Kamis, 10 November 2022

CHINA, NUSANTARA DAN ORBA.

Menarik menyimak perjelasan Ir. Abu Bakar pemilik museum sejarah orang Tionghoa sebagai bagian dari pejuang membangun bangsa Indonesia yg terlupakan karena di benamkan atau sengaja di matikan.

Penjelasan dari potongan video ini cukup menggetarkan. Dan kita bisa menyimpulkan ada yg memang disengaja oleh orba memusnahkan informasi sejarah besar ini. 

Ini bukan masalah  orang Chinanya, tapi lebih kepada sebuah kekerdilan perfikir dimana sebuah sejarah besar republik ini akan di gantikan oleh informasi melalui film janur kuning dan film G30S yg dirancang menaikkan nama bekas tentara knil Soeharto yg notabene pengkhianat.

Membangun stigma negatif etnis China ini masih terus berlangsung, walau samar. Tapi kan terus diulang. Bahkan kerusuhan 1998 etnis China masih menjadi korban. 

Kalau dari penjelasan Ir. Abu Bakar dalam video ini, bahwa tahun 1734 telah terjadi perang besar dari Betawi sampai Banyuwangi koalisi pasukan etnis China dan Jawa melawan VOC. Kan gak ada se ujung upilnya kalau kemudian Anis pamer kakek buyutnya yg membuat partai Arab tahun 1934 yg hanya mau menunjukkan bhw mereka keturunan Arab yg ada di Indonesia. So what, gitu.

Framing anti China kan masih terus di coba di semburkan yg terbaru adalah bgmn viralnya TKA China yg dikatakan ratusan ribu masuk tanpa izin ke Indonesia. Kita lupa Morowali yg sekarang jadi pusat smelter nikel terbesar di dunia, kalau gak ada China, daerah itu masih banyak buayanya. Yg banyak buaya darat jualan nickel ore ke Jepang dan Eropa. 

Bilang sama congornya JK dan sejenisnya. Coba minta Taliban bangun Indonesia. Lu paling dikasi sorban dan menjajah perempuan.

Jadi sudahlah, Indonesia ini gak bisa dipisahkan dari China. Lha sekarang saja etnis yg 3% jumlahnya ini menguasai 80% ekonomi Indonesia. Apa Indonesia merasa di jajah China. Kita iya yg masih menjajah dgn pikiran kerdil bahwa orang China numpang di Indonesia. 

Bagaimana numpang, kalau jutaan buruh Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada perusahaan yg dimiliki etnis China.

Bahkan satu taoke di Gelodok masih lebih bermanfaat daripada Anis yg cuma bisa buat sumur resapan. Atau seorang Alim Markus lebi h bermanfaat daripada Gubernur Jatim yg cuma bisa resek nyari sate babi di rumah makan padang.

Jadi, mari melek ttg sejarah, agar tidak melulu di plokotoi Arab yg jualan surga padahal dia gak tau juga adanya dimana.

Terima kasih orang China, terima kasih kalian telah membangun Indonesia.

Biakto Biakto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar