Senin, 31 Mei 2021

KERANCUAN PEMAHAMAN TENTANG AYUB

[Kajian Alkitab]

Pengertian secara umum tentang Ayub, adalah suatu pendapat pertama, yang begitu berbeda perspektif pemahamannya dengan yang saya yakini saat ini, setelah mempelajari Kitab Ayub yang tergolong pada Kitab Kebijaksanaan dan Hikmat.

Ada dua pandangan, yang pertama saya sebut sebagai PANDANGAN AGAMAWI, yang KELIRU, mengatakan, _"Lihat PRIBADI Ayub, PERBUATANnya, dan IMANnya, Ayub terkenal sebagai PAHLAWAN IMAN dan kharakter KETEKUNANnya"._

Nasehatnya: JADILAH SEPERTI AYUB.
Suatu dasar dari kebanggaan dan kebenaran manusia.

Marilah kita perdalam dan kaji lebih lanjut, untuk memahami kebenaran Firman Tuhan secara lebih akurat sehingga berdampak bagi kehidupan kita.

URAIAN TENTANG PRIBADI DAN HATI AYUB
Ayub yg hidup sejaman atau sebelum Abraham, menjadi suatu gambaran kehidupan manusia dan kemanusiaan di hadapan Allah.
Pandangan Ayub adalah secara umum merupakan pandangan manusia yang salah tentang Tuhan, dan dalam kitab ini, Firman Tuhan akan membuka pikiran kita, dan mengkoreksi pandangan tradisional agamawi tsb.
Kitab Ayub dengan 42 pasal adalah kitab yang panjang, dan setelah kita membaca keseluruhannya, barulah kita bisa mengerti benang merah dan ceritanya, yang sepanjang pasal2nya menuliskan dengan jelas tentang isi hati Ayub, 'mindset' nya dan 'right-believing' nya tentang Tuhan.

Tetapi nanti untuk menangkap KEBENARAN FIRMAN dan HIKMAT KEHENDAK ALLAH, tidak akan dapat kita peroleh tanpa menaruhnya pada bingkai keseluruhan Alkitab secara utuh, baik melalui konteks keseluruhan semua doktrinal, dan melalui lensa pintu kebenaran INJIL KRISTUS.

Kita mengambil 1 pasal saja mewakili, untuk memahami pribadi dan pandangan tentang Tuhan dari seorang Ayub, yang dipandang orang sempurna dan saleh, tetapi sesungguhnya adalah tidak demikian.

Ayub pasal 27

o) ALLAH YG TIDAK ADIL
1 Maka Ayub melanjutkan uraiannya:
2 "Demi Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan hatiku,

o) KEBENARAN DIRI
5 Aku sama sekali tidak membenarkan kamu! Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.
6 Kebenaranku kupegang teguh dan tidak kulepaskan; hatiku tidak mencela seharipun dari pada umurku.

o) ALLAH YG TIDAK MEMBERI PENGHARAPAN
8 Karena apakah harapan orang durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya?

o) ALLAH YG TIDAK PEDULI
9 Apakah Allah akan mendengar teriaknya, jika kesesakan menimpa dia?
10 Dapatkah ia bersenang-senang karena Yang Mahakuasa dan berseru kepada Allah setiap waktu?

o) KESENGSARAAN YG DIALAMI ADALAH KRN HUKUMAN TUHAN
13 Inilah bagian orang fasik yang ditentukan Allah, dan milik pusaka orang-orang lalim yang mereka terima dari Yang Mahakuasa:
14 kalau anak-anaknya bertambah banyak mereka menjadi makanan pedang, dan anak cucunya tidak mendapat cukup makan;
15 siapa yang luput dari padanya, akan turun ke kubur karena wabah, dengan tidak ditangisi oleh janda mereka.

o) HIDUP DALAM KEKUATIRAN DAN KETAKUTAN
19 Sebagai orang kaya ia membaringkan diri, tetapi tidak dapat ia mengulanginya: ketika ia membuka matanya, maka tidak ada lagi semuanya itu.
20 Kedahsyatan mengejar dia seperti air bah, pada malam hari ia diterbangkan badai;
21 angin timur mengangkatnya, lalu lenyaplah ia; ia dilemparkannya dari tempatnya.

o) MEMAHAMI ALLAH SEBAGAI ALLAH YG MENGHAKIMI, MURKA/MENGHUKUM DAN TIDAK ADA KASIH
22 Dengan tak kenal belas kasihan Allah melempari dia, dengan cepat ia harus melepaskan diri dari kuasa-Nya.

KEKELIRUAN PANDANGAN
Dari kondisi tsb kita bisa simpulkan akibat kekeliruan pandangan tentang Allah, yang tentu juga akan mempengaruhi hidup keseharian dan prinsip Kebenaran yang dipegangnya, menjadi CACAT YG MENDASAR, yaitu:

1. TIDAK PERCAYA TUHAN BAIK, DAN PENUH DENGAN KASIH KARUNIA.

2. TIDAK PERCAYA KASIH KARUNIA TUHAN BERARTI PERCAYA KEPADA UPAYA DAN KEBENARAN DIRI.

3. TIDAK BISA HIDUP DENGAN IMAN.

PERTOBATAN AYUB DAN KASIH KARUNIA TUHAN MENGUBAHKAN NASIB AYUB

Ayub 42
_ 1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:_
_ 2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal._
_ 3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui._

Perubahan 'mindset' Ayub akan Allah yang sempurna, penyataan ketidakmampuan diri, dan menyadari keterbatasan 'kebenaran diri', merupakan pertobatan atau metanoia dalam hidup Ayub.

 4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
 5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Bukan lagi Ayub yang berkata dan pikirannya menjadi patokan kebenaran percayanya, tetapi 'right believing'nya adalah apa yang dikatakan Firman Tuhan. Inilah pengenalan akan Allah, dimulai dari kesadaran akan kebenaran Firman Tuhan, bukan PANDANGAN MANUSIA yang menjadi kebenaran diri secara AGAMAWI, tetapi PANDANGAN YANG ILAHI MEMBUKA MATA AKAN ALLAH YANG PENUH KASIH KARUNIA.

_ 6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Setelah MENCABUT semua penyataan 'wrong believing' dari pandangan pertama Ayub yang agamawi, Ayub membawa hidupnya kepada KEMURAHAN dan KEBAIKAN TUHAN yang hakiki dan kodrati. Kasih karunia Tuhan mengalir dan memulihkan kehidupan Ayub, 2 kali lipat bahkan lebih. Apa yang diterima Ayub adalah bukan apa yang diperjuangkan dengan usahanya dan kesalehan akan kebenaran diri dihadapan Allah, tetapi karena kesadarannya akan pandangan tentang Allah yang benar.

"Lihat PRIBADI TUHAN (YESUS), PERBUATAN NYA (SALIB KRISTUS), dan dengan IMAN SAJA Tuhan berkenan memberikan berkat, perlindungan dan keselamatan secara cuma2 sebagai suatu Kasih Karunia". 
Nasehatnya: LIHATLAH TUHAN, DIALAH JURUSELAMAT HIDUPMU.
Inilah PANDANGAN kedua, perspektif eksistensi Allah di dalam Injil Yesus Kristus yang dijelaskan dalam Kitab Ayub sebagai pandangan manusia dan kemanusiaan yang diajarkan dan dikehendaki Allah.

(Pdt. Joshua Iwan GPK JKB/pa.08.2b)
===========
[6/1, 11:00] GABA-Pdm Mugiyono: Saya kira dalam kasus Ayub ini adalah saleh berkaitan hidup benar, karena yang membenarkan bukan perbuatan Ayub, tetapi Tuhan sendiri yang telah menganggap Ayub sebagai orang benar di mata Allah, ini adalah statusnya.

[6/1, 11:03] GABA-Andhy Pranoto: Sy mau tanya kalau Ayub diijinkan diuji Iblis dg anak2nya mati. Anak2nya msk surga ?

[6/1, 11:03] GABA-Pdm Mugiyono: Coba perhatikan Ayub 1:1, dikatakan, "Ayub seorang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan" coba perhatikan kata "menjauhi kejahatan"

[6/1, 11:05] GABA-Pdm Mugiyono: Itu mutlak kedaulatan Allah, karena dalam kirab Ayub tidak diceritakan tentang hal itu pak Andy, coba pak Andy baca Ulangan 29:29

[6/1, 11:06] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Ayub hampir mirip dg Petrus dalam menghadapi Iblis si Ular Tua yg juga memanfaatkan Adam, thd Ayub yg memiliki kekeliruan dan kelemahan yg sama ...

Luk 22
31  Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
 32  tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
 33  Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
 34  Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."

[6/1, 11:13] HOR-Dony Pranata: Ga bisa Pa.
Harus milih antara Pa Iwan atau Pa Mugi.
😅
[6/1, 11:14] GABA-Pdm Mugiyono: Beda konteks dan teks pak Iwan. Ingat Adam dan Hawa sebelum jatuh ke dalam dosa statusnya sebagai manusia tidak berdosa karena memang diciptakan dalam keadaan tidak berdosa. Sehingga pada saat itu Adam dan Hawa memiliki kemampuan untuk tidak berbuat dosa. Sedangkan Ayub dan Petrus mempunyai dosa turunan (originil of sin), jadi tidak mungkin tidak untuk tidak berbuat dosa

[6/1, 11:16] GABA-Pdm Mugiyono: Pak Donny, saya dan pak Iwan bukan sedang kampanye untuk menjadi "ketua Sinode" kita sedang membahas kebenaran firman Tuhan, 🤣🤣🤣

[6/1, 11:19] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Posisi penilaian Allah thd Ayub menurut konteks jaman itu adalah di Uz, kemungkinan di Petrae jasirah Arab, yg secara umum hidup dlm penyembahan berhala, Ayub adalah orang yg saleh dlm arti religius dan memiliki gambar dan rupa Allah, itu kriteria saleh, takut akan TH, dimana Allah 'berkenan', tetapi bukan berarti cukup utk menerima pembenaran bagi keselamatan, seperti apa yg disampaikan Petrus:

Kis 10
34  Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
 35  Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
 36  Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.

[6/1, 11:20] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Hehehe pa... kalau bisa lagi kampanye jadi fasilitator diskusi pendalaman Firman di GUP
😀🙏🏻
[6/1, 11:33] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Ini ulasan John Gill tentang Ayub pasal 1 tentang 'the perfect man', saya sdh edit terjemahan google:

[6/1, 11:33] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Ayub yang sempurna; dalam pengertian yang sama seperti Nuh, Abraham, dan Yakub; tidak berkenaan dengan pengudusan, kecuali seperti yang dipertimbangkan di dalam Kristus, yang dijadikan pengudusan bagi umat-Nya; atau berkaitan dengan kebenaran, ketulusan, dan keasliannya; atau dalam arti komparatif, dibandingkan dengan dirinya yang dulu, dan yang lainnya;
tetapi tidak untuk bebas dari dosa, baik dari keberadaannya, yang tidak seorang pun bersih darinya dalam kehidupan ini, atau dari tindakannya dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, atau menjadi sempurna dalam kasih karunia;

Ayub 9:20  Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.

Ada manusia yang benar-benar saleh, tetapi itu belum sampai pada ukuran yg tinggi dalam kegenapan Kristus; tidak satu yang sempurna, tidak ada pengetahuan, atau iman, atau harapan, atau cinta, atau kesabaran, atau yang lainnya: dalam hubungannya dengan pembenaran.

[6/1, 11:42] GABA-Pdm Mugiyono: Pak Iwan, setelah saya lihat di beberap commentary tentang Ayub, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan.
Dalam Ayub 1:1 dikatakan, Ayub adalah seorang yang saleh, dan jujur dan taku akan Tuhan.
Kata "saleh" bahasa aslinya "tam" yang artinya sempurna, atau lengkap. Dari kata "tam" diturunkan menjadi kata "tumim" baju efod yang ada di dada imam Besar. Dalam perkembangan bahasa menjadi "tamin" yang artinya integritas. Jadi Ayub mempunyai integritas. Sedangkan kata "jujur" dalam bahasa aslinya berasal dari kata " yasyar" artinya jujur, atau jalan kencang/lurus.
Berdasarkan asal-usul kata tersebut dapat disimpulkan memang Ayub adalah seorang yang benar (aletheia) di mata Allah baik secara status ataupun defacto

[6/1, 11:44] HOR-Dony Pranata: Ternyata Tamim artinya Saleh.
Berarti
Gg. Tamim = Gg. Saleh

[6/1, 11:45] GABA-Pdm Mugiyono: Itu bahasa Ibrani pak Donny, bukan bahasa Indonesia, saya tidak tahu apakah ada kaitannya nama Tamim itu sama denga  tamim dalam bahasa Ibrani

[6/1, 11:57] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Iya pa setuju, jadi benar dlm arti Aletheia, bukan Dikaiyosune (righteousness), yg diberikan Tuhan dgn standar kebenaranNya.
Sedangkan Ayub sampai batas yg dipuji Tuhan tentunya berdasarkan yg tampak dihadapan manusia dan setan.

[6/1, 12:00] GIKK-Ps.Joshua Iwan: Ini 'tam' deskripsinya adalah secara etika & moralitas

perfect, complete
- one who lacks nothing in physical strength, beauty, etc
- sound, wholesome
- an ordinary, quiet sort of person
- complete, morally innocent, having integrity
- one who is morally and ethically pure


Tidak ada komentar:

Posting Komentar