Jumat, 02 Mei 2025

Tiga Cara Menolak Kepahitan

03 Mei 2025

Bacaan Hari ini:
Ibrani 12:15 "Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."
--------------
Saat Anda merasa telah kehilangan segalanya, Anda harus bekerja keras untuk menolak kepahitan. Mengapa? Sebab kepahitan akan lebih menyakiti Anda daripada keadaan yang sedang Anda alami.

Masa lalu Anda sudah berlalu. Satu-satunya cara ia dapat menyakiti Anda adalah jika Anda memilih untuk mempertahankannya lewat kepahitan dan kebencian. Anda harus melepaskannya! Yang dilakukannya hanyalah mengacaukan hidup Anda saat ini.

Alkitab mengatakan dalam Ibrani 12:15, "Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." Anda harus memutuskan apakah Anda ingin menjadi kepahitan atau ingin menjadi lebih baik. Berikut ini tiga cara untuk melawan kepahitan:

Pertama, terima apa yang tidak dapat diubah. Sebagian besar kehidupan benar-benar di luar kendali Anda. Terkadang satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ialah menerimanya sehingga Anda dapat merasa damai.

Iman adalah menghadapi kenyataan dan tidak berkecil hati sebab Anda tahu Tuhan yang memegang kendali. Tuhan mengasihi Anda—Ia peduli pada Anda, Ia melihat Anda, dan Ia akan menolong Anda.

Kedua, fokuslah pada apa yang tersisa, bukan pada apa yang terhilang. Setelah kehilangan, Anda perlu menemukan sesuatu untuk disyukuri. Selalu ada sesuatu untuk disyukuri, dan itu sering kali merupakan hal yang paling kita anggap remeh.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa rasa syukur merupakan emosi paling sehat yang dapat Anda miliki. Artinya, semakin Anda bersyukur, semakin sehat secara rohani dan fisik Anda.

Ketiga, kecilkan perasaan dan doakanlah. Setelah kehilangan, Anda tidak perlu berpura-pura bahwa apa yang Anda alami tidak menyebabkan Anda terluka dan berduka. Namun, Anda dapat melihat segala sesuatunya dalam perspektif yang tepat—terutama sebagai orang tua. Ketika anak-anak mengalami kehilangan, kita dapat memberi tahu mereka, "Ya, ini memang situasi yang buruk. Ya, ini memang menyakitkan, tapi, kita akan melewatinya. Tuhan itu baik, dan Dia ada di sini bersama kita. Kita akan tetap bersama dan akan terus melangkah maju."

Kemudian, doakanlah. Katakan kepada Tuhan tentang hal itu—dan jelaskanlah! Dia senang ketika Anda datang kepada-Nya di dalam doa. Dan ketika Anda mulai pulih dari rasa sakit Anda, mintalah Tuhan untuk bekerja di hati Anda untuk melepaskan rasa sakit Anda itu dan melawan kepahitan.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana kepahitan memengaruhi Anda atau keluarga Anda selama ini?

- Ketika Anda menerima apa yang tidak dapat diubah, apakah itu berarti Anda harus melupakan apa yang terjadi? Mengapa atau mengapa tidak?

- Mengapa mengembangkan sikap syukur membutuhkan latihan?

Bacaan Alkitab Setahun :
1 Raja-raja 12-13; Lukas 22:1-20
__________
Kepahitan tidak mengubah masa lalu. Ia tidak dapat mengendalikan masa depan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Three Ways to Resist Bitterness
By Rick Warren

"Watch out that no bitterness takes root among you, for as it springs up it causes deep trouble, hurting many in their spiritual lives." Hebrews 12:15 (TLB)
--------------------
When you feel like you've lost everything, you will have to work hard to resist bitterness. Why? Because bitterness will do you more harm than the circumstance you went through.

Your past is past. The only way it can hurt you is if you choose to hold on to it through bitterness and resentment. You need to let it go! Bitterness doesn't change the past. It can't control the future. All it does is mess up your life right now.

The Bible says in Hebrews 12:15, "Watch out that no bitterness takes root among you, for as it springs up it causes deep trouble, hurting many in their spiritual lives" (TLB).

You need to decide if you want to be bitter or if you want to get better. Here are three ways to resist bitterness.

First, accept what cannot be changed. Much of life is totally beyond your control. Sometimes the only way to overcome a problem is to accept it so you can be at peace.

Faith is facing reality and not being discouraged, because you know God is in control. God loves you—he cares for you, he sees you, and he will help you.

Second, focus on what's left, not on what's lost. After a loss you need to find something to be grateful for. There's always something to be grateful for, and it's often the very thing we take for granted the most.

Scientists have discovered that gratitude is the healthiest emotion you can have. That means the more grateful you are, the more emotionally and physically healthy you're likely to be.

Third, play it down and pray it up. After a loss, you don't have to pretend that what you experienced didn't cause you any hurt and grief. But you can keep things in perspective—especially as parents. When children suffer a loss, we can tell them, "Yes, this was bad. Yes, it hurt. But we'll make it through. God is good, and he's right here with us. We will stick together and keep moving forward."

Then, you pray. You talk to God about it—and keep talking! He loves it when you turn to him in prayer. And as you begin to heal from your hurt, you keep asking God to work in your heart to release your pain and resist bitterness.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar