Minggu, 08 Agustus 2021

KRITIK TERBUKA

Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph.D.
Universitas Gadjah Mada

Ketua Dewan Pakar Seknas Jokowi


Muncul fenomena baru, berbodong-bondong pada mengkritik atau menyerang Presiden Jokowi soal penanganan pandemi covid-19 di tanah air.

Bagus, inilah demokrasi. Namun ada yang tercecer di tengah jalan, yaitu etika dan moral.

Kritik, bukan sekedar menunjuk suatu obyek permasalahan, namun lebih dari itu, juga menyajikan alternatif solusi.

Obyektif saja, obyek permasalahan yang diungkap sangat subyektif, belum tentu benar. Saya menilai itu semua hanya sampah! Selalu tidak menyajikan alternatif solusi. Artinya, yang ngomong itu tidak memahami masalahnya.

Saya jadi dosen UGM sudah 32 tahun lamanya. Saya faham betul mana yang goblog, pura-pura pintar dan pintar beneran.

Mari kita obyektif menilai kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi dalam penanganan pandemi covid-19 di tanah air. Dengan keterbatasan anggaran, Pemerintahan Presiden Jokowi telah memberlakukan PPKM dengan membagikan bantuan-batuan sosial bagi warga yang terdampak. Dengan segala keterbatasan anggaran dan jatah vaksin, Pemerintahan Presiden Jokowi telah berupaya keras menjalankan Program Vaksinasi Nasional. Bahkan lewat Biofarma, pemerintah berusaha memproduksi vaksin sendiri, baik yang membeli patent dari luar maupun vaksin merah-putih. Saya rasa Pemerintahan Presiden Jokowi sudah maksimal melakukan segala cara mengatasi pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Angka pertumbuhan ekonomi makro kuartal kedua tahun 2021 adalah 7.07%. Luar biasa.

Masalahnya justru datang dari para politikus busuk yang kerjanya mengganggu kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi dengan mulutnya yang hobi asal njeplak yang hanya menimbulkan kegaduhan politik.

Tengok Amerika Serikat, negara kaya raya dengan ketersediaan vaksin melimpah, hari ini diserang badai Third Wave, dengan kasus harian diatas 100 ribu perhari. Amerika Serikat pernah menerapkan lockdown dan sekarang mereka menolak. Fahamkan mengapa? Goblog koq dipelihara.

Fenomena politik yang muncul saat ini jelas agenda 2024, cetho welo-welo. Nggege mangsa. Mereka mencoba memposisikan dirinya lebih baik dari Presiden Jokowi, dengan selalu menyerang Presiden Jokowi dan menerapkan gaya politik latihan tinju.

Tidak punya etika dan moral. Disaat rakyat Indonesia sedang perihatin akibat pandemi covid-19, para politikus busuk sibuk eforia di ruang-ruang publik untuk agenda 2024. Rakus dan memalukan mentalnya!

Saya ingatkan, ambisi dan kebencianmu jangan sampai menghilangkan akal sehatmu.

Belajar dari kehebatan Bung Karno, sebagai bapak dan pendiri bangsa, proklamator kemerdekaan RI, pemimpin besar revolusi, presiden seumur hidup dan panglima tertinggi angkatan perang RI. Bung Karno adalah anugerah bagi bangsa Indonesia yang telah mengorbankan seluruh hidupnya bagi bangsanya. Bung Karno tidak butuh baliho, karena kharismanya jauh lebih kuat dibandingkan hanya nebeng di baliho yang dipasang di pinggir jalan.

Saya mengajak rakyat Indonesia untuk tetap mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi dalam mengatasi pandemi covid-19 di tanah air. Yakinlah, Presiden Jokowi telah melakukan yang terbaik bagi bangsa ini.

Saya usul ke Pemerintahan Presiden Jokowi sbb:
1. Bangun pola pikir dan mental krisis/kedaruratan lewat pendidikan di sekolah.
2. Segera wujudkan kemandirian nasional khususnya di industri hulu yaitu logam dan kimia dasar. Kita kedodoran saat pandemi covid-19 karena lemahnya dukungan industri farmasi dan kedokteran.
3. Perlukah UU Pedidikan Kedokteran dan Keperawatan dievaluasi, belajar dari pandemi covid-19 di tanah air?

Tidak lupa, saya ucapkan terimakasih yang mendalam kepada TNI-Polri dalam mengawasi dan memastikan pelaksanaan PPKM dan program vaksinasi nasional. TNI-Polri sungguh luar biasa. Sekali lagi terimakasih. Hidup TNI-Polri. Merdeka!

Guyup rukun, runtung-runtung kaya mimi lan munyuke. Terimakasih.

Yogyakarta, 2021-08-08
BP. Widyakanigara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar