Saya sudah mendengar desas-desus untuk menurunkan Jokowi di saat pandemi ini, sudah lama..
Sejak awal pandemi dan mereka memaksa lockdown, saya sudah memprediksi bahwa seruan lockdown itu hanya jebakan saja. Lockdown akan membuat ekonomi kita terjerat dan yang kena dampak langsungnya adalah rakyat kecil. Dan rakyat kecil yang lapar ini akan digerakkan untuk melakukan demo besar yang ujungnya adalah keributan.
Pemaksaan lockdown itu bukan karena mereka perduli kesehatan. Bukan. Tapi hanya strategi utk bisa memainkan langkah politiknya. Mereka tau, kalau masalah banyak yang mati kena Covid, rakyat tidak akan bisa diajak bergerak. Tapi kalau sudah urusan perut, hmm.. sulut saja apinya. Kebakar semua.
Catat aja, partai mana yang di awal-awal sibuk dengan teriakan lockdown. Itulah ularnya..
Dan di saat PPKM darurat ini, mereka mulai lagi memainkan genderangnya. Ramai ajakan untuk turun ke jalan menolak PPKM darurat. Mereka nanti akan menyamar jadi mahasiswa, driver ojol, jadi pedagang kaki lima, jadi rakyat kecil yang lapar dan butuh makan. Tapi mereka itu sebenarnya adalah gabungan dari HTI, FPI, oposisi, dan pengangguran yang suka keributan karena dibayar seperti kelompok Anarko.
Perhatikan pola mereka. Demonya akan berlangsung di Jakarta. Tapi pesertanya biasanya bukan orang Jakarta, tapi orang yang dimobilisasi dari kantung-kantung radikalis di daerah Jabar.
Jadi hati2 para pedagang kecil, jangan mau dimanfaatkan nama kalian oleh mereka. PPKM akan dilonggarkan tanggal 26 Juli nanti, dan sudah bisa gerak mencari uang lagi meski belum sesempurna waktu belum ada pandemi.
Sebarkan berita ini kepada orang terdekat, di wa grup keluarga, supaya jangan mau diprovokasi untuk turun ke jalan menolak perpanjangan PPKM darurat. Percayalah, di balik demo penolakan itu, mereka sudah menyiapkan agenda licik yang sebenarnya, yaitu "Turunkan Jokowi.."
Seruput kopinya..
Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar