Minggu, 29 Januari 2017

*PARADIGMA BARU.*

Diingatkan FACEBOOK pagi ini:

*Iwan H. Suriadikusumah*
January 29, 2016 · 

*PARADIGMA BARU.*

Presiden Jokowi (dan yang sedikit lebih kecil: Gubernur Ahok) adalah jenis pemimpin baru yang tidak pernah ada selama berdirinya NKRI. Kedua pemimpin ini (sangat) berbeda dengan seluruh pemimpin yang pernah ada di Indonesia. 
Kecuali mungkin Bung Hatta, yang sayangnya cuma jadi Wapres yang kewenangannya terbatas dan memimpinnya cuma sebentar saja.

Apa istimewanya?

1. Orang-orang ini sudah selesai dengan dirinya. Tidak lagi perlu pengakuan sehingga tidak sibuk dengan pencitraan.

2. Meskipun dengan alasan berbeda, keduanya terjun ke politik murni karena ingin berbuat untuk rakyat Indonesia.

Ahok memang obsesinya sejak kecil akibat selalu didiskriminasi sebagai keturunan Cina. Menaikkan bendera merah-putih saja tidak boleh, padahal dia merasa 100% orang Indonesia.

Jokowi karena mengalami kemiskinan di masa kecil juga. Mengalami rumahnya digusur 3 X.

Akibat kualitet manusia yang demikian berbeda ini maka kedua pemimpin ini amat sangat mustahil untuk diajak kompromi dalam hal apapun.

Saya ulangi: dalam hal APAPUN.

Padahal orang-orang yang menyebut dirinya pakar di Republik ini menganggap Jokowi itu sangat bodoh JUSTRU karena tidak mengerti bahwa politik adalah kompromi.

Politik itu take and give.

Di seluruh dunia itu begitu aturan mainnya. Barter sesuai kebutuhan masing-masing pihak adalah dasar untuk berputarnya roda pemerintahan. 
Kalau gue nggak dapat yang gue mau, gua sabot lu di tempat lain!

Nah, karena kedua pemimpin ini (Jokowi dan Ahok) tidak punya kepentingan apa-apa mereka tidak butuh jual-beli, take and give alias kompromi seperti itu.

Maka segolongan masyarakat Indonesia yang hidupnya sudah terbiasa dengan "take and give" dalam segala transaksi kehidupanpun jadi merasa susah. Karena perlahan tapi pasti dan konsisten, segala kebiasaan kompromi yang sudah jadi keniscayaan di negeri ini (akan) terus dibuldozer oleh kedua orang ini. Bisnis yang biasanya sangat mudah dilaksanakan melalui sistem tahu sama tahu, "kompromi" dan "take and give" semakin sulit dilakukan, apalagi proyek dan bisnis dengan pihak pemerintah.

Yang merasa susah akibat policy Presiden Jokowi maupun Gubernur Ahok bukan rakyat kecilnya. Bukan rakyat jelata yang jumlahnya ratusan juta. Melainkan hanya sebagian kecil golongan elite Indonesia saja.

Cuma saja, meskipun golongan ini kecil saja jumlahnya, tapi mereka kedengaran paling berisik karena mereka punya akses dan atau sekaligus memiliki media massa seperti koran, radio, televisi maupun majalah.

_*PARADIGMA BARU*_ yang dibangun Presiden Jokowi dan Gubernur Ahok adalah : Anda dibayar pakai uang rakyat/negara. Jadi bekerjalah untuk kepentingan rakyat. Jangan coba-coba maling uang rakyat, dengan cara bagaimanapun!

Maka jadilah kedua orang ini common enemy bagi seluruh elite Indonesia yang "faham politik". Artinya elite yang berfaham bahwa hidup adalah kompromi. Hidup adalah "take and give".

Maka apapun alasannya, sebetulnya tujuan semua pihak yang gerapakan anti Jokowi atau Ahok itu cuma satu: Kedua pemimpin ini harus ditumbangkan.

Saya kasihan kepada mereka yang memang tidak mampu melihat kenyataan ini.
Sebagian memang disebabkan oleh visinya yang terlalu teknis, sehingga short sighted tidak mampu baca medan.

Tapi yang bikin muak adalah mereka yang memang hidupnya dari bermain kompromi. 
Makelar, negosiator dan pelobby.

Kalau pihak penentunya nggak bisa diajak take and give, nggak pernah merasa perlu berkompromi, lalu apanya yang bisa dilobby??? Bagaimana "menegosiate"nya???

Matilah nafkah sebagai mak comblang atau makelar proyek atau makelar masalah apapun. Mereka akan lakukan apa saja karena kalau keadaan sudah serba normal seperti tujuan Presiden Jokowi dan atau Gubernur Ahok, apa lagi yang bisa mereka perdagangkan?

Begitulah saya melihat gonjang-ganjing Jokowi maupun Ahok yang terus-terusan terjadi ini.
Tidak akan pernah akan berhenti sampai maling-maling berduit ini berhasil habis ditumpas Jokowi. Dan pejabat korup habis dibabat, seperti tidak henti-hentinya dijalankan Ahok di Pemprof.DKI.

Yang terganggu kepentingannya selalu mereduksi kelompok yang punya kesadaran akan adanya gerakan penggulingan ini sebagai sekedar fanatik Jokowi atau Ahok saja untuk menyembunyikan motif mereka yang sebetulnya.

Yang kasihan yang memang short sighted. Yang memang sangat ahli di bidangnya tapi sama sekali buta politik.
Orang-orang begini mah tidak pernah faham bahwa dia/mereka itu habis-habisan dimanfaatkan oleh golongan yang pertama itu yang memang punya kepentingan tersembunyi!

Saya cuma bisa prihatin melihat nasib mereka dalam pergulatan ini. Tapi mereka tokh sudah gede-gede, telah mampu memilih jalan hidupnya sendiri!

Pamulang Jumat 29 Januari 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar