Selasa, 28 Juni 2016

Potassium Bromate (KBrO3)


[27/6 08:08] 亲家: Sharing dari Chef Edwin Lau :

"Mau tau makanan buatan manusia apa yg paling beracun tapi paling laku ? Roti !"

Roti jaman dulu lain dgn roti masa kini. Skrg produsen mau roti yg cepat dibuat, tahan lama, serta low cost. Konsumen mau roti yg super lembut, fluffly (ngembang), dan berwarna/beraroma menarik. Alhasil roti skrg menjadi gudang bahan kimia yg membunuh secara perlahan demi mengimbangi permintaan.

Potassium Bromate (KBrO3) adalah salah 1 nya. Baru2 ini dinas Bpom India melarang penggunaan zat kimiawi ini karena penelitian terakhir menyimpulkan zat tsb dpt memicu kanker pd manusia (tikus lab terkena tumor ganas saat diberi zat ini), karena bersifat karsinogenik. Negara China, Kanada, Brazil, dan Eropa sdh duluan melarang penggunaan zat ini.

Potassium Bromate digunakan sbg penguat struktur gluten, pemutih, peningkat elastisitas tektur, dan penahan rangka jaringan roti/kue. Rata2 tepung industri utk pembuatan kue dan roti sdh diperkaya dgn zat ini dan lebih dari 80% roti yg ada di pasaran mengandung zat ini, termsk di Indonesia.

Mengutip standar dunia akan zat aditif, max. pemakaiannya adalah sebnyk 50 ppm (parts per million). Semakin lama proses panggang & semakin panas suhunya, makin sedikit residunya. Namun justru karena mayoritas roti skrg jarang yg memakai zat pengawet dan rata2 dipanggang super cepat, maka biasanya roti tsb dihabiskan dlm 2-3 hari yg secara akumulatif meningkatkan konsumsi zat ini.

Selain kanker & tumor, potassium bromate dpt memicu kelainan tiroid dan gagal ginjal. Saran saya, jauhi roti/kue yg terlihat 'ngembang', ringan, dan lembut, tapi saat disentuh membal kembali dgn cepat, serta dpt menjaga strukturnya dgn sempurna. Jauhi juga roti yg terlalu putih, mengkilat, dan awet lebih dr 2 hari. Pilih roti 100% USDA organic, roti gandum asli, atau stop makan roti saja. Roti tdk ada benefitnya selain rasanya, jika dibandingkan makanan alami.

Eat healthy !


Dikirim dari perangkat Samsung saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar