*Artikel ini menarik, penulisnya mengaku bernama Nenong:*
*Anies-Imin Menurunkan Target dari Pemenang Menjadi Penentu Pemenang Pilpres*
Di sela-sela dinamika politik yang sangat cair pada masa penantian dan penentuan Cawapres. publik dikejutkan. keputusan Nasdem & PKB mengusung Anies & Cak Imin sbg bakal Capres & Cawapres di malam Jumat 31 Agt 2023. Persis petir siang bolong DUARRR!!! biasa tapi tidak disangka. Konon _tanpo riting tanpo kopling_ ke Demokrat & PKS.
Peristiwa ini mencairkan masa beku saling tunggu antara kubu.
Lalu ada apa dibalik Manuver ini? Coba ditebak. _othak athik gathuk_
Begini logika politiknya. Dalam bbrp bulan ini Anies semakin tertinggal jauh dlm bursa capres bahkan elektabilitasnya semakin turun. Hampir mustahil lolos putaran pertama. Sebaliknya, ganjar terlihat rebound pasca U20. Sementara popularitas & elektabilitas prabowo stagnan. Kita semua tahu elektabilitas Prabowo & Ganjar bersaing sangat ketat. Dari berbagai survei hasilnya mirip. hanya selisih 3 koma. Di ilmu survey selisih kurang dari 2x margin of error 1,6% artinya imbang bukan unggul. Meski popularitas ganjar masih tertinggal sekitar 15% dari Prabowo. Realitas ini memaksa kontestasi pilpres menjadi 3 pasang. Hampir pasti 2 putaran.
Menurut survey Anies kalah 15-20% dibanding Ganjar atau Prabowo. Lalu kenapa dipasangkan dengan cak imin yang elektabilitas rendah? Kenapa bukan RK, SU, AHY, ET yg elektabilitasnya tinggi?
Jawabannya: tidak ada cawapres yang mampu mendongkrak anies utk lolos ke putaran kedua. Termasuk AHY sekalipun. Masalahnya di Anies, bukan cawapres. Menyadari ini, maka nasdem & PKB atas persetujuan anies menurunkan target lebih realistis. Yang semula ingin menang pilpres berubah target sebagai penentu pemenang pilpres 2024.
Bagaimana Nasdem & PKB bisa jadi penentu kemenangan?
Kubu Anies diprakarsai surya paloh berhitung. Semua tahu, 3 provinsi pemilih terbesar yaitu Jabar, lalu Jatim disusul Jateng. Jawa barat solid banget ke prabowo tidak goyah meski digoyang Ganjar lari pagi tiap minggu ditemani Bima Aria. Krn Jabar luas. tidak hanya di bogor. Jawa timur lumbung PKB. Jawa tengah sudah kandang banteng. Jadi medan pertempuran sesungguhnya hanya di Jatim.
Kuasai nahdliyin maka kamu penentu kemenangan. PKB lah pemegang kunci itu. Demikian kura-kura.
Atas dasar kalkulator politik itu, Surya Paloh & Cak Imin yakin siapapun finalis capres yg mereka dukung akan menang. Bermodal ini, kubu anies-muhaimin akan memiliki daya tawar yang sangat tinggi terhadap kubu Prabowo & Ganjar. Ingat selisih Ganjar & Prabowo tidak signifikan.
Di Putaran ke-2 kubu Prabowo & Ganjar akan berebut suara pendukung anies-cak imin. At any cost. nasdem & PKB tinggal bertanya "kami dapat apa?" Tidak ada makan siang gratis.
Trus, Kemana PKS? DNA politiknya tidak ke PDIP, tidak ada tali pusar ke ganjar. PKS akan transit sementara di kubu Nasdem-PKB. Tim Panitia negosiasi sbg king maker. Asalkan mendukung Prabowo. Kenapa tidak sekarang saja hengkang ke Prabowo? Ohh… belum saatnya. Kalau sekarang nilainya lebih rendah. Sudah ada Golkar & PAN disana.
*Bagaimana pendukung Ganjar?*
Santai saja. Biasa saja. Kampanye simpatik. Tak usah menyerang kubu Anies. Rangkul tak usah memukul. Ajak ngopi. Ganjar & Anies sesama Kagama. Cari kesamaannya. Tidak usah mengkodran-kadrunkan, tidak usah meradikalkan. Aman dijagain PKB yg nasionalis. Putaran ke-2 nanti kita temenan lagi dengan nasdem & PKB. Cuman masalah waktu kok. Nasdem tidak akan ke Prabowo. Semesta tak mendukung. Krn kalau mau sejak kemarin sudah koalisi dgn Gerindra.
Lanjut. Yang menarik…. Kenapa Nasdem-PKB memutuskan sepihak Anies-Muhaimin tanpa demokrat? Bahkan hanya mengutus Sudirman Said untuk memberitahu demokrat. Bukan meminta izin. demokrat ditinggalin. Sekjennya saja kaget, kalau tidak ingin disebut marah. Ini bukan tanpa alasan. Penyebabnya kemungkinan di saat elektabilitas semua partai naik dalam 3 bulan ini. Bahkan PAN naik hampir 2x, demokrat menjadi satu"nya parpol yg turun dari 8% di bln Mei ke 7% di bln agt, mnrt survey Litbang Kompas. Nasdem & Anies makin pesimis jika tetap mencawapreskan AHY. Dengan atau tanpa demokrat tidak ngaruh nampaknya. Lagian demokrat mau kemana? Ke PDIP masih belum selesai ibu & Pepo. Mau ke Prabowo, SBY tidak sefrekuensi. Mau penyeimbang? Capek deh penyeimbang 10 thn. Surya Paloh & Cak Imin turunkan target. Cukup menjadi penentu pemenang pilpres alias King Maker. Tinggal demokrat sendirian kembali gigit jari. Jahat, bukan?
Politik semakin asyik
31 Agt 2023
Nenong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar