Dari awal pandemi salah satu yayasan kemanusiaan yg selalu kelihatan di depan adalah Buddha Tzu Chi, mereka selalu sigap disetiap ada bencana. Tidak satupun sepertinya setiap ada bencana alam mereka lewatkan untuk hadir. Ribuan rumah di bangun saat Tsunami Aceh, NTB, Palu. Ratusan ribu APD dan masker dibagikan diawal pandemi tahun lalu. Kita tau yayasan ini dibantu oleh ratusan pengusaha Tionghoa yg menyisihkan sebagian dananya.
Saat ini, disaat virus menggila lagi-lagi mereka hadir nyata, belum lagi orang kaya yg ada seperti Sinar Mas, Sukanto Tanoto, dan lainnya yg tidak disiarkan media. Tapi yg medit juga ada, di Jatim ada Maspion yg tidak bersuara bahkan memvaksin karyawannya sepertinya tidak dilakukannya. Kemarin kami bertemu karyawan Maspion diantrian vaksin gratis warga perumahan lengkap dengan baju seragam. Semoga sumbangan lainnya dia lakukan, minimal doa.
Saat kita kekurangan oksigen, tiba-tiba bantuan sudah datang dari Tiongkok sampai di Tj. Periok, begitu juga dari Sukanto Tanoto, dan Sinar Mas yg menyumbang 1.200 ton oksigen tiap bulan yg sama dengan 1. jt botol tabung oksigen. Semalam kita dengar presiden Cina Xi Jin Ping menelpon langsung Jokowi siap membantu menanggulangi pandemi covid-19 di Indonesia.
Saya selalu nyentil orang kaya lainnya, kemana pengusaha yg selalu mengaku pribumi, kok agak kurang beredar disaat rakyat terpapar, atau kalau ada mungkin skalanya tak terasa. Dijajaran orang kaya ada CT, ARB, JK, Arifin Panigoro, Cendana, dst. Kemana kalian semua, apa cukup diwakili Nia dan Ardi Bakrie.
Ingat saat konflik rekayasa Palestina, kotak amal dipinggir jalan bertebaran, JK menghimbau kotak amal masjid 50% disumbangkan. Lha ini pas kita megap-megap dia hilang suara, mungkin tenggorokannya tak bisa bersuara, atau hanya itulah kadar kemanusiaannya, semua yg dikerjakannya kalau tak ada untung politiknya tak menarik untuk dirinya.
Kebayang kalau tidak ada orang Cina di Indonesia, populasinya hanya 3 jt tapi menguasai 80% ekonomi Indonesia, begitu juga negara Cina yg membawa perubahan perdagangan di seantero dunia, termasuk Afrika yg di makmurkannya.
Kenapa gen Tionghoa ini bisa begitu maju, mungkin karena jiwa dagangnya yg terjaga, pedagang cenderung tak mau bermusuhan, karena setiap orang adalah konsumen. Ada cerita menarik dari Cina, Pengusaha Amerika memesan topi dgn tulisan Go To Hell Cina dan makian lainnya, mereka tidak marah tetap melayani pesanan dgn makian kepada bangsanya. Mereka bilang, makian itu tidak mengurangi nilai orang Cina, justru Amerika yg membayar kemarahannya sendiri. Sama juga dgn kita disini Cina selalu jadi sasaran makian, tapi begitu sesak nafas orang Cina juga yg jadi juru selamat, apa ada kehadiran Partai Umat, hehe..
Perkataan Rasullulah ; Belajarlah sampai ke negeri Cina terbukti sekarang, Cina membawa manfaat buat dunia, termasuk Indonesia. Terus kita mau bilang apa, masih bilang kita mau dihabisi Cina, tak usah takut, kita adalah pasar buat perdagangan dan kerja sama. Cina tak mungkin cari musuh karena dia tau perang adalah kerjaan yg sama-sama merugikan.
Jadi marilah berhenti memaki, karena saat megap-megap cari oksigen gak ada orang Arab datang bawa selang. Selang satu-satunya sudah di pakai di Puncak untuk kawin kontrak.
Terima kasih ras Cina yg makin bermanfaat dan mulia, kami akan belajar banyak agar akhlak kami tak congkak.
Iyyas Subiakto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar