Minggu, 30 November 2025

Menghargai Orang Lain Meningkatkan Nilai Mereka

01 December 2025

Bacaan Hari ini:
Efesus 4:29 "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."
---------------------
Rasa syukur yang radikal berarti menjalani hidup dengan hati yang penuh syukur dalam setiap situasi, apa pun keadaannya—baik ketika hidup berkelimpahan maupun ketika hidup terasa sempit, baik pada masa-masa baik maupun masa-masa buruk. Dan bersyukur tidak hanya bermanfaat bagi diri Anda, tetapi juga dapat menjadi pelayanan bagi orang lain.

Pernahkah Anda menyadari bahwa setiap orang percaya adalah seorang pelayan? Anda adalah seorang pelayan! Dan salah satu pelayanan yang dapat Anda berikan adalah pelayanan untuk menghargai orang lain.

Tahukah Anda arti kata appreciation (penghargaan atau apresiasi)? Jika Anda pernah membeli mobil, Anda pasti tahu arti kata depreciation (penyusutan nilai). Begitu mobil keluar dari dealer, nilainya langsung turun, bahkan jika mobil itu masih benar-benar baru. Depreciation berarti "menurun nilainya." Appreciation adalah kebalikannya. Itu berarti"meningkatkan nilainya."

Ketika Anda menghargai pasangan atau anak-anak Anda, Anda meningkatkan nilai mereka. Ketika Anda menghargai rekan kerja atau atasan Anda, Anda meningkatkan nilai mereka—baik bagi diri Anda maupun bagi perusahaan.

Pelayanan apresiasi akan meningkatkan nilai orang lain. Ketika Anda mengembangkan rasa syukur yang radikal, Anda dapat menjadikan apresiasi sebagai bentuk pelayanan dengan cara sederhana: menghargai orang lain.

Alkitab berkata:
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)

Satu hal yang saya pelajari adalah ini: Setiap orang membutuhkan dorongan dalam dosis besar. Saya belum pernah bertemu seseorang yang berkata, "Sudah cukup! Saya sudah terlalu banyak menerima pujian. Tolong berhenti!"

Setiap manusia memiliki kebutuhan mendalam untuk dihargai, disayangi, dan diapresiasi—dan orang lain juga demikian. Jika Anda ingin dipakai oleh Tuhan, salah satu caranya adalah:
Hargailah semua orang. Apresiasilah semua orang. Tunjukkan rasa syukur kepada semua orang. Begitulah cara Anda mengembangkan pelayanan Anda.

Renungkan :

- Bagaimana perasaan Anda ketika seseorang menunjukkan penghargaan kepada Anda?

- Apa saja cara—selain kata-kata—yang bisa Anda lakukan untuk menunjukkan penghargaan?

- Bagaimana penghargaan dan afirmasi dari orang lain pernah membawa Anda lebih dekat kepada Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 6; Ibrani 12:18-29
_____________
Bersyukurlah atas kebaikan yang Anda terima dari orang lain. Memberi penghargaan dan menunjukkan rasa syukur atas keberadaan sesama, tanpa Anda sadari, sangat berarti bagi orang lain.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Appreciating Others Raises Their Value - Daily Hope with Rick Warren - Desember 01, 2025

"Do not let any unwholesome talk come out of your mouths, but only what is helpful for building others up according to their needs, that it may benefit those who listen." Ephesians 4:29 (NIV)
-------------------
Radical gratitude means walking through life being grateful in every situation, no matter what—when times are abundant or when times are tight, when times are good or when times are bad. And being grateful can actually serve others; it can become a ministry.

Have you ever realized that every believer is a minister? You are a minister! And one ministry you can create is the ministry of appreciation.

Do you know what the word "appreciation" means? If you've ever bought a car, you certainly know the meaning of depreciation. The moment you drive it off the lot, it's worth less than you paid for it, even if it's a brand-new vehicle. Depreciation means "to decrease in value." Appreciation is the opposite. It means "to increase in value."

When you appreciate your spouse or kids, you raise their value. When you appreciate your co-workers or boss, you raise their value—to both you and the company.

The ministry of appreciation raises the value of people. As you develop radical gratitude, you can make a ministry out of raising the value of people simply by appreciating them.

The Bible says it like this: "Do not let any unwholesome talk come out of your mouths, but only what is helpful for building others up according to their needs, that it may benefit those who listen" (Ephesians 4:29 NIV).

One thing I've discovered is this: Everyone needs massive doses of encouragement. I've never met anybody who's said, "Oh no! I don't need a compliment! I've had too many. Please, stop! I'm too affirmed. Don't give me any more."

You have an innate need to be affirmed, to be loved, to be appreciated—and so does everybody else. If you want to be used by God, here's one way: Affirm everyone. Appreciate everyone. Show gratitude to everyone.

That's how you develop a ministry of appreciation.


Sabtu, 29 November 2025

Rasa Syukur Mengembangkan Iman Anda

30 November 2025

Bacaan Hari ini:
Kolose 2:7 "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."
--------------------
Sikap penuh syukur adalah kehendak Tuhan bagi Anda karena hal itu mengembangkan iman Anda.

Bagaimana rasa syukur mengembangkan iman Anda?

Hal itu terjadi ketika masa-masa menjadi sulit—ketika segala sesuatu tidak masuk akal, ketika Anda tidak dapat menemukan jawabannya, ketika doa Anda belum dijawab, ketika tidak ada yang berjalan sesuai dengan harapan Anda. Iman Anda bertumbuh ketika, di tengah keadaan tersebut, Anda dapat berkata:
"Tuhan, aku tahu Engkau berdaulat. Aku tahu Engkau mengasihiku dan aku tahu Engkau dapat membawa kebaikan dari situasi ini. Aku bersyukur karena Engkau lebih besar dari masalahku."

Habakuk mengalami masa-masa sulit. Ia berkata:
"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku." (Habakuk 3:17-18)

Di tengah semua kesulitan itu, Habakuk tetap bersukacita. Apa yang membuatnya bersyukur? Ia memilih untuk menemukan sukacita di dalam Tuhan:
"Aku akan bergembira dalam Allah, Juruselamatku."

Ketika semua hal lain terasa berat, Anda tetap dapat bersyukur karena Tuhan adalah Juruselamat Anda. Dia akan menolong Anda melewati segalanya. Anda tidak sendirian. Tuhan tidak pernah meninggalkan Anda. Itu adalah alasan untuk bersyukur!

Mampukah Anda berterima kasih kepada Tuhan ketika hidup terasa menyakitkan?

Itulah ujian tertinggi dari kedalaman iman Anda. Ketika Anda menjalani masa sulit, jangan hanya melihat apa yang hilang. Lihatlah apa yang masih Anda miliki—dan bersyukurlah untuk itu!

Kolose 2:7 berkata:
"Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan⁵ hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."

Kehendak Tuhan bagi Anda adalah rasa syukur yang radikal—mengucap syukur dalam segala hal. Anda dapat bersyukur kepada Tuhan hanya karena siapa Dia. Dia telah berjanji untuk menuntun Anda melalui keadaan tersulit, dan di dalam proses itu, iman Anda akan semakin kuat.

Renungkan :

- Bagaimana biasanya Anda bereaksi terhadap keadaan sulit? Bagaimana Tuhan ingin Anda merespons?

- Apa artinya menghormati Tuhan?

- Bagaimana Anda melihat Tuhan menguatkan iman Anda melalui kesulitan hidup Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 5; Ibrani 12:1-17
_____________
Siapa pun bisa bersyukur kepada Tuhan atas hal-hal baik. Tetapi jika Anda dapat bersyukur kepada Tuhan bahkan di masa-masa buruk, iman Anda akan menjadi semakin kuat karena akar Anda semakin dalam.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Gratitude Develops Your Faith - Daily Hope with Rick Warren - November 30, 2025

"Sink your roots in him and build on him. Be strengthened by the faith that you were taught, and overflow with thanksgiving." Colossians 2:7 (GW)
---------------------
An attitude of gratitude is God's will for you because it develops your faith.

How does gratitude develop your faith? It happens when times are tough—when things don't make sense, when you can't figure it out, when your prayers are unanswered, when nothing is going the way you wanted it to go. It happens when you can say in those circumstances, "God, I know you're in control. I know you love me, and I know you can bring good out of this. I'm thankful that you're bigger than my problems."

Anybody can thank God for good things. But if you can thank God even in the bad times, your faith will grow stronger as your roots go deeper.

Habakkuk was going through tough times. He said, "Though the fig tree does not bud and there are no grapes on the vines, though the olive crop fails and the fields produce no food, though there are no sheep in the pen and no cattle in the stalls, yet I will rejoice in the LORD, I will be joyful in God my Savior" (Habakkuk 3:17-18 NIV).

In the midst of all the bad things that went wrong, Habakkuk rejoiced. What caused his gratitude? He decided to find joy in God: "I will be joyful in God my Savior."

When everything else in life is a struggle, you can be grateful because the Lord is your Savior. He will pull you through. You're not alone. He hasn't abandoned you. That's a reason to thank him!

Are you able to thank God when life stinks? That's the ultimate test of the depth of your faith. When you're going through tough times, don't look at what's lost. Look at what's left—and be grateful for it!

Colossians 2:7 says, "Sink your roots in him and build on him. Be strengthened by the faith that you were taught, and overflow with thanksgiving" (GW).

God's will for you is radical gratitude—giving thanks in all things. You can be thankful to God just for who he is. He has promised to see you through those tough situations, and you'll find your faith will grow even stronger because of it.

Jumat, 28 November 2025

Hormati Tuhan dengan Ucapan Syukur

29 November 2025

Bacaan Hari ini:
Mazmur 50:23 "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya"
-----------------
Setiap kali Anda berterima kasih kepada seseorang, Anda menghormati orang itu.

Sebagai contoh, jika saya berkata kepada istri saya, "Sayang, aku sangat bersyukur untuk makan malam Thanksgiving yang luar biasa yang kamu buat," saya sedang menghormati istri saya. Ketika saya berkata kepada ibunya, "Terima kasih sudah melahirkan Kay sehingga saya bisa menikahinya," saya sedang menghormati ibunya. Ketika saya berkata kepada seseorang, "Terima kasih telah membukakan pintu" atau "Terima kasih sudah datang ke kebaktian," saya sedang menghormati orang tersebut.

Alkitab berkata bahwa ketika Anda mengucap syukur kepada Tuhan, Anda juga menghormati Tuhan. Tuhan berkata dalam Mazmur 50: "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban" (Mazmur 50:23).

Mengapa memberi syukur disebut korban?
Karena itu membutuhkan perhatian dan fokus; perlu waktu dan energi untuk memikirkan hal-hal yang patut disyukuri.

Ketika istri saya melakukan sesuatu yang penuh perhatian bagi saya, tentu saja dia ingin saya berkata, "Terima kasih." Tetapi jika itu saja yang saya lakukan, ia mungkin mulai bertanya-tanya, "Apakah dia benar-benar mencintaiku, atau hanya mencintaiku karena apa yang aku lakukan untuknya?"

Pada suatu titik, saya harus naik ke tingkat ucapan syukur yang lebih tinggi—bukan hanya berterima kasih atas apa yang istri saya lakukan, tetapi berterima kasih atas siapa dirinya. Itu adalah bentuk ucapan syukur yang lebih dalam dan lebih dewasa.

Jika satu-satunya waktu anak-anak Anda berterima kasih kepada Anda adalah saat Anda memberi uang jajan, Anda mungkin bertanya-tanya, "Apakah mereka mencintaiku atau mereka hanya mencintai uangnya?"

Jika Anda hanya berterima kasih kepada Tuhan karena Dia menolong Anda masuk ke suatu kelas atau memberi Anda makanan atau untuk semua hal yang Dia lakukan bagi Anda, ada baiknya bertanya, "Apakah aku benar-benar mengasihi Tuhan, atau aku hanya mengasihi apa yang Tuhan lakukan bagiku?"

Anda harus belajar mengucap syukur kepada Tuhan bukan hanya atas apa yang Dia lakukan, tetapi atas siapa Dia.

Ketika Anda berterima kasih kepada Tuhan karena siapa Dia, doa Anda mungkin seperti ini:

"Tuhan, terima kasih karena hikmat-Mu lebih besar dari hikmatku. Terima kasih karena Engkau tahu apa yang akan membuatku bahagia lebih daripada diriku sendiri. Terima kasih karena Engkau konsisten ketika aku tidak konsisten. Terima kasih untuk kasih dan kemurahan-Mu dan karena Engkau selalu adil. Terima kasih karena sekalipun aku tidak mengerti sesuatu, aku tahu Engkau memiliki kepentingan terbaik bagiku"

Ucapan syukur seperti itu melampaui "Terima kasih Tuhan atas makanan ini" menjadi "Terima kasih Tuhan atas siapa Engkau."
Dan itulah ucapan syukur yang menghormati Tuhan dan menumbuhkan akar rohani yang lebih dalam.

Renungkan :

- Mengapa Anda pikir banyak penelitian menunjukkan bahwa rasa syukur adalah emosi manusia yang paling sehat?

- Bagaimana rasa syukur yang radikal membantu Anda tumbuh lebih dekat kepada Yesus?

- Setiap hari minggu ini, mulailah hari dengan memikirkan 10 hal untuk Anda syukuri kepada Tuhan. Di akhir minggu, lihat bagaimana hal itu memengaruhi sikap dan perjalanan hari Anda.

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 4:6-14 ; Ibrani 11
_____________
Ucapan terima kasih adalah cara untuk menghormati orang lain.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Honor God with Thankfulness - Daily Hope with Rick Warren - November 29, 2025

"Giving thanks is a sacrifice that truly honors me." Psalm 50:23 (NLT)
------------------
Anytime you thank someone, you honor that person.

For example, if I say to my wife, "Honey, I'm so grateful for that great Thanksgiving dinner you made," I just honored my wife. When I've told her mom, "I want to thank you for having Kay so I could marry her," I am honoring her mom. When I say to someone, "Thank you for opening the door for me" or "Thank you for coming to the service," I am honoring that person.

An expression of gratitude is a way of honoring another person.

The Bible says that you also honor God when you express gratitude to him. God says this in Psalm 50: "Giving thanks is a sacrifice that truly honors me" (Psalm 50:23 NLT).

Why is giving thanks a sacrifice? Because it requires our attention and focus; it takes time and energy to think of things to be grateful for.

When my wife does something thoughtful for me, of course she likes me to say, "Thank you." But if that's all I ever did, she might begin to wonder, "Does he really love me, or does he just love me for the things I do for him?"

At some point, I have to start moving to a higher level of thanksgiving—which is not just thanking my wife for what she does but thanking her for who she is. That's a deeper, more mature kind of thanksgiving.

If the only time your kids thanked you was when you gave them their allowance, you'd begin to wonder, "Do they love me, or do they just love the money?"

If all you do is thank God for letting you get into this class or for giving you this food or for all the things he does for you, it's worth asking yourself, "Do I really love God, or do I just love the things that God does for me?"

You must learn to thank God not just for what he does but for who he is.

When you thank God for who he is, your prayer might go something like this: "God, thank you that your wisdom is greater than mine. Thank you that you know what will make me happy more than I do. Thank you that you're consistent when I'm inconsistent. Thank you for your love and your mercy, and that you're always fair. Thank you that even when I don't understand something, I know you have my best interests at heart."

That kind of gratitude goes beyond "Thank you, God, for our food" to "Thank you, God, for who you are." And it's the kind of gratitude that honors God and gives you deeper spiritual roots.

Kamis, 27 November 2025

Apa Itu Rasa Syukur Radikal?

28 November 2025

Bacaan Hari ini:
1 Tesalonika 5:18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
----------------------
Semakin dalam Anda memahami kasih Allah, semakin besar rasa syukur yang akan muncul dalam hati Anda.

Faktanya, Alkitab mengatakan bahwa rasa syukur seharusnya memenuhi hidup Anda: "mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tesalonika 5:18).

Perhatikan bahwa Alkitab mengatakan untuk mengucap syukur dalam segala hal, bukan untuk segala hal. Ada perbedaan besar!

Anda tidak harus bersyukur untuk hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup Anda. Tidak semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah. Bahkan, sebagian besar waktu, kehendak Allah tidak terjadi di bumi; justru kehendak manusialah yang terjadi.

Ada banyak kejahatan di dunia ini, dan Anda tidak perlu berterima kasih kepada Tuhan untuk hal-hal itu. Tetapi Anda bisa berterima kasih kepada Tuhan di tengah-tengah keadaan itu.

Dalam hidup saya sendiri, saya belajar bahwa ada hal-hal tertentu yang selalu bisa saya syukuri dalam setiap keadaan. Berikut beberapa di antaranya:

- Tuhan tetap berdaulat.

- Tuhan dapat membawa kebaikan dari kejahatan.

- Tuhan dapat mengubah bahkan kesalahan saya menjadi sesuatu yang baik; Ia dapat membawa kebaikan dari situ.

- Saya tidak akan hidup di bumi selamanya; suatu hari saya akan masuk surga.

- Saya tidak akan kehilangan keselamatan saya.

- Apa pun yang terjadi, Tuhan tidak akan berhenti mengasihi saya.

Kenyataannya, saya bisa memikirkan ratusan alasan untuk bersyukur dalam keadaan apa pun—bahkan keadaan yang tampak mengerikan.

Perhatikan lagi 1 Tesalonika 5:18. Ayat itu berkata bahwa Anda harus mengucap syukur kepada Tuhan "dalam segala hal." Kata Yunani untuk "segala" adalah pas, yang berarti "apa pun, semuanya, setiap hal, siapa pun, setiap waktu, di mana pun, seluruhnya." Artinya semua—tanpa pengecualian, tanpa alasan, tanpa pengecualian apa pun.

Kedengarannya sangat radikal, bukan? Itulah sebabnya itu disebut rasa syukur radikal.

Renungkan :

- Ayat janji apa dari Alkitab yang dapat Anda hafalkan untuk membantu Anda tetap mengucap syukur bahkan dalam keadaan sulit? Tulislah di selembar kartu dan letakkan di tempat yang sering Anda lihat.

- Ketika Anda melihat orang lain menunjukkan rasa syukur radikal dalam keadaan sulit, bagaimana pengaruhnya pada diri Anda?

- Mengapa Tuhan menghendaki Anda mempraktikkan rasa syukur radikal "dalam segala hal"? Bagaimana kebiasaan itu memengaruhi area lain dalam hidup Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 4:1-5 ; Ibrani 10:19-39
_____________
Tidak perlu usaha besar untuk bersyukur ketika Anda menerima hadiah yang indah. Semua orang bisa melakukannya. Tetapi bersyukur dalam segala keadaan, bahkan yang buruk, membutuhkan rasa syukur yang radikal—dan itulah "kehendak Allah bagimu."

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
What Is Radical Gratitude? - Daily Hope with Rick Warren - November 28, 2025

"Give thanks in all circumstances; for this is God's will for you in Christ Jesus." 1 Thessalonians 5:18 (NIV)
-------------------
The more deeply you understand God's love, the more grateful you will become.

In fact, the Bible says that gratitude should saturate your life: "Give thanks in all circumstances; for this is God's will for you in Christ Jesus" (1 Thessalonians 5:18 NIV).

Notice that the Bible says to give thanks in all circumstances, not for all circumstances. There's a big difference!

You don't have to be thankful for the bad things that happen in your life. Not everything that happens in the world is God's will. In fact, most of the time, God's will is not done here on earth; instead, people's will is done.

There's a lot of evil in the world, and you don't need to thank God for it. But you can thank God in the midst of it.

In my own life, I've learned there are certain things I can thank God for in every circumstance. Here are some of them:

God is in control.
God can bring good out of evil.
God can turn even my mistakes into something that works out well; he can bring good out of them.
I won't live on earth forever; I'm going to heaven one day.
I can't lose my salvation.
No matter what happens, God isn't going to stop loving me.
The truth is that I could think of a hundred reasons to be thankful in any circumstance, even circumstances that seem horrible.

Look again at 1 Thessalonians 5:18. It says you should give thanks to God "in all circumstances." The Greek word used here for "all" is the word pas, which means "any, all, everything, anyone, all the time, anywhere, everywhere, the whole thing." That means all—no exceptions, no excuses, no exemptions.

That seems pretty radical, doesn't it? That's why it's radical gratitude.

It doesn't take any effort to be grateful for a nice present someone gives you. Anyone can do that. But being grateful in all circumstances, even bad ones, takes radical gratitude—and it "is God's will for you."


Rabu, 26 November 2025

Penggunaan Terbaik dari Uang Anda

27 November 2025

Bacaan Hari ini:
Lukas 16:9 "Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi"
----------------
Uang adalah alat—dan alat dimaksudkan untuk digunakan. Bahkan, Yesus berkata : "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur" (Lukas 16:9).

Perhatikan lagi kata yang digunakan di sana: "gunakan." Yesus tidak mengatakan untuk mencintai harta, menimbunnya, atau menyembahnya. Ia mengatakan untuk menggunakannya.

Lalu, apa cara terbaik menggunakan uang yang Tuhan percayakan kepada Anda? Gunakan sumber daya sementara untuk kebaikan yang bersifat kekal. Dengan kata lain, gunakan sesuatu yang tidak bertahan lama (uang) untuk sesuatu yang bertahan selama-lamanya.

Ada banyak cara menggunakan uang Anda untuk kebaikan—tetapi cara terbaik menggunakannya adalah berinvestasi dalam membawa orang masuk ke surga.

Bagian selanjutnya dari Lukas 16:9 berkata, "supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi"

Ayat ini sering disalahpahami. Ini bukan berarti Anda dapat membeli teman atau membeli keselamatan. Maksudnya adalah Anda dapat menggunakan uang Anda untuk membangun hubungan yang akan bertahan selamanya.

Ada banyak cara untuk melakukan itu. Anda bisa memberi uang untuk membantu seorang teman mengikuti perjalanan misi. Anda bisa mentraktir makan siang seorang teman yang belum percaya, membangun hubungan itu sampai ia siap mendengar dan menerima Kabar Baik. Anda bisa membelikan buku rohani bagi teman yang sedang berjuang.

Ada banyak sekali cara menggunakan "harta duniawi" untuk membuat investasi kekal.

Izinkan saya memberi sedikit hikmat: Jangan membuang uang Anda untuk barang-barang, karena barang-barang tidak akan bertahan. Jadi, investasi terbaik yang bisa Anda lakukan? Bukan di pasar saham atau properti. Tetapi dalam Firman Tuhan dan manusia. Karena itu satu-satunya hal yang tidak akan Anda tinggalkan suatu hari nanti.

Ketika Anda masuk ke surga, saya ingin ada banyak orang berdiri menyambut Anda—orang-orang yang berada di sana karena Anda memilih berinvestasi untuk kekekalan saat Anda di bumi. Seperti yang Yesus katakan, "Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:20-21).

Renungkan :

- Dengan cara apa Anda menggunakan uang Anda untuk kebaikan saat ini?

- Adakah saat-saat ketika Anda mencintai uang atau menimbunnya daripada menggunakannya untuk tujuan Tuhan? Apa hasilnya?

- Investasi kekal apa saja yang telah Anda lakukan dengan uang Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 3; Ibrani 10:1-18
______________
Hanya manusia dan Firman Tuhan yang akan bertahan untuk selamanya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
The Best Use of Your Money - Daily Hope with Rick Warren - November 27, 2025

"I tell you, use worldly wealth to gain friends for yourselves, so that when it is gone, you will be welcomed into eternal dwellings." Luke 16:9 (NIV)
--------------------
Money is a tool—and tools are meant to be used.  In fact, Jesus said, "I tell you, use worldly wealth" (Luke 16:9 NIV).

Look again at the word he uses there: "use." Jesus doesn't tell you to love wealth or horde it or worship it. He tells you to use it.

So what's the best way to use the money God allows you to have?  Use your temporary resources for permanent good. In other words, use something that doesn't last (money) for something that will last for eternity.

There are lots of ways you can use your money for good—but the very best way you can use it is to invest in getting people into heaven.

The rest of Luke 16:9 says, "I tell you, use worldly wealth to gain friends for yourselves, so that when it is gone, you will be welcomed into eternal dwellings" (NIV).

That verse is often misunderstood. It's not saying that you can buy friends or that you can purchase salvation. What it means is that you can use your money to build relationships that are going to last forever.

There are lots of ways to do that. You can give money to help a friend go on a mission trip. You can take an unbelieving friend out to lunch, building that relationship until they're ready to hear and receive the Good News. You can buy a Christian book for a friend who is struggling.

These are countless ways to use your "worldly wealth" to make eternal investments.

Let me give you a little wisdom: Don't waste your money on stuff because stuff doesn't last. Only people and the Word of God will last for eternity. So the best investment you can make? It's not in the stock market or in real estate. It's in the Word of God and in people. Because those are the only things you won't be leaving behind one day.

When you walk into heaven, I want a crowd to be there to welcome you—people who are there because you chose to invest in eternity while you were on earth. As Jesus said, "Lay up for yourselves treasures in heaven, where neither moth nor rust destroys and where thieves do not break in and steal. For where your treasure is, there your heart will be also" (Matthew 6:20-21 ESV).


Selasa, 25 November 2025

Tiga Langkah untuk Mengelola Uang dengan Bijaksana

26 November 2025

Bacaan Hari ini:
Amsal 14:8 "Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya."
-----------------
Bagaimana cara mengelola uang dengan bijaksana?
Baik Anda memiliki banyak uang maupun sedikit, ini adalah pertanyaan yang mungkin pernah Anda pikirkan—terutama jika Anda adalah pengikut Yesus yang ingin mengelola dengan baik segala sesuatu yang Ia percayakan kepada Anda.

Untuk mengelola uang dengan bijaksana, ada tiga hal yang perlu Anda lakukan.

1. Anda perlu melihat ke depan.

Firman Tuhan mengajarkan:
"Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya." (Amsal 14:8)

Sering kali kita tergoda untuk "hidup hanya untuk hari ini" dalam hal keuangan dan mengabaikan apa yang akan terjadi di masa depan—tetapi hal itu akan menimbulkan banyak masalah.

Faktanya, alasan nomor satu orang terjerat utang adalah pola pikir jangka pendek seperti ini. Anda menipu diri sendiri saat membeli sesuatu uang tidak mampu Anda bayar, daripada melihat jauh ke depan dan menghadapi kenyataan tentang kondisi keuangan Anda.

2. Anda perlu membuat rencana.

Sebagian orang berpikir bahwa alih-alih membuat rencana, mereka cukup mengikuti pimpinan Roh Kudus dari waktu ke waktu. Namun, itu tidak tepat!

Dalam Alkitab, Amsal 16:9 berkata:
"Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya"

Dalam hal keuangan, Anda perlu membuat rencana—yaitu anggaran.
Anggaran adalah pengeluaran yang terencana: Anda memberi tahu uang Anda ke mana ia harus pergi, bukan bertanya-tanya ke mana uang itu hilang.

Jadi, Anda mengandalkan Tuhan untuk menolong Anda menyusun anggaran, lalu mempercayai Roh Kudus saat Anda mengikuti rencana tersebut.

Amsal 16:3 menegaskan:
" Serahkanlah pekerjaanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segara rencanamu"

3. Anda perlu bertindak dengan cepat.

Saat Anda menyadari bahwa Anda perlu membuat perubahan dalam keuangan, jangan menunda—bertindaklah segera.

Membeli rumah yang terlalu mahal? Jual sekarang dan pindah ke tempat yang lebih sesuai kemampuan.
Mengendarai mobil di luar batas anggaran? Tukarkan dengan yang lebih murah.
Sudah lama menunda membuat anggaran? Gunakan beberapa jam pada hari libur Anda berikutnya untuk menyelesaikannya.

Pengkhotbah 11:4 berkata:
"Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur ;dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai."

Jika Anda selalu menunggu kondisi sempurna untuk memulai, hal itu tidak akan pernah terjadi.

Renungkan :

- Dalam hal keuangan, apakah Anda cenderung melihat ke depan atau hidup hanya untuk hari ini?

- Apakah Anda mengikuti anggaran? Jika ya, luangkan waktu untuk meninjaunya. Jika tidak, jadwalkan waktu minggu ini untuk membuat anggaran.

- Hal apa dalam keuangan Anda yang perlu segera ditindaklanjuti? Apakah Anda perlu menjual sesuatu yang tidak mampu Anda bayar? Atau membantu seseorang yang membutuhkan? Buatlah rencana hari ini untuk melakukannya.

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 2:12-13 ; Ibrani 9
____________
Mulailah melakukan perubahan hari ini agar Anda dapat mengelola uang dengan bijaksana.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Three Steps to Wise Money Management - Daily Hope with Rick Warren - November 26, 2025

"The wise man looks ahead. The fool attempts to fool himself and won't face facts." Proverbs 14:8 (TLB)
------------------
How do I manage money wisely? Whether you have a lot of money or a little, it's a question you've probably asked—especially if you're a follower of Jesus wanting to manage well the things he's given you.

To manage your money wisely, you need to do three things.

First, you need to look ahead. The Living Bible paraphrase teaches, "The wise man looks ahead. The fool attempts to fool himself and won't face facts" (Proverbs 14:8).

It can be tempting to "live for today" with your finances and ignore what's coming in the future—but that will lead to all kinds of problems. In fact, the number one reason people are in debt is that kind of short-term thinking. You fool yourself when you buy things you can't afford instead of looking ahead and facing the facts about your financial situation.

Second, you need to make plans. Some people think that, instead of making plans, you should just trust the Holy Spirit to lead moment by moment. But that's not right! In the Living Bible, Proverbs 16:9 says, "We should make plans—counting on God to direct us."

When it comes to your finances, you should make a plan—a budget. A budget is simply planned spending. It's telling your money where you want it to go, rather than wondering where it went once it's gone.

So you rely on God to help you make a budget, and then you trust his Holy Spirit as you follow that plan. As Proverbs 16:3 says, "Commit your work to the LORD, and your plans will succeed" (CEB).

Third, you need to act quickly. When you realize it's time to make a change in your finances, don't procrastinate—do something about it. Did you buy a house that's more than you can afford? Put it on the market now so you can downsize. Driving a car that's out of your budget? Trade it in for a cheaper one. Been putting off making a budget? Use a few hours on your next day off to get it done.

Ecclesiastes 11:4 says, "Whoever watches the wind will never plant. Whoever looks at the clouds will never harvest" (GW). If you're always waiting for perfect conditions to get started, it's never going to happen.

Go ahead and start making changes today so you can manage your money wisely.


Senin, 24 November 2025

Apakah Anda Mengelola Uang Anda atau Uang Milik Allah?

25 November 2025

Bacaan Hari ini:
1 Petrus 4:10 "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."
-----------------
Saya sebenarnya tidak memiliki apa pun. Dan Anda juga tidak.
Semua itu milik Allah.

Segala sesuatu berasal dari Allah sejak awal, dan akan kembali menjadi milik-Nya pada akhirnya. Anda tidak membawa apa pun ke dunia ini—dan Anda juga tidak akan membawa apa pun keluar dari dunia ini.

Artinya, Anda adalah pengelola dari apa yang Allah percayakan kepada Anda. Allah memberi Anda kesehatan—maka Anda harus mengelola kesehatan Anda dengan bijaksana. Ia memberi Anda waktu—jadi Anda harus mengelola waktu itu dengan bijaksana. Ia memberi Anda talenta—maka Anda harus mengelola talenta itu dengan bijaksana. Dan Ia memberi Anda uang—maka Anda juga harus mengelola uang itu dengan bijaksana.

Seperti yang dikatakan 1 Petrus 4:10, "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."

Mungkin pada awalnya hal itu tidak tampak sebagai sesuatu yang besar, tetapi ketika Anda menyadari bahwa uang Anda sebenarnya bukan milik Anda, cara pandang Anda terhadap uang dan cara Anda menggunakannya akan berubah.

Dan karena Anda adalah pengelola uang Allah, suatu hari nanti Anda akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya mengenai bagaimana Anda telah menggunakannya.

Kitab Pengkhotbah mengajarkan:
"Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan" (Pengkhotbah 11:9)

Dan Roma 14:12 menyatakan:
"Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah"

Ketika waktu Anda di bumi berakhir, Anda akan berdiri di hadapan Allah dan memberikan laporan tentang bagaimana Anda telah menggunakan semua yang Ia berikan kepada Anda—waktu, talenta, uang, dan segala sesuatu lainnya. Allah akan bertanya, kurang lebih seperti ini:
"Apa yang telah engkau lakukan dengan apa yang Aku berikan kepadamu?"

Bagaimana Anda akan menjawab-Nya?

Renungkan

- Apakah selama ini Anda memandang diri sebagai pemilik atau pengelola dari uang Anda?

- Kapan terakhir kali Anda menyadari bahwa segala sesuatu yang Anda miliki adalah pemberian Allah? Bagaimana hal itu memengaruhi keputusan Anda?

- Jika Allah bertanya hari ini, "Apa yang telah engkau lakukan dengan apa yang telah Aku berikan?", bagaimana Anda akan menjawab?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 2:1-11 ; Ibrani 8
____________
Allah hanya meminjamkan semuanya kepada Anda selama Anda hidup di dunia.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Are You Managing Your Money—or God's? - Daily Hope with Rick Warren - November 25, 2025

"Each of you as a good manager must use the gift that God has given you." 1 Peter 4:10 (GW)
-------------------
I don't really own anything. And neither do you. It all belongs to God.

It was God's from the beginning. It will be God's at the end. You didn't bring anything into this world—and you're not going to take anything out of this world. God just loans it to you for the time that you're here.

So that means you're a manager of the things God has given you. God gave you your health—so you need to manage your health wisely. He gave you your time—so you need to manage your time wisely. He gave you your talents—so you need to manage your talents wisely. And he gave you your money—so you need to manage your money wisely.

As 1 Peter 4:10 says, "Each of you as a good manager must use the gift that God has given you" (GW).

That may not seem like a big deal at first, but when you realize your money isn't really yours, it changes the way you think about it and use it.

And because you're a manager of God's money, one day you'll give an account to him of how you used it. Ecclesiastes teaches, "Young people, it's wonderful to be young! Enjoy every minute of it. Do everything you want to do; take it all in. But remember that you must give an account to God for everything you do" (Ecclesiastes 11:9 NLT).

And Romans 14:12 says it like this: "Yes, each of us will have to give a personal account to God" (NLT).

When your time on earth is over, you'll stand before God and give him an account of how you used all he gave you—your time, your talents, your money, and more. He'll ask you something like, "What did you do with what I gave you?"

How will you answer?


Minggu, 23 November 2025

Bagaimana Menunjukkan Kasih kepada Orang yang Sulit Dikasihi

24 November 2025

Bacaan Hari ini:
1 Korintus 13:7 "Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
-----------------
Kasih bisa sangat melelahkan. Jangan biarkan siapa pun menipu kamu. Jenis kasih yang benar-benar membawa perubahan di dunia ini akan menguras segala tenaga yang kamu punya.

Kadang kamu merasa tidak punya lagi kasih untuk diberikan. Mungkin kamu bekerja di bidang yang penuh interaksi manusia, seperti mengajar, penjualan, atau layanan pelanggan, lalu pulang ke rumah dan berpikir, "Aku tidak sanggup menghadapi satu kebutuhan lagi, satu masalah lagi, atau satu hati yang terluka lagi." Maka kamu pun menutup diri.

Atau kamu perlu menunjukkan kasih kepada seseorang yang menuntut, egois, dan tidak pernah membalas kasihmu. Dan kamu berpikir, "Sudah cukup. Aku menyerah."

Itu adalah respons yang sangat wajar dan manusiawi, tetapi bukan standar kasih yang Allah panggil kita untuk miliki. Alkitab berkata, "Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:7).

Bagaimana kamu dapat memiliki kasih yang bertahan seperti itu kepada seseorang? Kamu harus mengisi ulang (refuel).

Ketika anak-anak saya masih kecil, saya ingat membawa keluarga ke pertunjukan udara. Sangat mengagumkan melihat bagaimana sebuah pesawat tanker disambungkan ke jet tempur di udara untuk mengisi bahan bakar. Saya tidak akan pernah lupa itu.

Bayangkan kalau ada pilot jet berkata, "Saya tidak perlu isi ulang bahan bakar." Pesawat itu pasti akan jatuh dan hancur. Dalam penerbangan jarak jauh, pesawat harus mengisi bahan bakar.

Untuk memberi kasih yang bertahan seperti yang Allah inginkan, kamu harus mengisi ulang tangki kasihmu. Kalau kamu melihat di sekitar masyarakat, kamu akan melihat begitu banyak puing hubungan yang "jatuh dan terbakar" karena orang gagal mengisi ulang kasih mereka.

Bagaimana kamu mengisi ulang tangki kasih? Mulailah dengan membiarkan Allah mengasihi kamu.

"Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yohanes 4:19).

Saat kamu lelah, kosong, dan merasa tidak mampu lagi menunjukkan kasih kepada siapa pun, ingatlah bahwa Allah mengasihi kamu begitu besar hingga Ia mengutus Anak-Nya untuk mati bagimu.

Itulah bahan bakar yang sesungguhnya. Itulah yang membuatmu tetap berjalan ketika kamu ingin menyerah.

Renungkan :

- Pilihan apa yang bisa kamu lakukan minggu ini untuk mengisi ulang dan mengasihi orang lain dengan baik?

- Sifat-sifat kasih Allah apa yang bisa kamu teladani?

- Jika kamu telah kehilangan harapan atau menyerah pada seseorang, bagaimana kamu bisa menunjukkan kasih kepada orang itu hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 1:8-16 ; Ibrani 7:11-28
_____________
Kasih tidak pernah menyerah.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
How to Show Love to Difficult People - Daily Hope with Rick Warren - November 24, 2025

"Love never gives up, never loses faith, is always hopeful, and endures through every circumstance" (1 Corinthians 13:7 NLT).
----------------------
Love can be absolutely exhausting. Don't let anyone fool you. The kind of love that really makes a difference in this world will zap everything out of you.

Sometimes you just don't feel like you have any more love to give. Maybe you're in a people-intensive job, such as teaching, sales, or customer service, and you come home and think, "I just can't face another need, another problem, or another heartache." So you shut down.

Or you need to show love to a particular person who is demanding, acts selfishly, and never returns your love. And you just think to yourself, "I'm done. No more."

While that's a perfectly natural and entirely human response, it's not the standard of love God calls us to in the Bible. The Bible says, "Love never gives up, never loses faith, is always hopeful, and endures through every circumstance" (1 Corinthians 13:7 NLT). Love never gives up.

How can you have that kind of persistent love for another person? You get refueled.

When my kids were young, I remember taking the family to a nearby air show. It was so impressive to see how they would hook up a tanker to a jet in flight to refuel. I'll never forget that.

But can you imagine someone flying a jet saying, "I don't need to refuel"? The jet would crash and burn. On a long-distance flight, a jet has to refuel.

To give the kind of persistent love that God wants you to give, you have to refuel your tank. Look around at society, and you'll see it's littered with debris from relationships that have crashed and burned because people didn't refuel their love.

How do you refuel your tank? You start by letting God love you. "We love because he first loved us" (1 John 4:19 NIV). When you're worn out, tired, and unable to imagine showing love to anyone else, remember that God loved you so much that he sent his Son to die for you.

Now that's real fuel. That's what keeps you going when you want to quit.


Sabtu, 22 November 2025

Petunjuk Tuhan Tidak Akan Membuatmu Bingung

23 November 2025

Bacaan Hari ini:
Mazmur 77:19 "Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan."
------------------
Tuhan dapat memakai kesan (impressions) untuk berbicara kepadamu. Ia bisa memakai keadaan. Ia bahkan bisa memakai rasa sakit. Tuhan bisa memakai apa pun yang Ia kehendaki.

Oswald Chambers pernah berkata, "Tuhan adalah Insinyur Agung, yang menciptakan keadaan-keadaan untuk membawa momen-momen penting dalam hidup kita—momen ilahi yang menuntun kita kepada janji temu ilahi."

Alkitab mengatakan bahwa Tuhan bekerja secara aktif melalui keadaan-keadaan kita. Karena itu kita tidak bisa menilai situasi kita tanpa hikmat Tuhan. Dengan kata lain, kita harus menyerahkan kepada Tuhan untuk menafsirkan apa yang sedang terjadi. Hanya Dia yang memahami semua fakta dan hanya Dia yang melihat makna dari setiap detail. Itulah sebabnya amat penting untuk mengujinya melalui Firman Tuhan.

Jika kamu merasa kewalahan atau bingung tentang sebuah keputusan, mungkin kamu terlalu fokus pada dirimu sendiri dan bukan pada suara Tuhan. Alkitab berkata, "Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera." (1 Korintus 14:33). Tuhan bukan sumber kebingungan. Jadi jika kamu merasa bingung, itu bukan suara Tuhan dalam hidupmu.

Sering kali kita menghadapi hambatan besar—keuangan, rohani, ataupun fisik. Saat itulah kita perlu mengakui, "Tuhan, ada gunung di kanan kiriku dan penghalang yang tak bisa kulewati di depanku." Lalu kita menunggu Tuhan menjawab, "Aku sudah menempatkanmu tepat di tempat yang Aku inginkan. Perhatikan ini." Tuhan akan membuka jalan saat tampaknya tidak ada jalan sama sekali.

Mazmur 77:19 berkata, "Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan." Ketika kamu tidak tahu harus berbuat apa, Tuhan akan menuntunmu. Ia tidak mendesainmu untuk menjalani hidup hanya dengan kecerdasan atau kekuatanmu sendiri. Kamu tidak perlu hanya berharap bisa menemukan jawabannya sendiri.

Renungkan :

- Ketika kamu frustrasi karena Tuhan tampaknya tidak menjawab doa untuk mendapatkan petunjuk, menurutmu apa yang Tuhan ingin kamu lakukan? Apa yang sudah kamu pelajari dari pengalaman seperti itu sebelumnya?

- Kapan kamu pernah melihat Tuhan memakai keadaan yang menyakitkan untuk membuka jalan saat tampaknya tidak ada jalan?

- Mengapa menurutmu Tuhan mengizinkan kita sampai pada titik di mana seolah-olah tidak ada jalan keluar dari kesulitan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 1:1-7 ; Ibrani 7:1-10
_________
Tuhan ingin menuntunmu ke jalan yang benar—dan Dia akan melakukannya ketika kamu menyerahkan diri pada-Nya dan mengikuti tuntunan-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
God's Guidance Won't Leave You Confused - Daily Hope with Rick Warren - November 23, 2025

"Your road led through the sea, your pathway through the mighty waters—a pathway no one knew was there!" Psalm 77:19 (NLT)
-----------------
God can use impressions to speak to you. He can use circumstances. He can even use pain. He can use whatever he wants to use.

Oswald Chambers said, "God is the Great Engineer, creating circumstances to bring about moments in our lives of divine importance, leading us to divine appointments."

The Bible says God actively works through our circumstances. And so we cannot judge our situation apart from God's wisdom. In other words, we must leave it up to God to interpret our circumstances. Only he is capable of understanding all the facts, and only he sees the significance of every detail. That's why it is so important that we test it all by his Word.

If you feel overwhelmed or confused about a decision, you might be caught up in yourself and not God's voice. The Bible says, "God is not a God of disorder but of peace" (1 Corinthians 14:33 NIV). He is not the author of confusion. So if you're feeling confused, guess what? It's not God's voice speaking in your life.

So many times we come up against enormous financial, spiritual, or physical barriers. That's when we need to confess, "God, there are mountains on either side and an impassable barrier in front of me." And then we wait for God to respond: "I've got you exactly where I want you to be. Watch this." God will make a pathway where there seems to be no way.

Psalm 77:19 says, "Your road led through the sea, your pathway through the mighty waters—a pathway no one knew was there!" (NLT).

When you don't know what to do, God will guide you. He didn't design you to go through life on your own ingenuity and power. You don't have to just hope you can figure things out. God wants to lead you on the right path, and he will when you surrender to him and his guidance.


Jumat, 21 November 2025

Bagaimana Mengembangkan Hati Seperti Yesus: Bagian 2

22 November 2025

Bacaan Hari ini:
Markus 8:35 "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."
----------------
Kemarin kita sudah membahas dua cara untuk mengembangkan hati seperti Yesus. Hari ini, kita akan melihat dua cara lainnya.

Jika kamu ingin memiliki hati seperti Yesus—yang satu ini mungkin mengejutkan. Bukan hanya kamu harus peduli pada apa yang Yesus pedulikan dan bersikap tidak peduli terhadap apa yang Yesus tidak pedulikan, kamu juga harus marah terhadap apa yang membuat Yesus marah.

Mungkin kamu berpikir bahwa marah itu dosa. Jenis kemarahan tertentu memang berdosa, tetapi ada kemarahan yang baik dan ada kemarahan yang buruk. Ada kemarahan yang benar dan ada kemarahan yang tidak benar.

Kemarahan yang tidak benar adalah kemarahan yang egois—ketika seseorang menyakitimu, mengecewakanmu atau membuatmu takut.

Tetapi kemarahan yang benar (righteous anger) berasal dari kasih. Ketika kamu melihat orang menderita sementara yang lain memiliki jauh lebih banyak dari yang mereka butuhkan, kamu seharusnya marah tentang itu. Ketika kamu melihat ketidakadilan, kemiskinan dan prasangka, kamu seharusnya marah tentang itu.

Alkitab menjelaskan ini dalam Efesus 4:26:
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu "

Yesus marah ketika kebutuhan anak-anak tidak diperhatikan. Dalam Alkitab, Ia berkata:
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil ia tidak akan masuk ke dalamnya" (Markus 10:13–14)

Yesus juga marah ketika penderitaan manusia—terutama orang miskin dan rentan—diabaikan. Ia berkata:
"Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun." (Lukas 11:46)

Terakhir, ikuti teladan Yesus dalam berkorban.
Ia berkata dengan jelas:
"Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45)

Inilah hal yang luar biasa:
Jika kamu berhenti hidup untuk dirimu sendiri, dan mulai berkorban bagi Yesus serta tujuan-Nya, kebahagiaanmu akan melonjak drastis.
Mengapa? Karena Tuhan menciptakan kita sedemikian rupa sehingga ketika kita menjadi semakin serupa dengan Dia—menjadi murah hati dan tidak egois—kita menjadi lebih bahagia.
Jika kamu hidup hanya untuk dirimu sendiri, kamu akan sengsara.
Jika kamu menyerahkan hidupmu, kamu akan bahagia.

Yesus menghabiskan waktunya di bumi untuk menolong orang menjadi benar di hadapan Allah dan benar dalam hubungan satu sama lain. Itu layak untuk dikorbankan.
Tuhan ingin kamu memiliki hati seperti hati-Nya. Dan ketika kamu mengembangkan hati seperti itu, kamu akan menemukan kehidupan yang sesungguhnya:
"Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. "(Markus 8:35 NLT)

Renungkan

- Ketika kamu marah, apakah biasanya itu kemarahan yang benar atau yang tidak benar?

- Lihatlah dunia di sekitarmu. Adakah hal yang mungkin ingin Tuhan membuatmu marah terhadapnya (ketidakadilan, kemiskinan, penindasan)?

- Untuk hal apa Tuhan mungkin sedang memintamu berkorban? Apakah kamu siap berkata "ya" kepada-Nya, apa pun biayanya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 3-4; Ibrani 6:9-20
______________
Allah adalah kasih—tetapi Ia juga adil. Dan ketika Ia melihat ketidakadilan, Ia marah. Kita pun seharusnya demikian.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
How to Develop a Heart like Jesus: Part 2  - Daily Hope with Rick Warren - November 22, 2025

"If you try to hang on to your life, you will lose it. But if you give up your life for my sake and for the sake of the Good News, you will save it." Mark 8:35 (NLT)
--------------------
Yesterday we talked about two ways to develop a heart like Jesus. Today we're going to look at two more ways. 

If you want to have a heart like Jesus—this next one might shock you. Not only do you have to care about what Jesus cares about and be indifferent to what Jesus is indifferent to, you must get angry about what Jesus gets angry about. 

You may think anger is a sin. The wrong kind of anger is sinful but there's good anger and bad anger. There's righteous anger and there's unrighteous anger. Unrighteous anger is selfish, self-centered anger—the kind you feel when someone hurts you, frustrates you, or makes you afraid.

But righteous anger comes from a place of love. When you see people suffering while others have far more than they need, you ought to get angry about that. When you see injustice, poverty, and prejudice, you ought to get angry about that.

In fact, the Bible makes this point in Ephesians 4:26. It says, "Be angry without sinning" (GW). 

Jesus got angry when children's needs weren't being met. In The Message paraphrase, he said, "Don't push these children away. Don't ever get between them and me. These children are at the very center of life in the kingdom" (Mark 10:13-14).

Jesus also got angry when human suffering—especially of the poor or vulnerable—was ignored. He said, "Woe to you, because you load people down with burdens they can hardly carry, and you yourselves will not lift one finger to help them" (Luke 11:46 NIV). God is love—but he is also just. And when he sees injustice in the world, he gets angry—and so should you.

Lastly, follow Jesus' example of sacrifice. He said it very clearly: "The Son of Man did not come to be served, but to serve, and to give his life as a ransom for many" (Mark 10:45 NIV). 

Here's the amazing thing: If you make the switch from living for yourself, to sacrificing for Jesus and his purposes, your happiness will go off the charts. Why? Because God wired us in a way that as we become more like him—generous and unselfish—the happier we get. It's as simple as this: If you live for yourself, you'll be miserable. If you give your life away, you'll be happy.

Jesus spent his time on earth helping people get right with God and right with each other. That's worth making sacrifices for.

God wants you to develop a heart like his. And as you do, you'll find real life: "If you try to hang on to your life, you will lose it. But if you give up your life for my sake and for the sake of the Good News, you will save it" (Mark 8:35 NLT).


Kamis, 20 November 2025

Bagaimana Mengembangkan Hati Seperti Yesus: Bagian 1

21 November 2025

Bacaan Hari ini:
2 Tawarikh 16:9 "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia."
-------------------
Seribu tahun sebelum Anda lahir, Allah sudah tahu persis kapan dan di mana Anda akan hidup. Ia tidak menempatkan Anda di tempat Anda berada saat ini hanya untuk diam, pasif, atau menjadi layu secara rohani. Ia ingin Anda mengikutiNya dengan iman yang aktif. Ketika Yesus berbicara kepada orang-orang, Ia menggunakan kata-kata seperti: datanglah, ikutlah, pergilah, taatilah, utuslah, lakukanlah.

Sebagai contoh, Yesus berkata: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15)
Ia tidak berkata pergi hanya ke tempat yang nyaman atau hanya memberitakan bagian Alkitab yang Anda sukai. Ia berkata: "Pergi ke mana-mana… kepada semua orang!"
Jadi bagaimana Anda dapat mengambil bagian dalam pekerjaan Allah di tempat Anda berada? Yang terpenting bukan kemampuan, tetapi ketersediaan. Allah mencari orang-orang yang bersedia dipakai oleh-Nya.

Alkitab berkata: "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." (2 Tawarikh 16:9)
Lalu bagaimana Anda mengembangkan hati yang berkomitmen kepada Yesus—hati seperti hati-Nya?

Ada empat caranya. Dua akan kita pelajari hari ini, dan dua lagi besok.

1. Pedulilah pada apa yang Yesus pedulikan.

Yesus sangat peduli pada dua hal: dunia dan gereja. Alkitab berkata: "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (Matius 9:36)

Allah tidak pernah menciptakan seorang pun yang tidak Ia kasihi.Ia mengasihi orang yang Anda tidak setujui, orang yang menurut Anda jahat, bahkan orang yang memilih berbeda dari Anda. Jika Anda ingin memiliki hati seperti Yesus, Anda harus belajar mengasihi mereka juga. Yesus juga peduli pada gereja—yang Alkitab sebut sebagai tubuh-Nya dan mempelai-Nya. Alkitab berkata: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya"(Efesus 5:25)

Jika Anda ingin tahu seberapa besar Yesus mengasihi gereja, lihatlah salib. Dengan tangan terentang, seolah Ia berkata: "Aku mengasihi gereja sejauh ini—hingga Aku rela menumpahkan darah-Ku dan mati untuk itu."

2. Bersikaplah tidak peduli terhadap hal-hal yang Yesus tidak pedulikan.

Apakah pengikut Yesus boleh bersikap tidak peduli terhadap sesuatu? Ya. Mengapa? Karena tidak semua hal memiliki nilai yang sama. Tidak semuanya penting. Tidak semuanya kekal. Ada hal-hal yang tidak akan bertahan lima menit, yang lain mungkin lima tahun, lima puluh tahun atau lima ratus tahun. Tetapi ada hal-hal yang akan bertahan selamanya. Anda seharusnya menginvestasikan hidup dalam hal-hal yang bernilai kekal.
Yesus tidak peduli pada hal-hal yang tidak membantu misi-Nya:

- Yesus tidak peduli pada ancaman bahaya untuk dirinya sendiri,

- Tradisi keagamaan yang salah,

- Pendapat orang lain,

- Batasan waktu menurut aturan manusia

- Politik,

- Kekayaan, atau

- Upaya untuk mengesankan orang lain.

Yesus fokus pada misi Allah dan mempercayakan sisanya kepada Bapa, karena itu Ia berkata: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Renungkan

- Jika Anda adalah pengikut Yesus, menurut Anda apa arti "duduk, berdiam, dan menjadi layu secara rohani"? Mengapa Allah menginginkan iman Anda menjadi iman yang aktif?

- Hal apa dalam hidup Anda yang bisa Anda pilih untuk peduli karena Anda tahu Yesus pun peduli terhadapnya?

- Adakah hal yang menyita terlalu banyak perhatian Anda yang mungkin Allah ingin Anda abaikan atau tidak terlalu pentingkan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 1-2; Ibrani 6:1-8
___________
Allah tidak mencari manusia super—bukan yang super berbakat, super kuat atau super cerdas. Ia hanya mencari hati yang bersungguh-sungguh.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
How to Develop a Heart like Jesus: Part 1  - Daily Hope with Rick Warren - November 21, 2025

"The eyes of the LORD search the whole earth in order to strengthen those whose hearts are fully committed to him." 2 Chronicles 16:9 (NLT)
-----------------
A thousand years before you were born, God knew exactly when and where you would exist. He doesn't have you in the place you're in just to sit, soak, and sour. He wants you to follow him with an active faith. Jesus used words like come, follow, go, obey, send, and do when he spoke to people.

For example, Jesus said, "Go everywhere in the world, and tell the Good News to everyone" (Mark 16:15 NCV). He didn't say go only to the places that are comfortable for you, sharing the parts of the Bible you like. He said, "Go everywhere . . . to everyone!"

So how do you become a part of God's work in your corner of the world? What matters is not your ability but your availability. God is looking to use people who will make themselves available to him.

The Bible says, "The eyes of the LORD search the whole earth in order to strengthen those whose hearts are fully committed to him" (2 Chronicles 16:9 NLT). God's not looking for superheroes—people with super-talent, super-energy, or super-intelligence. He's just looking for people with committed hearts.

So how can you develop a heart committed to Jesus—a heart like his? There are four ways. We're going to look at two today and another two tomorrow.

First, you must care about what Jesus cares about. Jesus deeply cares about two things—the world and the church.

The Bible says, "When he saw the crowds, he had compassion on them, because they were harassed and helpless, like sheep without a shepherd" (Matthew 9:36 NIV). God has never made a person he doesn't love. He loves the people you disagree with, the people you think are evil, and the people who didn't vote the way you voted. He loves everybody. And if you want to develop a heart like Jesus, you have to learn to love them too.

Jesus also cares about the church—which the Bible calls his body and his bride. The Bible says, "Christ loved the church and gave his life for it" (Ephesians 5:25 CEV). You want to know how much Jesus loves the church? Look at the cross. With his arms outstretched, it's as if he was saying, "I love the church this much! I'm willing to shed my blood and die for it." 

Second, you must be indifferent to what Jesus is indifferent to. Should followers of Jesus ever be indifferent to anything? Absolutely. Why? Because not everything is equally valuable. Not everything is equally important. Not everything is going to last. Some things aren't going to last five minutes. Some will last five years, some 50 years, some 500 years. But some things are going to last forever. You should invest your life in things that matter and in things that will last into eternity.  

Jesus was indifferent to things that didn't help him fulfill God's mission. He was indifferent to personal danger, religious traditions, and the opinions of other people. He was indifferent to timetables, politics, getting rich, and impressing others.

Jesus focused on God's mission and trusted God to take care of the rest. As he said in Matthew 6:33, "But first, be concerned about his kingdom and what has his approval. Then all these things will be provided for you" (GW).


Rabu, 19 November 2025

Mengelola Stres Melalui Persahabatan dan Sukacita

20 November 2025

Bacaan Hari ini:
Matius 11:19 "Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."
-----------------
Anda tidak pernah dimaksudkan untuk menghadapi tekanan hidup seorang diri — Allah menciptakan Anda untuk hidup dalam komunitas. Dan Anda juga tidak dirancang untuk terus-menerus bekerja tanpa jeda — Allah menciptakan Anda untuk beristirahat dan dipulihkan. Bahkan Yesus pun tidak menjalani hidup di dunia ini seorang diri. Ia membutuhkan orang lain! Alkitab mencatat: "Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil" (Markus 3:14)

Pikirkanlah ini: Banyak stres yang Anda alami berasal dari upaya untuk mengelola hidup sendirian, tanpa bergantung pada saudara seiman. Mungkin itu bisa berjalan untuk sementara waktu, tetapi apa yang terjadi ketika masa sulit datang?

Ketika hidup menjadi berat, Anda membutuhkan jaring pengaman rohani — orang-orang yang dapat Anda andalkan untuk membantu menanggung beban Anda. Yesus pun melakukan hal itu.

Pada malam sebelum Ia disalibkan, Ia pergi ke taman untuk berdoa dan membawa beberapa sahabat terdekat-Nya bersama-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:38)

Dalam momen yang paling sulit, Yesus tidak membutuhkan nasihat atau kata-kata penghiburan dari sahabat-sahabat-Nya. Ia hanya membutuhkan kehadiran mereka. Demikian juga dengan Anda — ketika menghadapi masa sulit, yang Anda butuhkan bukan sekadar kata-kata, tetapi kehadiran orang-orang yang peduli.

Selain itu, Yesus juga tahu pentingnya meluangkan waktu untuk bersukacita, beristirahat dan memulihkan diri. Ia memiliki pekerjaan yang amat penting — Ia datang sebagai Juruselamat dunia — namun Ia tetap menyediakan waktu untuk bersenang-senang dan menikmati hidup.
Tertulis dalam Alkitab : "Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa." (Matius 11:19)
Yesus mendorong orang-orang di sekeliling-Nya untuk melakukan hal yang sama — untuk beristirahat dan menjaga diri.

Alkitab berkata:
"Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika! Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat." (Markus 6:31)
Yesus tahu bahwa kita tidak diciptakan untuk bekerja tanpa henti. Kita membutuhkan waktu untuk melambat dan diisi kembali.

Apakah Anda merasa terbebani dan tertekan akhir-akhir ini?
Cobalah berhenti sejenak dan evaluasi hidup Anda.
Apakah Anda sudah membangun hubungan yang sehat dengan sesama orang percaya?
Apakah Anda sudah meluangkan waktu untuk menikmati hidup dan memulihkan diri?

Jika belum, ingatlah teladan Yesus — belajarlah untuk beristirahat, berelasi dan menikmati hidup dalam Tuhan.

Renungkan

- Kapan terakhir kali sesama orang percaya membantu meringankan beban atau stres Anda?

- Siapa yang sedang membutuhkan dukungan Anda hari ini? Bagaimana Anda dapat meringankan stres mereka?

- Apa arti bagi Anda ketika mendengar bahwa Yesus datang untuk menikmati hidup?

Bacaan Alkitab Setahun :
Obaja 1; Ibrani 5:11-14
____________
Belajarlah untuk beristirahat, berelasi dan menikmati hidup dalam Tuhan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Managing Stress through Friends and Fun! - Daily Hope with Rick Warren - November 20, 2025

"The Son of Man came, enjoying life." Matthew 11:19 (PHILLIPS)

You were never intended to handle life's stress alone—God made you for community. And you can't keep going and going without a break—God made you to need rest and refreshment!

Not even Jesus tried to do life on this earth by himself. He needed other people! The Bible says, "He chose twelve of them to be his apostles, so they could be with him" (Mark 3:14 CEV).

Think about this: A lot of your stress stems from trying to manage life on your own rather than relying on fellow believers. That might work for a while, but what happens when times get tough?

When life gets hard, you need to have a safety net in place already—people you can rely on to help carry your burdens. That's what Jesus asked his friends to be for him. The night before he went to the cross, he went to a garden to pray and took a small group of his closest friends with him. He told them, "My soul is overwhelmed with sorrow to the point of death. Stay here and keep watch with me" (Matthew 26:38 NIV).

In his most difficult moment, Jesus didn't need his friends' advice or even their words of comfort. He just needed their presence. And when times get tough, you need that, too.

Jesus also knew that he needed to take time for fun—to rest and to recharge. He had infinitely important work to do—he had come to be the Savior of the world, after all—but he still took time for fun. I love how the Phillips paraphrase describes Jesus: "The Son of Man came, enjoying life" (Matthew 11:19).

He encouraged the people around him to take time to relax and take care of themselves, too. The Bible says this: "Crowds of people were coming and going so that Jesus and his followers did not even have time to eat. He said to them, 'Come away by yourselves, and we will go to a lonely place to get some rest'" (Mark 6:31 NCV).

Jesus understood that we're not wired for continuous work; we have to take time to slow down.

Are you feeling stretched thin and stressed out? Step back and take a look at your life. Are you connecting with other believers—making time for meaningful friendships and restorative fun? If not, remember the example of Jesus and make some changes so that you, too, can enjoy life!


Selasa, 18 November 2025

Mengelola Stres dengan Belajar Mendengarkan Allah

19 November 2025

Bacaan Hari ini:
Lukas 5:16 "Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa."
-----------------
Dalam dunia yang penuh tekanan dan stres seperti sekarang, doa adalah seperti ruang dekompresi rohani — tempat di mana jiwa Anda dilepaskan dari tekanan kehidupan sehari-hari. Yesus memahami hal ini dengan sempurna.

Ketika Anda membaca keempat Injil, Anda akan melihat bahwa berulang kali Yesus meninggalkan kesibukan pelayanan dan pergi ke tempat sunyi untuk berdoa.
Markus 1:35 menuliskan: "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. "

Dan Lukas 5:15–16 menunjukkan bahwa ini adalah kebiasaan Yesus:
"Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa."

Jika Yesus sendiri merasa perlu untuk berdoa dan meluangkan waktu bersama Bapa, betapa lebih lagi Anda dan saya membutuhkannya! Mungkin Anda berpikir, "Saya terlalu sibuk untuk banyak berdoa." Namun sesungguhnya, Anda tidak akan memiliki apa pun untuk diberikan kepada orang lain jika Anda tidak terlebih dahulu membiarkan Allah mengisi Anda. Alkitab berkata: "Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah." (Mazmur 46:10)

Dalam waktu hening bersama Allah, Ia akan menyegarkan, memperbarui dan memulihkan Anda. Dan semakin sibuk Anda, semakin Anda membutuhkan waktu seperti ini.

Jadi, bagaimana caranya memberi ruang dalam hidup untuk mendengarkan Allah?

1. Luangkan waktu dalam keheningan.

Carilah tempat yang tenang — bisa di luar ruangan atau di sudut rumah Anda. Duduklah dan katakan, "Tuhan, apakah ada sesuatu yang ingin Engkau sampaikan kepadaku?" Lalu diamlah dan dengarkan.

2. Izinkan Allah berbicara kepada Anda.

Kadang Allah menaruh ide atau dorongan dalam hati Anda. Kadang Allah menuntun Anda membaca satu bagian Kitab Suci dan berbicara melalui firman itu.

3. Alihkan fokus dari kekhawatiran kepada Firman Tuhan.

Jika pikiran Anda sulit tenang karena sedang khawatir, mintalah Tuhan menunjukkan ayat yang berkaitan dengan pergumulan itu. Renungkan ayat tersebut dan biarkan firman itu menggantikan kekhawatiran Anda.

Renungkan

- Saat hidup Anda sedang sangat sibuk, apakah Anda cenderung meluangkan waktu lebih banyak atau lebih sedikit bersama Allah?

- Apa hal yang sedang membuat Anda khawatir akhir-akhir ini? Ayat Alkitab apa yang dapat Anda renungkan sebagai gantinya?

- Lihat jadwal Anda minggu ini. Jika belum ada waktu yang Anda khususkan untuk bersama Tuhan, tetapkan waktu itu sekarang.

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 5-9; Ibrani 5:1-10
_____________
Allah ingin berbicara kepada Anda. Yang Ia minta hanyalah agar Anda bersedia menyingkirkan tuntutan hidup sehari-hari dan meluangkan waktu untuk mendengarkan-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
Manage Stress by Learning to Listen to Allah

November 19, 2025

Today's Reading:
Luke 5:16 "But He retired to a lonely place and prayed."
-----------------
In today's stressful and stressful world, prayer is like a spiritual decompression chamber — a place where your soul is released from the stresses of everyday life. Jesus understood this perfectly.

When you read the four Gospels, you will see that time and time again Jesus left the busyness of his ministry and went to a quiet place to pray.
Mark 1:35 writes: "Early in the morning, while it was still dark, he got up and went outside. He went to a quiet place and prayed there."

And Luke 5:15–16 shows that this was Jesus' habit:
"But the news about Jesus spread further and further and many people flocked to Him to hear Him and to be healed of their illnesses. But He withdrew to lonely places and prayed."

If Jesus Himself felt the need to pray and spend time with the Father, how much more do you and I need it! Maybe you think, "I'm too busy to pray much." But the truth is, you won't have anything to give to others if you don't first let God fill you. The Bible says: "Be still and know that I am God." (Psalm 46:10)

In quiet time with God, He will refresh, renew and restore you. And the busier you are, the more you need this kind of time.

So, how do you make space in your life to listen to God?

1. Spend time in silence.

Find a quiet place — it could be outdoors or in a corner of your house. Sit down and say, "Lord, is there something you want to tell me?" Then be quiet and listen.

2. Let God speak to you.

Sometimes God puts ideas or encouragement in your heart.sometimes God leads you to read a passage of Scripture and speaks through the word.

3. Shift the focus from worry to God's Word.

If your mind is having difficulty calming down because you are worried, ask God to show you a verse that relates to that struggle. Meditate on the verse and let the word replace your worries.

Ponder

- When your life is very busy, do you tend to spend more or less time with God?

- What is something that is worrying you lately? What Bible verses could you meditate on instead?

- View your schedule for the week. If you don't already have a set time to spend with God, set that time now.

Bible Reading a Year:
Amos 5-9; Hebrews 5:1-10
_____________
God wants to speak to you. All He asks is that you be willing to set aside the demands of everyday life and take time to listen to Him.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)

Senin, 17 November 2025

Mengelola Stres dengan Mengetahui Panggilan Anda

18 November 2025

Bacaan Hari ini:
Yohanes 8:14 "Aku tahu dari mana Aku datang dan ke mana Aku akan pergi."
-----------------
Bagi banyak orang, kehidupan masa kini berjalan cepat dan penuh tekanan. Namun tahukah Anda bahwa penawar stres modern dapat ditemukan dalam kitab kuno?

Bukalah Alkitab dan perhatikan kehidupan Yesus. Ia menghadapi tekanan hampir tanpa henti, tetapi Ia tetap tenang—karena Ia tahu panggilan-Nya dan memusatkan seluruh hidup-Nya pada hal itu.

Yesus berkata:
"Aku tahu dari mana Aku datang dan ke mana Aku akan pergi." (Yohanes 8:14)

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tahu apa yang Allah panggil untuk Anda lakukan?

Siapa pun Anda, Anda dipanggil oleh Allah. Ia menempatkan Anda di dunia ini dengan tugas tertentu, dan Ia membentuk (SHAPE) Anda agar mampu melakukannya.
Allah telah memberi Anda kombinasi unik dari:

- Spiritual gifts (karunia rohani),

- Heart (hati atau hasrat),

- Abilities (kemampuan),

- Personality (kepribadian), dan

- Experiences (pengalaman).

Rasul Paulus menulis:
"Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu." (Efesus 4:1)

Setelah Anda memahami panggilan Anda, langkah selanjutnya adalah berfokus padanya—memusatkan hidup Anda pada hal-hal yang benar-benar penting. Sangat mudah untuk terdistraksi dan terlalu sibuk—mengisi hidup dengan hal-hal yang baik, tetapi melupakan hal-hal yang terbaik. Namun Yesus tahu bahwa hidup yang berkuasa adalah hidup yang terfokus.

Alkitab berkata :
"Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem" (Lukas 9:51)

Paulus juga menegaskan hal yang sama:
"tetapi ini yang kulakukan.." (Filipi 3:13)

Ia tidak berkata, "Ini 40 hal yang aku coba lakukan."
Ia berkata, "Ini satu hal yang kulakukan."
Itulah yang disebut fokus.

Baik Yesus maupun Paulus memahami prinsip ini:

- Cahaya yang tersebar memiliki sedikit kekuatan, tetapi cahaya yang terfokus memiliki kekuatan yang luar biasa.

- Cahaya yang difokuskan melalui kaca pembesar dapat membakar kertas; cahaya yang difokuskan sebagai laser bahkan dapat memotong baja.

Jika hari ini Anda merasa tertekan, mungkin karena hidup Anda tidak terarah.Luangkan waktu untuk mengenali panggilan Anda, lalu pusatkan hidup Anda di sekitarnya. Anda akan mendapati bahwa stres Anda berkurang, dan efektivitas hidup Anda justru meningkat.

Renungkan

- Apa yang Yesus panggil untuk Anda lakukan? Mungkin itu panggilan seumur hidup, atau mungkin panggilan untuk musim hidup Anda saat ini.

- Jika Anda belum yakin tentang panggilan Anda, buatlah daftar SHAPE Anda — karunia rohani, hati (minat), kemampuan, kepribadian, dan pengalaman.

- Apa satu langkah praktis yang dapat Anda lakukan minggu ini untuk lebih memusatkan hidup Anda pada panggilan tersebut?

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 1-4; Ibrani 4:14-16
--------------------
Allah tidak ingin Anda digerakkan oleh tekanan dunia di sekitar Anda. Ia ingin Anda digerakkan oleh tujuan-Nya bagi Anda—oleh panggilan yang Ia berikan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Managing Stress by Knowing Your Calling

November 18, 2025

Today's Reading:
John 8:14 "I know where I came from and where I am going."
-----------------
For many people, today's life is fast-paced and stressful. But did you know that the antidote to modern stress can be found in ancient books?

Open the Bible and look at the life of Jesus. He faced almost constant pressure, but He remained calm—because He knew His calling and focused His entire life on it.

Jesus said:
"I know where I came from and where I am going." (John 8:14)

How about you? Do you know what God is calling you to do?

Whoever you are, you were called by God. He put you on this earth with a specific task, and He shaped (SHAPE) you to be able to do it.
Allah has given you a unique combination of:

- Spiritual gifts (spiritual gifts),

- Heart (heart or desire),

- Abilities (abilities),

- Personality (personality), and

- Experiences (experience).

The Apostle Paul wrote:
"Therefore I advise you, I, one who is imprisoned for God, so that your lives as those who have been called are in accordance with that call." (Ephesians 4:1)

Once you understand your calling, the next step is to focus on it—focusing your life on the things that really matter. It's easy to get distracted and too busy—filling life with the good things, but forgetting the best things. But Jesus knew that a powerful life is a focused life.

The Bible says:
"When the time had nearly come to pass for Jesus to be taken up into heaven, he set his sights on going to Jerusalem" (Luke 9:51)

Paul also emphasized the same thing:
"But this is what I do..." (Philippians 3:13)

He didn't say, "Here are 40 things I'm trying to do."
He said, "This is one thing I do."
That's what is called focus.

Both Jesus and Paul understood this principle:
-scattered light has little power, but focused light has tremendous power.

- Light focused through a magnifying glass can burn paper; light focused as a laser can even cut steel.

If you're feeling depressed today, it's probably because your life is lacking direction. Take the time to identify your calling, then center your life around it. You will find that your stress decreases, and your life effectiveness actually increases.

Ponder

- What is Jesus calling you to do? Maybe it's a calling for life, or maybe it's a calling for your current season of life.

- If you are not yet sure about your calling, make a list of your SHAPE — spiritual gifts, heart (interests), abilities, personality, and experiences.

- What is one practical step you can take this week to focus your life more on that calling?

Bible Reading a Year:
Amos 1-4; Hebrews 4:14-16
--------------------
God does not want you to be driven by the pressures of the world around you. He wants you to be moved by His purpose for you—by the calling He has given you.

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)


Minggu, 16 November 2025

Mengelola Stres dengan Mengetahui Siapa Diri Anda

17 November 2025

Bacaan Hari ini:
Yohanes 5:30 "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."
-----------------
Yesus menjalani hidup-Nya di bawah tekanan yang konstan. Banyak orang selalu mengikuti-Nya—meminta kesembuhan, pengajaran, atau bahkan berusaha menjebak dan membunuh-Nya. Namun, jika kita membaca kisah hidup-Nya dalam Alkitab, kita akan melihat bahwa Ia tidak pernah tampak terganggu oleh semua itu. Ia bahkan tidak pernah terlihat terburu-buru. Ia menghadapi tekanan hidup dengan damai.

Saya ingin belajar bagaimana melakukan hal itu. Bukankah Anda juga demikian? Selama beberapa hari ke depan, kita akan mempelajari rahasia mengelola stres dari kehidupan Yesus. Jika Anda menerapkannya, stres Anda akan berkurang, dan sukacita serta rasa puas Anda akan meningkat.

Langkah pertama untuk mengurangi stres adalah mengetahui siapa diri Anda.
Jika Anda tidak tahu siapa Anda menurut rancangan Allah, maka keluarga, teman atau budaya di sekitar Anda akan mencoba membentuk Anda menjadi seseorang yang bukan diri Anda. Dan identitas yang bingung hanya akan menimbulkan stres.

Yesus tahu persis siapa diri-Nya. Ia menegaskan identitas-Nya berulang kali, dengan berkata:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yohanes 14:6),
"Akulah pintu" (Yohanes 10:9),
"Akulah roti hidup" (Yohanes 6:35).

Ketika Anda tidak tahu siapa diri Anda, Anda akan cenderung meniru dan membandingkan diri. Anda mencoba menjadi orang lain, atau merasa rendah diri karena mengukur diri terhadap orang lain.

Tetapi Allah menciptakan Anda menjadi diri Anda sendiri—dengan kelebihan dan kekurangan yang unik. Tidak ada orang lain di dunia ini yang persis seperti Anda. Sidik jari, jejak kaki, mata, dan suara Anda semuanya unik. Allah tidak pernah membuat duplikat. Anda adalah satu-satunya versi Anda yang ada di dunia.

Selain mengetahui siapa diri Anda, Anda juga perlu tahu untuk siapa Anda hidup. Ketika Anda tidak tahu untuk siapa Anda hidup, Anda akan mencoba menyenangkan semua orang. Dan hal itu menimbulkan stres besar, karena tidak mungkin menyenangkan semua orang!

Yesus tahu untuk siapa Ia hidup:
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku." (Yohanes 5:30)

Satu-satunya tanggung jawab Anda adalah melakukan apa yang Allah ciptakan untuk Anda lakukan. Apakah Anda ingin hidup seperti Yesus—dengan stres yang lebih sedikit dan damai yang lebih besar? Maka ketahuilah siapa Anda dan untuk siapa Anda hidup.

Renungkan :

- Pernahkah Anda membiarkan orang lain—keluarga, teman, atau budaya—menentukan siapa diri Anda? Apa hasilnya?

- Untuk siapa Anda hidup hari ini? Apakah cara itu membawa damai atau justru menambah beban?

- Siapa dalam hidup Anda yang tahu persis siapa dirinya dan untuk siapa ia hidup? Apa yang membuat kehidupan orang itu menarik bagi Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yoel 1-3; Ibrani 4:1-13
______________
Ketika Anda hidup hanya untuk menyenangkan satu Pribadi—Allah—hidup menjadi lebih sederhana dan stres Anda berkurang drastis.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
Managing Stress by Knowing Who You Are

November 17, 2025

Today's Reading:
John 5:30 "I can do nothing of My own; I judge according to what I hear, and My judgment is just, for I do not seek My own will, but the will of Him who sent Me."
-----------------
Jesus lived His life under constant pressure. Many people always followed Him—asking for healing, teaching, or even trying to trap and kill Him. However, if we read the story of His life in the Bible, we will see that He never seemed bothered by any of it. He never even seemed to be in a rush. He faces the pressures of life peacefully.

I want to learn how to do that. Aren't you the same way? Over the next few days, we will learn the secrets of managing stress from the life of Jesus. If you apply them, your stress will decrease, and your joy and sense of satisfaction will increase.

The first step to reducing stress is knowing who you are.
If you don't know who God designed you to be, then your family, friends or the culture around you will try to mold you into someone you are not. And confused identities will only cause stress.

Jesus knew exactly who He was. He confirmed His identity repeatedly, saying:
"I am the way and the truth and the life" (John 14:6),
"I am the door" (John 10:9),
"I am the bread of life" (John 6:35).

When you don't know who you are, you will tend to imitate and compare yourself. You try to be someone else, or feel inferior because you measure yourself against others.

But God created you to be who you are—with unique strengths and weaknesses. There is no one else in the world who is exactly like you. Your fingerprints, footprints, eyes and voice are all unique. Allah never makes duplicates. You are the one-the only version of you that exists in the world.

Besides knowing who you are, you also need to know who you are living for. When you don't know who you live for, you will try to please everyone. And that causes a lot of stress, because it's impossible to please everyone!

Jesus knew who He lived for:
"I can do nothing of Myself; I judge according to what I hear, and My judgment is just, for I do not seek My own will, but the will of Him who sent Me." (John 5:30)

Your only responsibility is to do what God created you to do. Do you want to live like Jesus—with less stress and more peace? So know who you are and who you live for.

Think about it:

- Have you ever let other people—family, friends, or culture—determine who you are? What's the result?

- Who do you live for today? Does this method bring peace or does it add to the burden?

- Who in your life knows exactly who he is and who he lives for? What makes that person's life interesting to you?

Bible Reading a Year:
Joel 1-3; Hebrews 4:1-13
______________
When you live to please only one Person—God—life becomes simpler and your stress decreases drastically

(Translated from Daily Devotional by Rick Warren)