Minggu, 30 Juni 2024

Pertempuran untuk Mencapai Kekudusan Dimulai dari Pikiran Anda

01 Julii 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
-------------------------
Setiap godaan dimulai dari pikiran kita. Amsal 4:23 mengatakan, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran untuk meraih kekudusan seksual ada di dalam pikiran Anda.

Setiap kali Anda melihat seseorang merusak hidup mereka, bisa dipastikan masalah mereka bukan dimulai dengan perbuatan mereka, melainkan dari pikiran mereka. Mereka rela berlama-lama memikirkan hal-hal bodoh sebelum membuat keputusan bodoh. Alkitab mengatakan ini dengan sangat jelas – sains juga membenarkan hal ini: Cara Anda berpikir menentukan apa yang Anda rasakan. Perasaan mendorong perbuatan Anda. Untuk bisa mengubah hidup Anda, Anda bukan hanya harus mengubah kebiasaan buruk dan perbuatan Anda, tapi Anda harus terlebih dulu berhadapan dengan penyebabnya – pikiran yang menimbulkan perasaan dan yang menimbulkan perbuatan. Tuhan mengatakan pikiran Anda mengendalikan hidup Anda.
Itu menjelaskan mengapa ada perselingkuhan.

Pertama, Anda mulai dengan menerima pikiran-pikiran berdosa di dalam pikiran Anda. "Seperti apa rasanya berhubungan seks dengan orang itu? Apa itu salah?" Anda mulai memiliki keraguan, dan Anda mulai berfantasi di dalam pikiran Anda. Kemudian Anda mulai berpikir bahwa itu tidak ada salahnya.

Tetapi itu salah. Pikiran Anda menghasilkan perasaan. Dan perasaan sudah pasti mengarahkan Anda kepada sebuah tindakan.

Kemudian, ada keterlibatan emosional, non-fisik. Saat itulah Anda mulai main mata. Anda mulai membuat bahasa tubuh dan komentar, secara halus atau dengan jelas Anda berkata, "Saya tertarik padamu." Selanjutnya ada kontak fisik. Dan akhirnya, Anda berusaha membenarkan tindakan Anda: "Semua orang melakukannya. Itu bukan masalah besar. Kami berdua toh bukan anak kecil."

Perbuatan dosa dimulai ketika Anda menerima pikiran-pikiran berdosa di dalam pikiran Anda.

Alkitab memberi tahu kita dalam 2 Timotius 2:22 bagaimana caranya mengatur pikiran kita untuk mencegah agar tidak salah jalan: "Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni."

Alkitab memberi tahu kita untuk berpaling dari pikiran yang penuh nafsu, dan sebaliknya beralih ke sesuatu yang positif. Itulah cara untuk menolak godaan sebelum godaan itu menyerang. Pikirkanlah baik-baik sebelum Anda salah langkah. Hentikan siklus itu dengan membalikkan pikiran yang penuh dosa, lalu berpaling kepada keadilan, kesetiaan, kasih dan kedamaian.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana selama ini Anda memandang pikiran-pikiran yang berdosa – baik itu yang sifatnya seksual atau non-seksual - yang mengarahkan Anda pada tindakan dosa?

- Apakah Anda memiliki seseorang dalam hidup Anda yang dapat Anda ajak bicara ketika Anda bergumul dengan pikiran yang penuh nafsu? Jika demikian, akuilah pikiran-pikiran tersebut kepada Tuhan dan orang tersebut.

Tindakan-tindakan positif apa yang dapat Anda gunakan untuk mengganti pikiran-pikiran Anda yang penuh dosa itu?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 17-19; Kisah Para Rasul 10:1-23
__________
Anda tidak boleh menjadi orang yang tunduk pada dosa seksual. Anda punya pilihan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
The Battle for Sexual Purity Starts in Your Mind
By Rick Warren

"Be careful what you think, because your thoughts run your life." Proverbs 4:23 (NCV)
--------------------
Every temptation starts in the mind. Proverbs 4:23 says, "Be careful what you think, because your thoughts run your life" (NCV). The battle for sexual purity is won or lost in your mind.

Anytime you see people really messing up their lives, you can bet their problems didn't start with their actions, because their actions began with their thoughts. They lingered on dumb thoughts before making dumb decisions. The Bible says this very clearly, and science backs it up: The way you think determines how you feel. Feelings motivate actions. To change your life, you don't just work on a bad habit, the action. Instead, you work on what caused it—the thoughts that caused the feelings that caused the action. Your thoughts control your life!

This explains how affairs happen.

First, you begin by accepting sinful thoughts into your mind: "What would it be like to have sex with that person? Is it so wrong?" You start having doubts, and you start fantasizing in your mind. You begin to think it's harmless.

But it's not. Your thoughts produce feelings. And feelings inevitably lead to actions.

You then move into emotional, non-physical involvement. That's when you start flirting. You start making gestures and comments, subtly or not-so-subtly saying, "I'm available." Next comes the physical involvement. And finally, you rationalize your actions: "Everybody is doing it. It's no big deal. We're both adults."

Your sinful actions started when you accepted sinful thoughts into your mind.

The Bible tells us in 2 Timothy 2:22 how to manage our thoughts before they ever head down this path: "Avoid the passions of youth, and strive for righteousness, faith, love, and peace" (GNT).

The Bible tells us to turn away from lustful thoughts and turn instead toward something positive. That two-step process is how you break a temptation before it ever gets started. You're thinking wrong long before you're acting wrong. You stop the cycle by turning your back on those sinful thoughts and turning toward goodness, integrity, love, and peace.

You're not an innocent bystander to sexual sin. You have a choice—and God has given you everything you need to make the right one.


Sabtu, 29 Juni 2024

Kekudusan Dimulai dengan Sebuah Komitmen

30 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Mazmur 119: 9 "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu."
------------------
Apakah mungkin semua orang dapat menjalani kehidupan yang kudus dalam hal seksual di abad ke-21 ini? Bisakah menjauhkan diri dari pergaulan bebas sebelum menikah dan tetap setia selama pernikahan?

Iya, tentu saja! Tetapi itu harus dimulai dengan komitmen.

Alkitab mengatakan, "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu" (Mazmur 119: 9). Untuk dapat hidup kudus dalam hal seksual di abad ke-21 ini, Anda membutuhkan sebuah standar. Anda dapat membangun standar Anda sendiri, atau memilih standar Tuhan. Anda harus memutuskan untuk membolehkan Tuhan untuk lebih banyak tahu tentang kehidupan Anda dibanding diri Anda sendiri.
Allah mengatakan beberapa hal dalam Firman-Nya yang tidak banyak disukai kebanyakan orang- khususnya yang berkaitan dengan seks. Mengapa Dia harus membahas hal-hal ini? karena Dia jauh lebih tahu tentang seks daripada kita. Dia juga jauh lebih memahami akibatnya ketimbang diri kita sendiri. Oleh sebab itu, Anda harus memilih bahwa, bahkan meskipun Anda tidak memahaminya, tidak menyukainya, dan meskipun pilihan itu tidak populer bagi kebanyakan orang, Anda akan tetap melakukan apa yang firman Tuhan katakan, terlepas dari apa yang Anda pikirkan atau apa yang teman Anda pikirkan.

Jika Anda belum bersedia membuat komitmen itu berarti Anda tidak siap untuk menjadi kudus di dunia yang kotor ini. Sebab Anda hanya bisa menjadi kudus dengan mengikuti standar Allah.

Allah mengajarkan kita tentang seks. Itu adalah pemikiran-Nya, tetapi Dia juga membuat batasan-batasan. Standar-Nya tidak akan pernah berubah. Standar-Nya jelas, terlepas dari opini orang banyak, atau apa pun itu.

Seks itu jauh lebih dari sekadar kontak fisik. Seks merupakan tindakan spiritual dengan konsekuensi fisik, sosial, hukum, serta emosional. Jika seks hanya sebatas hubungan fisik, itu ibaratnya seperti berjabatan tangan, artinya tidak masalah dengan siapa Anda berhubungan badan. Tapi itu salah besar, seks lebih dari sekadar kontak fisik.

Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa seks itu adalah eksklusif diciptakan untuk suami istri yang telah berkomitmen satu sama lain dalam sebuah ikatan pernikahan. Hubungan apa pun di luar itu, seperti seks sebelum menikah atau seks di luar nikah, akan mendatangkan konsekuensi besar dalam hal emosi dan kehidupan rohani Anda, bahkan bisa membahayakan Anda secara fisik.

Renungkan hal ini:

- Menurut Anda mengapa penting untuk membuat komitmen menurut standar Allah dalam hal kekudusan seksual sebelum Anda masuk ke dalam situasi dimana Anda tergoda untuk melakukannya?

Apa hal-hal di dunia ini yang membuat Anda lebih sulit untuk berpaling dari godaan seksual?

- Apa saja konsekuensi dari dosa seksual?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 14-16; Kisah Para Rasul 9:22-43
___________
Standar-standar Allah adalah untuk kebaikan Anda sendiri. Jika Anda mau menjalani hidup kudus- dan menghindari segala konsekuensi negatif yang datang dari masyarakat atau orang kebanyakan- itu semua dimulai dengan sebuah komitmen.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Sexual Purity Begins With a Commitment
By Rick Warren

"How can a young person stay on the path of purity? By living according to your word." Psalm 119:9 (NIV)
-----------------
Is it possible in the 21st century to live a sexually pure life? To refrain from sex before marriage and stay faithful during marriage?

Yes! But it has to start with a commitment.

The Bible says, "How can a young person stay on the path of purity? By living according to your word" (Psalm 119:9 NIV). To be sexually pure in the 21st century (or any century), you'll need a standard to live by. You can either build your standard by yourself or choose God's standard. You must decide whether God knows more about what's best for your life than you do.

God says several things in his Word that aren't popular, particularly when it comes to sex. Why does he say those things? He knows more about sex than you do. He also understands the implications far better than you do. You have to decide that, even when you don't understand it, you don't like it, and when it's not popular, you're going to do what God's Word says, regardless of what you think or what your friends think.

Until you're willing to make that kind of commitment, you're not ready to be pure in an impure world. You can only be pure by following God's standard.

God thought up sex. It was his idea, but he did put a few parameters around it. His standard has never changed. It's very clear, regardless of opinion polls or anything else.

Sex is far more than physical. It's a spiritual act with physical, social, legal, and emotional consequences. If sex were just physical, it'd be like a handshake. It wouldn't matter who you had sex with. But sex is more than physical.

The Bible makes it clear that sex is exclusively reserved for a husband and a wife who are committed to one another in a marriage. Anything outside of that, like sex before marriage and sex outside of marriage, will have profound consequences on your emotions and your spiritual life, and it may even physically harm you.

God's standards are in your best interest. If you want to live by them—and avoid all the negative consequences that come from living outside of them—it starts with a commitment.


Jumat, 28 Juni 2024

Empat Langkah untuk Mengampuni

Empat Langkah untuk Mengampuni

29 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Efesus 4: 31-32 "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
---------------------
Banyak dari kita belum memahami tentang pengampunan. Saya yakin jika lebih banyak orang tahu seperti apa pengampunan yang sebenar-benarnya, mereka akan lebih bersedia untuk mengampuni ketimbang terus menyimpan luka di masa lalu hingga sampai pada titik yang tidak sehat.

Alkitab dengan jelas telah memanggil kita untuk mengampuni. Galatia 6: 1 mengatakan, "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan."

Lalu, jika Allah mengharapkan kita untuk mengampuni orang lain, seperti apakah pengampunan yang sehat dan alkitabiah itu? Berikut ini empat hal yang harus kita lakukan untuk bisa mengampuni seseorang.

1. Sadari bahwa tidak ada orang yang sempurna. Ketika Anda membenci seseorang, Anda cenderung hilang perspektif positif akan orang itu. Kebencian, kepahitan, dan sakit hati membuat Anda berhenti memandang orang itu sebagai manusia. Tetapi pada kenyataannya, kita semua ada di perahu yang sama, kita semua hanyalah manusia. Alkitab berkata, "Sungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa" (Pengkhotbah 7:20). Kita semua tidak sempurna.

2. Lepaskan hak Anda untuk menuntut balas. Itulah inti dari pengampunan. Alkitab mengatakan, "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan" (Roma 12:19). Meski Anda merasa punya hak untuk membalas, janganlah lakukan itu. Itu mungkin terasa tidak adil, tetapi itu sehat. Mengampuni bukanlah keputusan yang hanya diambil sesekali saja, melainkan keputusan yang harus Anda ambil setiap hari, bahkan mungkin detik demi detik.

3. Respons kejahatan dengan kebaikan. Secara manusiawi, hampir tidak mungkin untuk merespons kejahatan dengan kebaikan. Anda memerlukan bantuan Tuhan. Anda butuh kasih Yesus untuk memampukan Anda. Mengapa? Sebab kasih Tuhan tidak pemarah dan menyimpan kesalahan orang lain (lihat 1 Korintus 13).

4. Fokus kembali pada rencana Tuhan atas hidup Anda. Selama Anda terus fokus pada seseorang yang telah menyakiti Anda, artinya orang tersebut sedang mengontrol Anda. Bahkan sering kali itu malah menjadi semakin parah. Jika Anda tidak melepaskan rasa sakit itu, Anda akan mulai menyerupai si pelaku. Berhentilah fokus pada luka dan orang yang menyakiti Anda. Sebaliknya, kembalilah fokus pada tujuan Tuhan atas hidup Anda — tujuan-Nya jauh lebih besar dibandingkan masalah atau rasa sakit apa pun yang mungkin sedang Anda pergumulkan.

Bila selama ini Anda terus memupuk rasa sakit yang disebabkan oleh orang lain, lakukanlah empat langkah di atas dan lanjutkan kehidupan Anda seturut dengan rancangan Allah!

Renungkan hal inii:

- Dapatkah Anda mengingat satu saat ketika Anda menanggapi kejahatan dengan kebaikan? Bagaimana situasinya?

- Manakah dari empat elemen di atas yang tampaknya merupakan indikator terbesar bahwa Anda telah sepenuhnya melepaskan seseorang dari rasa sakit yang mereka timbulkan terhadap Anda?

- Menurut Anda mengapa begitu banyak orang lebih memilih untuk memendam sakit hati mereka daripada melepaskannya? Bagaimana kepahitan memengaruhi seseorang secara jasmani dan rohani?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 11-13; Kisah Para Rasul 9:1-21
____________
Jangan menghabiskan hari-hari Anda di dalam kebencian.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
Four Steps to Forgiving Others
By Rick Warren

"Get rid of all bitterness, rage and anger, brawling and slander, along with every form of malice. Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you." Ephesians 4:31-32 (NIV)
---------------------
Too many of us don't really understand what forgiveness is. I'm convinced that if more people knew what real forgiveness looked like, they'd be much more willing to forgive instead of holding on to past hurts at an unhealthy level.

The Bible clearly calls us to forgive others. Galatians 6:1 says, "Brothers and sisters, if someone is caught in a sin, you who live by the Spirit should restore that person gently" (NIV).

So if God expects us to forgive others, what does healthy, biblical forgiveness look like? Here's a four-part process that we should walk through as we're dealing with pain brought upon by others.

First, recognize no one is perfect. When we hate somebody, we tend to lose our perspective about that person. When we're filled with resentment and bitterness and hurt, we tend to dehumanize the offender.

But we're all in the same boat. The Bible says, "Not a single person on earth is always good and never sins" (Ecclesiastes 7:20 NLT). We're all imperfect.

Next, relinquish your right to get even. This is the heart of forgiveness. The Bible says, "Never avenge yourselves. Leave that to God, for he has said that he will repay those who deserve it" (Romans 12:19 TLB). You may feel like you have the right to retaliate, but you must commit to not doing so. It may not seem fair, but it's healthy. And this isn't a one-time decision but a daily one that may even require moment-by-moment decisions.

Then, respond to evil with good. It's nearly impossible to do this without God's help. You'll need the love of Jesus to fill you up. Why? Because God's love doesn't keep track of wrongs (see 1 Corinthians 13).

Finally, refocus on God's plan for your life. You stop focusing on the hurt and the person who hurt you. Instead, you refocus on God's purpose for your life, which is greater than any problem or pain you might be currently facing.

As long as you continue to focus on the person who has hurt you, that person controls you. In fact, if you don't release your offender, you will begin to resemble your offender.

Don't spend another day in your resentment. If you've been holding on to pain caused by someone else, go through these four steps and move on to the rest of the life you were created to live!


Kamis, 27 Juni 2024

Kebencian Lebih Menyakiti Anda Daripada Orang Lain

28 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Ayub 5: 2 "Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati."
----------------
Jika Anda terus memendam kebencian, itu akan selalu menyakiti Anda lebih dari orang lain. Kebencian malah merusak diri Anda sendiri.

Jika hanya ada satu orang yang punya alasan yang tepat untuk marah, dia adalah Ayub. Dia adalah pria saleh yang memiliki apa pun yang ia inginkan — kekayaan, ketenaran, dan keluarga yang hebat. Namun pada suatu hari, dia kehilangan itu semua. Ada dua bangsa musuh yang merampas dan membunuh semua ternaknya. Semua anaknya meninggal akibat angin ribut yang memporak porandakan rumah mereka. Ayub pun menderita penyakit yang parah. Dia benar-benar telah kehilangan semua yang ia miliki, kecuali istrinya yang senang bersungut-sungut. Kemudian, ditambah lagi teman-temannya datang dan berkata, "Ayub, ini semua salahmu."

Meskipun Ayub punya banyak alasan untuk membenci Tuhan, dia mengatakan bahwa kebencian adalah ide yang buruk. Katanya, "Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati" (Ayub 5: 2).

Ayub adalah orang yang bijak. Dia tahu bahwa dia tidak punya waktu untuk membenci. Dia tahu membenci itu bodoh, tidak logis, dan tidak masuk akal. Jika Anda mengingat kembali pengalaman buruk dalam hidup Anda, Anda mungkin setuju. Kita kerap melakukan hal-hal konyol saat kita terjebak dalam kebencian. Kita mengatakan hal-hal seperti, "Saya akan membalasnya!" lalu melakukan hal-hal yang konyol untuk mewujudkannya. Ketika kita menyerah pada kebencian, kita bertindak menggunakan cara-cara yang merusak diri sendiri, bahkan yang lebih menyakiti diri kita sendiri dibanding orang yang kita benci.

Misalnya, saya ingat suatu kali menonton sebuah acara komedi lawas, "The Three Stooges." Mo terus memukul dada Curly. Curly berkata, "Saya akan membalas orang itu. Saya akan menghentikannya!" Dia pun mengambil sebuah dinamit dan mengikatkannya ke dadanya sendiri. Lalu dia berkata, "Kalau dia menamparku lagi, tangannya akan ikut terlepas."

Itulah yang terjadi ketika kita memupuk kebencian—kita melakukan hal-hal yang sangat bodoh untuk membalas dendam kepada orang lain. Lebih buruk lagi, kebencian sebenarnya tidak membantu sama sekali. Itu hanya akan membuat kita sengsara dalam prosesnya. Pada akhirnya kita tidak akan mendapatkan apa yang kita inginkan.

Jadi, mengapa melakukannya? Janganlah terus menyimpan kebencian. Ampunilah, dan lepaskan.

Renungkan hal ini:

- Mengapa begitu penting bagi kita untuk menang dalam suatu perselisihan?

- Bagaimana selama ini Anda melihat kebencian yang berkepanjangan menyakiti Anda atau orang yang Anda sayangi?

- Luka masa lalu apa yang perlu Anda maafkan agar bisa melepaskan kebencian yang masih tersimpan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 8-10; Kisah Para Rasul 8:26-40
__________
Kebencian itu tidak masuk akal.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Resentment Hurts You More than Anyone Else
By Rick Warren

"To worry yourself to death with resentment would be a foolish, senseless thing to do." Job 5:2 (GNT)
-------------------
If you hang on to resentment, it will always hurt you more than anyone else. Resentment is self-destructive and counterproductive.

Resentment doesn't make any sense!

If anyone ever had a reason to be resentful, it was Job. He was a godly man, who had everything he wanted—wealth, fame, and a great family. One day he lost it all. Enemy nations killed all his livestock. All of his children were killed. He got a terrible disease. He literally lost everything he had. All he had left was a nagging wife. Then his friends came along and said, "Job, it's all your fault."

Though Job had every reason to be resentful, he says in the biblical book named after him that resentment is a bad idea. Job said, "To worry yourself to death with resentment would be a foolish, senseless thing to do" (Job 5:2 GNT).

Job was a wise man. He knew he didn't have time to be resentful. He knew it was foolish, senseless, and illogical. If you think back through experiences in your own life, you'll probably agree. We can do silly things when we're caught up in resentment. We'll say things like, "I'm going to get him!" Then we often do the ridiculous to make that happen. When we give in to resentment, we act in self-destructive ways and hurt ourselves much more than those we're holding grudges against.

For example, I remember one time watching the old comedy act, The Three Stooges. Mo kept hitting Curly on the chest. Curly said, "I'm going to get even with that guy. I'm going to stop him!" So he took a stick of dynamite and strapped it to his own chest. Then he said, "Next time he slaps me, it's going to blow his hand off!!"

That's what happens when we're resentful—we do really dumb things to try to get even with people. Worse yet, resentment isn't helpful. It makes us miserable in the process. It never ends with us getting what we want.

So why do it? Don't hold on to your resentment. Forgive, and let it go.


Selasa, 25 Juni 2024

Ampunilah Sebab Tuhan Telah Mengampuni Anda

27 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Efesus 4:32 "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
--------------------
Kita semua akan terluka dalam kehidupan ini. Sering kali kita akan terluka oleh perkataan orang lain tentang kita atau oleh perlakuan orang lain kepada kita. Bahkan, setiap kali kita membaca kata "pengampunan," kita langsung teringat akan sakit hati, kepedihan, dan masalah kita di masa lalu. Memori-memori itu masih terasa segar di ingatan karena kita telah terluka teramat dalam.

Karena betapa dalamnya luka itu, sering kali kita sulit untuk mengampuni para pelaku. Akan tetapi Alkitab memberi kita satu alasan yang sangat penting untuk mengampuni.

Kita harus mengampuni sebab Tuhan telah lebih dahulu mengampuni kita.

Alkitab berkata dalam Efesus 4:32, "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." Ketika Anda merenungkan betapa besar Tuhan telah mengampuni Anda, itu akan membantu Anda untuk lebih dapat mengampuni mereka yang telah menyakiti Anda.

Begitu pula sebaliknya. Apabila Anda tidak merasa telah diampuni oleh Allah, maka Anda akan merasa sulit untuk mengampuni orang lain. Jika Anda sering kali punya pergumulan dalam memaafkan orang lain, Anda mungkin juga belum benar-benar mengampuni diri Anda sendiri.

Berpikirlah seperti ini: Allah telah sepenuhnya menghapus catatan dosa Anda berkat pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Segala hukuman yang sebenarnya pantas Anda tanggung telah dibersihkan karena Allah telah mengampuni Anda. Ketika Anda menerima kebenaran firman ini, Anda akan merasa semakin sulit untuk menyimpan luka terhadap orang lain.

Ingatlah hal ini: Apa pun yang pernah orang lain lakukan terhadap Anda, Anda tidak akan pernah mengalami beratnya pengorbanan yang Allah telah lakukan buat mengampuni Anda.

Ketika Anda mengampuni karena Anda telah menyadari telah lebih dulu diampuni oleh Tuhan, maka luka dan rasa sakit Anda akan digantikan dengan damai sejahtera dan kelegaan dari Tuhan.

Renungkan hal ini:

- Saat mendengar kata pengampunan, siapa yang muncul di benak Anda? Jika itu adalah seseorang yang perlu Anda ampuni, langkah apa yang akan Anda lakukan untuk mengampuninya hari ini?

- Apakah mengampuni berarti Anda harus melupakan apa yang telah terjadi pada Anda? Mengapa atau mengapa tidak?

- Bagaimana Anda dapat mengungkapkan rasa syukur Anda kepada Tuhan hari ini atas pengampunan-Nya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 5-7; Kisah Para Rasul 8:1-25
__________
Memendam kemarahan dan kepahitan, yang biasanya terjadi ketika Anda menolak untuk mengampuni orang lain, akan menimbulkan stres dan rasa lelah yang begitu besar dalam hidup Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Forgive Because God Forgave You
By Rick Warren

"Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you." Ephesians 4:32 (NIV)
--------------------
We will all be hurt in this life. Many times we'll be hurt intentionally by what people say about us or what people do to us. In fact, anytime we read the word "forgiveness," we instantly call to mind certain heartaches, hurts, and problems from our past. The memories are still fresh because we've been hurt very deeply.

Because of how deeply we've been hurt, it's hard to consider forgiving the perpetrators. But the Bible gives us one very important reason we need to forgive.

We forgive others because God forgave us.

The Bible says in Ephesians 4:32, "Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you" (NIV). When you think about how much God has forgiven you, it will cause you to be more forgiving of those who have hurt you.

The opposite is also true. If you don't feel forgiven, then you'll have a hard time forgiving others. If you typically have a tough time forgiving others, you may not truly feel forgiven yourself.

Think of it like this: God has completely wiped your sin slate clean because of what Jesus Christ did on the cross. All of the things you deserve to be paid back for have been cleared away because God has forgiven you. Own that statement for yourself, and you'll find it increasingly tough to hold a grudge against someone else.

Remember this: No matter what anyone does to you, you'll never have to forgive any other person more than God has already forgiven you.

Holding on to resentment and bitterness—which is what happens when you refuse to forgive—will cause so much stress and exhaustion in your life. But when you forgive because of how you have been forgiven, your hurt will be replaced with God's peace and rest.


Bagaimana Anda Memperlakukan Orang yang Melayani Anda?

26 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Lukas 6:31 "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka."
-------------------
Salah satu ujian terbesar dari karakter Anda ialah bagaimana Anda memperlakukan orang-orang yang melayani Anda. Baik itu pelayan, pegawai toko, karyawan, sekretaris, anak-anak Anda, atau pasangan Anda, cara Anda memperlakukan mereka memperlihatkan banyak hal tentang Anda.

Ketika saya dilibatkan dalam perekrutan staf Gereja Saddleback, saya sering mengajak para kandidat ke restoran untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan para pelayan. Pada keadaan yang seperti itu, seseorang yang kasar dan banyak maunya punya kelemahan karakter yang tidak saya inginkan untuk jadi bagian dari tim kami.

Yesus mengajarkan, "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka" (Lukas 6:31). Itu mungkin tes karakter yang paling sederhana tetapi yang paling penting dalam Alkitab.

Psikolog sosial, Eric Hoffer pernah berkata, "Kekasaran adalah cara orang lemah meniru kekuatan." Tidak diperlukan kecerdasan sama sekali untuk bersikap kasar.

Tempat paling tepat untuk mempraktikkan nilai yang penting ini, saling menghormati, ialah di rumah. Semakin hari semakin banyak pernikahan yang rusak oleh karena kekasaran. Dulu, ketika saya melakukan konseling pernikahan, saya kaget pada betapa banyaknya pernikahan yang terkubur oleh karena sindiran-sindiran kecil oleh masing-masing pasangan.

Biasanya kita paling sukar menghormati orang yang paling kita sayangi. Saya mengenal orang-orang yang memperlakukan keluarga mereka dengan cara yang tidak pernah mereka gunakan untuk memperlakukan orang asing.

Kita harus menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dengan bersikap baik bahkan dalam area terkecil dalam hidup kita.

Renungkan hal ini:

- Mengapa kita paling sering tidak menghormati orang yang paling kita sayangi?

- Bagaimana Anda mengingatkan diri Anda untuk selalu memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan lemah lembut?

- Jika karakter Anda dinilai dari cara Anda memperlakukan orang-orang yang melayani Anda, menurut Anda bagaimana orang lain menilainya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 3-4; Kisah Para Rasul 7:44-60
_____________
Sopan santun ialah kasih dalam hal-hal kecil.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
============
How Do You Treat People Who Serve You?
By Rick Warren

"Do to others as you would have them do to you." Luke 6:31 (NIV)
-----------------------
One of the greatest tests of your character is how you treat people who are trying to serve you. Whether it's a waitress, a waiter, a clerk, an employee, a secretary, your children, or your spouse, how you treat those who serve you tells me a great deal about you.

In fact, when I was involved in hiring decisions of church staff, I often took people to restaurants to see how they interacted with the server. Someone who was rude and demanding in those situations has a character flaw that I didn't want as part of our team.

Jesus tells us, "Do to others as you would have them do to you" (Luke 6:31 NIV). That may be the simplest yet most important character test in the Bible.

Social psychologist Eric Hoffer once said, "Rudeness is the weak man's imitation of strength." It takes no intelligence at all to be rude.

The best place to practice this important character trait of respect is at home. More marriages are ruined by rudeness than anything else. When I used to do marriage counseling, I was amazed at how many marriages are buried by one little dig after another.

Have you noticed that sometimes we're the most disrespectful to the people we care about the most? Our homes should be safe places to express our emotions and practice forgiveness and grace—but they are too often the place where we think we can get away with the most unkindness. I know people who treat their families in ways they would never treat a stranger. Yet even in our families—especially in our families—we need to be understanding, not demanding, and forgiving, not finding fault.

Courtesy is just love in the little things. It's showing grace, because we understand there are hidden hurts everywhere. It's showing respect for people by being kind, even in the smallest areas of our lives.


Senin, 24 Juni 2024

Anda Boleh Tidak Setuju Tanpa harus Menjadi Menyebalkan

25 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Roma 14: 12-13 "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!"
--------------------
Banyak orang, termasuk orang Kristen, berpikir bahwa mereka hanya perlu menunjukkan rasa hormat kepada orang yang sepaham dengan mereka. Sayangnya, itulah kenyataannya! Di zaman ini, ada banyak aktivitas dan perilaku di masyarakat kita yang saya, sebagai orang percaya, benci dan tidak saya setujui.

Tetapi saya tetap menunjukkan rasa hormat kepada mereka— bahkan jika saya tahu bahwa perilaku mereka salah.

Mengapa?

Pertama, saya ingat bahwa pada akhirnya setiap individu akan bertanggung jawab atas sikap, tindakan, dan perilaku mereka sendiri. Suatu hari nanti Allah akan menagih pertanggungjawaban kita. Masing-masing dari kita harus bertanggung jawab atas perilaku kita.

Kedua, saya bukan Tuhan. Orang-orang yang jelas-jelas tidak saya sepakati tidak berutang tanggung jawab kepada saya. Mereka bertanggung jawab kepada Tuhan. Bukan tugas saya untuk menjadi polisi patroli, mengejar-ngejar mereka mencoba membuat semua orang yang tidak beriman berperilaku seakan mereka adalah orang percaya. Bahkan Alkitab mengatakan manusia tidak dapat bertindak seperti yang Tuhan kehendaki sampai mereka memiliki hubungan dengan-Nya.

Alkitab berkata, "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!" (Roma 14: 12-13). Mewartakan kebenaran tidaklah boleh menghakimi. Jika seseorang melakukan sesuatu yang menurut Alkitab salah, lalu Anda memberi tahu mereka bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, itu tidak bersifat menghakimi. Anda hanya mengatakan kebenaran kepada mereka. Namun, itu bisa jadi menghakimi jika Anda memakai kebenaran firman untuk menyerang dan menyalahkan mereka supaya Anda merasa lebih unggul secara moral.

Anda bisa saja benar akan suatu masalah, tetapi jika Anda tidak mewartakan kebenaran firman kepada orang lain dengan kasih, artinya Anda tidak mengikuti apa yang dikatakan Alkitab. Mari kita berkomitmen untuk menunjukkan rasa hormat yang Yesus ingin kita tunjukkan kepada orang lain, meskipun itu sulit.

Renungkan hal ini:

- Mengapa sulit untuk memperlakukan orang lain dengan rasa hormat ketika Anda tidak sepaham dengan mereka?

- Bagaimana dengan menyadari bahwa Yesus telah mati bagi mereka yang tidak sepaham dengan Anda mengubah cara Anda berinteraksi dengan orang-orang tersebut?

- Apakah Anda perlu meminta maaf kepada seseorang yang telah Anda perlakukan dengan cara yang tidak menyenangkan? Langkah apa yang bisa Anda ambil untuk melaksanakannya hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 1-2; Kisah Para Rasul 7:22-43
___________
Anda boleh tidak sepakat dengan orang lain tanpa harus menjadi orang yang menyebalkan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
You Can Disagree Without Being Disagreeable
By Rick Warren

"Each of us will give an account of ourselves to God. Therefore let us stop passing judgment on one other." Romans 14:12-13 (NIV)
----------------
Many people, including Christians, think they only have to show respect for people with whom they agree. Nothing could be further from the truth! In today's world, there are many activities in our society that I, as a believer, dislike and actions I clearly disagree with.

But I still show people respect, even if I know their behavior is wrong.

Why?

First, I remember that ultimately every individual will be accountable to God for their own attitudes, actions, and behaviors. One day God will settle the score. Each of us will have to give an account for our behavior.

Second, I'm not God. The people I disagree with aren't accountable to me. They're accountable to God. It is not my job to run around trying to make everyone who isn't a believer act like they are believers. In fact, the Bible says people can't act the way God wants them to act until they have a relationship with him.

The Bible says, "Each of us will give an account of ourselves to God. Therefore let us stop passing judgment on one another" (Romans 14:12-13 NIV). It isn't judgmental to tell the truth to people. If someone is doing something the Bible says is wrong, it's not being judgmental to tell that person it's wrong. That's just telling people the truth. It is judgmental to take the truth and beat people over the head with it, as if you are morally superior.

You can disagree with someone without being disagreeable. Honestly, some of the rudest people I've ever met were overly zealous Christians who were so committed to the truth that they didn't really care about people.

You can be right about an issue, but if you aren't speaking the truth to people in love, you're not following what the Bible says. Let's choose to demonstrate the kind of respect Jesus wants us to show others, even when it's difficult.


Minggu, 23 Juni 2024

Setiap Orang Layak untuk Dihormati

24 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
1 Petrus 2:17 "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!"
-------------------
Saling menghormati telah menjadi nilai yang terancam punah.

Padahal Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa keluarga yang stabil — dan masyarakat yang stabil — dibangun di atas rasa hormat. Alkitab memerintahkan kita untuk menghormati orang tua kita, menghormati hukum dan menghormati pemimpin gereja. Para istri dipanggil untuk menghormati suami mereka. Dalam kitab 1 Petrus dikatakan para suami dipanggil untuk menghormati istri mereka. Untuk diperjelas bahwa Tuhan tidak mengecualikan siapa pun. Alkitab juga mengatakan kepada kita untuk "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!" (1 Petrus 2:17).

Semua orang, terlepas dari keyakinan atau perilakunya, layak untuk dihormati.

Mengapa?

1. Tuhan menciptakan semua orang. Mazmur 8: 5 mengatakan, "Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat." Tuhan tidak menciptakan sampah. Tak ada seorang pun yang tidak berharga. Banyak orang membuat pilihan yang salah, tetapi mereka tetap berharga bagi Tuhan. Bahkan orang yang paling tidak dapat kita kasihi sekali pun di dunia ini dikasihi oleh Tuhan. Ketika Anda menghormati orang lain, Anda sedang menunjukkan pada mereka betapa bernilainya mereka sebagai ciptaan Tuhan.

2. Yesus telah mati untuk semua orang. Alkitab mengatakan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat" (1 Petrus 1: 18-19). Anda mungkin tidak terlalu menghargai orang-orang tertentu, tetapi Tuhan menghargai mereka. Bahkan, Dia berfirman bahwa setiap orang yang Anda temui layak untuk menerima keselamatan dari-Nya. Bukanlah itu seharusnya mengubah cara Anda memandang orang lain?

3. Itu menunjukkan bahwa Anda mengenal Tuhan. Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah adalah kasih. Jika Anda mengenal Dia, maka hidup Anda harus dipenuhi oleh kasih. Alkitab berkata, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih" (1 Yohanes 4: 8). Kasih selalu memperlakukan orang lain dengan hormat.

4. Anda akan menerima kembali apa pun yang telah Anda berikan. Itulah hukum tabur tuai. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Karena itu, jika Anda ingin dihormati, perlakukan orang lain dengan hormat. Alkitab berkata, "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Galatia 6: 7).

Dengan belajar mengasihi satu sama lain, kita menjadi "saling mendahului dalam memberi hormat" (Roma 12:10).

Renungkan hal ini:
- Setiap orang yang Anda temui hari ini patut untuk Anda hormati. Bagaimana kebenaran ini akan mengubah perilaku Anda?
- Mengapa Anda kesulitan untuk menunjukkan rasa hormat Anda kepada beberapa individu?
- Apa saja cara Anda untuk "mengisi hidup Anda dengan kasih"?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ester 9-10; Kisah Para Rasul 7:1-21
___________
Anda akan lebih mudah menghormati orang lain ketika Anda menyadari apa yang telah Tuhan lakukan bagi mereka dan mencoba untuk lebih mengasihi mereka seperti halnya yang Dia lakukan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Every Person Is Worthy of Respect
By Rick Warren

*"Show proper respect to everyone."* 1 Peter 2:17 (NIV)
----------------
Respect has become an endangered value. 

Yet the Bible makes it clear that stable families—and stable societies—are built around respect. The Bible commands us to honor our parents, respect civil authority, and respect church leaders. Wives are called to respect husbands in Ephesians. In the book of 1 Peter, husbands are called to respect wives. Just to make it clear that God leaves no one out, the Bible also says, "Show proper respect to everyone" (1 Peter 2:17 NIV).

Everyone, regardless of beliefs or behaviors, is worthy of respect.

Why?

God made everyone. Psalm 8:5 says, "You made them inferior only to yourself; you crowned them with glory and honor" (GNT). God doesn't make junk. No one is worthless. People make wrong decisions, but they are still valuable to God. Even the most unlovable person in the world is loved by God. When you show someone respect, you show them their value as God's creation.

Jesus died for everyone. The Bible says, "God paid a ransom to save you . . . he paid for you with the precious lifeblood of Christ" (1 Peter 1:18-19 TLB). You may not place much value in certain people, but God does. In fact, he says every person you meet is worth dying for. Doesn't that change the way you look at people?

It shows you know God. The Bible tells us that God is love. If you know God, then you'll fill your life with love. The Bible says, "If a person isn't loving and kind, it shows that he doesn't know God—for God is love" (1 John 4:8 TLB). Love always treats people with respect.

You'll get back whatever you give out. It's the law of the harvest. Whatever goes around comes around. If you want to be respected, then treat other people with respect. Galatians 6:7 says, "You will always harvest what you plant" (NLT).

By learning to love each other, we become "eager to show respect for one another" (Romans 12:10 GNT). You'll more easily respect others when you recognize what God has done for them and try to love them more like he does.

Setiap Orang Layak untuk Dihormati

24 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
1 Petrus 2:17 "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!"
-------------------
Saling menghormati telah menjadi nilai yang terancam punah.

Padahal Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa keluarga yang stabil — dan masyarakat yang stabil — dibangun di atas rasa hormat. Alkitab memerintahkan kita untuk menghormati orang tua kita, menghormati hukum dan menghormati pemimpin gereja. Para istri dipanggil untuk menghormati suami mereka. Dalam kitab 1 Petrus dikatakan para suami dipanggil untuk menghormati istri mereka. Untuk diperjelas bahwa Tuhan tidak mengecualikan siapa pun. Alkitab juga mengatakan kepada kita untuk "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!" (1 Petrus 2:17).

Semua orang, terlepas dari keyakinan atau perilakunya, layak untuk dihormati.

Mengapa?

1. Tuhan menciptakan semua orang. Mazmur 8: 5 mengatakan, "Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat." Tuhan tidak menciptakan sampah. Tak ada seorang pun yang tidak berharga. Banyak orang membuat pilihan yang salah, tetapi mereka tetap berharga bagi Tuhan. Bahkan orang yang paling tidak dapat kita kasihi sekali pun di dunia ini dikasihi oleh Tuhan. Ketika Anda menghormati orang lain, Anda sedang menunjukkan pada mereka betapa bernilainya mereka sebagai ciptaan Tuhan.

2. Yesus telah mati untuk semua orang. Alkitab mengatakan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat" (1 Petrus 1: 18-19). Anda mungkin tidak terlalu menghargai orang-orang tertentu, tetapi Tuhan menghargai mereka. Bahkan, Dia berfirman bahwa setiap orang yang Anda temui layak untuk menerima keselamatan dari-Nya. Bukanlah itu seharusnya mengubah cara Anda memandang orang lain?

3. Itu menunjukkan bahwa Anda mengenal Tuhan. Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah adalah kasih. Jika Anda mengenal Dia, maka hidup Anda harus dipenuhi oleh kasih. Alkitab berkata, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih" (1 Yohanes 4: 8). Kasih selalu memperlakukan orang lain dengan hormat.

4. Anda akan menerima kembali apa pun yang telah Anda berikan. Itulah hukum tabur tuai. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Karena itu, jika Anda ingin dihormati, perlakukan orang lain dengan hormat. Alkitab berkata, "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Galatia 6: 7).

Dengan belajar mengasihi satu sama lain, kita menjadi "saling mendahului dalam memberi hormat" (Roma 12:10).

Renungkan hal ini:

- Setiap orang yang Anda temui hari ini patut untuk Anda hormati. Bagaimana kebenaran ini akan mengubah perilaku Anda?

- Mengapa Anda kesulitan untuk menunjukkan rasa hormat Anda kepada beberapa individu?

- Apa saja cara Anda untuk "mengisi hidup Anda dengan kasih"?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ester 9-10; Kisah Para Rasul 7:1-21
___________
Anda akan lebih mudah menghormati orang lain ketika Anda menyadari apa yang telah Tuhan lakukan bagi mereka dan mencoba untuk lebih mengasihi mereka seperti halnya yang Dia lakukan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Every Person Is Worthy of Respect
By Rick Warren

"Show proper respect to everyone." 1 Peter 2:17 (NIV)
----------------
Respect has become an endangered value.

Yet the Bible makes it clear that stable families—and stable societies—are built around respect. The Bible commands us to honor our parents, respect civil authority, and respect church leaders. Wives are called to respect husbands in Ephesians. In the book of 1 Peter, husbands are called to respect wives. Just to make it clear that God leaves no one out, the Bible also says, "Show proper respect to everyone" (1 Peter 2:17 NIV).

Everyone, regardless of beliefs or behaviors, is worthy of respect.

Why?

God made everyone. Psalm 8:5 says, "You made them inferior only to yourself; you crowned them with glory and honor" (GNT). God doesn't make junk. No one is worthless. People make wrong decisions, but they are still valuable to God. Even the most unlovable person in the world is loved by God. When you show someone respect, you show them their value as God's creation.

Jesus died for everyone. The Bible says, "God paid a ransom to save you . . . he paid for you with the precious lifeblood of Christ" (1 Peter 1:18-19 TLB). You may not place much value in certain people, but God does. In fact, he says every person you meet is worth dying for. Doesn't that change the way you look at people?

It shows you know God. The Bible tells us that God is love. If you know God, then you'll fill your life with love. The Bible says, "If a person isn't loving and kind, it shows that he doesn't know God—for God is love" (1 John 4:8 TLB). Love always treats people with respect.

You'll get back whatever you give out. It's the law of the harvest. Whatever goes around comes around. If you want to be respected, then treat other people with respect. Galatians 6:7 says, "You will always harvest what you plant" (NLT).

By learning to love each other, we become "eager to show respect for one another" (Romans 12:10 GNT). You'll more easily respect others when you recognize what God has done for them and try to love them more like he does.


Sabtu, 22 Juni 2024

Apa yang harus Anda Lakukan di Hari Sabat?

23 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Keluaran 20: 9-10 "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu."
-----------------------
Masing-masing kita harus memutuskan untuk meluangkan waktu buat hal-hal lain selain bekerja. Jika tidak, kita tidak akan pernah beristirahat. Kita akan mudah kehabisan tenaga!

Ini ibarat busur dan anak panah. Ketika sebuah busur diikat pada talinya dengan kencang secara terus-menerus, kekuatan busur itu akan semakin menurun. Tali busur harus dilepas secara berkala. Sama halnya, Anda harus memaksakan diri untuk menetapkan jam kerja yang realistis buat diri Anda dan kemudian berkomitmen untuk mematuhinya— dan meminta bantuan seseorang yang Anda percaya untuk memantau Anda dalam berproses.

Istirahat yang cukup bukanlah ilmu psikologi baru atau sekadar nasihat baik. Itu teramat penting buat Allah, sampai-sampai Dia memasukkannya ke dalam Sepuluh Perintah — bersama dengan "Jangan membunuh," "Jangan berbohong," dan "Jangan mencuri." "Ingat dan kuduskanlah hari Sabat" masuk ke dalam daftar 10 besar pilihan Allah. Bukankah itu juga seharusnya teramat penting buat kita?

Alkitab berkata, "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu" (Keluaran 20: 9-10). Kita menyebutnya sebagai hari Sabat, yang berarti "hari istirahat." Apa yang harus Anda lakukan di hari Sabat Anda?

Istirahatkan tubuh Anda. Jika Anda tidak beristirahat, maka tubuh Anda akan memaksa Anda untuk beristirahat. Punggung Anda akan nyeri. Anda akan sakit kepala. Anda akan terserang flu. Allah tidak merancang tubuh kita untuk hidup tanpa istirahat. Itulah mengapa kadang hal paling spiritual yang bisa Anda lakukan pada hari Sabat adalah tidur siang!

Isi ulang perasaan Anda. Setiap orang melakukannya secara berbeda. Bagi beberapa orang, itu terjadi lewat ketenangan. Bagi yang lain itu meremajakan pikiran mereka melalui rekreasi. Bagi yang lain lagi itu mengisi ulang energi mereka melalui hubungan dengan orang lain. Carilah apa yang Anda butuhkan untuk mengisi kembali perasaan Anda, dan jadikan itu sebagai hal yang rutin di hari Sabat Anda

Fokuskan kembali jiwa Anda. Beribadahlah di hari Sabat Anda. Ibadah membimbing kita untuk tetap menggunakan perspektif surga. Ibadah memperkecil masalah Anda. Ibadah mengingatkan Anda bahwa Allah tetap memegang tahta-Nya dan Dia akan menolong Anda melewati apa pun yang tengah Anda hadapi. Kemudian lihatlah, masalah yang membuat Anda stres sepanjang minggu tidak akan sebesar itu lagi.

Kita semua membutuhkan hari Sabat dalam hidup kita. Itu tidak harus pada hari Minggu. Itu bisa hari apa saja dalam satu minggu, namun Anda perlu mengambil satu hari libur di setiap minggunya untuk mengistirahatkan tubuh Anda, untuk mengisi ulang emosi Anda, dan untuk memfokuskan kembali jiwa Anda.

Renungkan hal ini:

- Tanda-tanda mental, emosional, spiritual, dan fisik seperti apa yang Anda muncul ketika Anda kurang istirahat?

- Apa yang biasanya menjadi halangan terbesar Anda untuk menyediakan waktu buat hari Sabat Anda?

- Apa cara paling efektif untuk mengisi ulang perasaan Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ester 6-8; Kisah Para Rasul 6
__________
Sediakan waktu untuk fokus pada Allah, bukan pada permasalahan Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
===========
What Should You Do on the Sabbath?
By Rick Warren

"You have six days in which to do your work, but the seventh day is a day of rest dedicated to me." Exodus 20:9-10 (GNT)
-------------------
We each must consciously decide to make time for things other than work. If we don't, we'll never rest. We'll quickly burn out!

It's like a bow and arrow. When a bow is constantly strung tight, it loses its power. It has to be unstrung periodically. You need to force yourself to set realistic hours and then hold yourself accountable—and ask someone to check up on you in the process.

Getting proper rest isn't pop psychology or just good advice. It's so important to the heart of God that he put it in the Ten Commandments—along with "Do not murder," "Do not lie," and "Do not steal." "Take a day off every seven days" made it on God's top 10 list of moral choices. Shouldn't it make it on ours, too?

The Bible says, "You have six days in which to do your work, but the seventh day is a day of rest dedicated to me" (Exodus 20:9-10 GNT). We call this the Sabbath, which simply means a "day of rest." What should you do on your Sabbath?

Rest your body. If you don't take time off, your body will make you take time off. Your back will go out. You'll get a headache. You'll get the flu. God didn't design our bodies to go without rest. That's why sometimes the most spiritual thing you can do on your Sabbath is take a nap!

Recharge your emotions. Everyone does this differently. For some, recharging happens through quietness. Others rejuvenate through recreation. Still others reenergize through relationships. Discover what it takes to recharge your emotions, and make it a regular part of your Sabbath.

Refocus your spirit. You need to worship on your Sabbath. Take time to focus on God instead of all your problems. Worship puts everything else in perspective. It shrinks your problems. It reminds you that God is still on his throne and he'll help you through whatever you're facing. Suddenly the problem you've stressed over all week long won't be nearly as big anymore.

We all need a Sabbath in our lives. It doesn't have to be on Sunday. It can be any day of the week, but you need to take one day off each week to rest your body, recharge your emotions, and refocus your spirit.


Jumat, 21 Juni 2024

Anda Bukanlah Tuhan — Berhenti Bertingkah Laku Seperti Itu!

Anda Bukanlah Tuhan — Berhenti Bertingkah Laku Seperti Itu!

22 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 10:15 "Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota."
----------------------
Anda bukanlah Tuhan. Anda tidak punya semua jawaban. Anda tidak bisa melakukan segala hal. Jika saat ini Anda sedang kesulitan mencari keseimbangan hidup, menerima kenyataan tersebut dapat mengubah segalanya. Alkitab berkata, "Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota" (Pengkhotbah 10:15).

Sungguh bodoh melelahkan diri Anda dengan pekerjaan. Apakah Anda sadari bahwa ketika Anda terlalu banyak bekerja, Anda sedang bermain jadi Tuhan? Itu seolah cara Anda untuk mengatakan bahwa semuanya tergantung pada Anda, bahwa alam semesta ini akan berantakan jika tidak ada Anda.

Itu sungguh tidak benar! Anda bukan pengatur alam semesta ini. Alam semesta tidak akan berantakan apabila Anda meluangkan waktu untuk istirahat, bila Anda meluangkan waktu untuk menyeimbangkan hidup Anda. Tuhanlah yang pegang kendali!

Sering kali kita melakukan ini pada diri kita sendiri sebab kita berusaha menyenangkan semua orang. Ini pelajaran kita hari ini: Anda tidak bisa menyenangkan semua orang. Bahkan Tuhan sekali pun tidak bisa! Satu orang ingin hujan, sementara yang lainnya ingin cuaca yang cerah. Tidak masuk akal jika Anda mencoba melakukan apa yang bahkan tidak bisa dilakukan Tuhan.

Ketika Anda hidup dengan memenuhi ekspektasi orang lain, Anda menumpuk banyak "keharusan" di pundak Anda. Mungkin saat ini Anda berpikir, "Saya harus meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja," "Saya harus seaktif orangtua lainnya," atau "Saya harus menjadi sukarelawan untuk proyek ini." Tetapi sadari hal ini: Tidak ada yang memaksa Anda untuk melakukan hal-hal itu. Bekerja berlebihan adalah pilihan Anda. Anda bisa memilih untuk menerima pekerjaan ekstra, atau menolaknya. Andalah yang memilih konsekuensi yang muncul dari pilihan-pilihan Anda.

Ketika Anda menyangkal kenyataan bahwa Anda memiliki keterbatasan sebagai manusia dan Anda mencoba melakukan segalanya, Anda sedang merampas kemuliaan Allah. Alkitab menyatakan ini dalam 2 Korintus 4: 7: "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."

Paulus mengingatkan kita bahwa kita adalah manusia. Kita adalah makhluk yang lemah dan rapuh. Pot tanah liat mudah sekali pecah. Jika Anda menjatuhkannya, itu akan pecah. Maka itu harus digunakan dengan tepat dan hati-hati. Jika tidak, itu akan hancur.

Namun, kabar baiknya adalah dengan kelemahan kita, kuasa dan kemuliaan Allah bersinar melalui kita. Sifat manusiawi Anda bukanlah sesuatu yang perlu disembunyikan. Sebaliknya, Anda dapat merayakan kuasa Allah yang bekerja melalui keterbatasan Anda.

Renungkan hal ini:

- Apa yang mudah sekali menggoda Anda untuk bekerja berlebihan?

- Apa reaksi Anda terhadap pernyataan ini: "Anda merampas kemuliaan Allah ketika mencoba melakukan segalanya sendiri."

- Dengan cara spesifik apa Anda akan menambahkan batasan-batasab dan lebih banyak rehat ke dalam jadwal kegiatan Anda minggu ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ester 3-5; Kisah Para Rasul 5:22-42
___________
Jadi akui saja: Anda manusia. Bersyukurlahn pada Tuhan akan hal itu!

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
You're Not God—Stop Acting Like It!
By Rick Warren

"Only someone too stupid to find his way home would wear himself out with work." Ecclesiastes 10:15 (GNT)
------------------
You're not God. You don't have all the answers. You can't do everything. If you're struggling to find balance in your life, those admissions can transform everything.

The Bible says, "Only someone too stupid to find his way home would wear himself out with work" (Ecclesiastes 10:15 GNT).

It's foolish to wear yourself out with work. Do you realize that when you overwork, you're playing God? It's a way of saying that it all depends on you, that everything will crash down if you don't keep the world spinning.

That's just not true! You're not the general manager of the universe. The universe will not fall apart if you take time to rest and balance your life. God has it under control.

Often we do this to ourselves because we're trying to please everyone. Learn this lesson today: You can't please everyone. Even God can't please everyone! One person wants it to rain. Another one wants it to be sunny. It's absurd to try doing what even God can't do.

When you live for the expectations of others, you pile a ton of "shoulds" on your shoulders. You may think, "I should work more hours," "I should be as active as all the other parents," or "I should volunteer for this project." But realize this: No one is forcing you to do those things. Overworking is your choice. You choose to take on the extra work or to say "no." And you choose the consequences that come with your choice.

When you deny your humanity and try to do it all, you're robbing God of his glory. The Bible declares this in 2 Corinthians 4:7: "We have this treasure in jars of clay to show that this all-surpassing power is from God and not from us" (NIV).

Paul reminds us that we're human beings. We're feeble and fragile. Jars of clay break easily. If you drop them, they shatter. Clay pots have to be handled appropriately and with care. If not, they'll be destroyed.

But the good news is that through our feebleness, God's power and glory shine through. Your humanity isn't something to hide. Instead, you can celebrate the power of God working through your limitations.

So admit it: You're human. Thank God for that!


Kamis, 20 Juni 2024

Kunci Menuju Kehidupan yang Seimbang: Yesus

21 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Matius 6:33 "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
------------------
Jika Anda ingin menjalani kehidupan yang benar-benar seimbang, Anda hanya dapat meneladani satu pribadi: Yesus. Jika Anda menempatkan Dia sebagai pusat hidup Anda, maka hidup Anda semakin seimbang.

Bayangkan hidup Anda bagai sebuah roda. Di bagian tengah roda ada sebuah poros. Semua jeruji kehidupan Anda (hubungan Anda, keluarga Anda, karier Anda, tujuan Anda, dll) tersambung pada poros tersebut. Sama halnya dengan kita, kehidupan kita dibangun di sekeliling sebuah pusat. Pertanyaannya adalah, apa yang menjadi pusat Anda? Apakah itu keluarga Anda? Apakah itu karier Anda? Apakah itu uang Anda?

Atau apakah itu Yesus?

Bagaimana Anda tahu dibangun di sekeliling apa hidup Anda? Tengoklah apa yang paling sering Anda pikirkan. Itulah yang sedang menyetir hidup Anda.

Pusat kehidupan Anda sangatlah menentukan keseimbangan hidup Anda. Pusat yang kokoh membimbing Anda menuju kehidupan yang solid. Pusat yang lemah dan rapuh membimbing Anda menuju kehidupan yang lemah. Ketika saya mendengar orang-orang berkata bahwa hidup mereka bebas, tidak terikat, biasanya itu berarti satu hal: Mereka mempunyai pusat yang salah. Hal-hal lain selain Tuhan telah menjadi prioritas dalam hidup mereka.

Pusat kehidupan tidak hanya menciptakan stabilitas, tapi juga mengontrol dan memengaruhi segalanya dalam hidup Anda. Apa pun yang Anda tempatkan sebagai pusat kehidupan Anda juga akan menjadi sumber kekuatan Anda. Kekuatan sebuah roda selalu memancar dari tengah ke luar — tidak pernah sebaliknya.

Oleh sebab itu, jadikanlah Yesus sebagai pusat kehidupan Anda, dan Dia akan memberikan stabilitas, kendali, dan kekuatan yang Anda butuhkan. Alkitab berkata, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33).

Ketika Anda memilih untuk menempatkan Yesus sebagai pusat kehidupan Anda, bidang-bidang lainnya dalam hidup Anda — mulai dari keluarga Anda, karier Anda hingga tujuan hidup Anda — akan menemukan keseimbangan di dalam Dia.

Renungkan hal ini:

- Jika Anda memandang hidup Anda ibarat sebuah roda, apa yang menjadi porosnya?

- Apa gangguan terbesar yang menghalangi Anda untuk memiliki kehidupan yang seimbang?

- Menurut Anda apa hambatan terbesar dalam menempatkan Yesus sebagai pusat kehidupan Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ester 1-2; Kisah Para Rasul 5:1-21
___________
Tuhan akan membimbing hidup Anda, menguatkan, dan memberikan keseimbangan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
The Key to a Balanced Life: Jesus
By Rick Warren

"Seek first God's kingdom and what God wants. Then all your other needs will be met as well." Matthew 6:33 (NCV)
-----------------
If you want to live a truly balanced life, you can only look at one person in all of history as your model: Jesus. When you put him at the center of your life, your life will be more balanced.

Think of your life like a wheel. The center of the wheel is a hub. All of the spokes of your life (which represent your relationships, your family, your career, your goals, and so on) come from that hub. We all build our lives around some sort of hub. The question is, what will be your hub? Will it be your family? Will it be your career? Will it be money?

Or will it be Jesus?

How do you know what you're building your life around? Take a look at whatever you think about the most. That's what is driving you.

The center of your life is critical to developing a balanced life. A solid center leads to a solid life. A weak, flimsy center leads to a weak life. When people tell me their lives are coming unglued, it usually means one thing: They have a faulty center. Something other than God has taken priority in their lives.

Not only does the hub create stability, but it also controls and influences everything else about your life. Whatever you put at the center of your life will also be your source of power. The power of a wheel always emanates from the center outward—never the other way around.

Make Jesus the hub of your life, and he'll provide the stability, control, and power you need. The Bible says, "Seek first God's kingdom and what God wants. Then all your other needs will be met as well" (Matthew 6:33 NCV).

When you choose to put Jesus at the center, all the other areas of your life—from your family to your career to your goals—will find balance in him. He will direct your life, empower it, and give it stability.


Rabu, 19 Juni 2024

Pekerjaan dan Nilai Anda adalah Dua Hal yang Berbeda

20 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 4: 4 "Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin."
--------------------
Kita bisa punya banyak alasan untuk bekerja lembur. Kadang kita beralasan karena mencari nafkah buat keluarga. Kadang kita bersikeras menganggap pekerjaan kita begitu penting sampai-sampai jika kita memperlambat kecepatan kita, pekerjaan kita terbengkalai.

Tapi biasanya, yang menjadi alasan utama kita ialah soal nilai-nilai yang kita pegang. Kita mulai mementingkan hal-hal yang salah. Tepatnya, kita lebih menempatkan hal mengumpulkan kekayaan atau barang-barang di atas segalanya.

Alkitab mengatakan, "Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin" (Pengkhotbah 4: 4).

Tuhan berkata kita punya dua pilihan: Kita bisa menghabiskan seluruh waktu kita mencoba untuk menandingi gaya hidup orang lain, atau kita bisa melupakan itu semua dan mengurangi tingkat stres kita– tapi kita tidak bisa memiliki keduanya.

Ini menimbulkan satu pertanyaan tentang nilai. Apakah Anda ingin memiliki lebih banyak harta kekayaan, atau apakah Anda ingin memiliki lebih sedikit stres dan lebih banyak waktu dengan keluarga Anda? Pilihan ada di tangan Anda.

Yesus berkata, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya" (Markus 8:36). Atau, apa enaknya menjadi seorang pemilik perusahaan tapi Anda kehilangan waktu dengan anak-anak dan pasangan Anda?"

Jawabannya sederhana? Itu tidak enak sama sekali.

Pekerjaan Anda dan nilai-nilai yang Anda junjung tinggi merupakan dua hal yang berbeda. Mungkin Anda tumbuh dicap sebagai anak yang tak berguna sehingga ketika Anda dewasa, Anda mencoba membuktikan kepada semua orang bahwa mereka salah. Di benak Anda, Anda berkata pada diri sendiri, "Aku akan menunjukkan kepada mereka. Aku akan membuktikan bahwa mereka salah." Anda bekerja lebih keras daripada yang lainnya tapi Anda merasa seberapapun kerasnya Anda bekerja, itu tak pernah cukup buat Anda. Kemudian ketika saatnya Anda mulai bersantai, Anda mendengar ada suara yang menghantui, berbunyi, "Ayo, kerja, kerja. Ada seseorang yang sedang mengejarmu!" Anda harus menyingkirkan suara itu karena suara itu hanya kebohongan.

Sebagai seorang pendeta, saya kerap mendampingi orang-orang yang berada di ujung hidupnya. Saya telah melihat banyak orang mengambil napas terakhir mereka, kadang di rumah sakit, kadang di rumah, dan kadang juga di tempat kejadian. Di antara mereka, tak pernah saya mendengar seorang pun dari mereka berucap dengan napas sekarat mereka, "Kalau saja saya menghabiskan lebih banyak waktu di kantor."

Tak ada seorang pun.

Bukankah Anda pikir inilah saatnya untuk menyusun kembali nilai-nilai yang Anda pegang?

Renungkan hal ini:

- Bagaimana selama ini pekerjaan Anda memengaruhi keluarga Anda? Kesehatan Anda? Hubungan Anda dengan Tuhan?

- Bila selama ini Anda seperti dikejar-kejar oleh pekerjaan Anda, menurut Anda apa yang menjadi penyebab utamanya?

- Dalam hal apa Anda terkadang menyamakan pekerjaan Anda dengan hidup Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Nehemia 12-13; Kisah Para Rasul 4:23-37
___________
Keluarlah dari perlombaan dunia.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
==========
Don't Confuse Your Work and Your Worth
By Rick Warren

"I have also learned why people work so hard to succeed: it is because they envy the things their neighbors have. But it is useless. It is like chasing the wind." Ecclesiastes 4:4 (GNT)
--------------------
We can come up with many excuses for overworking. Sometimes we blame it on needing to provide for our family. Other times we insist our work is so important that to slow down would be negligent.

But usually, it's a values problem. We start valuing the wrong things. Specifically, we value the acquisition of stuff above all else.

The Bible says, "I have also learned why people work so hard to succeed: it is because they envy the things their neighbors have. But it is useless. It is like chasing the wind" (Ecclesiastes 4:4 GNT).

God says we have two options: We can either spend all our time keeping up with the Joneses, or we can forget them and reduce our stress level—but we can't have both.

That's how this becomes a question of values. Do you want more stuff, or do you want less stress and more time with your family and friends? The choice is yours.

Jesus said it like this: "What good is it for someone to gain the whole world, yet forfeit their soul?" (Mark 8:36 NIV). Or, "What good is it to become president of your company but lose your kids or your spouse?"

The simple answer? It's not good at all.

Your work and your worth are two different things. Maybe you grew up being told you're worthless, and you're out in the workplace trying to prove everyone wrong. In the back of your mind, you're telling yourself, "I'm going to show them. I'm going to prove them wrong." You work harder and harder, but no matter how hard you work, it's never enough. Just about the time you start to relax, you hear a haunting voice telling you, "Keep pedaling. Somebody's catching up!" You need to get rid of the voice. It's feeding you a lie.

As a pastor, I was by many bedsides as people died. I've seen many people take their last breath, sometimes at a hospital, sometimes in a home, and sometimes at the scene of an accident. Among all of the people I've watched die in my life, I've never heard anyone say with their dying breath, "I wish I'd spent more time at the office."

Not one.

Don't you think it's time to adjust your values? Get out of the rat race.


Selasa, 18 Juni 2024

Sudah Saatnya Melakukan Kehendak Tuhan

19 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 3:13 "Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah."
----------------
Di abad ke-21 ini dimana kita terlalu sibuk bekerja, terlalu tertekan, dan terlalu banyak kegiatan, ini mungkin salah satu kalimat yang paling penting dan yang paling memerdekakan yang pernah Anda baca: Anda punya waktu yang lebih dari cukup untuk melaksanakan kehendak Allah.

Itu artinya bila Anda merasa tak punya cukup waktu dalam satu hari, salah satu dari dua penyebab berikut ini adalah benar adanya:

1. Anda melakukan hal-hal yang Allah tidak minta Anda lakukan.

2. Anda melakukan hal-hal yang Allah minta namun dengan cara yang salah.

Allah tidak akan memberi daftar hal-hal yang harus Anda lakukan, juga tidak memberi Anda waktu untuk mengerjakannya. Entah apakah Anda mencoba melakukannya terlalu keras, atau Anda hanya membuang-buang waktu Anda, salah satunya adalah penyebabnya. Tak ada alasan lain lagi.

Apa pun penyebabnya, Anda perlu belajar untuk menikmati momen itu. Alkitab mengatakan, "Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah" (Pengkhotbah 3:13).

Terlalu banyak dari kita menjadi korban dari perangkap yang mengerikan. Saya menyebutnya cara berpikir "ketika dan kemudian." Kita percaya bahwa "ketika" kita mencapai cita-cita kita, kita akan bahagia. Mungkin gol Anda ialah kelulusan, pernikahan, atau target finansial. Tapi kemudian Anda tidak akan bahagia. Anda hanya akan menikmati bahagianya pencapaian tujuan itu hanya selama tiga detik, sebab kemudian Anda akan mulai bertanya pada diri sendiri, "Apa selanjutnya?" Siklus ini terus terulang kembali

Apakah Anda merasa lelah, penat, atau stres? Allah sesungguhnya ingin memberkati Anda lebih lagi. Jika Anda tengah memikul beban yang begitu berat, itu bukan dari Yesus. Kata-Nya dalam Matius 11,"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28, 30).

Renungkan hal ini:

- Apa momen-momen di masa lalu Anda yang tak bisa Anda nikmati karena disebabkan oleh kesibukan Anda?

- Gol apa yang sudah Anda raih di masa lalu yang Anda pikir akan memuaskan hati Anda, tapi ternyata tidak?

- Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengubah prioritas dan jadwal aktivitas Anda sehingga Anda punya cukup waktu untuk melakukan apa yang Tuhan ingin Anda lakukan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Nehemia 10-11; Kisah Para Rasul 4:1-22
_________
Setiap momen dalam hidup Anda ialah karunia dari Allah. Dia tak ingin Anda melewatkan satu pun darinya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Just Enough Time to Do God's Will
By Rick Warren

"All of us should . . . enjoy what we have worked for. It is God's gift." Ecclesiastes 3:13 (GNT)
--------------------
In a 21st-century world where we're overworked, overstressed, and over-scheduled, this may be one of the most significant and freeing sentences you'll ever read: You have just enough time to do God's will.

That means if you don't feel you have enough time in your day, one of two things is true.

1) You're doing things God doesn't intend for you to do.

2) You're doing the things God intended the wrong way.

God wouldn't give you a list of things to do and not give you the time to do them. You're either trying to do too much or you're wasting time. There's really no other option.

Either way, you need to learn to enjoy the moment. The Bible says, "All of us should . . . enjoy what we have worked for. It is God's gift" (Ecclesiastes 3:13 GNT).

Too many of us fall victim to a terrible trap. I call it "when and then" thinking. We believe "when" we achieve a particular goal, we'll be happy. Maybe that goal is graduation, marriage, or a financial goal. But you won't be happy then. You'll enjoy reaching that goal for three seconds, and then you'll start asking yourself, "What's next?" The cycle simply repeats itself.

Are you worn out, burnt out, or stressed out? God wants more for you. If you're carrying an overwhelming load, it isn't from Jesus. He says, "Come to me, all of you who are tired and have heavy loads, and I will give you rest . . . the load I give you to carry is light" (Matthew 11:28, 30 NCV).

Every moment of your life is a gift from God. He doesn't want you to miss a single one because you're focused on what's next and not on what's he's put right in front of you. Don't wait for something to happen before you are happy with what you already have. God has given you everything you need for joy and contentment right now.


Senin, 17 Juni 2024

Akibat dari Kemarahan yang Tak Terkendali

18 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Amsal 29:22 "Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya."
----------------
Kemarahan punya harga yang harus dibayar. Bila Anda paham dengan fakta ini, Anda mungkin lebih bisa mengendalikan kemarahan dalam hidup Anda. Alkitab memberitahu kita, "Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya" (Amsal 29:22). Kebanyakan dari kita pasti pernah melihat seseorang melakukan hal yang amat bodoh karena orang itu sedang marah.

Alkitab sangat spesifik menjelaskan tentang akibat dari kemarahan. Alkitab mengatakan:

Kemarahan menyebabkan pertengkaran (Amsal 15:18).

Kemarahan menyebabkan kesalahan (Amsal 14:29).

Kemarahan menyebabkan hal-hal bodoh (Amsal 14:17).

Anda mungkin pernah melihat semua akibat-akibat itu dari kemarahan Anda sendiri atau orang lain. Alkitab juga mengatakan dengan jelas tentang dampak dari kemarahan yang diekspresikan dengan tak pantas. Amsal 11:29 mengatakan, "Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak."

Pikirkan dampak dari amarah bagi keluarga Anda. Sebagai orang tua, kita sering diuji untuk memakai kemarahan untuk memotivasi anak-anak kita. Itu mungkin bekerja untuk jangka pendek. Ketika Anda marah, Anda memberi ketakutan yang besar kepada mereka. Anak-anak Anda mungkin bisa taat untuk jangka waktu pendek, namun Anda akan kalah dari mereka untuk jangka waktu lama.

Hasil akhir dari amarah yang tak terkendali ini ialah keterasingan. Anda sebenarnya tengah mengasingkan diri Anda dari orang yang paling Anda kasihi. Dan ujung-ujungnya, Anda akan semakin marah dan akhirnya menjadi apatis. Hasilnya, tak ada seorang pun yang ingin berada di dekat Anda.

Sesungguhnya Anda kalah ketika Anda hilang kesabaran. Anda mungkin bisa kehilangan reputasi Anda, pekerjaan Anda, anak Anda, atau cinta dari suami atau istri Anda ketika Anda hilang kendali.

Dan itu tak sebanding dengan akibatnya.

Renungkan hal ini:

- Apa yang Anda perhatikan dari orang-orang yang malah menjadi terasingkan dari orang lain karena kemarahan mereka?

- Jika Anda kadang menunjukkan amarah yang tak terkendali, apa dampak buruknya untuk hidup Anda?

- Apa cara praktis yang bisa Anda pakai untuk mengontrol kemarahan Anda sehingga itu tidak menyebabkan rasa sakit untuk Anda dan orang-orang di sekitar Anda?

Bacaan Alkitab Setahun :
Nehemia 7-9; Kisah Para Rasul 3
_____________
Kemarahan punya harga yang harus dibayar.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
The Cost of Misplaced Anger
By Rick Warren

"A hot-tempered man . . . gets into all kinds of trouble." Proverbs 29:22 (TLB)

Anger has a price tag. When you realize that truth, you're more likely to control the anger in your life. The Bible tells us, "A hot-tempered man . . . gets into all kinds of trouble" (Proverbs 29:22 TLB). Most of us have seen someone do something really stupid because they were angry. And too many of us have seen the costly and damaging effects on people and families because of uncontrolled anger. 

The Bible is very specific on the cost of anger. The Bible says:

It causes arguments (Proverbs 15:18).
It causes mistakes (Proverbs 14:29).
It causes you to make foolish decisions (Proverbs 14:17).
You've probably seen all of these results from your own anger and the anger of others. The Bible is also clear on the ultimate conclusion of our inappropriately expressed anger. Proverbs 11:29 says, "The fool who provokes his family to anger and resentment will finally have nothing worthwhile left" (TLB).

Think of the impact anger has on your family. As parents, we're often tempted to use anger to motivate our children. It works in the short-term. When you get angry, you put the fear of God (or the fear of you) into your children. Your kids may give you short-term obedience, but you'll lose in the long-term.

The end result of misplaced anger is alienation. You alienate the very people you love the most. Eventually, you'll get more anger back and finally just apathy. No one wants to be around you.

The truth is, you always lose when you lose your temper. You may lose your reputation, your job, your children, or the love of your husband or wife when you don't control your anger.

And it's never worth that price tag.

It's not your mouth that gets you into trouble with your anger—it's your heart! Therapy is good and important, but even the best therapy in the world can't give you a new heart. Only God can do that. When you give your life to him, he gives you his love to replace your hurt, his peace to replace your frustration, and his power to replace your insecurity.

You know he will answer when you pray, "LORD, help me control my tongue; help me be careful about what I say" (Psalm 141:3 NCV).


Minggu, 16 Juni 2024

Tiga Hal yang Harus Dihindari Ketika Marah

17 Juni 2024

Bacaan Hari ini:
Efesus 4: 26 "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu."
----------------
Kita semua pasti pernah marah. Masing-masing kita menanganinya dengan berbeda-beda dan tak satu pun dari kita yang bisa lepas dari emosi ini sepenuhnya. Tetapi hanya karena kita marah, bukan berarti kita berbuat dosa.

Alkitab mengatakan, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Efesus 4: 26). Paulus memberi tahu kita dalam ayat ini agar tidak membiarkan kemarahan kita menggiring kita ke dalam dosa. Itu artinya kemarahan bukan selalu artinya dosa. Yang benar adalah, kita harus dapat menangani kemarahan dengan cara yang tepat dan benar.

Sayangnya, sebagian besar dari kita mengekspresikan kemarahan dengan cara-cara yang malah menjauhkan kita dari tujuan-tujuan kita, ketimbang mendekatkan kita.

Sebagai contoh, berikut ini tiga hal yang harus dihindari ketika Anda marah:

Jangan memendam kemarahan Anda. Jangan menyimpannya di dalam. Ketika Anda memendam kemarahan, tak mengekspresikannya dengan dengan cara yang tepat, itu seperti mengocok sebotol minuman bersoda. Itu akan meledak! Pada akhirnya itu akan berdampak pada tubuh Anda. Dokter memberitahu kita sejumlah penyakit ringan yang biasanya disebabkan oleh kemarahan yang ditekan.

Jangan memendamnya. Ketika Anda memendam amarah Anda, Anda sesungguhnya hanya menyangkalnya. Memungkiri kenyataan bahwa Anda marah akan membuat Anda tertekan. Dulu waktu saya lebih banyak melayani konseling, saya sering mendengar banyak orang berkata pada saya jika mereka sedang stres, tapi ternyata sebenarnya mereka sedang diliputi oleh kemarahan. Mereka pikir orang Kristen itu tidak boleh marah, jadi mereka hanya bisa memendamnya. Menyangkal kemarahan adalah dosa, dan itu sama saja berbohong.

Jangan mengekspresikannya dengan cara yang tidak pantas. Tanpa disadari, kita mengekspresikan kemarahan kita dalam berbagai cara yang tidak pantas. Kita bisa cemberut, melontarkan sarkasme, memanipulasi, atau melakukan hal bodoh (mabuk, berselingkuh, dll). Tak satu pun dari pendekatan-pendekatan tersebut yang dapat menolong kita mendapatkan solusi yang kita cari.

Jadi apa yang harus kita perbuat dengan kemarahan kita?

Mengakui. Jangan hanya mengetahui kemarahan Anda, tapi juga akui penyebabnya. Katakan kepada Allah - dan kepada siapa pun yang berkonflik dengan Anda- bahwa Anda frustrasi atau merasa terancam. Semakin jujur ??Anda dalam relasi-relasi Anda, semakin mudah Anda sampai ke akar penyebab kemarahan Anda.

Tetapi, ini kabar baik tentang kemarahan Anda: Anda mungkin dibesarkan di rumah yang penuh dengan kemarahan yang terus menerus. Kemarahan yang tak pantas bisa dipelajari, tapi juga bisa tidak dipelajari.

Renungkan hal ini:

- Bagaimana keluarga Anda menangani kemarahan ketika Anda tumbuh dewasa?

- Manakah dari ketiga cara yang tak pantas dalam menangani kemarahan Anda yang cenderung Anda pakai? Apa kata keluarga Anda tentang cara yang sering Anda gunakan?

- Apa amarah yang tengah Anda hadapi sekarang? Bagaimana Tuhan ingin Anda menanganinya?

Bacaan Alkitab Setahun :
Nehemia 4-6; Kisah Para Rasul 2:22-47
_________
Ketahuilah, Anda bisa berubah. Anda tak harus selamanya menjadi orang yang sama.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
========
Three Things to Avoid When You're Angry
By Rick Warren

"If you become angry, do not let your anger lead you into sin." Ephesians 4:26 (GNT)
----------------
We all get angry from time to time. We may handle it differently, but none of us can escape the emotion entirely. But just because we get angry doesn't mean we're sinning.

The Bible says, "If you become angry, do not let your anger lead you into sin" (Ephesians 4:26 GNT). Paul tells us in this passage not to let our anger lead us into sin. That means that anger isn't necessarily sin. The truth is, we can deal with our anger in both appropriate and inappropriate ways.

Unfortunately, many of us express our anger in ways that get us further from our goals instead of moving us closer to them.

For example, here are three things to avoid when you're angry:

Don't suppress your anger. Don't store it up inside. When you suppress anger without expressing it in proper ways, it's like taking a soft drink bottle and shaking it up. One day it's going to pop! It'll impact your body eventually. Doctors tell us a number of physical ailments are often brought on by suppressed anger.

Don't repress anger. When you repress your anger, you simply deny it's there. Deny your anger often enough, and you'll be depressed. When I used to do more counseling, I'd hear many people tell me they were depressed, but they were really just angry. They thought that Christians should never get angry, so they bottled it up inside. Denying anger is a sin. It's called lying.

Don't express your anger in inappropriate ways. We can express anger in a variety of inappropriate ways. We pout, spit sarcasm, manipulate, or do something stupid. None of those approaches get us anywhere near the result we're looking for.

So what should we do with our anger?

Confess it. You don't just admit the anger, but you also admit the cause. You tell God—and whoever you're angry with—that you're frustrated or you feel threatened. The more honest you can be in your relationships, the easier it will be to get to the root causes of your anger.

Here's the good news about your anger: You may have grown up in a home where anger was consistently expressed in inappropriate ways. Inappropriate anger is learned, but it can be unlearned too.

You don't have to stay the same. You can start changing how you deal with anger today!