Enam Hoax Tentang Pengusaha
Jadi pengusaha itu asyik! Bisa punya Mall dan properti lain seperti Pak Ciputra, mau ke luar negeri juga tinggal packing lalu pencet pencet smartphone, pesan e ticket. Hmm, enggak juga. Setelah lima tahun menekuni dunia bisnis, ternyata ada banyak kabar bohong alias hoax mengenai enaknya jadi pengusaha. Apa aja ya?
1. Semua Pengusaha itu Kaya
Pengusaha yang sukses memang terlihat mentereng, bawa gadget terbaru, pakai tas kulit, baju branded. Tapi gak semua pengusaha itu kaya. Serius! Ada pengusaha yang masih berjuang, mengatur keuangan agar tidak terlambat membayar gaji karyawan. Dia berusaha menaikkan omzet agar bisa pindah dari rumah mertua atau kontrakan.
Kok bisa ya? Karena rata-rata bisnis baru berjalan stabil di tahun keempat. Kalau bisnisnya baru mulai ya pengusaha harus pintar-pintar mengatur cashflow. Agar keuangan perusahaan dan keuangan rumah tangga tidak tercampur, dan bisnisnya berjalan lancar.
Kalau mereka punya mobil? Bisa jadi itu kredit atau pinjaman. Inilah godaan jadi pengusaha, apa bisa menghindari tekanan dari gaya hidup mewah. Keuntungan dari bisnis baru 2,5 juta, eh harus bayar kredit mobil senilai 2 juta. Padahal ia juga butuh beli beras, susu anak, dll. Jangan sampai tekor gara-gara ingin terlihat keren.
2. Punya Kebebasan Waktu
Ada yang ingin jadi pengusaha karena menurutnya pengusaha itu bisa enak-enakan ngopi jam 9 pagi, sambil baca koran di teras. Kenyataannya, pengusaha yang baru merintis bisnis harus tirakat alias mengurangi jam tidur, karena ia sibuk mempromosikan bisnisnya sambil mencatat keuangan sendiri (karena belum sanggup menggaji seorang akuntan). Jam kerjanya bisa mencapai 16-20 jam sehari.
Mengapa terkesan workaholic? Karena membangun bisnis memang butuh waktu dan komitmen serta kerja keras (dan cerdas). Bayangkan, kita tak hanya belajar mengenai marketing dan manajemen, tapi juga memahami bidang psikologi (karena karakter pembeli berbeda-beda), belajarcara packing yang rapi, efisiensi waktu, dll.
3. Tidak Pernah Dimarahi Boss
Memang pengusaha itu tidak punya boss, tapi ia juga beresiko dimarahi oleh orang lain, bisa supplier atau pembeli. Walau sudah berusaha tapi kesalahan bisa terjadi, entah karena kantuk atau faktor lain. Jadi jangan baper ya kalau dimarahi pembeli. Sabar aja.
Pembeli adalah raja, jadi wajar kalau dia marah? Hmm, pengusaha memang harus kasih servis terbaik, tapi raja yang adil dan tidak lalim lebih disayang rakyatnya kan? Menurut saya, penjual masih punya daya tawar. Jangan mau dirayu atau dimarahi agar pembeli dapat diskon plus free ongkir, kalau jadinya rugi.
4. Pengusaha itu Hebat Karena Berani
Banyak yang memuji pengusaha karena berani mengabil resiko. Apalagi kalau ia berjualan makanan, jika tidak laku, sisanya mau diapakan? Well, pengusaha juga manusia. Pasti punya rasa takut.
Misalnya saat ingin kulakan jilbab, sempat terbersit rasa takut, beli yang mana? Nanti laku atau tidak? Jadi, yang bisa dilakukan adalah meminimalisir rasa takut. Berdoa semoga semua dilancarkan jalannya oleh Tuhan.
5. Dianggap Kuat dan Tahan Banting
Katanya kalau jadi pengusaha itu harus punya tekad baja dan tebal kuping. Idealnya begitu sih. Tapi sebagai wanita, ada waktu sensitif dan baper (pms), ditegur supplier mewek, ditanya pembeli jadi cengeng, aih.
Maklum lah, kita ini manusia, bukan robot. Wajar kalau punya emosi. Tapi, setiap emosi negatif tidak boleh dibiarkan berlama-lama dipendam (nanti jadi jerawat) atau diumbar di medsos (nanti pembeli jadi takut). Salurkan tangismu di rumah ibadah, curhatlah sepuasnya pada-Nya. Amarah jadikan bahan bakar yang bisa memangkas lemak, di fitness center. Setelah itu lega kan, siap kerja lagi.
6. Pengusaha itu Keren
Cool! Itulah image yang dimiliki oleh pengusaha (terutama ibu ibu ol shop), karena bisa bekerja sambil mengasuh anak di rumah, sambil bersih-bersih, dll dsb. Tapi di balik anggapan itu ada tetangga yang nyinyir, menganggap pengusaha wanita itu sombong karena tidak mau diajak bergosip (karena lebih suka bekerja). Ada orangtua yang khawatir apakah anaknya bisa makan dari hasil usaha? Ada juga teman kepo yang mengira kita memelihara makhluk astral, tidak keluar rumah kok uangnya banyak? Hihihihi. Cuekin aja.
Kalau mau jadi pengusaha sukses ya harus mau kerja keras, kerja cerdas, belajar terus. Ikut pelatihan wirausaha, seminar motivasi, baca buku marketing, dll. Disertai juga dengan berdoa dan beribadah kepada-Nya, agar diridhoi.
Jadi kamu masih ingin jadi pengusaha?
1. Semua Pengusaha itu Kaya
Pengusaha yang sukses memang terlihat mentereng, bawa gadget terbaru, pakai tas kulit, baju branded. Tapi gak semua pengusaha itu kaya. Serius! Ada pengusaha yang masih berjuang, mengatur keuangan agar tidak terlambat membayar gaji karyawan. Dia berusaha menaikkan omzet agar bisa pindah dari rumah mertua atau kontrakan.
Kok bisa ya? Karena rata-rata bisnis baru berjalan stabil di tahun keempat. Kalau bisnisnya baru mulai ya pengusaha harus pintar-pintar mengatur cashflow. Agar keuangan perusahaan dan keuangan rumah tangga tidak tercampur, dan bisnisnya berjalan lancar.
Kalau mereka punya mobil? Bisa jadi itu kredit atau pinjaman. Inilah godaan jadi pengusaha, apa bisa menghindari tekanan dari gaya hidup mewah. Keuntungan dari bisnis baru 2,5 juta, eh harus bayar kredit mobil senilai 2 juta. Padahal ia juga butuh beli beras, susu anak, dll. Jangan sampai tekor gara-gara ingin terlihat keren.
2. Punya Kebebasan Waktu
Ada yang ingin jadi pengusaha karena menurutnya pengusaha itu bisa enak-enakan ngopi jam 9 pagi, sambil baca koran di teras. Kenyataannya, pengusaha yang baru merintis bisnis harus tirakat alias mengurangi jam tidur, karena ia sibuk mempromosikan bisnisnya sambil mencatat keuangan sendiri (karena belum sanggup menggaji seorang akuntan). Jam kerjanya bisa mencapai 16-20 jam sehari.
Mengapa terkesan workaholic? Karena membangun bisnis memang butuh waktu dan komitmen serta kerja keras (dan cerdas). Bayangkan, kita tak hanya belajar mengenai marketing dan manajemen, tapi juga memahami bidang psikologi (karena karakter pembeli berbeda-beda), belajarcara packing yang rapi, efisiensi waktu, dll.
3. Tidak Pernah Dimarahi Boss
Memang pengusaha itu tidak punya boss, tapi ia juga beresiko dimarahi oleh orang lain, bisa supplier atau pembeli. Walau sudah berusaha tapi kesalahan bisa terjadi, entah karena kantuk atau faktor lain. Jadi jangan baper ya kalau dimarahi pembeli. Sabar aja.
Pembeli adalah raja, jadi wajar kalau dia marah? Hmm, pengusaha memang harus kasih servis terbaik, tapi raja yang adil dan tidak lalim lebih disayang rakyatnya kan? Menurut saya, penjual masih punya daya tawar. Jangan mau dirayu atau dimarahi agar pembeli dapat diskon plus free ongkir, kalau jadinya rugi.
4. Pengusaha itu Hebat Karena Berani
Banyak yang memuji pengusaha karena berani mengabil resiko. Apalagi kalau ia berjualan makanan, jika tidak laku, sisanya mau diapakan? Well, pengusaha juga manusia. Pasti punya rasa takut.
Misalnya saat ingin kulakan jilbab, sempat terbersit rasa takut, beli yang mana? Nanti laku atau tidak? Jadi, yang bisa dilakukan adalah meminimalisir rasa takut. Berdoa semoga semua dilancarkan jalannya oleh Tuhan.
5. Dianggap Kuat dan Tahan Banting
Katanya kalau jadi pengusaha itu harus punya tekad baja dan tebal kuping. Idealnya begitu sih. Tapi sebagai wanita, ada waktu sensitif dan baper (pms), ditegur supplier mewek, ditanya pembeli jadi cengeng, aih.
Maklum lah, kita ini manusia, bukan robot. Wajar kalau punya emosi. Tapi, setiap emosi negatif tidak boleh dibiarkan berlama-lama dipendam (nanti jadi jerawat) atau diumbar di medsos (nanti pembeli jadi takut). Salurkan tangismu di rumah ibadah, curhatlah sepuasnya pada-Nya. Amarah jadikan bahan bakar yang bisa memangkas lemak, di fitness center. Setelah itu lega kan, siap kerja lagi.
6. Pengusaha itu Keren
Cool! Itulah image yang dimiliki oleh pengusaha (terutama ibu ibu ol shop), karena bisa bekerja sambil mengasuh anak di rumah, sambil bersih-bersih, dll dsb. Tapi di balik anggapan itu ada tetangga yang nyinyir, menganggap pengusaha wanita itu sombong karena tidak mau diajak bergosip (karena lebih suka bekerja). Ada orangtua yang khawatir apakah anaknya bisa makan dari hasil usaha? Ada juga teman kepo yang mengira kita memelihara makhluk astral, tidak keluar rumah kok uangnya banyak? Hihihihi. Cuekin aja.
Kalau mau jadi pengusaha sukses ya harus mau kerja keras, kerja cerdas, belajar terus. Ikut pelatihan wirausaha, seminar motivasi, baca buku marketing, dll. Disertai juga dengan berdoa dan beribadah kepada-Nya, agar diridhoi.
Jadi kamu masih ingin jadi pengusaha?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar