forgiveness, accept forgiveness, and offer forgiveness. Because if they don't, they're going to get stuck.

There are three common emotions people often feel when their marriage has ended—anger, guilt, and bitterness. If held onto, those emotions can ruin the rest of their life.

How then, as a friend, do you help your friend with forgiveness? 

First, encourage them to stop blaming others. Saying "It's all their fault" or "It's all my fault" is a waste of time and energy. Blaming has never solved a problem, made you feel better, or lessened your pain. "You are only hurting yourself with your anger" (Job 18:4 GNT).

Second, encourage them to ask God and others for forgiveness. You can be there for them as they seek God's forgiveness and consider whether they need to ask somebody else for forgiveness. When they can face their own shortcomings, they can begin to heal.

The Bible says, "My guilt overwhelms me—it is a burden too heavy to bear. But I confess my sins; I am deeply sorry for what I have done" (Psalm 38:4, 18 NLT). 

Third, encourage them to offer forgiveness to those who've hurt them, whether it's their ex-spouse, in-laws, or judgmental friends. Not because others deserve it, but because they need to let go and get on with their life, because God has forgiven them, and because they're going to need more forgiveness in the future. 

Ephesians 4:31-32 says this: "Get rid of all bitterness. . . . forgiving each other, just as in Christ God forgave you" (NIV).

When someone's going through a crisis—like a divorce—they need a friend who will humbly walk with them through the healing. Because, as we read in Ecclesiastes, "Two are better than one . . . If either of them falls down, one can help the other up" (4:9–10 NIV).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar