AMBISIUS SEORANG ESBEYE.
Surat terbuka untuk seorang sahabat.
Oleh : Ki Ageng Noto.
(69)
*(A)* ku adalah *sahabatmu yang terbuang 20 tahun yang lalu,* setelah engkau menikmati jerih payah perjuangan dan pengorbananku bersama sahabat-sahabatku yang lain, *hingga engkau meraih ambisimu untuk menjadi penguasa* dinegeri jamrut katulistiwa ini.
*(M)* ulai dari *sikapmu yang peragu dan ambigu,* aku dan kawan-kawan *tetap konsisten* dengan komiten yang sudah menjadi tekad kami *menjadikan partai Demokrat sebagai kendaraan politikmu menuju singgasana Istana Negara.*
*(B)* anyak hambatan dan rintangan *lahir maupun bathin* telah aku hadapi demi *membela dirimu sahabatku yang aku gadang-gadang mampu menjadi figur pemimpin masa depan,* waktu itu untuk menghadapi tantangan jaman diawal abad 21,... *namun balasan yang engkau berikan kepadaku ibaratnya air susu dibalas dengan air tuba.*
*(I)* ngatkah engkau dengan pertemuan kita bertiga *(dirimu -aku bersama Waka BIN)* di Lagoon Tower pada waktu dirimu *gagal terpilih menjadi Wapres pada Sidang Istimewa MPR-RI tahun 2001....?????*
*(S)* ejak kegagalan tersebut, aku besarkan hatimu *dan menawarkan kepadamu pemikiran strategis jangka panjang* dengan membuat *sebuah partai alternatif* sebagai kendaraan politik yang bisa engkau gunakan dalam menghadapi permasalahan bangsa dan negara yang sedang carut marut akibat reformasi yang kebablasan...??? Tetapi sekarang malah engkau kangkangi sendiri hasil jerih payah kami bersama kawan-kawan menjadi *partai dynasti yudhoyono.*
*(I)* ngatkah engkau beberapa kali pertemuan kita bertiga *(dirimu & aku bersama Waka BIN)* dikantor jalan Cikini Raya milik seorang taipan, yang telah memfasilitasi dirimu pada waktu mengalami non job...?????
*(U)* paya, doa dan tirakat yang telah aku lakukan akhirnya membuahkan hasil mengantarkan dirimu *meraih ambisi dan obsesi menjadi penguasa negeri ini.*
*(S)* angat disayangkan *engkau telah ingkar janji kepadaku setelah berhasil mencapai ambisimu....,*... bukannya menjadi pemimpin yang amanah dan bijak, melainkan malah berbuat dzolim serta mengumbar nafsu angkara murka.
*(S)* ebetulnya jika engkau tidak ingkar janji dan mengumbar nafsu angkara murka...., aku sudah mempersiapkan logistik besar yang telah diamanahkan kepadaku untuk membangun negeri........... Namun............,
*(E) goisme, kesombongan dan keangkuhan ternyata telah menutup mata hatimu,* yang telah membuat *engkau lupa diri....,* sehingga aku terpaksa mengurungkan niatku yang suci untuk menopang pemerintahanmu selama engkau berkuasa, bahkan aku lebih nyaman mengasingkan diri kenegeri orang.
*(O) bsesi Repelita VII (1997-2002) menuju Indonesia tinggal landas,* yang *gagal terwujud akibat diterjang badai krisis multidimensional pada 1998...,* tadinya *aku berharap engkau bisa melanjutkannya,* karena *logistiknya tersedia dan sangat mendukung...!!!* Tapi yang engkau lakukan adalah justru sebaliknya, *menyingkirkan aku* dan *menjadikan utang negara sebagai andalanmu semakin membengkak dan kalian terjebak untuk memenuhi permintaan IMF sebagai alat imperialisme global.*
*(R)* ezim yang engkau pimpin ternyata juga *rezim yang paling korup dan negara seperti terbang dengan autopilot.*
Menteri-menteri yang engkau rekrut banyak yang menjadi *tukang kutil uang rakyat,* mulai dari urusan *daging sapi impor, e-KTP, Hambalang, Century sampai maling panci dari rumah dinas Menteri....* semuanya komplit sebagai koleksimu yang engkau pelihara selama 2004-2014 sebagai Ken Arok masa kini.
*(A)* khirnya menjadikan diriku semakin menjauh dari Ibukota negara, *karena muak melihat pencitraan* yang engkau bangun penuh dengan *kemunafikan dan kebohongan.*
*(N) asib bangsa dan negara selama 2004-2014 juga penuh dengan ketidak pastian...,* tidak ada yang tahu akan engkau bawa kemana negeri ini...????? Engkau berikan ruang gerak para kelompok ekstrim kanan serta engkau biarkan mereka merajalela hingga berani mendeklarasikan *Negara Khilafah* di Istora Senayan yang akan menginjak-injak dasar negara Pancasila serta merobek-robek persatuan dan kesatuan bangsa.
*(G)AGAL TOTAL...!!!* itulah kata yang paling tepat untuk aku sematkan kepada dirimu, dan aku juga sangat kecewa...., menyesal karena obsesi dan ekspektasi aku terhadap dirimu ternyata sangat berlebihan. Dan aku sungguh merasa sangat berdosa kepada leluhur tanah Jawa/Nusantara serta kepada seluruh stakeholder negeri ini, *karena aku telah memperjuangkanmu untuk tampil sebagai figur pemimpin nasional, dan ternyata tidak sesuai dengan harapan.*
*(E)* ra kejayaanmu sekarang sudah habis...!!! Jangan engkau wariskan *kemunafikan, kebohongan dan kegagalanmu* kepada generasi penerus bangsa, khususnya anak-anakmu. Karena hanya *orang-orang yang buta hatinya dan para penjilat* yang masih mau mendewakan serta memuja-muja dirimu.
*(S)* eperti pepatah para leluhur tanah Jawa, harusnya engkau mengikuti filosofi bijak raja-raja masa lalu : *lengser keprabon madeg pandito...tut wuri handayani...,* tetapi yang terjadi dan engkau lakukan justru sebaliknya *mengalami post power syndrome* dan bertindak *seperti orang paranoid ketakutan oleh hantu bayanganmu sendiri..!!*
*(B)* ertaubatlah sahabatku...... kekuasaan dan kekayaan yang engkau genggam didunia ini tidak ada yang abadi. *Engkau kembali menghadap kepada Yang Maha Pencipta hanyalah membawa amal dan ibadah saja selama hidup didunia....* ... begitu pula *Anak-anakmu bukanlah anakmu...,* karena sesungguhnya *anakmu adalah anak-anak kehidupan,*...... engkau bisa menguasai pikiran dan raganya, *tetapi tidak dengan jiwanya.* Biarkanlah mereka berkembang *bagaikan anak panah yang melesat dari busurnya untuk menentukan arah masa depannya sendiri,*..... karena tantangan yang akan mereka hadapi dan kehidupan yang akan mereka jalani sangatlah berbeda dengan era dan jamanmu.
*(E)ksploitasi anak untuk mengejar ambisimu melahirkan oligarki politik dynasti* dan eksploitasi *anak-anak Vence Rumangkang untuk melakukan kontra narasi terhadap statement saya, maupun untuk tujuan melakukan kesaksian palsu sungguh tidak beradab....,* karena mereka tidak tahu menahu apa-apa. Mereka hanya bisa mengatakan *katanya bapak saya* sampai *membawa-bawa kuburan bapaknya,* tapi mereka sendiri bukan saksi dan pelaku sejarah yang sebenarnya.
Begitu pula tindakanmu mendaftarkan logo atau merk demokrat ke Ditjen HAKI, atas nama pribadi Soesilo Bambang Yudhoyono, adalah tindakan konyol seorang paranoid yang perlu dibawa ke psykiater untuk memeriksa kesehatan jiwanya.
(Y) udhoyono institut harusnya membuat kajian yang benar mengenai sejarah partai demokrat yang sebenarnya. Kumpulkan bukti dan saksi serta pelaku sejarah yang berkompeten dan kredibel, bukan karena halusinasi atau hanya untuk memenuhi egomu sendiri serta mengejar ambisimu yang sangat ambisius.
(E) lektabilitas demokrat akan semakin hancur jika pertikaian internal dibiarkan berlarut-larut. Bagaimanapun para kader yang berseberangan denganmu, mereka adalah asset yang berharga bagi eksistensi partai dan tetap tidak boleh terelimnasi atau termarjinalkan oleh ego dan arogansi kalian.
Oleh karena itu kepada sahabatku esbeye, saya berharap untuk bersikap bijak dan legowo partai demokrat bukanlah milik pribadi dynasti yudhoyono, apalagi engkau bukanlah penggagas maupun pendiri baik secara de facto maupun secara de jure, bahkan engkau sempat meragukan partai yang kami gagas dan dirikan karena berpaling ke PKB...???
Demikian pula engkau tidak terlibat dan tidak mengakui sebagai pembuat Partai Demokrat bukan....??? sewaktu ditanya oleh Presiden Megawati...?????
Jadi jangan engkau bohongi anak-anakmu dan generasi penerus dengan pencitraan yang selama ini engkau bangun.
20 tahun telah berlalu saya tidak pernah mengusik dan mengganggumu, namun setelah saya mendengar konggres 2020 penuh rekayasa dan manipulasi bahwa pendiri partai demokrat hanya Esbeye dan Vence Rumangkang, ini adalah KEBOHONGAN & MANIPULASI SEJARAH YANG SANGAT LUAR BIASA, DILAKUKAN OLEH ORANG YANG MENGAKU DIRINYA SEBAGAI SANG DEMOKRAT..???...GOMBAL...!!!.
Karena melihat serta membaca narasi dan diksi yang kalian bangun tidak sesuai dengan fakta sejarah yang sebenarnya, maka hati nurani saya terpanggil untuk kembali meluruskan sejarah partai demokrat yang sebenarnya.
Saya tidak punya ambisi dan kepentingan pribadi apapun, namun hati nurani saya terusik dengan kebohongan yang terus menerus kalian bangun.
Jika hukum tidak bisa ditegakkan, maka biarlah masyarakat madani yang menghakiminya.
Wassalam,
Wisnu H. Krestowo
Dari Padepokan GIRIMOYO,
Sabtu, 17 April 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar