13 Oktober 2023
Bacaan Hari ini:
Markus 11:25 "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
------------------
Ketika orang lain menyakiti kita, ada dua tendensi yang lazim: mengingat-ingat dan membalas.
Akan tetapi, bukan itu yang Tuhan mau kita lakukan: "Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain" (1 Korintus 13:5).
Jadi, bagaimana sebaiknya Anda menyikapi orang-orang yang telah menyakiti Anda? Bagaimana seharusnya Anda menghadapi semua luka dan rasa sakit yang Anda simpan dalam ingatan Anda?
Jangan mengingat-ingat kembali. Sebaliknya, hapuslah memori itu dari pikiran Anda. Buang jauh-jauh luka itu. Ampunilah, dan lanjutkan hidup Anda.
Ketika terluka, kita biasanya mudah sekali mengingat kembali rasa sakit itu dengan tiga cara: secara emosional di dalam pikiran kita, secara relasional sebagai senjata kita, dan secara praktis dengan memberi tahu orang lain.
Pertama, kita terus-menerus memutarnya di otak kita. Kebencian hanya akan merusak diri Anda sendiri. Kebencian hanya akan memperparah luka Anda, ditambah lagi, itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Apa yang paling Anda pikirkan ialah apa yang Anda tuju. Jika yang Anda pikirkan hanyalah betapa Anda telah terluka di masa lalu, maka Anda hanya akan bergerak menuju masa lalu. Namun, apabila Anda berfokus pada masa depan, Anda hanya akan bergerak menuju masa depan. Jika Anda fokus pada potensi Anda, Anda akan bergerak menuju potensi tersebut.
Kedua, kita mengulangi rasa sakit kita dalam hubungan. Kita menggunakan luka kita sebagai ganjalan dan senjata. Kita mengatakan hal-hal seperti, "Ingat, kapan kau pernah melakukan ini padaku?" Namun, Alkitab mengatakan dalam Amsal 17:9, "Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib"
Ketiga, kita mengulangi rasa sakit kita dengan menceritakannya kepada orang lain. Itulah yang disebut gosip! Kita memberi tahu semua orang, kecuali Tuhan dan orang yang bertikai dengan kita.
Tahukah Anda bahwa Allah membenci gosip? Dia membencinya sama seperti dia membenci kesombongan—Iitulah yang dimaksud dengan gosip. Gosip adalah ego yang murni dan sederhana yang mencoba membuat diri kita terlihat dan merasa lebih baik. Setiap kali Anda berbagi gosip, Anda menjadi sombong, dan Tuhan membenci kesombongan dan gosip.
Kasih tidak mencatat kesalahan. Kasih tidak mengulangi luka hingga itu berubah menjadi kebencian, gosip, atau kesombongan.
Markus 11:25 mengatakan, "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
Renungkan hal ini:
- Sakit hati apa yang Anda latih lagi dan lagi dalam pikiran Anda yang perlu Andalepaskan hari ini?
- Menurut Anda mengapa lebih mudah untuk mengomel tentang suatu kesalahan orang lain daripada memaafkannya? Apakah ini lebih mudah dalam jangka panjang?
- Apa yang perlu Anda ubah dalam cara Anda menanggapi gosip?
Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 58-62; Kolose 2 : 1-15
___________
Kasih merespons rasa sakit dengan melepaskannya pergi.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
=========
Don't Repeat the Hurt. Let It Go!
By Rick Warren
"Whenever you pray, forgive anything you have against anyone. Then your Father in heaven will forgive your failures." Mark 11:25 (GW)
---------------------
When people hurt us, we have two natural tendencies: to remember and to retaliate.
But that's not what 1 Corinthians 13:5 tells us to do: "Love does not count up wrongs that have been done" (NCV).
So how should you respond to the people who have hurt you? How do you handle all of those wounds and hurts that you've stockpiled in your memory?
Don't repeat them. Instead, delete them. Let the hurts go. Forgive, and get on with your life.
When we get hurt, we tend to repeat that hurt in three ways: emotionally in our minds, relationally as a weapon, and practically by telling other people.
First, we repeat it by going over and over it in our mind. But resentment is self-destructive. It only perpetuates the pain. It never heals; it never solves anything. Whatever you think about most is what you move toward. If all you think about is how much you've been hurt in the past, then you'll only move toward the past. But if you focus on the future, then you'll move toward the future. If you focus on potential, then you'll move toward the potential.
Second, we repeat our hurt in relationships. We use hurt as a wedge and a weapon. We say things like, "Remember when you did that?" or "But you did this!"
The Bible says in Proverbs 17:9, "Love forgets mistakes; nagging about them parts the best of friends" (TLB). Nagging also parts marriages and every other relationship you have. Nagging doesn't work.
Third, we repeat our hurt by telling it to other people. It's called gossip! We tell everybody else except God and the person with whom we have the problem.
Did you know that God hates gossip? He hates it as much as he hates pride—because that's what gossip is. Gossip is pure and simple ego, or trying to make ourselves look and feel better. Every time you share gossip, you are being prideful, and God hates pride and gossip.
Love keeps no record of wrongs. Love doesn't repeat a wound so that it turns into resentment or gossip or pride.
Mark 11:25 says, "Whenever you pray, forgive anything you have against anyone. Then your Father in heaven will forgive your failures" (GW). This verse in the Amplified Bible says to "let it go."
Love responds to hurt by letting it go.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar